"Aku pulang!" teriakan ceria Vaye membuka pintu rumah.
Cla yang masih memasak untuk hidangan makan malam pun mematikan kompor, berlari heboh menyambut kepulangan sahabatnya.
"Va__Andrew!" kaget Cla melihat sosok putra Stev bersama Vaye.
"Hai Cla, kita ketemu lagi." cengir Andrew.
"Vaye, bagaimana bisa Andrew ada bersamamu?" tanya Cla masih heran.
Vaye tersenyum melirik ke arah Andrew. "dia ingin ikut bersamaku katanya, ya udah, aku bawa aja dia ikut pulang bersamaku."
"Lalu bagaimana dengan Stev, ehm maksudku Daddy-nya?"
"Tenang saja Cla, Daddy lagi sibuk di kantor." jawab Andrew tersenyum.
"Stev masih di kantor?" Vaye mengangguk.
"Ya sudah, kalau begitu Andrew sama tante Cla dulu ya. tante Vaye mau mandi." Vaye mencubit pipi Andrew gemas, membuat wajah anak itu memberengut kesal.
"Kemarilah!" panggil Cla meny
Vaye, Cla, dan Andrew sudah sampai kantor perusahaan milik Stev. Cla melirik ke samping tempat duduknya dan terkejut. Kaget menemukan bocah kecil itu tengah tertidur nyenyak."Andrew, An bangun." ucap Cla mengguncang bahunya agar terbangun.Hasilnya sia-sia karena Andrew tak berpengaruh sedikit pun. Cla terlihat sangat gusar."Vaye, Andrew tertidur.""Coba di bangunkan lagi." titah Vaye menyuruh Cla agar membangunkan Andrew kembali."Andrew, bangun sayang." dan percobaan Cla yang kedua kali berhasil, terlihat Andrew yang mulai menggeliat bangun."Udah sampai Cla?" tanya Andrew mengucek kedua matanya."Sudah, kau dan Vaye masuklah ke dalam. aku menunggu di dalam mobil saja." ucap Cla yang kentara sekali jika dia enggan bertemu dengan Stev."Tidak mau! aku mau kau ikut masuk ke dalam bersama kami berdua Cla."Penolakan ker
"Stev, aku...."Stev menunggu dengan cemas jawaban yang akan di lontarkan Cla, wanita itu seperti sengaja menggantungkan kalimatnya."Ayo Cla jawab iya!" ucap batin Andrew yang juga harap-harap cemas menunggu jawaban calon ibu tirinya."Bagaimana bisa Stev?" tanya Cla yang seketika menghancurkan senyuman Stev."Maksudmu Cla?""Yah, aku kaget dengan yang kau katakan. selama ini kau selalu menggantungkan hubungan yang terjadi di antara kita, dan tiba-tiba saja mendadak kau mengajak ku menikah." jelas Cla mengungkapkan semuanya.Stev menarik nafas beratnya kemudian menghembuskan secara perlahan, ia butuh waktu sejenak untuk bicara pada Cla."Dengar Cla!" ucap Stev serius, terlihat sekali dari raut wajahnya. "Apakah bagimu selama ini aku terlihat seperti menggantungkan hubungan kita?""Ya, aku menganggapnya begitu. Memang kau selalu berkata
Stev menatap lekat Cla dan putranya yang tidur saling memeluk erat, senyuman manis tersungging di bibir tebal dan merah miliknya kala mengingat tadi malam. Andrew yang merengek meminta Cla agar tidur berdua dengannya, dan saat itu Stev juga ikut mencari kesempatan dengan menyelinap tidur bersama mereka.Untung ranjang di kamar itu luas, memudahkan Stev tertidur nyaman di samping putranya yang posisinya di tengah-tengah mereka.Stev terbangun lebih dulu dan langsung di suguhkan pemandangan yang luar biasa. Moment manis seperti ini sangat sulit Stev lihat. kemanjaan Andrew dengan Anne tak pernah Stev lihat melebihi ini, tapi dengan Cla? bahkan putranya sampai merengek."Selamat pagi," sapa Stev melihat Cla mengerjapkan dan membuka kedua mata indahnya."Selamat pagi juga Stev, hoaam." jawab Cla menyapa Stev sedikit menguap di akhir kalimatnya."Bagaimana tidurmu? nyenyak?""Ya, s
