Share

Mengurai pelukan Fatih

Seperti biasa, dia akan bersikap baik dihadapan Wulan dan Fatih.

"Kamu sudah pulang, Lan?" ucap Sarah bertanya dengan ramah.

"Sudah, Mbak. Baru saja tiba, Mbak Sarah belum tidur?" Sahut Wulan. Ia berusaha menetralkan perasaannya saat ini. Sesungguhnya Wulan ingin sekali mencakar wajah wanita munafik yang berdiri di hadapannya itu.

"Barusan sih udah tidur, tapi kebangun karena haus. Tadi lupa nggak bawa air minum ke kamar," jawabnya berbohong.

"Oh iya, Ibu kemana?" tanya Wulan basa-basi.

"Kalau Ibu sudah tidur dari tadi, palingan sekarang sedang ngorok. Tau sendiri' kan, ibu gimana kalau tidur," jawab Sarah. Ia sengaja mengarang cerita pada Wulan.

"Oh pantesan dari tadi sepi, gak kedengeran suaranya," sahut Wulan membuat Sarah tersenyum lega.

'Syukurlah si Wulan percaya, berarti dia memang tidak mendengar percakapan aku dan Ibu' batin Sarah.

"Kabar si Mbok bagaimana, Wulan? Dia tidak apa-apa kan? Mbak belum sempat menjenguk, Mbak khawatir banget sama si Mbok,"

"Mbok Romlah masih dirawa
Locked Chapter
Continue to read this book on the APP

Related chapters

Latest chapter

DMCA.com Protection Status