Ayane langsung mengunjungi penjara saat sudah sampai di Kerajaan Vesa. Tentu saja itu adalah hal yang menarik perhatian para wartawan. Namun karena kondisinya sekarang Ayane sudah memasuki ruangan besuk, maka para wartawan hanya bisa berada di luar ruangan dan berharap Ayane bisa memberikan keterangan setelah urusannya dengan Zhao selesai.Ayane dan Zhao bertemu. Mereka saling bertatapan dengan sebuah kaca yang menjadi pembatas ruangan mereka."Apa yang kamu lakukan di sini?" tanya Zhao."Tidak apa-apa. Semuanya akan berakhir sebentar lagi. Jadi aku ingin menemuimu," jawab Ayane setelah menggeleng pelan."Apakah kamu bodoh? Kamu akan aman jika berada di sisinya. Lantas mengapa, kamu datang kembali ke sini?""Aku ingin berada di sisi kakak sampai akhir."Zhao tidak bisa marah saat itu. Zhao mengerti perasaan adiknya. Mereka selalu bersama sejak kecil. Mereka besar bersama tanpa kasih sayang orang tua. Dan Zhao mengerti bahwa adiknya itu tidak ingin pisah darinya. Namun kondisinya berbe
Zhao bergabung dengan Nemesis setelah kedua orang tuanya meninggal karena kekejaman keluarga bangsawan yang ada di Kerajaan Vesa. Alasan utama Zhao bergabung dengan Nemesis bukan hanya untuk membalas dendamnya. Melainkan juga mencari untung menghidupi adiknya.Zhao bisa pulang pergi ke Kerajaan Vesa karena tugas utamanya adalah mencari informasi lebih dalam tentang kelemahan dan titik-titik vital penjagaan keamanan Kerajaan Vesa.Dan saat ini, Zhao sedang berdiri di salah satu bukit yang jaraknya tidak terlalu jauh dengan sekolah swasta, tempat di mana adiknya bersekolah.Pandangan Zhao tertuju pada seorang perempuan yang sedang di lapangan olahraga bersama teman-temannya.Ayane Grace. Seorang perempuan cantik yang bercita-cita sebagai idol."Apakah dia adikmu?" tanya seorang laki-laki berjubah hitam berjalan mendekat ke arah Zhao.Zhao pun berbalik badan dengan keadaan siaga berjaga-jaga jika seandainya orang yang ada di belakangnya itu adalah musuh.Dan matanya pun membulat sempurn
Ayane memandang ke arah pintu rumahnya mulai terbuka. Ia yang tadinya sibuk melihat televisi pun langsung berdiri dan berjalan mendekat ke arah pintu saat melihat keberadaan kakaknya.Ia ingin menyambut kakaknya namun langkahnya terhenti saat melihat kakaknya membawa seorang laki-laki dengan wajah yang terbilang cukup tampan."Siapa?" tanya Ayane pada Zhao."Komandan dari kelompokku," jawab Zhao melepaskan sepatunya."Halo, salam kenal. Panggil aku Flo," ujar Flo ramah.Ayane tidak menjawab itu. Ayane langsung pergi dan masuk ke dalam kamarnya. Meninggalkan Zhao dan Flo yang saling memandang satu sama lain."Apakah dia sedang menstruasi?" tanya Flo dengan wajah polos."Mana aku tau," jawab Zhao."Yaaa, pasti sulit untukmu harus merawat adik perempuan. Untung saja adikku laki-laki.""Mengurusnya tidak sesulit mengurus seorang komandan Backstreet.""Bagaimana bisa kamu mengatakan itu saat kamu saja belum pernah bergabung dengan Backstreet? Adikku itu orang yang sederhana. Tidak banyak m
Ayane mendengus kesal karena saat pulang dari sekolah tiba-tiba saja hujan deras. Sehingga ia harus meneduh di halte bis. Namun tak ada juga bis yang datang.Ayane melirik ke arah seorang laki-laki bermantel berwarna hitam menggunakan sebuah payung yang baru saja ikut meneduh bersamanya.Ayane menatap secara saksama laki-laki itu. Dan menyadari bahwa laki-laki itu adalah laki-laki yang tidak lama ini dibawa kakaknya ke rumah."Oh, Ayana," ujar laki-laki itu saat melihat Ayane."Ayane, Bodoh," balas Ayane kesal."Ah, Ayane. Maaf, maaf. Aku lupa.""Siapa namamu?""Flo."Ayane mengangguk pelan. Lalu kembali menatap ke arah depan. Berharap akan ada bis yang datang."Apakah kakakmu tidak datang menjemputmu?" tanya Flo membuka topik pembicaraan."Bagaimana kelihatannya?" tanya Ayane balik."Ah, sial. Aku lupa kalau sifat mengesalkan Zhao turun padamu.""Baguslah kalau kamu mengerti."Ayane kembali melirik ke arah Flo. Laki-laki itu sedang terlihat sedang menatap ke layar ponselnya."Apakah
