Share

Penginapan Angin Laut.

Author: Jimmy Chuu
last update Last Updated: 2025-05-11 18:08:51

Senja di Altandala tidak pernah benar-benar gelap.

Cahaya matahari yang menghilang di cakrawala barat meninggalkan jejak keemasan yang memantul pada kubah-kubah istana dan dinding-dinding batu pasir kota, menciptakan pendar lembut yang menerangi jalanan bahkan setelah malam tiba.

Namun di pinggiran kota, jauh dari kemegahan pusat Altandala, kegelapan lebih berani merangkak masuk, membungkus rumah-rumah sederhana dan jalan-jalan sempit dalam selimut bayangan.

Rong Tian melangkah perlahan menyusuri jalan berbatu yang menanjak menuju area pemukiman di tepi tebing timur kota. Ia sengaja menghindari penginapan-penginapan mewah di pusat kota yang dipenuhi pedagang kaya dan bangsawan.

Sebagai kultivator tingkat tinggi yang menyamar, ia lebih memilih tempat sederhana yang tidak menarik perhatian, tempat di mana kehadirannya tidak akan menimbulkan terlalu banyak pertanyaan.

Langkahnya terhenti di depan sebuah bangunan dua lantai yang terbuat dari kayu dan batu.

Papan nama usang di atasnya bert
Continue to read this book for free
Scan code to download App
Locked Chapter
Comments (1)
goodnovel comment avatar
Sabam Silalahi
makin misterius
VIEW ALL COMMENTS

Latest chapter

  • Pewaris Kultivasi Iblis, Raja Kelelawar Hitam   Sang Pengisap Jiwa.

    Sementara itu, di dataran luas sekitar dua ratus li dari kaki Gunung Youming Shan, pemandangan yang sangat berbeda sedang berlangsung.Ribuan tenda putih dan biru tersebar di hamparan rumput hijau seperti bunga-bunga yang mekar di padang yang luas. Bendera-bendera dengan simbol berbagai sekte berkibar gagah ditiup angin sore, sementara asap dari ratusan api unggun mulai mengepul ke langit yang mulai gelap.Tian Yuxiao, Pemimpin Sekte Tao Tianjian Ge, berdiri di atas bukit kecil sambil memandang perkemahan yang megah itu.Pria berusia seratus dua puluh tahun dengan janggut putih panjang dan mata yang tajam seperti elang itu mengenakan jubah putih berbordir emas dengan simbol pedang dan awan di dada.Di pinggangnya tergantung pedang legendaris "Pembelah Langit" yang telah menemaninya dalam ribuan pertempuran."Pemandangan yang menakjubkan," komentar Bai Yuanfeng, pemimpin Sekte Shennong Gu, yang berdiri di sampingnya. Pria bertubuh sedang dengan wajah bijaksana itu mengenakan jubah hija

  • Pewaris Kultivasi Iblis, Raja Kelelawar Hitam   Perang Harus Terjadi.

    Menara Hitam menjulang tinggi seperti pedang raksasa yang menusuk langit kelabu, dindingnya yang terbuat dari batu obsidian murni memantulkan cahaya bulan dengan kilau yang mengerikan.Ukiran naga-naga kegelapan melilit di sekeliling struktur megah itu, mata mereka berpendar merah seperti permata darah yang hidup. Harumnya wangi dupa sandalwood bercampur dengan bau logam dan sesuatu yang lebih gelap menguar dari celah-celah batu, menciptakan atmosfer yang menyesakkan namun penuh kekuatan.Di dalam Aula Kegelapan Abadi, ruang pertemuan terluas di seluruh kompleks Sekte Xuanyin Zong, ratusan kultivator dari berbagai sekte aliran iblis berkumpul dalam formasi yang sempurna. Langit-langit aula menjulang setinggi lima zhang, dihiasi lukisan mural yang menggambarkan pertempuran legendaris antara dewa dan iblis dalam warna-warna gelap yang memukau.Pilar-pilar marmer hitam berukir kepala tengkorak dan tulang bersilang menopang struktur megah itu, sementara lentera-lentera perunggu menggantun

  • Pewaris Kultivasi Iblis, Raja Kelelawar Hitam   Pertarungan di Bawah Bintang

    Rong Tian merasakan energi iblis dalam tubuhnya mulai bergolak tidak terkendali.Meridian-meridiannya bergetar hebat, seolah ada naga hitam yang menggeliat dalam dadanya. Mata keemasan mulai berpendar dalam kegelapan, memancarkan cahaya dingin yang membuat bayangan di dinding kuil bergerak seperti makhluk hidup."Zhuangbei, sebaiknya menjauh," katanya sambil berusaha menahan gelombang qi yang mengamuk. Suaranya berubah menjadi lebih dalam dan mengerikan. "Aku tidak bisa mengendalikan diriku jika harus bertarung.""Justru karena itulah aku harus di sini," jawab Imam Zhang Wuji sambil tersenyum dengan ketenangan yang luar biasa. Senyumnya tidak berubah meski menghadapi aura kematian yang menguar dari Rong Tian."Bagaimana jika kita membuat kesepakatan? Jika dalam sepuluh jurus kau tidak bisa mengalahkanku, kau berjanji akan benar-benar mempelajari ajaran Tao untuk menenangkan hatimu."Qi kegelapan mulai mengalir keluar dari tubuh Rong Tian, membentuk pusaran energi yang membuat api ungg

