Home / Fantasi / Prince Of The Dark / Bab 3 - Kebodohan Keyna

Share

Bab 3 - Kebodohan Keyna

Author: S. Rustandi
last update Last Updated: 2021-06-02 19:07:31

Keyna membaringkan tubuhnya di atas tempat tidur. "Oh… ini sungguh nyamannnn," gumamnya.

Bagaimana tidak ia sudah mandi untuk menyegarkan dirinya, dan kini ia bersiap untuk tidur mengistirahatkan seluruh tubuhnya dan pikirannya setelah seharian ia berada di kampus dan mengerkan tugasnya. Bukan hanya itu, ia juga harus menghadapi perundungan yang dilakukan oleh Clarissa.

Ia sudah lelah karena jadwal kuliah yang padat hari ini. Ditambah tugas yang menumpuk. Oh…

ini sangat menyebalkan…

Belum lagi pembullyan yang dilakukan Clarissa dan teman-temannya.

"Bodoh, kenapa aku tak bisa melawan mereka?" lirihnya. Bukan Keyna tak berani, ia pernah mencobanya dan mereka membalasnya berlipat-lipat. Itu sungguh membuatnya tersiksa.

"Lebih baik aku tidur saja sekarang." Keyna kembali bergumam.

Namun sesaat akan memejamkan mata Keyna teringat buku yang tadi di berikan oleh wanita pemilik toko itu. Ia segera bangkit dari tempat tidurnya kemudian terduduk. Tak berapa lama ia mengambil kantong plastik yang ia letakkan di atas nakas di samping tempat tidurnya dan membukanya, serta mengeluarkan buku tersebut.

Ia menolaknya tadi, namun wanita itu memaksanya untuk menerimanya. Keyna menerima dengan terpaksa, padahal hatinya senang, mendapat barang gratis siapa sih yang tidak senang, benar tidak?

Setelah mengamati kembali buku yang ada di tangannya. Dengan perlahan Keyna membuka buku itu. Halaman demi halaman ia buka perlahan dan membacanya meski tak di baca secara menyeluruh.

Sampai pada halaman yang menuliskan sebuah mantra, mantra yang dipercaya bisa membuat orang bertekuk lutut padanya, bahkan mencintainya.

"Hmm… ini rupanya !" gumam Keyna. Dan ia teringat pada ucapan wanita tua tadi.

Ia menutup buku tersebut, kemudian kembali membaringkan tubuhnya, lebih baik ia tidur sekarang, karena besok pagi ia ada kelas pagi.

Namun setelah setengah jam berlalu matanya tidak dapat terpejam juga.

"Ah... menyebalkan, kenapa mantra itu terus menghantuiku?" lirihnya. Ditambah rasa ingin memiliki Xavier semakin tinggi. Xavier adalah senior laki-laki di kampusnya yang sudah ditaksirnya sejak lama. Dan gara-gara Xavier pula dirinya menjadi korban bully Clarissa dan teman-temannya.

Saat ospek kampus, seniornya itu sempat menolongnya, dari sana Keyna mengenal sosok Xavier, dan jatuh cinta padanya. Namun Keyna tak pernah menyatakan perasaan saat ia tahu jika Xavier adalah Most Wanted di kampusnya, ia bisa menjadi bulan-bulanan mahasiswi lain. Dan terbukti.

Selama ini ia hanya menjadi secret admirer nya saja tanpa mau menyatakan perasaannya. Itu sudah cukup baginya. Entah bagaimana Clarissa mengetahuinya.

Namun begitu mengetahui ada mantra itu, tiba-tiba ia terbersit di kepalanya untuk membacanya dan melakukan ritual yang seperti tercantum di buku tersebut.

"Kau gila Key, jika melakukan kebodohan ini!!" gumamnya.

Ia membuka jendela kamarnya dan memandang lagi yang begitu cerah bertabur bintang, bahkan bulan terlihat sangat indah dan besar tidak seperti biasanya.

Jika kau ingin mendapatkan apa yang kamu inginkan, setidaknya berkorbanlah.

Tiba-tiba kata-kata itu terngiang di kepalanya, entahlah suara siapa itu, Keyna tidak bisa berpikir jernih lagi.

Entah mengapa ia sudah mempersiapkan segala sesuatu yang diperlukan dalam ritual tersebut.

