Home / Urban / Pewaris Tunggal II: Skandal Cinta Masalalu / Bab 315: Kolaborasi Hadapi Musuh Bebuyutan

Share

Bab 315: Kolaborasi Hadapi Musuh Bebuyutan

Author: mrd_bb
last update Huling Na-update: 2025-01-16 09:19:46
“Hehe…tenang aku datang dalam keadaan damai bukan mau bentrok, kenalkan namaku Huang Lie, aku berasal dari Tiongkok,” Huang langsung sodorkan tangannya dan tanpa ragu di sambut Chulbuy.

Si Huang Lie ini agaknya punya kebiasaan suka tertawa.

“Aku…Mike Gordan, berasal dari Singapura, tapi aku punya dua paspor, Singapura dan Indonesia,” sahut Chulbuy, sebutkan nama samarannya.

“Kita duduk lagi, ada yang ingin aku sampaikan, anggap saja kita mulai saat ini sahabat baik dan mitra, mitra main judi poker he-he-he!” kata Huang yang kembali tertawa ini, walaupun dia baru saja alami kekalahan besar.

Chulbuy pun ajak Sawika duduk lagi di sisinya, Huang Lie senyum saja melihat polah keduanya yang terlihat 'mesra' ini, dua bodyguardnya tetap berdiri…siaga.

“Begini tuan Mike Gordan, 4 hari dari sekarang, aku bakal melawan musuh yang hebat. Dia ini musuh judi bebuyutanku sejak dulu, nah aku minta…maukah tuan Mike berkolaborasi denganku hadapi dia. Sebab di perjudian terakhir dulu, aku kalah banyak, b
mrd_bb

BERSAMBUNG

| 3
Patuloy na basahin ang aklat na ito nang libre
I-scan ang code upang i-download ang App
Locked Chapter

Pinakabagong kabanata

  • Pewaris Tunggal II: Skandal Cinta Masalalu   Bab 653: Jadi Crazy Rich

    5 hari kemudian…Hari ini, Mahyudin dan Inara putuskan pergi dari pulau ini. Abois dan seluruh warga pulau ini memeluk keduanya bergantian, Mahyudin dan Inara sepakat hari ini mereka harus pergi, apalagi kondisi laut sedang bagus-bagusnya, tidak ada badai.“Selamat jalan saudaraku berdua, sesekali kelak berkunjunglah kemari,” kata Abois sambil melepas Mahyudin dan Inara yang kini naik ke kapal motor mereka dan pelan-pelan meninggalkan pulau ini.Apakah keduanya langsung pulang..???Tentu saja tidak, setelah lumayan jauh meninggalkan pulau ini, Mahyudin belokan kapalnya menuju ke arah Teluk bagian Utara yang sangat jauh dari pemungkiman kelompok Abois ini.Benar kata Inara, kapal motor mereka ini bisa masuk ke dalam gua dan…dengan bekerja sangat keras, saking beratnya harta-harta karun ini, kini mereka benar-benar pergi meninggalkan pulau tersebut menjelang senja, dengan senyum merekah di bibir keduanya.Setelah pasang auto pada kemudi kapal motor ini, Mahyudin mengambil peta harta it

  • Pewaris Tunggal II: Skandal Cinta Masalalu   Bab 652: Harta Karun Fantastis

    Kini mereka sudah mendekati mulut gua ini, keduanya mesti hati-hati agar tidak jatuh ke air laut di bawahnya yang pastinya sangat dalam.“Kapal motor bisa masuk ke sini,” ceplos Inara tiba-tiba dan Mahyudin sesaat menatap air laut yang menjorok ke dalam gua ini., tanpa ragu ia mengangguk. Mereka terus berjalan perlahan agar tak tergelincir dan kini mereka sampai di lantai gua yang landai dan rata serta berpasir.Sesaat kedua menatap ke atas, di mana cahaya matahari menerobos masuk. Mahyudin ingat alat tadi dan menghidupkannya kembali, tiba-tiba terdengar bunyi beb…beb…beb.Lagi-lagi Mahyudin dan Inara saling tatap. Jarum digital alat ini mengarah ke air laut yang jernih di bawahnya dan inilah yang paling surut. “Din….lihat?!!!” mata indah Inara terbelalak.Mahyudin otomatis matikan alat pendeteksi logam ini dan dia pun sama seperti Inara, terbelalak menatap ke dalam air jernih yang tinggi-nya se dada orang dewasa tersebut.Di dalam air itu jelas terlihat 5 peti besi yang masing-masi