Cla dan Stev sudah sampai di parkiran kantor, supir pribadi Stev turun dan membukakan pintu untuk Stev lalu Cla."Ayo sayang!" ajak Stev mengulurkan tangannya yang di sambut ragu-ragu oleh Cla."Tanganmu dingin sekali sayang, kamu gugup, hm?" tanya Stev memperhatikan wajah kekasihnya."Sedikit," ucap Cla pelan.Stev tertawa kecil. "Santai saja Cla, ada aku di sampingmu yang akan selalu menamanimu."Cla tergelak mendengarnya, Stev yang sibuk tak melulu selalu berada di dekatnya. Tapi dengan lucunya pria itu berkata akan selalu menemaninya.Stev menggenggam erat tangan Cla seraya berjalan bersisian bersama. Degupan jantung Cla semakin tak beraturan kala ia dan Stev sudah berdiri di depan perusahaan milik Stev.Ia dan Stev melangkahkan kakinya masuk ke dalam, yang dapat Cla lakukan hanya bisa menundukkan kepalanya ke bawah. Berusaha menghindari tatapan dari para penggo
"Ada apa?" tanya Stev heran melihat wajah cemberut kekasihnya yang main nyelonong masuk saja ke dalam ruangannya."Para penyebar gosip." dengus Cla."Siapa? Anne dan suruhannya?""Iiiih, kok dia sih?" kesal Cla."Terus siapa sayang?" ulang Stev lagi bertanya seraya bangkit mendekati Cla."Para wanita yang bekerja di perusahaanmu.""Siapa saja mereka?""Ah sudahlah, lupakan." ucap Cla tak ingin masalah itu semakin lebar."Bilang saja, biar aku pecat mereka yang telah berani membuat kekasihku badmood begini.""Bukan aku saja Stev yang mereka gosipin, tapi kau juga.""Aku tahu," jawab Stev santai."Jadi cepatlah katakan, siapa saja mereka." sekali lagi Stev bertanya, kali ini dengan nada serius.Cla pun mengatakan nama-nama dari ke empat wanita tadi yang telah bergosip ria
"Aaaaaaa!"Cla menatap horor pintu ruangan Stev saat samar-samar mendengar suara jeritan seorang wanita."Stev...." lirih Cla ketakutan dan ia mulai masuk ke dalam ruangan Stev."Stev lepas!" jerit Cla berusaha melepaskan cekalan tangan Stev di bahu Anne.Tapi Stev seakan tuli, ia tidak memperdulikan jeritan Cla yang histeris melihat Anne merintih kesakitan."Stev apa yang kau lakukan? Lepas! Anne bisa celaka Stev!" teriak Cla semakin nyaring kala Stev semakin geram mencengkeram kuat bahu Anne.Gigi Stev sampai berbunyi gemelatuk sangking geramnya dengan Anne. di saat itu juga Cla terus berteriak dan usahanya berhasil, Stev langsung menghempaskan Anne ke lantai dengan kuat. Membuat wanita itu jatuh tersungkur menyentuh lantai, Cla langsung menenangkan diri Stev."Stev, tenangkan dirimu." ucap Cla menyentuh wajah Stev serta mengelus lembut rahangnya.
Cla menurut saja saat Stev membawanya ke sebuah butik termewah langganan keluarga Stev. Hal ini menjadi tanda tanya besar bagi Cla, pasalnya Stev memutuskan jika hari ini tidak masuk kerja alias cuti.Ya wajar saja sih, sebab Stev lah pemilik sekaligus pemegang kendali perusahaan. Jadi, toh wajar bila Stev ingin bekerja ataupun tidak."Kita mau ngapain kesini Stev?" bisik Cla di samping Stev yang sedang mengobrol dengan seorang wanita paruh baya, namun terlihat awet muda dan cantik.Wanita itu tersenyum. "Jadi ini gadisnya, Stev?"Stev mengangguk sembari membalas senyumannya. "Iya aunty.""Aunty? jadi wanita ini tantenya Stev?" ucap batin Cla bertanya-tanya."Cantik." puji wanita itu pada Cla."Tentu saja, plus seksi." goda Stev mengedipkan sebelah matanya."Oo oooo, kau mulai nakal rupanya ya Stev." wanita itu pun terkekeh.
Cla murung dan menangis saat mendapat kabar jika kedua orang tuanya tengah sakit di Indonesia. Sudah berulang kali Cla merapalkan doa, semog saja orang tuanya tidak apa-apa.Cklek...Cla menatap pintu yang di buka seseorang, Stev muncul di ambang pintu dan menguncinya setelah masuk ke dalam."Ada apa Cla?" tanya Stev melihat wajah Cla yang bersimpah airmata."Stev..." lirih Cla menangis dan menghambur ke pelukan kekasihnya."Ada apa? Are you oke?" lagi Stev bertanya karena panik.Cla menggeleng. "I'm not fine Stev.""Iya kenapa sayang, coba katakan?" pinta Stev dengan nada lembut."Kedua orang tuaku sakit, hiks, Stev. Aku ingin pulang ke Indonesia sekarang juga." rengek Cla dengan tangisan yang semakin menjadi.Karena jujur saja, jika Cla sangat khawatir sekali dengan kondisi ayah dan ibunya."Aku mau pulang Stev."