Ansley sebenarnya tidak perlu terkejut mendengar kata-kata itu. Ia cukup tahu diri dan sadar kenapa Reagan menghubungi Clare. Namun tak ingin hal itu dicurigai temannya, ia bersikap seolah-olah dirinya terkejut. "Reagan menghubungimu? Dari mana dia tahu kontak teleponmu, Clare?"Wanita itu terkekeh dan hal itu membuat Ansley terheran-heran. Dia penasaran dan ingin tahu apa yang dikatakan Reagan kepada temannya itu semalam sampai membuatnya senang seperti sekarang."Entah benar atau tidak, tapi aku percaya apa yang dia katakan."Ansley semakin penasaran. "Memangnya apa yang dia katakan?""Kata Reagan dia menyuruh ayahnya untuk meminta kontak teleponku dari ayahku. Jadi ayahkulah yang telah memberikan nomorku kepada ayahnya."Ansley terbahak. Ia tak menyangka kalau Reagan bisa memberikan alasan itu kepada Clare hanya demi menyelamatkannya. Namun pikirannya langsung tertuju pada satu hal, tawanya pun langsung terhenti dan kembali menatap Clare. "Reagan menyuruh ayahnya untuk menghubungi
Wajah Clare semakin merah. "Ansley, Ansley, impian kamu itu terlalu tinggi.""Salah?" Ansley tertawa, "Memangnya salah kalau kedua sahabatku menjalin hubungan asmara dan terikat dengan perjodohan? Aku akan sangat senang, Clare."Clare tertawa dengan rasa bahagia dan malu bercampur menjadi satu saat Ansley terus mengeluarkan kata-kata pujian bagi dirinya jika menjalin hubungan bersama Reagan.Sementara di sisi lain tepatnya di ruang kosong Reagan sedang asik membicarakan semua tentang Clare kepada Luke."Aku bersumpah, Luke. Aku tidak akan mundur, aku akab terus melakukan sesuatu sampai aku mendapatkan Agatha.""Bukankah katamu dia sudah dijodohkan? Apa kau yakin dia akan menerimamu jika benar dirinya sudah dijodohkan?"Reagan menatap kosong. "Aku yakin, Luke. Bahkan aku akan melepaskan ikatan perjodohanku juga jika Agatha mau menerimaku.""Kau gila, ayahmu pasti akan mengamuk.""Tidak, Luke. Ayahku justru setuju aku mendekatinya."Perdebatan pun terjadi di antara mereka sampai-sampai
Reagan menatap Soraya yang kini sedang menangis. "Anda tenang saja, Nyonya. Jika Anda percaya kalau aku bisa membahagiakan Agatha, aku janji akan selalu membuatnya bahagia." "Bagus!" pekik Soraya dalam hati, "Rencana pertamaku untuk meyakinkan Reagan akhirnya berhasil," Soraya menghapus airmatanya, "Terima kasih, Reagan, terima kasih. Tapi kumohon jangan katakan hal ini pada siapa-siapa, ini semua demi keselamatan aku dan Clare. Ayahnya Clare kejam. Kalau dia tahu tentang hal ini nyawa kami berdua dalam bahaya. Aku tidak mau hal itu terjadi, Reagan. Aku tidak mau." Pria itu merasa terdorong ketika melihat tangisan Soraya kembali terjadi. Dengan hati yang penuh keberanian dan tekad kuat Reagan berdiri lalu berkata, "Anda tenang saja, Nyonya. Aku janji, tidak akan ada yang tahu berita ini selain kita berdua." Soraya menghentikan tangisannya. Ia menatap Reagan lalu berkata, "Aku memang tidak salah memilih laki-laki untuk Clare. Kau pantas mendapatkannya, Reagan. Hanya kau laki-laki ya
Luke terkejut. "Atau jangan-jangan beliau mendengar pembicaraan kita tadi waktu di ruangan?"Ansley menatapnya. "Pembicaraan? Ruangan di mana?""Di ruangan kosong," balas Reagan, "Tadi waktu kau bersama Agatha aku mengajak Luke ke sana. Di sana aku meluapkan perasaanku terhadap Agatha kepadanya.""Bisa jadi kalau begitu, ruangan itu sangat dekat dengan ruangan guru," kata Ansley, "Sekarang cepat katakan, apalagi yang beliau ceritakan padamu soal keluarga Clare? Aku jadi penasaran, ada dendam apa di antara mereka sampai dia tega menjelekan orangtuanya Clare di hadapanmu?""Aku juga sebenarnya tidak percaya, tapi begitu dia bilang bahwa Agatha telah dijodohkan mau tidak mau aku harus percaya. Kan kau sendiri yang bilang padaku kalau Agatha sudah dijodohkan. Kata beliau laki-laki yang telah mereka calonkan dengannya adalah laki-laki jahat. Itu sebabnya beliau memilih aku yang mencegahnya karena dia tahu aku menyukai Agatha. Beliau ingin aku menjalin hubungan dengannya, agar perjodohan it