Zhao menarik tangan Ayane ke belakang tubuhnya. Mencoba menyembunyikan Ayane dari sekelompok orang yang tiba-tiba saja menyerang dan menghancurkan club malamnya.Saat melihat seorang laki-laki berbadan besar dengan gigi emas, Zhao pun sadar bahwa musuh utamanya kali ini adalah Son Gu. Sama sepertinya Son Gu memiliki bisnis malam. Menyewakan pelacur dan menyediakan hotel. Namun semenjak club' malam milik Zhao dibuka, tempat Son Gu menjadi lebih sepi membuat Son Gu tidak mendapatkan kembali keuntungan yang selama ini didapatkan olehnya.Posisi Zhao sekarang cukup mengkhawatirkan. Karena hanya ada tiga penjaga. Dan ia tidak bisa bertarung bebas karena harus melindungi Ayane yang ada di belakangnya."Sepertinya kamu akan kali ini. Bagaimana kalau kamu mengakui kekalahan mu dan memberikan tempat ini padaku? Sebagai gantinya aku tidak akan menyentuhmu," tanya Son Gu. "Bukankah lebih baik jika aku bertarung sampai akhir dan kita akan melihat siapa pemenangnya?" tanya Zhao balik.Son Gu ters
Dengan santainya Zhao duduk di halaman club' sambil memandangi langit malam. Membiarkan Flo dan Chowa menangani kericuhan di dalam.Berbeda dengan Zhao yang terlihat sangat tenang, Ayane terlihat sangat gelisah. Kekhawatiran terlihat jelas di wajah adik perempuan Zhao itu."Tenanglah," ujar Zhao risih dengan ekspresi khawatir Ayane."Bagaimana bisa aku tenang jika di dalam sana saja ada yang bertarung? Bagaimana jika teman kakak kalah?" tanya Ayane menunjuk ke arah pintu masuk club'."Kedua monster itu kalah? Lelucon apa yang kamu katakan. Biarkan saja. Mereka pasti menang tanpa bantuanku."Zhao memang belum melihat secara langsung Flo dan Chowa yang bertarung secara serius. Namun dari rumor yang beredar di Nemesis, kedua orang itu sangatlah mengerikan. Apalagi saat Flo sudah memegang pistol dan Chowa memegang katana.Zhao langsung melirik ke arah pintu masuk klub saat terdengar adanya suara decitan dari sana. Dan firasatnya benar, Flo muncul sambil menyibakkan darah yang menempel pad
Chowa, Zhao, Ayane, dan tiga orang bawahan Chowa berada di dalam satu mobil yang sama. Dengan keributan dan kekecauan yang diciptakan oleh pasukan Nemesis, Chowa berhasil membawa Zhao dan Ayane pergi dari Kerajaan Vesa. Tanpa harus bertanya, Zhao dan Ayane sadar bahwa tujuan Chowa membawa mereka bukanlah untuk menyelamatkan mereka. Melainkan menjadikan mereka tawanan dan setelah Nemesis mendapatkan informasi yang sejak awal diinginkan, maka Zhao dan Ayane akan disingkirkan."Dulu Flo dan sekarang aku. Bukankah ini sangat menyakitkan untukmu Chowa?" tanya Zhao menatap Chowa yang duduk di kursi samping supir."Aku hanya menjalankan tugasku," jawab Chowa dengan mata tertutup."Sekarang aku mengerti mengapa Flo memutuskan untuk keluar dari Nemesis," ujar Zhao.Zhao tidak bisa melakukan apa pun saat ini. Semisal ia mencoba membunuh total ada empat orang di dalam mobil yang sama dengannya saat ini, maka saat sudah keluar ia harus berhadapan dengan dua lima orang yang mengikuti mobil mereka
Eve memenuhi panggilan dari pimpinan Backstreet yang mengajak bertemu di jalan bukti Vanora.Para anggota Keluarga Pilar kecuali Hotaru juga ikut bersama Eve untuk bertemu dengan pimpinan Backstreet. Lalu hanya ada pengawal andalan masing-masing Keluarga Pilar yang berjaga di sekitar tempat pertemuan.Mereka bertemu tepat di bawah lampu jalan. Seluruh anggota Keluarga Pilar yang ada sama cukup terkejut dengan apa yang mereka lihat sekarang.Ada tiga orang menggunakan jubah dan wajah mereka tertutup oleh topeng. Dan seorang perempuan paruh baya dengan badan yang cukup besar sedang merokok.Mereka yang ada semuanya mengingat dengan jelas bahwa perempuan yang sedang merokok itu adalah perempuan yang berpapasan dengan mereka saat di istana. Dan melihat kondisinya sekarang, mereka semua memiliki pemikiran bahwa perempuan itu adalah pemimpin Backstreet."Sepertinya aku harus mengenalkan diriku lagi, melihat kamu membawa para bangsawan bersamamu," ujar Dadan menghembuskan asap rokok yang ter