Home / Fantasi / Prince Of The Dark / Bab 2 - Toko Buku Tua

Share

Bab 2 - Toko Buku Tua

Author: S. Rustandi
last update Last Updated: 2021-06-01 21:25:49

"Toko buku?" Arkeyna mengernyitkan keningnya. Keyna melihat sebuah toko buku yang tidak jauh dari halte. Toko buku tersebut terlihat seperti toko buku lama dan tua. Seakan sudah lama berada di sana.

"Sejak kapan ada di sini? Perasaan aku baru lihat sekarang…" gumamnya bingung.

Setiap hari ia melewati jalan ini, karena ini rute biasa yang ia lalui untuk pulang dari kampus menuju halte bis yang menuju rumahnya. Maka dari, itu ia sedikit kebingungan, karena ini kali pertamanya melihat toko buku tersebut.

Hari ini ia pulang terlambat dari biasanya dan tidak bersama Aline. Karena rumah mereka memang tidak searah. Selain itu Keyna harus mencari buku di perpustakaan di kampusnya untuk referensi tugasnya.

Keyna berjalan menuju toko tersebut, suatu kebetulan dan seperti ada energi yang menariknya untuk masuk ke dalam toko tersebut. Selain itu, ada beberapa buku yang tidak didapatnya di perpustakaan kampus untuk tugasnya.

"Semoga ada disini!" gumamnya tanpa menghiraukan rasa bingungnya tadi.

Ting!!

Suara lonceng di atas pintu berbunyi saat Keyna membuka pintu toko buku tersebut. Seorang wanita tua menyambut kedatangannya.

"Selamat malam Nona, cari buku apa?!" ujarnya sopan, wanita tua tersebut sangat ramah.

Keyna mulai menyelidik dan mengedarkan pandangannya ke seluruh isi toko, toko ini terlihat sedikit…

Hmmm…

aneh begitulah batinnya berkata. Karena ini seperti toko buku tua, dengan didominasi warna coklat, termasuk kertas dinding yang menghiasinya, classic

"Saya mau mencari buku…" Keyna menyebutkan beberapa buku yang di carinya, kemudian wanita itu menunjuk pojok toko agar Keyna bisa mencarinya di sana.

Keyna menghabiskan waktu beberapa menit, untuk mencari buku yang ia cari. Dan ia hanya menemukan dua buku saja.

Ia kembali menemui wanita tua itu untuk membayar buku yang akan di belinya.

Namun saat berhadapan dengan wanita tua itu, matanya tertuju kepada sebuah buku yang berada dalam sebuah kotak kaca yang menempel di dinding di belakang wanita itu. Ia memicingkan matanya. Untuk memperjelas pandangannya pada buku tersebut.

Perasaan tadi aku tidak melihat itu. Batinnya berkata.

"Buku apa itu Nyonya?!" tanya Keyna penasaran sambil menunjuk ke arah belakang tepat buku itu berada.

"Buku yang mana, Nona?" tanya wanita itu dengan ramah dan ikut menoleh ke arah yang ditunjuk oleh Keyna.

"Itu Nyonya yang berwarna coklat, hmm… sepertinya buku lama ya?" tanya Keyna berbasa-basi dengan kerutan dalam di keningnya.

Mata wanita itu membulat dengan sempurna. "Yang coklat ini ?" tanyanya memastikan agar dirinya tidak salah mengira.

Keyna mengangguk dengan antusias. "Bolehkah aku melihatnya?" Keyna memberi cengiran lebarnya pada wanita itu. Ia sungguh tertarik dengan buku tersebut, entahlah seperti jatuh cinta pada pandangan pertama. Ada perasaan yang sangat berbeda mengenai buku itu.

Seperti seperti sebuah chemistery sudah terbentuk antara dirinya dan buku tersebut.

Buku itu sangat unik jika di lihat dari sampulnya. Tampak sangat tua. Ia tak paham mengapa ia tertarik begitu saja pada buku itu, aneh…

Wanita tua itu segera mengambil buku tersebut. Dan menyerahkannya pada Keyna.

"Ini?" Wanita tua itu memastikan kembali.

"Iya Nyonya yang ini," Keyna berkata kemudian menyentuh buku tersebut. Tiba-tiba seperti ada sebuah sengatan listrik kecil di jarinya. Ia sedikit tersentak dan kaget. Seraya melepaskan sentuhan jarinya pada buku tua tersebut.