  • Pewaris Tunggal II: Skandal Cinta Masalalu   Bab 651: Harta dan Nafsu

    “Din…kalau menurut pendapatmu, apakah benar ada harta karun di pulau ini?” Inara bertanya sambil menatap pemuda ini.Saling lirik di antara keduanya sesaat tersaji. Inara buru-buru menatap ke arah matahari lagi.Mahyudin beda lain, singkongnya yang sudah reda mulai lagi bereaksi. “Apes banget, ramuan itu ternyata kuat sekali efeknya,” keluh Mahyudin dalam hati.“Kita akan selidiki pelan-pelan, aku yakin Abois dan warganya juga tak tahu di mana harta itu berada. Ku pikir kelompok itu juga tak mungkin bertaruh nyawa kalau di pulau ini tidak ada apa-apanya,” sahut Mahyudin, sambil ambil nafas, seperti orang abis olahraga, hingga Inara heran sendiri dan matanya sempat melirik ke arah paha pemuda ini dan dia mulai paham.“Jangan-jangan efek ramuan pahit membuat si Udin jadi begini,” batin Inara menebak-nebak.“Coba buka peta kamu itu, aku penasaran..!” sela Inara.Mahyudin mengambil peta yang tersimpan dengan baik di saku celananya dan hamparkan di pasir putih yang bersih ini.Inara menata

  • Pewaris Tunggal II: Skandal Cinta Masalalu   Bab 650: Pesan Abu Rawi

    Mahyudin dan Inara hanya bisa menatap pilu Abu Rawi yang kini sekarat. Pria tua ini agaknya akan memberikan sebuah pesan buat keduanya.Jamal dan Osa juga ikut jadi korban, kedua orang yang fisiknya lemah dan memaksakan diri ikut bertempur, akhirnya juga ikut tewas.Jasad keduanya sudah di pindahkan bersama jasad lainnya, kedua anak buah Abu Rawi ini tewas terkena tembakan musuh.“Din…Inara, pesan aku...bila harta itu kalian temukan, bangun kembali kelompok Semut Hitam. Di tangan kalian aku yakin kelompok itu makin besar kelak…se-lamat tinggal, rukun-rukunlah kalian berdua…!”Itulah pesan Abu Rawi, setelah berkata begitu, Abu Rawi pun hembuskan nafas terakhirnya.Sang pentolan kelompok Semut Hitam yang sangat di segani ini menyusul 10 anak buahnya yang tewas. 8 orang tenggelam di laut dan dua orang sisanya dengan gagah berani melawan 40 pendatang di pulau ini dan tewas sebagai ‘pahlawan’ dari warga penghuni pulau ini.Selain Abu Rawi dan dua anak buahnya, anak buah Abois yang ikut tew

  • Pewaris Tunggal II: Skandal Cinta Masalalu   Bab 649: Pertempuran Hidup Mati

    Mahyudin terus memantau sang pemimpin kelompok ini, dia lalu berbisik ke Inara. “Hati-hati Din..?” sahut Inara, yang tak habis pikir dengan kenekatan pemuda ini.Mahyudin kini mengikuti kemana sang pemimpin ini berjalan sambil menenteng sebuah senjata berat.Dia agaknya sedang memantau situasi dan Mahyudin yang nekat mulai dekati orang ini.Sang pemimpin kelompok ini mulai memisahkan diri dengan kelompoknya yang sedang beristirahat.Entah apa yang di cari sang pemimpin ini, dia terus berjalan dan setelah agak jauh, dia mengeluarkan sebuat alat. Senjata berat ini dia letakan tak jauh dari badannya.Mahyudin dengan perlahan mendekati orang ini dan memandang apa yang dilakukan orang tersebut.Alat itu sepertinya penunjuk digital dan setelah di setting perlahan seperti menuju ke sebuah tempat.“Jangan berteriak atau pistolku ini akan pecahkan kepala kamu.” Cetus Mahyudin dingin dan dia melirik alat itu yang kini sudah di matikan lagi.“Tenang saudaraku, jangan keburu nafsu,” kata orang in

  • Pewaris Tunggal II: Skandal Cinta Masalalu   Bab 648: Rahasia Harta Karun Di Pulau

    “Siapa mereka yang datang itu Tuan Abois,” tanya Mahyudin hati-hati. Sambil menahan mulutnya agar tidak bertanya soal harta karun di pulau ini.“Orang-orang seperti kalian…mereka datang ke sini, untuk merampas pulau kami dan bilang ada harta karun yang tersembunyi di sini…!Degg…mendengar ini, Mahyudin paham ucapan ini terkaget-kaget, dia langsung berbisik ke Inara dan Abu Rawi, kedua orang ini sama terkejutnya.Abois lalu perintahkan warganya untuk siap berperang hidup atau mati. Terkumpul 45 orang laki-laki bertubuh kuat dengan senjata tombak dan parang.Mendengar warga di sini siap perang, Abu Rawi, Jamal dan Osa yang masih lemah memaksakan diri untuk ikut berjuang bersama warga pulau ini.Mahyudin sudah minta mereka istirahat saja, tapi ketiganya tetap ngotot, bahkan pistol mereka sudah Abois kembalikan lagi."Aku tidak bisa berdiam diri, perang sudah jadi bagian hidupku," ceplos Abu Rawi penuh semangat, termasuk Jamal dan Osa. Mahyudin hanya bisa mengangguk dan memuji semangat k

