BERSAMBUNG
Gaby adalah istrinya, sedangkan Rangga anak tunggal mereka. Bagaimana bisa Langga diam-diam masih berhubungan dengan Gaby?Sedangkan dia sudah memiliki seorang istri cantik jelita bernama Novita, yang juga sepupunya dan sudah memiliki anak perempuan yang masih berusia hampir 3 tahunan dengan istrinya itu…?Nanti akan ada kisahnya tersendiri…!Yang jelas sampai saat ini Novita sama sekali tak tahu, kalau dia sebenarnya di poligami Langga Kasela, tapi uniknya Gaby tahu, juga si Rangga anaknya yang pintar tersebut.Gaby tahu diri dan dia tak mempermasalahkan, tapi bagaimana dengan Novita...?Kita akan ikuti kisah tokoh saat ini, yakni si Salman ini dulu ya.Salman berseri-seri membuka salah satu kantong belanjaa ini, saat tahu isinya adalah sepatu yang ia idam-idamkan, wajahnya tampannya langsung sumringah tak terkira.Sedangkan kantong belanjaan satunya adalah 5 kaos dan 2 celana jeans, yang anehnya pas di pinggangnya.Juga satu amplop coklat, yang setelah di buka berisi uang 10 juta ru
Salman jadi serba salah, pegangan tangan anak kecil ini sangat kuat, bahkan dia sampai di seret agar masuk ke dalam super market ini.Si wanita cantik ini terlihat menelpon seseorang, agaknya seorang bengkel kenalannya, gara-gara kaca mobil di samping kanan bagian belakang pecah oleh da begal tadi.Bahkan dia malah tak perhatikan Salman dan anaknya yang kini sudah masuk ke dalam super market, karena dua polisi datang dan bertanya singkat padanya soal pembegalan yang gagal tadi.“Kakak jagoan suka ini nggak? Ambil dahh, biar mama yang bayarin,” katanya, hingga Salman mau tak mau tertawa kecil melihat kepolosan dan keroyalan anak kecil ini.“Nama kamu Rangga kan? Kaka harus buru-buru pulang, soalnya kakak mau bantu ibunda jualan, lalu ntar malam setelah belajar, akan latihan beladiri di sasana, hingga pukul 11 malam” sahut Salman yang tidak berminat ambil satu pun barang di super market yang termasuk lengkap ini.“Oh yaa…boleh nggak Rangga melihat kakak latihan?” katanya lagi dengn ant
“Nahh ini baru laki-laki sejati, tak takut melawan dan jangan menghindar bila ada yang ngajak duel, sekarang pakai param pengobat lebam-lebam itu, biar cepat hilang tu biru – biru di tubuh,” cetus Yansen sambil sodorkan sebuah botol yang isinya minyak berbau agak sangit dan tanpa banyak tanya lagi di oleskan Salman ke sekujur tubuhnya.Anehnya, kurang dari 15 menitan, efeknya langsung terasa, rasa sakit di tubuhnya berangsur berkurang dan Salman pun kini merasa tubuhnya segar.Obat khusus ini sebenarnya buat anak asuhnya, yang selalu Yansen berikan usai bertarung, sebab pasti anak asuhnya bonyok-bonyok parah di hajar musuh di atas octagon atau dalam ring pertandingan.Padahal tadi tubuhnya berasa remuk redam, kini malah berasa segar dan…Yansen geleng-geleng kepala, Salman justru berlatih sampai malam seorang diri.Bahkan beberapa atlet yang melihat Salman tertawa, apalagi saat tahu wajahnya yang matang biru ini dan tahu dari Yansen, kalau dia baru saja hajar ‘preman’ di sekolah dan se
“Aku tak boleh mengalah lagi, saatnya ilmu beladiri yang aku latih siang malam harus aku lampiaskan,” batin Salman sambil berdiri dan tinggi si Tongos ini hanya sebahunya.Saat tangan si Tongos rogoh kantong celananya, secepat kilat satu jurus lurus Salman layangkan ke depan tepat ke arah wajah si Tongos.“Bukkk…aduwwww…!”Si Tongos kontan terjengkang, hidungnya berdarah, juga bibirnya, bahkan ada satu gigi depannya yang copot.Arul dan 4 anak buahnya kaget bukan kepalang, juga Budiman, termasuk puluhan siswa lainnya yang ada di kanti ini. Satu pukulan Salman membuat si Tongos kini pingsan seketika di tanah. “Eh bangsat, berani kamu bikin anak buahku semaput,” bentak Arul marah sambil mendekati Salman dan layangkan bogem mentahnya ke wajah remaja tanggung kurus ini.Salman tentu saja secepat kilat menunduk, lalu secara refleks sebuah tendangan sapuan menerpa lutut Arul.“Krakkk…aduhhhhhhh…!” teriak Arul dan dia kontan bergulingan menahan sakit di kaki kanannya yang sakitnya nyiut-ny
Gara-gara itu pula, Salman tak bisa belanja minum dan makan kue di kantin sekolah, uangnya yang hanya segitu sudah di rampas salah satu anggota geng si Tongos ini.“Sabar Sal, mau gimana lagi, para guru saja enggan menegur ulah kelompok Arul cs, bosnya si Tongos itu, moga saja mereka cepat lulus, biar aman sekolah ini,” kata Budiman teman dekatnya yang rumahnya tak berjauhan dengan Salman.Budiman jugalah yang kadang mentraktirnya. Anak ini pintar, kalau ke kantin dia sengaja bawa duit 10 ribu, tapi ada 20 atau 50 ribu dia sembunyikan di kaos kakinya.Sehingga saat apes dan bertemu Tongos cs, uang 10 ribu itu yang mereka rampas.Dan ini berlangsung hingga masuk semester dua di sekolah ini, akibatnya Salman pun mulai marah dan sabarnya mulai ada batasnya.Pernah suatu hari dia melawan dan bergumullah dia dengan si Tongos di kantin yang ada di belakang bangunan sekolah ini.Tapi rekan-rekan si Tongos yang di pimpin Arul sang pimpinan gengnya, balik menghajarnya hingga wajahnya lebam-le
Mualim Santoso ternyata berhati malaikat, kasian dengan bocah ini, setelah mendarat di Pelabuhan Bagoya, dia ingat ada mantan anak buahnya yang kebetulan menikah sudah hampir 15 tahun tapi belum punya anak.Nama Ela, dulu Ela pernah bekerja sebagai juru masak di kapal barang ini selama hampir 5 tahun, kemudian oleh suaminya yang juga mantan ABK, mereka lalu berhenti sejak 7 tahunan yang lalu dan kerja di darat, tak lagi di laut.“Ela, kamu dan Ogi suamimu kan belum miliki keturunan, pelihara anak ini, sambil kalian cari info siapa ayahnya yang dia katakan bernama Langga Kasela. Anak ini beda dan kelak bakalan sangat ganteng, dia blasteran indonesia – Irak, matanya agak kebiru-biruan lagi, mungkin nurun ibunya kali,” kata Mualim Santoso pada mantan anak buahnya itu.Jadi begitulah…setelah turun dari pelabuhan ini, Salman pun di jemput Ela dan Ogi dan di ajak ke rumah mereka. Orang tua angkatnya yang sudah berusia 40 tahunan.Salman tentu saja senang, dia tak perlu luntang lantung ke s