Keyna mulai duduk di tengah simbol yang ia buat, kemudian menyalakan lilin yang melingkarinya. Kemudian ia menusuk jari tangannya dengan jarum, dan meneteskan darahnya di atas mangkuk kecil yang berada di hadapannya.

Dengan mata tertutup Keyna mulai merapalkan mantranya perlahan dan pelan.

Îl sun pe proprietarul luminii celei mai puternice din întuneric, vino la mine, te sun. Îți dau sufletul tău.

"Buatlah Xavier tergila-gila dan mencintaiku," ucapnya dengan mata terpejam.

Setelah beberapa menit Keyna tidak merasakan apapun, ia membuka matanya dan terkekeh geli sendiri.

"Bodoh Keynaa, astagaaa kau percaya hal yang seperti ini!!" Ia menepuk dahinya pelan.

"Lebih baik aku membereskan hal konyol ini dan segera tidur," lanjutnya.

Kemudian ia meniup semua lilin hingga mati, dan membereskan semuanya. Sambil meledek dirinya sendiri. Kebodohan yang teramat sangat.

"Itu hanya dongeng untuk anak kecil Arkeyna Ainsley, ahh... kau bodoh sekali!!" ledeknya pada diri sendiri.

Keyna segera membaringkan tubuhnya kembali dan menyelimuti dirinya. Ia tersentak kaget saat sebuah suara petir menggelegar.

"Astaga... tadi kan cerah, kenapa tiba-tiba ada petir!" Keyna bangkit dari tidurnya dan segera berjalan menuju jendela kemudia menutup jendela kamarnya, ia takut hujan akan segera turun.

Saat akan menutup jendela benar saja hujan deras tiba-tiba turun. "Ya Tuhan... padahal tadi masih banyak bintang dan langit begitu cerah, cuaca memang aneh sekarang ini!" ucapnya seraya menggelengkan kepalanya bingung.

Padahal ramalan cuaca hari ini mengatakan jika sepanjang hari hingga malam cuaca akan terus cerah. "Terus ini apa?"

Kemudian langit memunculkan kilatan cahaya sesaat yang menyilaukan, hingga matanya sempat seperti buta sejenak akibat kilatan cahaya tersebut.

Beberapa saat kemudian disusul dengan suara petir menggelegar yang saling bersahutan. Benar-benar mengerikan, membuat kaki Keyna bergetar. Tak pernah ia mendengar suara petir seperti itu.

"Apa akan ada badai?" tanya pada dirinya sendiri.

Keyna segera mengunci jendela yang sudah ditutupnya. Bersamaan dengan itu terdengar sebuah petir yang begitu besar dan menggelegar, membuat lampu di kamarnya tiba-tiba mati begitu saja.

"Oh… ya ampun!!" pekiknya kaget sambil mengelus dada. Suara petir dan lampu yang tiba-tiba mati sungguh kombinasi yang luar biasa. Keyna jadi teringat pada film horor yang pernah di tontonnya, membuat bulu kuduknya meremang. Biasanya setelah ini hantu itu akan muncul.

"Itu hanya film Key, film!!" Keyna menenangkan dirinya sendiri.

Keyna menyentuh tengkuknya. "Kenapa menakutkan??!" gumamnya sepelan mungkin ketika tiba-tiba rasa takut kembali menghantuinya.

"Aku kebanyakan nonton film horor bersama Aline, sebaiknya ku hindari nanti."

Namun tidak berapa lama lampu kembali menyala. "Syukurlah…" Akhirnya ia dapat bernapas lega.

"Ternyata hanya sebentar saja." Ia kembali bergumam.

Saat lampu menyala kembali Keyna kembali merasa ada hal aneh. Di luar angin bertiup sangat kencang membuat jendela kamarnya bergetar, selain itu ia merasakan hawa panas padahal sedang turun hujan di luar sana.

Tubuhnnya kembali meremang, dan ia kembali menyentuh tengkuknya. "Bodoh Key, ayoo tidurr.." gumamnya.

Saat akan melangkah ke tempat tidur ia merasakan kehadiran orang lain di dalam kamarnya. Jantungnya berdetak dengan hebat.

Ia membalikkan tubuhnya seketika dan tersentak kaget saat melihat seseorang tengah berdiri di hadapannya. 