  • Pewaris Tunggal II: Skandal Cinta Masalalu   Bab 647: Sembuhkan Anak Kepala Suku

    Mahyudin pun berbisik pada Inara, wanita ini langsung mengangguk, sebuah rencana sudah di susun. Rencana nekat dan bisa saja nyawa mereka taruhanya, tapi inilah satu-satunya jalan untuk selamatkan Abu Rawi dan dua anak buahnya, Jamal dan Osa.“Aku bisa obati anak kamu itu tuan kepala suku!” seru Mahyudin yang keluar dari tempatnya diiikuti Inara.Mendengar suara lantang Mahyudin yang keluar dari persembunyiannya bersama wanita bercadar ini. Sontak saja puluhan orang yang memegang tombak mengurung keduanya, lebih kaget lagi mereka, karena Mahyudin bisa bahasa mereka.“Siapa kamu, apakah kamu rekan 3 orang ini,” bentak kepala suku, yang masih terheran-heran, ada anak muda tampan dan wanita bercadar yang muncul tiba-tiba dan kini malah paham bahasa asli mereka.“Ya, aku teman mereka, tolong bebaskan mereka dan beri mereka obat luka, aku akan sembuh anakmu yang sakit itu bersama temanku ini,” kata Mahyudin tenang.Sama sekali tidak takut dengan jujung tombak tajam yang mengarah padanya, wa

  • Pewaris Tunggal II: Skandal Cinta Masalalu   Bab 646: Di Tangkap Penghuni Pulau

    Paginya…Mau tak mau Mahyudin Cs terpaksa mengail ikan, untuk makan, gara-gara persediaan makanan mereka habis semuanya terlempar ke laut.Untuk saja Mahyudin berpengalaman di lautan kalau makanan habis, dengan memotong ranting ulet sebagai joran dan tali nilon yang ada di kapal ini di manfaatkan sebagai tali pancing dan kawat untuk kaitkan umpan.Mahyudin pun bisa mengail ikan di teluk kecil pantai ini, di mana ratusan ikan besar kecil berenang.Tak sampai 1 jam, 10 ikan besar-besar sudah berada di api yang di buat Mahyudin, setelah ikan tadi di bersihkan Inara dan hanya di taburi garam, di tambah perut yang lapar membuat ikan bakar ini enak sekali.Abu Rawi pun ikut makan, juga dua orang anak buahnya yang mulai agak baikan setelah di obati Mahyudin, untung saja tidak ada peluru yang ngedon di tubuh keduanya.Tanpa mereka ketahui, asap membakar ikan tadi ternyata mengundang puluhan orang-orang asing di pulau ini, gerakan mereka sangat gesit dan cekatan.Mereka mengintip dari kejauhan

  • Pewaris Tunggal II: Skandal Cinta Masalalu   Bab 645: Terdampar di Pulau

    Setelah diberikan obat gosok Abu Rawi mulai membuka mata, Inara terlihat memperban dua orang yang ternyata terluka tembak, saat bentrok dengan kelompok Abud sebelumnya.Kondisi mereka sangat kepayahan, untuk bicara pun susah, karena menahan sakit.“Tuan Abu Rawi…8 anak buah tuan…terlempar saat badai laut tadi!” Mahyudin bicara agak pelan agar pria setengah tua ini tidak kaget.Abu Rawi yang kini sudah sadar sepenuhnya bangkit perlahan lalu hela nafas, sambil melihat Inara yang sedang mengobati dua anak buahnya yang tersisa.“Iyahh…mau apa lagi, inilah resikonya, kita bebas dari kelompok musuh, malah harus keok melawan dahsyatnya alam,” cetus Abu Rawi dan dan dia baru sadar, kakinya terluka, akibat terbentur besi lambung kapal.Kakinya sudah di perban Mahyudin, Inara yang kini sudah pakai cadar lagi mendekati keduanya.“Sekarang bagaimana Tuan Mahyudin?” Inara bertanya sambil menatap wajah pemuda ini.Mahyudin yang sudah tahu bagaimana cantiknya Inara sesaat mikir.“Satu-satunya jalan

Galugarin at basahin ang magagandang nobela
Libreng basahin ang magagandang nobela sa GoodNovel app. I-download ang mga librong gusto mo at basahin kahit saan at anumang oras.
Libreng basahin ang mga aklat sa app
I-scan ang code para mabasa sa App
DMCA.com Protection Status