Share

Bab 3 - Kebodohan Keyna

Keyna membaringkan tubuhnya di atas tempat tidur. "Oh… ini sungguh nyamannnn," gumamnya.

Bagaimana tidak ia sudah mandi untuk menyegarkan dirinya, dan kini ia bersiap untuk tidur mengistirahatkan seluruh tubuhnya dan pikirannya setelah seharian ia berada di kampus dan mengerkan tugasnya. Bukan hanya itu, ia juga harus menghadapi perundungan yang dilakukan oleh Clarissa.

Ia sudah lelah karena jadwal kuliah yang padat hari ini. Ditambah tugas yang menumpuk. Oh…

ini sangat menyebalkan…

Belum lagi pembullyan yang dilakukan Clarissa dan teman-temannya.

"Bodoh, kenapa aku tak bisa melawan mereka?" lirihnya. Bukan Keyna tak berani, ia pernah mencobanya dan mereka membalasnya berlipat-lipat. Itu sungguh membuatnya tersiksa.

"Lebih baik aku tidur saja sekarang." Keyna kembali bergumam.

Namun sesaat akan memejamkan mata Keyna teringat buku yang tadi di berikan oleh wanita pemilik toko itu. Ia segera bangkit dari tempat tidurnya kemudian terduduk. Tak berapa lama ia mengambil kantong plastik yang ia letakkan di atas nakas di samping tempat tidurnya dan membukanya, serta mengeluarkan buku tersebut.

Ia menolaknya tadi, namun wanita itu memaksanya untuk menerimanya. Keyna menerima dengan terpaksa, padahal hatinya senang, mendapat barang gratis siapa sih yang tidak senang, benar tidak?

Setelah mengamati kembali buku yang ada di tangannya. Dengan perlahan Keyna membuka buku itu. Halaman demi halaman ia buka perlahan dan membacanya meski tak di baca secara menyeluruh.

Sampai pada halaman yang menuliskan sebuah mantra, mantra yang dipercaya bisa membuat orang bertekuk lutut padanya, bahkan mencintainya.

"Hmm… ini rupanya !" gumam Keyna. Dan ia teringat pada ucapan wanita tua tadi.

Ia menutup buku tersebut, kemudian kembali membaringkan tubuhnya, lebih baik ia tidur sekarang, karena besok pagi ia ada kelas pagi.

Namun setelah setengah jam berlalu matanya tidak dapat terpejam juga.

"Ah... menyebalkan, kenapa mantra itu terus menghantuiku?" lirihnya. Ditambah rasa ingin memiliki Xavier semakin tinggi. Xavier adalah senior laki-laki di kampusnya yang sudah ditaksirnya sejak lama. Dan gara-gara Xavier pula dirinya menjadi korban bully Clarissa dan teman-temannya.

Saat ospek kampus, seniornya itu sempat menolongnya, dari sana Keyna mengenal sosok Xavier, dan jatuh cinta padanya. Namun Keyna tak pernah menyatakan perasaan saat ia tahu jika Xavier adalah Most Wanted di kampusnya, ia bisa menjadi bulan-bulanan mahasiswi lain. Dan terbukti.

Selama ini ia hanya menjadi secret admirer nya saja tanpa mau menyatakan perasaannya. Itu sudah cukup baginya. Entah bagaimana Clarissa mengetahuinya.

Namun begitu mengetahui ada mantra itu, tiba-tiba ia terbersit di kepalanya untuk membacanya dan melakukan ritual yang seperti tercantum di buku tersebut.

"Kau gila Key, jika melakukan kebodohan ini!!" gumamnya.

Ia membuka jendela kamarnya dan memandang lagi yang begitu cerah bertabur bintang, bahkan bulan terlihat sangat indah dan besar tidak seperti biasanya.

Jika kau ingin mendapatkan apa yang kamu inginkan, setidaknya berkorbanlah.

Tiba-tiba kata-kata itu terngiang di kepalanya, entahlah suara siapa itu, Keyna tidak bisa berpikir jernih lagi.

Entah mengapa ia sudah mempersiapkan segala sesuatu yang diperlukan dalam ritual tersebut.

Keyna mulai duduk di tengah simbol yang ia buat, kemudian menyalakan lilin yang melingkarinya. Kemudian ia menusuk jari tangannya dengan jarum, dan meneteskan darahnya di atas mangkuk kecil yang berada di hadapannya.

Dengan mata tertutup Keyna mulai merapalkan mantranya perlahan dan pelan.