"Ya Tuhaaannn…" pekik Keyna matanya membelalak, ia menutup mulut dengan tangannya. Tubuhnya tiba-tiba saja kaku seperti patung. Jantungnya berdetak dengan hebat, bahkan keringat dingin mulai bercucuran.

A-apa ini? Tanyanya dalam hati.

Pria itu menatap tajam Keyna dengan mata merahnya. Kulitnya putih pucat bak salju sangat kontras dengan rambutnya yang hitam legam sehitam malam.

Keyna tak mampu bergerak, bahkan membuka mulutnya saja sangat sulit untuk dilakukan.

- To be continue-

Continue to read this book for free
Scan code to download App

Latest chapter

  • Prince Of The Dark   Bab 32 - Hanya Kau Yang Terhubung Denganku

    Pagi itu, sinar matahari menembus tirai jendela kamar Keyna. Ia mengerjap perlahan, matanya berat seperti baru bangun dari tidur yang sangat panjang. Tangannya terangkat menyentuh dahinya, mencoba mengingat sesuatu.Mimpi. Ya… semalam ia bermimpi tentang Dyrroth. Mimpi yang terasa begitu nyata, begitu hidup, bahkan ia masih bisa merasakan kehadiran pria itu. Bagaimana mungkin?Keyna menoleh ke sekeliling kamarnya. Sama seperti kemarin malam. Tak ada yang berubah. Langit-langit yang sama, perabot yang sama, bahkan bantal yang masih berantakan seperti ketika ia tertidur.“Mimpi itu... terlalu nyata,” gumamnya, mengusap wajahnya pelan.Ia duduk di pinggir tempat tidur, berusaha menenangkan diri. “Pasti karena aku terlalu memikirkan dia. Dyrroth. Ya… itu pasti. Tidak mungkin dia benar-benar ada di sini…”Keyna bangkit dan melangkah menuju kamar mandi, kakinya telanjang menyentuh lantai kayu yang dingin. Setelah ia selesai mandi kemudian ia bersiap dengan pakaiannya dan juga tas nya untuk

  • Prince Of The Dark   Bab 31 - Tolong Berhenti...

    Tubuh Keyna langsung bergetar, namun ia tak bisa bergerak.Otaknya mencoba memahami apa yang baru saja terjadi, tapi kenyataan di hadapannya terlalu mengejutkan. Ia sangat tidak menyangka jika Dyrroth—iblis itu—akan kembali. Dan lebih dari itu, kini ia ada di belakangnya, memeluknya erat, seakan tidak berniat membiarkannya pergi.Punggungnya merasakan setiap detail keberadaan Dyrroth—panas tubuhnya, napasnya yang mengalir lembut di telinga, dan kekuatan yang bersembunyi di balik keheningan ini.Ketegangan memenuhi udara di sekitarnya.Lalu, tiba-tiba…Pelukan itu menghilang.Keyna hampir jatuh ke depan saat cengkeraman itu lenyap begitu saja. Namun, sebelum ia sempat menarik napas lega, sosok Dyrroth sudah berdiri di hadapannya, menatapnya tanpa berkedip.Mata hitamnya bersinar dalam kegelapan, penuh ketertarikan… dan sesuatu yang jauh lebih dalam.“Kenapa wajahmu tegang seperti itu?” Suaranya lembut, nyaris terdengar menenangkan, tetapi ada bahaya yang tersembunyi di dalamnya.Keyna

  • Prince Of The Dark   Bab 30 - Apakah kau merindukanku?

    Langit sore mulai berwarna keemasan saat Keyna berjalan di samping Xavier, melewati halaman menuju tempat ibadah. Angin sepoi-sepoi menggoyangkan rambut panjangnya, membawa ketenangan yang semakin akrab dalam hidupnya. Mereka sudah berjanji untuk bertemu setelah kuliah mereka selesai sore ini.Tanpa disadari, sudah sebulan berlalu sejak kekacauan terakhir. Sejak bayangan gelap itu lenyap tanpa jejak. Sejak namanya—namanya—dihapus dari dunia ini.Dyrroth.Kini, dia bahkan jarang memikirkan nama itu.“Keyna?” suara Xavier yang lembut menariknya kembali ke kenyataan.“Hm?” Keyna menoleh, menatap pemuda di sampingnya. Xavier tersenyum, tatapannya selalu lembut, selalu penuh ketulusan.“Kau melamun lagi,” katanya sambil menggeleng pelan. “Apa kau yang sedang kau pikirkan? Apakah kau memiliki masalah?”Keyna menggeleng cepat. “Tidak, aku hanya… teringat sesuatu.”Xavier menatapnya dalam, lalu mengulurkan tangannya, jemarinya menyentuh ringan symbol suci di leher Keyna. Kalung itu diberikan

  • Prince Of The Dark   Bab 29 - Apakah karena gadis manusia itu?

