Share

Bab 1172

Penulis: Si Kecil Tangguh​
Fattah tidak mengubur barang di bawah pohon pagoda? Andini memelotot. Dia mendengar Fattah berucap, "Tempat ini nggak cocok untuk bicara. Aku tunggu Nona Andini di tempat tinggalku malam ini."

Mendengar perkataan Fattah, Andini mengangguk. Fattah baru melepaskan Andini, lalu memberi hormat dan pergi.

Setelah Fattah pergi, Andini baru menarik napas dalam-dalam untuk menenangkan dirinya. Sejujurnya jika barang itu benar-benar ada di tempat tinggal Permaisuri, Andini tidak tahu bagaimana caranya mengambil barang itu.

Andini memang tidak tahu alasan Fattah tidak mengikuti perintah Kaisar, tetapi hal ini termasuk kabar bagus baginya. Begitu memikirkan hal ini, Andini tersenyum.

Saat hendak pergi, tiba-tiba seseorang memanggil Andini. "Andini?"

Tubuh Andini menegang begitu mendengar suara yang familier. Orang yang memanggil Andini adalah Safira.

Andini terpaksa berbalik, lalu memberi hormat kepada Safira sambil menyapa, "Salam, Putri Safira."

Safira tersenyum dan membalas, "Ternyata memang A
Lanjutkan membaca buku ini secara gratis
Pindai kode untuk mengunduh Aplikasi
Bab Terkunci
Komen (1)
goodnovel comment avatar
Ros Dianie
Ya Allah....Kasian amat si Andini.....ditindas terus. Masa penulis cerita nya membully andini terus sih. Apa ga da alur cerita yg lbh baik dan seruuu......Lebayyyh
LIHAT SEMUA KOMENTAR

Bab terbaru

  • Putri Pengganti Untuk Keluarga Adipati   Bab 1309

    Seolah-olah baru saja mengalami siksaan yang paling ekstrem, napas Rangga terengah-engah.Jelas, seluruh tubuhnya sudah tak punya sedikit pun tenaga, tetapi dia tetap bersikeras bertanya, "Bagaimana?"Wajah Andini tampak tegang, tetapi dia berkata, "Nggak apa-apa, kamu istirahat dulu yang baik."Selesai berbicara, dia menarik selimut dan menyelimuti tubuh Rangga. Rangga memejamkan mata. Tubuhnya jelas sudah letih sampai ke batasnya, tetapi dia masih tidak bisa tenang. "Jangan berkeliaran sembarangan .... Berhati-hatilah dengan ... Ganendra."Andini menarik sudut bibirnya, mengangguk. Melihat Andini menyetujui, barulah Rangga tenang dan tertidur.Senyuman tipis yang susah payah terangkat di sudut bibir Andini pun menghilang tepat saat Rangga menutup matanya.Racun dalam tubuh Rangga bernama Belenggu Tulang, khusus digunakan untuk menghadapi orang yang sedang terluka berat.Setelah meminumnya, meskipun orang yang terluka tidak akan kehilangan nyawa, racun itu akan seperti duri yang melek

  • Putri Pengganti Untuk Keluarga Adipati   Bab 1308

    Tubuh Andini tiba-tiba menegang, seolah-olah kalimat ringan itu menusuk suatu sudut yang telah lama berdebu. Bahkan napasnya pun terhenti sejenak.Rangga sama sekali tidak menyadarinya. Pandangannya tetap jatuh pada Andini. Dia berkata pelan seolah-olah berbicara pada dirinya sendiri, "Kamu selalu nggak bisa fokus membaca buku, seperti seekor burung kecil yang terus berkicau. Hanya saat memegang kue-kue ini kamu bisa diam sebentar."Karena itu, Rangga yang berusia 17 tahun selalu merasa bahwa Andini sangat menyukai kue.Andini perlahan mengangkat kelopak matanya. Kedua matanya seperti danau dalam, menyimpan emosi yang rumit dan sulit dibaca, dan beradu dengan tatapan penuh selidik dari Rangga.Rangga akhirnya menyadari ada sesuatu yang aneh. Kelembutan di wajahnya perlahan membeku, alisnya sedikit berkerut. Di dasar matanya melintas bayangan keraguan. "Ada apa?"Suaranya mengandung sedikit ketegangan yang sulit ditangkap dan tatapannya tak lepas dari setiap perubahan halus di wajah And