Wanita tua itu memperhatikan sikap Keyna. Kemudian menyentuh tangan Keyna dan memejamkan matanya sebentar. Keyna sedikit terkejut dengan gerakan tiba-tiba wanita tua tersebut.

"Ah..., kau sedang menyukai seseorang rupanya!" gumam wanita itu sambil tersenyum ramah namun penuh arti.

"Heh?!" Keyna kaget, bagaimana wanita tua itu mengetahuinya.

"Kau menyukai seniormu, Nona! Aku bisa melihatnya…" Wanita tua itu kembali tersenyum dengan ramah.

Keyna sedikit takut, ohh astaga…

"Jangan takut Nona, aku bukan penyihir atau apapun yang ada dipikiranmu itu, hmm… ini sulit dijelaskan, semacam hmm… six sense..." jelasnya.

"Ah, ya aku mengerti!" ucap Keyna, meskipun ia masih sedikit takut.

2021 masih ada ya yang seperti itu, oh, astaga ya Tuhann…

aku tak percaya ini.

Batinnya berkata.

"Ini buku apa?!" Keyna berusaha melupakan kejadian barusan ia masih penasaran dengan buku itu, rasa penasarannya mengalahkan rasa takutnya.

"Ini buku tentang sejarah suatu kaum, yang berada di suatu tempat, ini buku lama. Di sana tertulis juga sebuah mantra yang bisa membuat seseorang jatuh cinta padamu Nona."

"Jatuh cinta?"

"Ya." Wanita tua itu mengangguk. "Yang ku tahu, kaum tersebut memiliki kekuatan akan mantra-mantra yang mereka ciptakan. Terbukti atau tidaknya itu belum bisa dipastikan, karena saya sendiri belum mencobanya." 

"Hah?! Aneh… ini menakutkan Nyonya!" serunya dengan bulu kuduk yang mulai berdiri. Dan tiba-tiba seperti sebuah angin dihembuskan di tengkuknya begitu saja.

"Haha..." Wanita itu hanya tertawa.

"Itu hanya mitos sayang, dan buku ini hanya sebuah dongeng saja sebenarnya!" Wanita itu mengedipkan matanya.

"Oh, ku kira itu sungguhan" Keyna bernapas lega. Dan menggaruk tengkuknya.

"Jika kau ingin mencobanya, bisa saja!" 

"Haha, terima kasih nyonya, tapi sepertinya tidak, itu terlalu menakutkan!" Keyna memasang wajah horornya.

"Ya sudah ini berapa semuanya?" Keyna kembali bertanya tentang harga yang harus ia bayarkan akan dua buku yang di belinya.

Wanita itu menyebutkan nominalnya, dan Keyna segera membayarnya. 

"Nona…" panggil wanita itu ketika Keyna akan pergi.

"Apa Nyonya? Apa uangku kurang?!" tanya Keyna bingung dengan mengkerutkan keningnya.

Wanita tua itu menggeleng pelan seraya tersenyum tipis. "Ambillah buku ini Nona!" ucapnya sambil menyodorkan buku tua tersebut.

Keyna membulatkan matanya, ia masih belum paham betul dengan ucapan wanita tua tersebut. "Ah, tidak, aku tidak punya uang walaupun sebenarnya aku tertarik!" lirih Keyna pada akhirnya.

Walaupun ia takut namun ia tertarik pada buku tua itu, dan rasanya ia ingin memilikinya.

"Tidak usah bayar, buku ini sudah lama menanti pemiliknya datang." Kata-kata yang terlontar dari mulut wanita tua itu semakin tak dapat dimengerti oleh Keyna.

Keyna menggaruk tengkuknya yang tidak gatal sama sekali.

Tidak ada yang bisa melihat buku ini, kecuali gadis ini, sudah hampir seratus tahun ia menjaga buku ini. Baru kali ini ia menemukan gadis yang bisa melihatnya.

Batin wanita tua itu berkata.

Wanita tua itu menyeringai tanpa di sadari oleh Keyna yang sedang asik kembali menelisik buku yang ada di genggaman wanita tua tersebut. Keyna tampak berpikir mengenai tawaran wanita tersebut.

Tuan... kau akan segera kembali menginjakkan kakimu di dunia ini.