    Di dunia yang sangat jauh dari dunia manusia, di mana langit selalu kelabu dan awan menggantung berat seperti pertanda kehancuran, berdirilah sebuah istana megah berwarna obsidian. Menjulang tinggi di atas tanah tandus yang dipenuhi pepohonan hitam tanpa kehidupan, istana itu bagaikan simbol kekuasaan yang tak tergoyahkan.Di dalam singgasana yang berlapis emas hitam dan dihiasi ukiran kuno, Dyrroth duduk dengan ekspresi dingin dan penuh perhitungan. Kedua matanya yang berwarna merah darah menyala samar, mencerminkan amarah yang selama ini ia pendam. Rambut hitamnya panjangnya tergerai, dengan tanduk tinggi menjulang di kepalanya serta menggunakan jubah hitam kebesarannya.Di hadapannya, para bawahannya berdiri dengan penuh hormat. Salah satu dari mereka, seorang iblis bertubuh tinggi dengan tanduk melengkung dan mata menyala keunguan, melangkah maju.“Pangeran, pasukan kita telah berhasil memukul mundur mereka di wilayah timur. Wilayah itu kini kembali berada dalam kendali kita.”Dyr

  • Prince Of The Dark   Bab 28 - Ia akan melanjutkan hidupnya.

    Satu hari setelah Dyrroth pergi… segalanya terasa biasa saja.Keyna menjalani harinya tanpa hambatan, mengikuti kelas seperti biasa, berbicara dengan teman-temannya, dan pulang ke rumah tanpa gangguan. Tidak ada lagi sosok menyeramkan dengan tatapan tajam yang mengawasinya dari sudut ruangan. Tidak ada suara mengejek yang menyebutnya "manusia lemah."Tiga hari setelah Dyrroth pergi… ia masih merasa baik-baik saja.Tidak ada yang berubah. Kehidupannya berjalan seperti biasanya. Ia bahkan mulai berpikir bahwa kepergian Dyrroth dan Harrith memang keputusan terbaik.Namun, satu minggu setelah Dyrroth pergi… semuanya mulai terasa aneh.Ada sesuatu yang mengganggu pikirannya, meskipun ia tak bisa mengungkapkannya dengan kata-kata.Saat duduk di kelas, Keyna menyadari sesuatu yang ganjil.Ia menoleh ke kanan dan ke kiri, mengamati teman-temannya yang tengah sibuk mencatat atau sekadar mendengarkan dosen berbicara.Tidak ada yang menanyakan keberadaan Drey.Padahal, sudah satu minggu kakak se

  • Prince Of The Dark   Bab 27 - Dia… pergi?

    Dyrroth menatap bayangannya sendiri di cermin besar di kamarnya, matanya yang merah menyala terlihat meredup. Kata-katanya sendiri tadi malam masih terngiang-ngiang di pikirannya."Aku harus melakukannya dengan perlahan, agar dia sendiri yang menyerahkannya."Namun, benarkah itu hanya sekadar strategi?Kenapa saat ia mengucapkannya, ada keraguan yang muncul dalam dirinya?Dyrroth mendecakkan lidahnya, tidak menyukai ketidakpastian yang menyelinap dalam pikirannya. Namun, ketika mengingat wajah Keyna—tatapan matanya yang ketakutan namun tetap berani, keteguhan hatinya meski ia begitu lemah—ada sesuatu yang berbeda.Ia menghela napas. Tidak ada gunanya memikirkan itu sekarang.Yang lebih penting adalah satu hal: Xavier.***Keesokan harinya, seperti yang sudah diduga, Xavier kembali mendekati Keyna.Dari kejauhan, Dyrroth melihat bagaimana pria itu berbicara dengan lembut pada gadis itu, mengajarkannya doa-doa dan kata-kata bijak tentang kebaikan.Dyrroth mengepalkan tangannya.Bukan ha

