"Tuan Stev tidak pernah menikah nona!" ucap Ita menceritakan kehidupan pribadi Steven dengan Cla.
"Apa?" pekik Cla kaget."Tak perlu kaget begitu nona, kalau nona bicara yang hampir nyaris berteriak, aku jamin semua orang kaget dan berlari ke sini." dengus Ita."Hehehe, maaf, ayo lanjutkan lagi ceritanya." ujar Cla nyengir."Ehmm, seperti yang ku bilang di awal tadi nona, tuan Stev tidak pernah menikah. di luar negeri hal seperti itu bukankah sudah biasa nona?""Ya, aku tahu Ita, jika hal seperti itu memang biasa." Ita mengangguk."Tuan Stev jatuh cinta pada seorang wanita cantik dan seksi. wanita itu berprofesi sebagai model majalah dewasa populer, namanya Anne.""Anne?" ulang Cla lagi bertanya."Iya, Anne Hathaway." ucap Ita menyebutkan nama lengkap ibu Andrew."Kenapa Steven tidak menikah dengan Anne?" tanya Cla penasaran."Kalau soal itu aku juga kurang mengerti nona, yang aku tahu ada sesuatu hal yang terjadi saat sebuah perniCla tampak sangat tak tenang malam ini. Bagaimana mungkin ia bisa tenang? Jika tatapan Stev begitu tajam dan terasa panas memandanginya dari atas sampai bawah, bawah sampai ke atas dan begitu seterusnya."Stev!" tegur Cla yang kini sudah jengah di tatap seperti itu."Kenapa, sayangku?" goda Stev tersenyum melihat ekspresi Cla yang tampak canggung."Tatapan mu itu seakan ingin menelanjangi ku."Stev tergelak mendengarnya, ucapan polos bercampur panas itu membuat Stev tak tahan ingin meledakkan tawanya."Kenapa tertawa? Ada yang lucu?" tanya Cla kesal.Pertanyaan Cla sama sekali tak di gubris Stev, pria itu semakin terkikik geli. Cla mendekati Stev dan memukul kuat bahu kokohnya, meskipun Stev sudah berumur kepala empat. tetapi, pria itu masih terliha
Acara resepsi pernikahan Stev dan Cla masih berlangsung dan terkesan sangat mewah. Banyak para tamu yang datang menghadiri acara pesta pernikahan mereka pun, ternyata membuat sepasang pengantin itu kelelahan karena harus menyalami satu-persatu para tamu."Capek?" tanya Stev pada istrinya yang tampak sangat kelelahan itu.Kepala Cla mengangguk manja. "pegel!" "Sini aku pijitin," tawar Stev yang ingin menyentuh kakinya."Eh, Stev! jangan!" elak Cla cepat."Kenapa?" tanya Stev heran."Masih banyak orang Stev," ucap Cla melirikkan matanya ke segala arah."Ah benar juga." kekeh Stev menganggukkan kepalanya.Stev dan Cla menghentikan obrolan mereka dan melihat para tamu yang kini sebagian memilih berdansa. Bahkan sang mama mertua tercinta Cla pun juga ikut berdansa dengan papa Stev. Cla tersenyum melihat kemesraan mereka, menoleh ke sa
Dua minggu kemudian...Hari ini adalah hari yang paling di nanti semuanya, kebahagiaan terpancar dari seluruh raut wajah kedua belah pihak keluarga, dan kedua mempelai pengantin.Ya, dalam dua minggu ini Stev begitu gigih dan gencar dalam melakukan semua yang di perlukan dalam acara pernikahannya dengan Cla. Gadis pujaan hati pilihannya yang sangat ia cintai.Dan Cla juga sangat yakin serta percaya pada pilihannya, jika Stev adalah pria yang tepat untuk menempuh bahtera rumah tangganya, masa depannya yang cerah.Semua itu karena di landasi cinta yang tulus, bukan hanya sekadar harta maupun nafsu belaka.Selama dua minggu ini pula Cla harus menebalkan telinganya dari berbagai macam kabar burung yang beredar. Banyak spekulasi yang mengatakan jika Cla hamil di luar nikah hasil percintaannya dengan Stev, tak sedikit yang berasumsi mengenai hal itu.Terselip kelucuan saat Cla
Stev tidak pernah menyangka jika kedua orang tuanya dan saudaranya yang tinggal di California, bakalan datang ke Indonesia. Ia cukup terkejut dengan hal itu."Katakan, apa yang sebenarnya terjadi?" tanya Stev pada Ray, karena tak mungkin keluarganya tahu rumah Cla jika bukan Ray yang melakukannya."Mereka mendesakku tuan, tuan juga sih yang salah." balas Ray."Aku yang salah? Memang apa yang aku lakukan?""Ibu tuan mengatakan pada saya, seharusnya tuan memperkenalkan Cla terlebih dahulu sebelum memutuskan ke sini.""Iya, aku tahu. Memang rencana itu sudah aku pikirkan Ray, dalam waktu dekat ini aku akan membawa Cla menemui kedua orang tua dan keluarga ku di California. Baru setelah itu aku akan memboyong seluruh keluarga ku kesini, karena acara pernikahan ku akan di lakukan disini." jelas Stev panjang lebar."Kenapa tidak melakukan acara pernikahan mu disana, tuan?"
Hari ini Stev menyambut dengan antusias kedatangan putra semata wayangnya ke Indonesia. Rencananya, ayah dan anak itu akan menetap beberapa waktu ke depan di negara ini sampai semua urusan pernikahannya dengan Cla selesai. Lalu setelah itu, maka Stev akan memboyong Cla kembali ke California.Tapi itu pun juga jika Cla mau dan setuju, karena bagi Stev tak masalah tinggal dimana pun. Toh, dia juga punya anak cabang perusahaannya di sini. Hanya satu hal yang mungkin agak memberatkan Stev, Stev ragu jika Andrew akan betah tinggal di negara calon ibu tirinya."Daddy!" teriakan nyaring suara anak kecil menyadarkan Stev dari lamunannya.Andrew berlari ke arah Daddy-nya dimana Cla juga berada di samping Stev.Stev merunduk memeluk tubuh anaknya yang tentu saja lebih pendek darinya. Di ciuminya seluruh wajah Andrew sampai basah kena air liurnya."Daddy jorok!" protes Andrew mengelap pipinya bekas
Stev duduk berdampingan dengan Cla di sofa, rasa gugup menyelimuti Stev malam ini saat ia dan kedua orang tua Cla saling berhadapan."Baru ini aku merasakan yang namanya gugup luar biasa, tak pernah terpikirkan olehku jika berhadapan dengan kedua calon mertuaku lebih menegangkan dari perang." omel batin Stev berkecamuk.Cla menggenggam sebelah tapak tangan Stev agar mengurangi rasa gugup yang menghinggapi kekasihnya itu. Stev menoleh di saat yang bersamaan Cla pun juga menoleh ke arahnya, senyuman Cla mengkode Stev jika semuanya akan berjalan lancar.Stev memberikan senyum termanisnya dan menghela nafas sebelum menghadapi perang yang sesungguhnya.Kedua orang tua Cla menatap serius ke arah putri dan calon menantunya itu. Interaksi yang terjadi di antara Cla dan Stev pun tak luput dari pengamatan mata mereka."Jadi, ini yang namanya Steven Miller?" ucap Marcell, papa Cla.