Wanita tua itu kembali bergumam dalam hati dengan penuh kebahagiaan.

Wanita itu tersenyum. "Ambilah Nona, ini gratis untukmu ..." 

"Tidak Nyonya…" tolak Keyna dengan keras karena ia benar-benar tak ingin diberikan buku tersebut begitu saja.

Keyna merasa tak enak, karena sudah pasti harga buku itu sangat mahal dan tak mampu ia bayar dengan uang yang dimilikinya. Apalagi kini wanita tua itu menawarkannya secara percuma.

- To be continue-

Continue to read this book for free
Scan code to download App

Latest chapter

  • Prince Of The Dark   Bab 32 - Hanya Kau Yang Terhubung Denganku

    Pagi itu, sinar matahari menembus tirai jendela kamar Keyna. Ia mengerjap perlahan, matanya berat seperti baru bangun dari tidur yang sangat panjang. Tangannya terangkat menyentuh dahinya, mencoba mengingat sesuatu.Mimpi. Ya… semalam ia bermimpi tentang Dyrroth. Mimpi yang terasa begitu nyata, begitu hidup, bahkan ia masih bisa merasakan kehadiran pria itu. Bagaimana mungkin?Keyna menoleh ke sekeliling kamarnya. Sama seperti kemarin malam. Tak ada yang berubah. Langit-langit yang sama, perabot yang sama, bahkan bantal yang masih berantakan seperti ketika ia tertidur.“Mimpi itu... terlalu nyata,” gumamnya, mengusap wajahnya pelan.Ia duduk di pinggir tempat tidur, berusaha menenangkan diri. “Pasti karena aku terlalu memikirkan dia. Dyrroth. Ya… itu pasti. Tidak mungkin dia benar-benar ada di sini…”Keyna bangkit dan melangkah menuju kamar mandi, kakinya telanjang menyentuh lantai kayu yang dingin. Setelah ia selesai mandi kemudian ia bersiap dengan pakaiannya dan juga tas nya untuk

  • Prince Of The Dark   Bab 31 - Tolong Berhenti...

    Tubuh Keyna langsung bergetar, namun ia tak bisa bergerak.Otaknya mencoba memahami apa yang baru saja terjadi, tapi kenyataan di hadapannya terlalu mengejutkan. Ia sangat tidak menyangka jika Dyrroth—iblis itu—akan kembali. Dan lebih dari itu, kini ia ada di belakangnya, memeluknya erat, seakan tidak berniat membiarkannya pergi.Punggungnya merasakan setiap detail keberadaan Dyrroth—panas tubuhnya, napasnya yang mengalir lembut di telinga, dan kekuatan yang bersembunyi di balik keheningan ini.Ketegangan memenuhi udara di sekitarnya.Lalu, tiba-tiba…Pelukan itu menghilang.Keyna hampir jatuh ke depan saat cengkeraman itu lenyap begitu saja. Namun, sebelum ia sempat menarik napas lega, sosok Dyrroth sudah berdiri di hadapannya, menatapnya tanpa berkedip.Mata hitamnya bersinar dalam kegelapan, penuh ketertarikan… dan sesuatu yang jauh lebih dalam.“Kenapa wajahmu tegang seperti itu?” Suaranya lembut, nyaris terdengar menenangkan, tetapi ada bahaya yang tersembunyi di dalamnya.Keyna

  • Prince Of The Dark   Bab 30 - Apakah kau merindukanku?

    Langit sore mulai berwarna keemasan saat Keyna berjalan di samping Xavier, melewati halaman menuju tempat ibadah. Angin sepoi-sepoi menggoyangkan rambut panjangnya, membawa ketenangan yang semakin akrab dalam hidupnya. Mereka sudah berjanji untuk bertemu setelah kuliah mereka selesai sore ini.Tanpa disadari, sudah sebulan berlalu sejak kekacauan terakhir. Sejak bayangan gelap itu lenyap tanpa jejak. Sejak namanya—namanya—dihapus dari dunia ini.Dyrroth.Kini, dia bahkan jarang memikirkan nama itu.“Keyna?” suara Xavier yang lembut menariknya kembali ke kenyataan.“Hm?” Keyna menoleh, menatap pemuda di sampingnya. Xavier tersenyum, tatapannya selalu lembut, selalu penuh ketulusan.“Kau melamun lagi,” katanya sambil menggeleng pelan. “Apa kau yang sedang kau pikirkan? Apakah kau memiliki masalah?”Keyna menggeleng cepat. “Tidak, aku hanya… teringat sesuatu.”Xavier menatapnya dalam, lalu mengulurkan tangannya, jemarinya menyentuh ringan symbol suci di leher Keyna. Kalung itu diberikan

  • Prince Of The Dark   Bab 29 - Apakah karena gadis manusia itu?

