Bab 253. DI SERANG LIMA LELEMBUT ANAK BUAH SI BREWOK Sementara itu di dalam warung makan suasana nya semakin panas, salah seorang prajurit segera pergi ke markas prajurit kota untuk melaporkan keributan yang terjadi antara Jaka Kelud dengan si Brewok. Saat ini si Brewok yang melihat sikap Jaka Kelud yang dalam mode untuk melawannya, semakin membuatnya emosi. Si Brewok merasa, kalau otoritasnya sebagai anggota senior Padepokan Surodilogo sudah di rendahkan oleh Jaka Kelud yang berasal dari bangsa manusia. “Anak manusia yang tidak tahu tempatnya dimana bumi dipijak, rasakan ini!” geram si Brewok sambil melayangkan tinjunya kearah kepala Jaka Kelud. Kepalan tangan si Brewok sangatlah besar, hampir sama besarnya dengan sebuah bola sepak. Begitu kepalan tangan si Brewok melayang, angin pukulannya menderu dan sebelum tinju itu sampai ke kepala Jaka Kelud, rambut Jaka Kelud sempat berkibar terkena angin dari tinju itu. Semua orang menahan nafas dan
Bab 252. RIBUT DENGAN SI BREWOK Jaka Kelud menatap pria dengan brewok di wajahnya dengan tatapan santai, meskipun dia tahu kalau keributan pasti tidak bisa dihindari. “Sepertinya anda terlalu berlebihan, bahkan prajurit kota tidak mempermasalahkan kehadiranku, kenapa kamu malah begitu arogan?” “Ha ha ha ha…. sepertinya kamu tidak tahu apa yang sebenarnya terjadi di negeri ini. Bagi kami para pendekar, prajurit penjaga kota bukanlah sesuatu yang membuat kami takut. Dan apakah para prajurit kota itu berani melerai kami, jika kami membuat keributan? Dengarlah wahai bangsa manusia, kami dari Padepokan Surodilogo. Padepokan kami mempunyai ribuan anggota yang kuat, tidak kalah kuat dengan pasukan kerajaan. Jadi… mana mungkin para prajurit kota yang lemah itu berani mengusik kami? Ha ha ha ha….” Mendengar perkataan si Brewok, kening Jaka Kelud berkerut. Dia tidak menduga kalau negeri Lelembut ini sedang menghadapi masalah dengan warganya sen
Bab 251. BERPAKAIAN SEPERTI WAYANG ORANG Tak lama kemudian, komandan itu sudah kembali sambil membawa setumpuk pakaian seperti pakaian yang dikenakan masyarakat negeri diatas awan. “Silahkan kamu pakai pakaian ini. Saya hanya mengingatkan, jangan pernah sekalipun kamu membuat onar di negeri ini, atau kami akan menghukummu.” “Baik, saya pasti akan menjadi tamu yang baik di negeri anda ini.” Kemudian senopati Anabrang meninggalkan ruang interogasi. Diluar ruang interogasi dia memberi pesan kepada komandan pasukan untuk bersikap baik kepada Jaka kelud. Dia juga berpesan untuk selalu mengawasi Jaka kelud secara sembunyi-sembunyi, agar tidak membuatnya curiga. Senopati Anabrang tahu, kalau Jaka Kelud bukan manusia biasa, dia pasti manusia yang memiliki kemampuan untuk mengalahkan para prajurit lelembut. Hal ini bisa di lihat dari kehadirannya di negeri atas awan, tanpa diketahui siapapun hingga tiba-tiba sudah berada di dalam kota. Set
Bab 250. DI INTEROGASI Saat ini Jaka Kelud seperti seorang pesakitan yang sedang didakwa atas kesalahan yang tidak pernah dilakukannya. Sebenarnya bisa saja Jaka Kelud, segera pergi dari kota Lelembut ini. Akan tetapi dia memang penasaran dengan situasi kota yang aneh dan sangat klasik bagi peradaban manusia di abad dua satu ini. Penilaian kemajuan sebuah peradaban tentu saja tidak ditentukan oleh peradaban yang lebih muda. Karena peradaban manusia itu sudah berlangsung selama jutaan tahun, dan setiap peradaban bisa dikatakan sebagai peradaban modern di zamannya. Suara langkah kaki yang cepat, terdengar memasuki ruangan tempat Jaka kelud di interogasi. Ketiga prajurit yang menjaga Jaka Kelud, langsung berdiri dan memberi hormat dengan cara menangkupkan kedua tangannya di depan dada sambil membungkukkan kepala, ketika senopati Anabrang memasuki ruangan interogasi. Jaka Kelud tetap duduk di tempatnya, ekspresinya tetap datar, seakan dia se
Bab 249. DITANGKAP PRAJURIT KERAJAAN Sementara itu, penampilan kamu wanita tak berbeda dengan para prianya. Hanya saja para wanita memakai kain batik dengan corak warna-warni dengan kemben mengikat kain di bagian perutnya. Sementara di bagian dada hingga perut memakai kain hitam yang cukup tebal dan terlihat cukup mewah. Sementara di bagian pinggangnya ada dua selendang di kanan dan kiri, seperti dandanan seorang penari jawa. Ternyata pakaian para penari jawa, merupakan gambaran pakaian nenek moyang orang jawa yang seluruh tubuhnya dipenuhi dengan berbagai perhiasan emas. Sedangkan untuk menutupi bagian atas tubuhnya ada kebaya yang beraneka rupa motif dan terlihat sangat indah. Dalam benaknya, Jaka Kelud malah berpikir kalau saat ini dia berada di negeri kayangan, tempat para bidadari berada. Saat sedang asik memperhatikan atau menikmati suasana yang berbeda dengan dunianya, tiba-tiba saja dia dikagetkan oleh suara bentakan seseorang. Keha
Bab 248. ISTANA DI ATAS AWAN Tiba-tiba saja sosok Jaka Kelud muncul begitu saja di atas lautan pasific, melayang di antara awan putih yang berarak. Karena pada dasarnya Jaka Kelud bisa terbang, maka dia dengan mudah melayang diatas awan putih yang berarak seperti kumpulan kapas tebal. Sosok Jaka Kelud seperti menyatu dengan luasnya awan putih yang berarak, seperti sepotong jarum di atas lautan jerami, sehingga sosok Jaka Kelud sama sekali tidak terlihat siapapun. “Hmm… dimana istana yang saya lihat kemarin? Apakah saat siang hari istana goib itu menghilang?” gumam Jaka Kelud sambil mengedarkan pandangannya ke segala arah. Tapi memang istana yang dilihatnya dari pesawat saat malam hari, sama sekali tidak terlihat saat ini. Hal ini tentu saja membuat Jaka Kelud terheran-heran, kemudian tubuh Jaka Kelud melayang, terbang seperti burung di antara awan untuk mencari istana yang dilihatnya malam itu. Setelah terbang ke segala arah untuk mencari istana