  • Pewaris Kultivasi Iblis, Raja Kelelawar Hitam   Perjumpaan dengan Sang Penjelajah.

    Angin malam bertiup dingin ketika sosok tua berpakaian sederhana memasuki kuil yang runtuh.Langkahnya begitu ringan hingga hampir tidak bersuara, namun setiap jejak kakinya meninggalkan kesan mendalam di tanah berdebu.Jubah katun berwarna cokelat tua yang dikenakannya tampak lusuh namun bersih, sementara tongkat bambu di tangannya berukir sederhana tanpa hiasan mewah. Aura ketenangan mengalir dari sosok itu seperti air jernih yang mengalir perlahan di antara bebatuan.Rong Tian yang sedang duduk memeluk lutut di dekat api unggun yang hampir padam langsung merasakan kehadiran sosok itu. Aura yang menguar dari tubuh orang tua tersebut begitu tenang dan damai, kontras sekali dengan kegelisahan yang berkecamuk dalam jiwanya seperti badai yang tidak pernah reda."Bolehkah penjelajah tua ini ikut menghangatkan diri di api unggun yang indah ini?" tanya orang tua itu dengan suara lembut namun mengandung kebijaksanaan yang mendalam. Matanya yang jernih memancarkan kehangatan meski usianya su

  • Pewaris Kultivasi Iblis, Raja Kelelawar Hitam   Jiwa yang Terombang-ambing

    Cahaya lentera kertas merah berkibar lemah di sudut Kuil Dewa Bumi yang telah runtuh, menciptakan bayangan-bayangan menari di antara reruntuhan batu yang dipenuhi lumut.Rong Tian duduk bersila di atas tikar jerami lusuh, punggungnya bersandar pada pilar naga yang telah retak, mata kehitamannya menatap kosong ke arah altar yang sudah tidak tersisa selain puing-puing batu dan dupa kuno yang membusuk.Tujuh hari telah berlalu sejak pembantaian di hutan dekat Jiuyuan Cheng.Tujuh hari dimana ia berkelana tanpa tujuan di gang-gang sempit ibukota, tidur di kuil-kuil tua yang ditinggalkan, berbagi tempat dengan para gelandangan dan pengemis yang hidupnya tergantung pada belas kasihan orang lain.Jubah hitamnya yang dulu gagah kini compang-camping dan kotor, rambutnya kusut seperti sarang burung, wajahnya dipenuhi janggut tipis yang tidak terawat.Aroma kemenyan basi bercampur dengan bau urin dan kotoran manusia yang menguar dari sudut-sudut kuil. Suara tetesan air hujan yang masuk melalui g

  • Pewaris Kultivasi Iblis, Raja Kelelawar Hitam   Pembantaian Tiada Ampun.

    Mata di balik topeng itu bersinar dengan cahaya keemasan yang dingin dan mencekam, memancarkan aura kematian yang membuat darah dalam pembuluh nadi membeku. Setiap langkahnya di atas dedaunan kering tidak mengeluarkan suara sama sekali, seolah ia berjalan di atas udara."Siapa yang berani bicara omong kosong hendak membunuhku?" suara dingin dan mencekam bergema dari balik topeng, seolah berasal dari dalam kuburan yang paling dalam dan gelap. Suaranya bergaung di antara pepohonan dengan cara yang tidak natural, menciptakan efek mengerikan yang membuat tulang belakang bergetar.Xu Wei Ming melompat turun dari beruangnya yang sudah sepenuhnya tidak terkendali dan berlari ke semak-semak.Meski jantungnya berdebar kencang seperti genderang perang dan keringat dingin mulai membasahi punggungnya, ia berusaha keras mempertahankan kewibawaannya sebagai pemimpin rombongan."Kami kultivator dari Sekte Iblis Teratai Bulan Perak!" bentaknya sambil mengeluarkan pedang bengkok dari sarung kulit di p

More Chapters
Explore and read good novels for free
Free access to a vast number of good novels on GoodNovel app. Download the books you like and read anywhere & anytime.
Read books for free on the app
SCAN CODE TO READ ON APP
DMCA.com Protection Status