    Di dunia yang sangat jauh dari dunia manusia, di mana langit selalu kelabu dan awan menggantung berat seperti pertanda kehancuran, berdirilah sebuah istana megah berwarna obsidian. Menjulang tinggi di atas tanah tandus yang dipenuhi pepohonan hitam tanpa kehidupan, istana itu bagaikan simbol kekuasaan yang tak tergoyahkan.Di dalam singgasana yang berlapis emas hitam dan dihiasi ukiran kuno, Dyrroth duduk dengan ekspresi dingin dan penuh perhitungan. Kedua matanya yang berwarna merah darah menyala samar, mencerminkan amarah yang selama ini ia pendam. Rambut hitamnya panjangnya tergerai, dengan tanduk tinggi menjulang di kepalanya serta menggunakan jubah hitam kebesarannya.Di hadapannya, para bawahannya berdiri dengan penuh hormat. Salah satu dari mereka, seorang iblis bertubuh tinggi dengan tanduk melengkung dan mata menyala keunguan, melangkah maju.“Pangeran, pasukan kita telah berhasil memukul mundur mereka di wilayah timur. Wilayah itu kini kembali berada dalam kendali kita.”Dyr

  • Prince Of The Dark   Bab 28 - Ia akan melanjutkan hidupnya.

    Satu hari setelah Dyrroth pergi… segalanya terasa biasa saja.Keyna menjalani harinya tanpa hambatan, mengikuti kelas seperti biasa, berbicara dengan teman-temannya, dan pulang ke rumah tanpa gangguan. Tidak ada lagi sosok menyeramkan dengan tatapan tajam yang mengawasinya dari sudut ruangan. Tidak ada suara mengejek yang menyebutnya "manusia lemah."Tiga hari setelah Dyrroth pergi… ia masih merasa baik-baik saja.Tidak ada yang berubah. Kehidupannya berjalan seperti biasanya. Ia bahkan mulai berpikir bahwa kepergian Dyrroth dan Harrith memang keputusan terbaik.Namun, satu minggu setelah Dyrroth pergi… semuanya mulai terasa aneh.Ada sesuatu yang mengganggu pikirannya, meskipun ia tak bisa mengungkapkannya dengan kata-kata.Saat duduk di kelas, Keyna menyadari sesuatu yang ganjil.Ia menoleh ke kanan dan ke kiri, mengamati teman-temannya yang tengah sibuk mencatat atau sekadar mendengarkan dosen berbicara.Tidak ada yang menanyakan keberadaan Drey.Padahal, sudah satu minggu kakak se

  • Prince Of The Dark   Bab 27 - Dia… pergi?

    Dyrroth menatap bayangannya sendiri di cermin besar di kamarnya, matanya yang merah menyala terlihat meredup. Kata-katanya sendiri tadi malam masih terngiang-ngiang di pikirannya."Aku harus melakukannya dengan perlahan, agar dia sendiri yang menyerahkannya."Namun, benarkah itu hanya sekadar strategi?Kenapa saat ia mengucapkannya, ada keraguan yang muncul dalam dirinya?Dyrroth mendecakkan lidahnya, tidak menyukai ketidakpastian yang menyelinap dalam pikirannya. Namun, ketika mengingat wajah Keyna—tatapan matanya yang ketakutan namun tetap berani, keteguhan hatinya meski ia begitu lemah—ada sesuatu yang berbeda.Ia menghela napas. Tidak ada gunanya memikirkan itu sekarang.Yang lebih penting adalah satu hal: Xavier.***Keesokan harinya, seperti yang sudah diduga, Xavier kembali mendekati Keyna.Dari kejauhan, Dyrroth melihat bagaimana pria itu berbicara dengan lembut pada gadis itu, mengajarkannya doa-doa dan kata-kata bijak tentang kebaikan.Dyrroth mengepalkan tangannya.Bukan ha