Soraya mengarahkan matanya ke daging sapi yang sedang ia potong dengan pisau makan. "Dia anak investor kampus dan dia sangat menyukai anaknya Dean," Soraya menyuapi potongan daging itu ke mulutnya sambil menatap Rebecca. Setelah menelan semua kunyahannya, ia berkata lagi, "Aku rasa pria itu orang yang tepat untuk membalaskan dendamku kepada mereka, Ma. Dengan begitu mereka tidak akan bisa menyalahkan aku, jika sewaktu-waktu hubungan mereka terciuam oleh Dean." Rebecca menghentikan aktivitasnya. "Sebenarnya boleh-boleh saja, tapi jangan dengan pria kaya seperti itu. Apalagi dia anak investor di universitas itu. Harusnya kau cari preman atau pria jelek dan miskin atau semacamnya, yang penting jangan pria berbobot seperti anak investor itu. Itu sama saja kau membuat nasib anaknya Dean menjadi lebih baik." Soraya tersenyum. "Aku sudah memikirkan hal itu, Mama. Aku memanfaatkan pria itu karena Dean dan Kensky telah menjodohkan anak mereka dengan orang lain. Kalau aku mencari preman atau
"Tidak, Clare tidak pernah membahasnya."Membahas soal perjodohan mengingatkan Ansley kepada perkataan Reagan. Ia menatap ibunya dengan pandangan datar lalu berkata, "Aku boleh bertanya, Mama?"Tanisa hendak menyuapi makanannya. "Tentu saja, Sayang. Kau ingin tanya apa?""Apa benar Clare punya tante?"Tanisa menghentikan gerakan mulutnya. "Tante? Seingat mama tidak. Memangnya kenapa?"Ansley menatap lemas. "Aneh, kenapa bisa-bisa dosen baru itu mengaku pada Reagan kalau dia adalah tantenya Clare? Yang aku tahu juga selama ini Clare tidak punya kerabat atau keluarga selain kita kan, Ma?""Mungkin dia hanya mengada-ngada, apalagi jika dia tahu Clare anak si pemilik kampus. Biasanya mereka akan mengaku seperti itu hanya untuk kepentingan sendiri dan popularitas. Dia hanya ingin agar kalian lebih menghormatinya.""Dia mengenal om Dean dan tante Kensky, Ma. Bahkan dia menjelekan om Dean dan tante Kensky di depan Reagan. Aku tidak suka. Masa dia bilang pada Reagan om Dean dan tante Kensky s
Ansley mengajak kedua sahabatnya ke kantin kampus. Begitu mereka tiba di sana masing-masing memesan makanan dan minuman untuk sarapan."Kebetulan kau datang pagi. Aku sengaja datang pagi untuk membicarakan masalah ini denganmu," kata Ansley sambil menatap Reagan. Ia duduk di bangku depan Luke. Sementara kedua pria tampan itu duduk tepat menghadap pintu masuk kantin."Masalah apa? Kau merusak rencanaku, Ans. Padahal aku sengaja datang pagi untuk mengajak Agatha sarapan berdua.""Memangnya kalian sudah janjian?" tanya Luke."Belum, aku ingin memberi kejutan padanya.""Kejutan itu gampang, aku akan mengatur jadwal untuk kalian berdua nanti," balas Ansley, "Sekarang ada baiknya kau dengarkan aku baik-baik apa yang akan kusampaikan ini, Reagan."Luke dan Reagan semakin penasaran. Untuk menghilangkan rasa penasaran itu mereka memasang ekspresi seperti murid menatap guru.Asnley ingin tertawa melihat mereka. "Semalam aku bicara dengan ibuku. Selain orang kepercayaan di perusahan milik orang
"Apa?" pekik Luke, "Laki-laki itu mengusir ibunya om Dean yang sedang sakit hingga meninggal, lalu mencari wanita lain?""Benar. Dia melakukan itu hanya demi harta. Waktu itu nenek Barbara memiliki lima toko perhiasan, dia kaya raya. Begitu juga ibunya om Dean, dia sangat kaya.""Ternyata ada juga ya orang seperti itu di dunia ini," kata Luke kesal."Berarti setelah menguras ibunya om Dean laki-laki itu menguras ibunya tante Kensky. Benar-benar laki-laki jahat. Dia mempermalukan para kaum pria.""Sehabis menguras dan membuat mereka meninggal si kakek menikahi ibunya tante Soraya. Apa ibunya tante Soraya juga kaya raya?""Tidak. Menurut cerita tante Kensky pada ibuku, beliau menikahinya karena cinta. Jadi dua wanita sebelumnya dinikahi hanya untuk dimanfaatkan. Sebenarnya waktu itu om Dean sudah mengatakan siapa laki-laki itu saat mereka tahu dia mendekati nenek, tapi nenek tak bisa melepaskannya dan terpaksa menikah karena nenek sedang mengandung tante Kensky.""Aku mengerti sekarang,