BERSAMBUNG
Mahyudin menatap tubuh Winny yang kini nyenyak tidur, setelah pertarungan yang mendebarkan jakun hingga 1,5 jam lebih.Winny yang sudah tak ngitung lagi berapa kali terbang ke awan tak bisa nahan capek, tidur nyenyak di kasur empuk ini."Dia hanya nakal di depan kamera saat live, tapi keseharian nggak sembarangan orang bisa menikmati tubuh indahnya ini," batin Mahyudin sambil menatap mulusnya tubuh Winny.Janji pakai pengaman hanya tinggal janji, Winny tidak peduli lagi dan dia pasrah saja saat lahar panas Mahyudin siram rahimnya.Percintaan panas mereka membuat keduanya melupakan akibatnya.Mahyudin yang lama tidak bersama wanita, bikin Winny terkage-kaget, saat paginya dia merasakan sesuatu di bawah pusernya ada yang menyapu hutan plontosnya.Saat menatap kepala Mahudin berada di sana, Winny tertawa dan akhirnya dia pasrah, hutan gundulnya kembali di rudal pemuda ini.Bukan satu malam bersama…tapi hingga 5 malam, hari ke 6, Winny minta di antar kos-nya, dia yang semula merengut karen
“Gileee…!” ceplos Winny plong, setelah Joni White pergi dengan anak buahnya. Mahyudin seperti kembali ke setelan pabrik, wajahnya kontan muram.Winny sampai menyeret tangannya untuk kembali lanjutkan jelong-jelong di mal ini. Winny seolah tak terpengaruh dengan Joni White, dia terlampau happy dan Mahyudin tetap dengan gaya coolnya.Dan tanpa Mahyudin sadari, dari kejauhan, di mal itu juga, ada mata seorang wanita cantik yang kaget melihat dirinya di gandeng Winny, si wanita ini kontan manyun dan hela napas panjang.Tak menyangka di mal ini akan bertemu pria yang diam-diam dia kagumi dan tadi malam tunjukan sisi ganasnya hajar orang suruhan Om Brata.Dialah Brigite, yang sedang jalan bersama dua rekan pramugarinya. “Sudah punya kekasih rupanya,” batin Brigite menahan rasa kecewanya.Brigite yang semula happy jalan-jalan di mal ini kini berbalik jutek dan tak bersemangat lagi ikutin kedua sahabatnya yang memanfaatkan waktu belum fly, untuk jalan-jalan di mal kelas atas ini.Puas jalan-ja
Winny bergegas balik ke kamar dan mandi sampai bersih. Saat balik lagi, Mahyudin yang kini sudah pakai baju santai jeans dan kaos juga kaget melihat Winny pakai kimono tidak lagi pakai bajunya yang agak seksoi tadi.“Lohh mana pakaian kamu tadi?”“Ihh Abangggg…masa aku pakai baju itu lagi, mana di siang bolong lagi. Malu aahhh…aku pinjam kimono kamu, kita cari toko pakaian yaah, aku mau beli eh belikan dongg…setelah itu kita jalan lagi, okayyy!” sahut Winny cuek.Mau tak mau Mahyudin mengiyakan ucapan si denok berbody wow ini.Kini aroma Winny jauh lebih segar, rambutnya yang setengah kering juga harum, hingga Mahyudin pun jadi betah juga di dekat si denok ini.Beda dengan tadi, selain mulutnya bau alkohol, pakaianya Winny juga agak terbuka. Tapi Mahyudin kagum juga, Winny ternyata sangat jaga attitude.Kini Winny di ajak Mahyudin menuju garasi untuk ambil mobil dan jalan.Kembali si mata sipit ini terbelalak, saat melihat jejeran 10 buah mobil yang semuanya dari merek-merek top.Ke 10
“Duduklah Win, biar enak kita bicara!” dengan gaya tenang Mahyudin minta Winny yang sejak tadi berdiri duduk di kursi meja makan ini.Wanita berbody aduhai ini duduk dan senyum-senyum kecil.“Biar kepala kamu plontos, kamu sangat ganteng juga ternyata, mana rumah kamu mewah lagi,” ceplos Winny dan tanpa malu-malu mata sipitnya kitari ruangan makan ini, yang terlihat luks dan pastinya masih baru.“Kamu bilang malam tadi di kejar-kejar anak buah Joni White, emanknya kamu salah apa dengan mereka itu?” tanya Mahyudin hati-hati, gayanya mulai seperti intel saja.Inilah hasil didikan selama 2 tahun di Akpol, Mahyudin kini makin mampu kendalikan dirinya, intonasi suaranya juga tenang dan kalem. Sehingga siapapun tak akan menyangka, kalau Mahyudin sedang menyidik lewat si denok ini.“Dia maksa aku jadi gundiknya, padahal dua temanku sudah dia makan, masa aku dia mau juga, ih malas banget. Biar tajir, kalau nggak mood pasti aku tolak, paling burungnya udah mengkerut. Biar gini-gini juga aku pun
“Om Brata…agaknya dia marah karena aku sama Brigite?” batin Mahyudin sambil duduk termangu di dalam taksi.Entah kenapa, dia malah jadi malas pulang, pasti kelak Nenek Cynthia akan ribut bertanya soal si Bobby, pikirnya.Bobby memang nakal, tapi dialah yang paling perhatian dan paling sering jenguk kakek dan nenek buyutnya ini, di bandingkan cucu dan cicit lainnya.Padahal awalnya kakek Chulbuy dan nenek Cynthia ingin Bobby yang cari Putri Ako, namun dia bukan keturunan garis lurus Hasim Zailani. Inilah yang membuat keduanya minta Mahyudin yang menggantikan sepupunya itu. Mahyudin pun putuskan ingin ke rumahnya sendiri, yang 2 tahunan ini tak pernah di jenguk, tapi 3 ART yang di awasi Risna, setiap 3X seminggu tetap bersihkan rumahnya ini.Risna kini tinggal bersama Brandi suaminya dan sudah melahirkan satu adik buat Devi dan kini hamil lagi anak kedua. Rumah keduanya ternyata satu kompleks dengan rumah Mahyudin.Saat terjebak di sebuah lampu merah, Mahyudin kaget saat pintu taksi yan
“Terus…apa sekarang rencana kamu Brigite, mau pulang atau bertahan di sini..?” cetus Mahyudin lalu menatap wajah Brigite.“Pulanglah…buat apa aku di sini,” sahut pramugari ini cepat. Cocok dengan hatiku, batin Mahyudin.“Oke, aku aku antar!” mereka pun beranjak turun dari tempat ini dan langsung ke lift dan menuju lantai dasar dan menuju ke halaman yang luas dan penuh dengan mobil-mobil yang parkir.Mahyudin pun bermaksud mencegat taksi dan minta Brigite tunjukan alamatnya. Sampai di sini Brigite masih beranggapan Mahyudin ini hanya calon perwira polisi biasa.Tiba-tiba 3 orang datang mengelilingi ke 3-nya. Mahyudin langsung waspada. “Jangan-jangan mereka begal,” batinnya, sambil menjaga Brigite agar berlindung di belakangnya.“Jangan takut..kamu minggir ke sana dulu…!” bisik Mahyudin,Brigite mengangguk dan menjauhi pria ini.“Ini orangnya yang di minta si bos hajar, rasakan ini hiaaaattt!” salah seorang langsung menyerang Mahyudin.Serangan mendadak ini mudah saja di elakan Mahyudin,