  • Prince Of The Dark   Bab 26 - Tidak bisa menggunakan cara yang biasa

    Angin malam berembus lembut saat Dyrroth mendarat di sebuah bukit yang sunyi, jauh dari kebisingan kota.Di bawah mereka, kelap-kelip lampu kota terlihat bagaikan bintang yang bertaburan, membentuk lautan cahaya yang begitu indah.Keyna tertegun.Ia tidak pernah melihat pemandangan seperti ini sebelumnya.Entah bagaimana, keindahan ini berhasil mengusir sebagian kecil ketakutan yang masih melekat di hatinya.Tanpa sadar, bibirnya melengkung dalam sebuah senyuman kecil.Dyrroth, yang berdiri di sampingnya, memperhatikan ekspresinya dengan tatapan yang sulit diartikan."Akhirnya kau tersenyum," katanya, suaranya terdengar lebih lembut dari biasanya.Keyna langsung sadar dan berusaha menyembunyikan senyumnya, tapi Dyrroth sudah melihatnya.Ia hanya mendengus kecil sebelum melangkah mendekati sebuah pohon besar yang berdiri kokoh di tepi bukit.Di bawahnya, akar-akar yang menonjol membentuk tempat duduk alami."Duduklah di sini," ujar Dyrroth, menepuk salah satu akar pohon dengan tanganny

  • Prince Of The Dark   Bab 25 - Tidak perlu takut

    Pagi itu, Keyna terbangun dengan mata sembab.Kepalanya masih terasa berat, tetapi setidaknya ia bisa bernapas lebih tenang.Untuk sesaat, ia menatap langit-langit kamarnya, mencoba mengumpulkan pikirannya.Semua yang terjadi semalam masih terasa seperti mimpi buruk—tapi kenyataannya, ia masih di sini.Ia masih hidup.Dan seseorang telah menyelamatkannya.Dyrroth…Nama itu terlintas di pikirannya, membuat hatinya terasa rumit.Biasanya, ia akan langsung berusaha menghindarinya, menjaga jarak sejauh mungkin dari pria itu.Namun, hari ini berbeda.Bukan karena ia tidak takut lagi, tetapi karena…Ia tidak bisa mengabaikan apa yang telah dilakukan Dyrroth untuknya.Dengan sedikit ragu, Keyna bangkit dari tempat tidur dan bersiap menjalani harinya seperti biasa.Namun, ketika ia keluar dari kamarnya, langkahnya langsung terhenti.Di ujung lorong, berdiri seseorang yang begitu familiar baginya.Dyrroth.Pria itu bersandar pada dinding, matanya yang tajam langsung menangkap sosoknya begitu i

  • Prince Of The Dark   Bab 24 - Jangan takut… kau tidak akan tersentuh lagi

    Keyna merasakan angin malam menerpa wajahnya saat tubuhnya terangkat dari tanah.Untuk pertama kalinya, ia berada dalam pelukan Dyrroth tanpa ada niat untuk melawan.Biasanya, ia akan berusaha melepaskan diri, tetapi kali ini… tubuhnya terlalu lemah.Ia masih gemetar ketakutan karena kejadian barusan, napasnya belum sepenuhnya stabil.Dyrroth membawanya terbang, tetapi ia tidak melesat cepat seperti biasanya.Ia sadar Keyna hanyalah manusia biasa—tubuhnya tidak akan mampu menahan kecepatan luar biasa yang biasa ia gunakan.Jadi, ia memilih untuk terbang perlahan.Keyna merasakan dadanya naik turun seiring napas Dyrroth yang stabil. Tangannya secara refleks mencengkeram erat kain bajunya, takut jatuh.Dyrroth menyadari itu.Ia melirik sekilas ke wajah Keyna, yang masih tampak pucat dengan bekas air mata di pipinya."Takut?" tanyanya dengan nada datar.Keyna tidak menjawab, tetapi genggamannya semakin erat.Dyrroth menghela napas, lalu tanpa berkata apa-apa, lengannya yang memeluk pingg

Explore and read good novels for free
Free access to a vast number of good novels on GoodNovel app. Download the books you like and read anywhere & anytime.
Read books for free on the app
SCAN CODE TO READ ON APP
DMCA.com Protection Status