  • Prince Of The Dark   Bab 26 - Tidak bisa menggunakan cara yang biasa

    Angin malam berembus lembut saat Dyrroth mendarat di sebuah bukit yang sunyi, jauh dari kebisingan kota.Di bawah mereka, kelap-kelip lampu kota terlihat bagaikan bintang yang bertaburan, membentuk lautan cahaya yang begitu indah.Keyna tertegun.Ia tidak pernah melihat pemandangan seperti ini sebelumnya.Entah bagaimana, keindahan ini berhasil mengusir sebagian kecil ketakutan yang masih melekat di hatinya.Tanpa sadar, bibirnya melengkung dalam sebuah senyuman kecil.Dyrroth, yang berdiri di sampingnya, memperhatikan ekspresinya dengan tatapan yang sulit diartikan."Akhirnya kau tersenyum," katanya, suaranya terdengar lebih lembut dari biasanya.Keyna langsung sadar dan berusaha menyembunyikan senyumnya, tapi Dyrroth sudah melihatnya.Ia hanya mendengus kecil sebelum melangkah mendekati sebuah pohon besar yang berdiri kokoh di tepi bukit.Di bawahnya, akar-akar yang menonjol membentuk tempat duduk alami."Duduklah di sini," ujar Dyrroth, menepuk salah satu akar pohon dengan tanganny

  • Prince Of The Dark   Bab 25 - Tidak perlu takut

    Pagi itu, Keyna terbangun dengan mata sembab.Kepalanya masih terasa berat, tetapi setidaknya ia bisa bernapas lebih tenang.Untuk sesaat, ia menatap langit-langit kamarnya, mencoba mengumpulkan pikirannya.Semua yang terjadi semalam masih terasa seperti mimpi buruk—tapi kenyataannya, ia masih di sini.Ia masih hidup.Dan seseorang telah menyelamatkannya.Dyrroth…Nama itu terlintas di pikirannya, membuat hatinya terasa rumit.Biasanya, ia akan langsung berusaha menghindarinya, menjaga jarak sejauh mungkin dari pria itu.Namun, hari ini berbeda.Bukan karena ia tidak takut lagi, tetapi karena…Ia tidak bisa mengabaikan apa yang telah dilakukan Dyrroth untuknya.Dengan sedikit ragu, Keyna bangkit dari tempat tidur dan bersiap menjalani harinya seperti biasa.Namun, ketika ia keluar dari kamarnya, langkahnya langsung terhenti.Di ujung lorong, berdiri seseorang yang begitu familiar baginya.Dyrroth.Pria itu bersandar pada dinding, matanya yang tajam langsung menangkap sosoknya begitu i

  • Prince Of The Dark   Bab 24 - Jangan takut… kau tidak akan tersentuh lagi

    Keyna merasakan angin malam menerpa wajahnya saat tubuhnya terangkat dari tanah.Untuk pertama kalinya, ia berada dalam pelukan Dyrroth tanpa ada niat untuk melawan.Biasanya, ia akan berusaha melepaskan diri, tetapi kali ini… tubuhnya terlalu lemah.Ia masih gemetar ketakutan karena kejadian barusan, napasnya belum sepenuhnya stabil.Dyrroth membawanya terbang, tetapi ia tidak melesat cepat seperti biasanya.Ia sadar Keyna hanyalah manusia biasa—tubuhnya tidak akan mampu menahan kecepatan luar biasa yang biasa ia gunakan.Jadi, ia memilih untuk terbang perlahan.Keyna merasakan dadanya naik turun seiring napas Dyrroth yang stabil. Tangannya secara refleks mencengkeram erat kain bajunya, takut jatuh.Dyrroth menyadari itu.Ia melirik sekilas ke wajah Keyna, yang masih tampak pucat dengan bekas air mata di pipinya."Takut?" tanyanya dengan nada datar.Keyna tidak menjawab, tetapi genggamannya semakin erat.Dyrroth menghela napas, lalu tanpa berkata apa-apa, lengannya yang memeluk pingg

Explore and read good novels for free
Free access to a vast number of good novels on GoodNovel app. Download the books you like and read anywhere & anytime.
Read books for free on the app
SCAN CODE TO READ ON APP
DMCA.com Protection Status