Share

Bagian 26: Identitas Genderuwo Ganteng

“Ya ampun, kamu kenapa, Nak?” jerit Ibu dengan wajah cemas.

“Sepertinya, masuk ang–”

Belum selesai bicara, aku kembali muntah. Tubuh Bawang Merah memang sensitif cuaca, salah sedikit, bisa masuk angin. Apalagi, sebelumnya aku memang terkena diare.

Ibu dan Bawang Putih memapahku menuju kamar. Kepala yang terasa berputar-putar membuatku beberapa kali memejamkan mata dan hampir kehilangan kesadaran. Beruntung, aku bisa bertahan hingga sampai di kamar.

Dengan hati-hati, Ibu membantuku berbaring di dipan. Terdengar derit di ranjang tua itu saat harus menyangga bobot tubuhku.

“Sekarang, kamu harus istirahat, Bawang Merah. Awas kalau masih mau bekerja!” ancam Ibu setelah menyelimutiku dengan jarik.

"I-iya, Bu," sahutku lemah.

Ibu tampak ingin menasehati lagi. Namun, terdengar suara ketukan pintu. Ibu mendecakkan lidah, lalu pergi ke luar kamar. Aku menghela napas lega, berterima kasih kepada tamu yang datang karena telah menyelamatkanku dari omelan.

“Putih, Mbakyu boleh minta tolong?” pi
Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status