Îl sun pe proprietarul luminii celei mai puternice din întuneric, vino la mine, te sun. Îți dau sufletul tău.

"Buatlah Xavier tergila-gila dan mencintaiku," ucapnya dengan mata terpejam.

Setelah beberapa menit Keyna tidak merasakan apapun, ia membuka matanya dan terkekeh geli sendiri.

"Bodoh Keynaa, astagaaa kau percaya hal yang seperti ini!!" Ia menepuk dahinya pelan.

"Lebih baik aku membereskan hal konyol ini dan segera tidur," lanjutnya.

Kemudian ia meniup semua lilin hingga mati, dan membereskan semuanya. Sambil meledek dirinya sendiri. Kebodohan yang teramat sangat.

"Itu hanya dongeng untuk anak kecil Arkeyna Ainsley, ahh... kau bodoh sekali!!" ledeknya pada diri sendiri.

Keyna segera membaringkan tubuhnya kembali dan menyelimuti dirinya. Ia tersentak kaget saat sebuah suara petir menggelegar.

"Astaga... tadi kan cerah, kenapa tiba-tiba ada petir!" Keyna bangkit dari tidurnya dan segera berjalan menuju jendela kemudia menutup jendela kamarnya, ia takut hujan akan segera turun.

Saat akan menutup jendela benar saja hujan deras tiba-tiba turun. "Ya Tuhan... padahal tadi masih banyak bintang dan langit begitu cerah, cuaca memang aneh sekarang ini!" ucapnya seraya menggelengkan kepalanya bingung.

Padahal ramalan cuaca hari ini mengatakan jika sepanjang hari hingga malam cuaca akan terus cerah. "Terus ini apa?"

Kemudian langit memunculkan kilatan cahaya sesaat yang menyilaukan, hingga matanya sempat seperti buta sejenak akibat kilatan cahaya tersebut.

Beberapa saat kemudian disusul dengan suara petir menggelegar yang saling bersahutan. Benar-benar mengerikan, membuat kaki Keyna bergetar. Tak pernah ia mendengar suara petir seperti itu.

"Apa akan ada badai?" tanya pada dirinya sendiri.

Keyna segera mengunci jendela yang sudah ditutupnya. Bersamaan dengan itu terdengar sebuah petir yang begitu besar dan menggelegar, membuat lampu di kamarnya tiba-tiba mati begitu saja.

"Oh… ya ampun!!" pekiknya kaget sambil mengelus dada. Suara petir dan lampu yang tiba-tiba mati sungguh kombinasi yang luar biasa. Keyna jadi teringat pada film horor yang pernah di tontonnya, membuat bulu kuduknya meremang. Biasanya setelah ini hantu itu akan muncul.

"Itu hanya film Key, film!!" Keyna menenangkan dirinya sendiri.

Keyna menyentuh tengkuknya. "Kenapa menakutkan??!" gumamnya sepelan mungkin ketika tiba-tiba rasa takut kembali menghantuinya.

"Aku kebanyakan nonton film horor bersama Aline, sebaiknya ku hindari nanti."

Namun tidak berapa lama lampu kembali menyala. "Syukurlah…" Akhirnya ia dapat bernapas lega.

"Ternyata hanya sebentar saja." Ia kembali bergumam.

Saat lampu menyala kembali Keyna kembali merasa ada hal aneh. Di luar angin bertiup sangat kencang membuat jendela kamarnya bergetar, selain itu ia merasakan hawa panas padahal sedang turun hujan di luar sana.

Tubuhnnya kembali meremang, dan ia kembali menyentuh tengkuknya. "Bodoh Key, ayoo tidurr.." gumamnya.

Saat akan melangkah ke tempat tidur ia merasakan kehadiran orang lain di dalam kamarnya. Jantungnya berdetak dengan hebat.

Ia membalikkan tubuhnya seketika dan tersentak kaget saat melihat seseorang tengah berdiri di hadapannya. 

"Ya Tuhaaannn…" pekik Keyna matanya membelalak, ia menutup mulut dengan tangannya. Tubuhnya tiba-tiba saja kaku seperti patung. Jantungnya berdetak dengan hebat, bahkan keringat dingin mulai bercucuran.

A-apa ini? Tanyanya dalam hati.

Pria itu menatap tajam Keyna dengan mata merahnya. Kulitnya putih pucat bak salju sangat kontras dengan rambutnya yang hitam legam sehitam malam.

Keyna tak mampu bergerak, bahkan membuka mulutnya saja sangat sulit untuk dilakukan.

- To be continue-

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status