  • Putri Pengganti Untuk Keluarga Adipati   Bab 1307

    Dia akhirnya menurunkan kelopak matanya perlahan. Bulu mata yang tebal memunculkan dua bayangan berat di atas wajahnya yang pucat.Seolah-olah seluruh tenaganya tersedot habis, Rangga tenggelam di sandaran kursi yang dingin. Seluruh dirinya seperti sedikit demi sedikit ditelan kegelapan tak berwujud, semakin dalam, hingga akhirnya jatuh ke lautan keputusasaan yang sunyi."Pasti ...." Suaranya serak dan lirih, seperti helaan napas yang melayang di udara beku, membawa rasa sesak seakan-akan sedang tenggelam. "Pasti telah terjadi banyak sekali hal, 'kan?"Di luar jendela, cahaya fajar tampak semakin berkilau indah. Namun, dua orang di dalam ruangan itu seperti sejak lama sudah tenggelam ke danau yang begitu dingin dan menusuk tulang.Andini mengerahkan tenaga, mencubit pergelangan tangannya sendiri. Kuku-kukunya menancap dalam ke kulit. Rasa sakit yang tajam itu membuatnya dengan susah payah mendapatkan sedikit kejernihan kembali.Dia menarik napas panjang, menekan rasa sesak di tenggorok

  • Putri Pengganti Untuk Keluarga Adipati   Bab 1306

    Andini mengerutkan alis. Rasa aneh yang muncul di hatinya semakin membesar.Dia menatap Rangga dengan tatapan selidik, dan akhirnya tak bisa menahan diri untuk bertanya, "Rangga, kenapa kamu ada di sini?"Rangga menarik kembali tangannya, lalu perlahan-lahan menyeret langkah masuk ke ruangan. "Aku nggak tahu."Saat berbicara, dia sudah kembali duduk di kursi itu. Seolah-olah akhirnya tak perlu lagi memaksakan diri, dia mengembuskan napas berat, mengangkat tangan dan menekan pelipisnya yang masih terasa nyeri. Gerakannya membawa sedikit sikap keras kepala dan ketidaksabaran yang hanya dimiliki oleh Rangga saat masih muda.Dia perlahan membuka mulut. Suaranya rendah dan serak, mengandung kebingungan. "Aku hanya ingat kalau aku terluka sangat parah. Seluruh tulangku seperti hancur, rasanya sangat sakit. Setelah itu, semuanya menjadi kacau dan gelap. Aku nggak tahu siang atau malam, nggak tahu berada di mana."Dia terhenti, terengah-engah beberapa kali, seakan-akan sekadar mengingat rasa s

  • Putri Pengganti Untuk Keluarga Adipati   Bab 1305

    "Pangeran adalah orang yang bijaksana!" Agos segera menyangkal, "Hal ini sangat rahasia. Hamba menjaga mulut rapat-rapat, mustahil ada kebocoran. Lagi pula, langkah kaki hamba sangat ringan, bahkan ahli persilatan pun belum tentu bisa menyadarinya. Nona Andini hanya gadis biasa. Bagaimana mungkin dia dapat mengetahuinya?"Ucapan itu justru mengingatkan Ganendra. Keterampilan Agos sudah sangat ia pahami. Teknik meringankan tubuhnya termasuk yang terbaik di Negara Tarbo.Jika dia sengaja menyembunyikan jejak, memang hanya sedikit sekali orang yang mampu mendeteksinya.Kalau begitu, rencana menampilkan kelemahan untuk memperoleh simpati itu, mungkin memang bisa berhasil?Hanya saja, Andini dan Rangga telah tumbuh bersama sejak kecil. Hubungan mereka memang berbeda ....Setitik kepuasan muncul di sudut bibir Ganendra. Benar, bagaimana mungkin tidak berhasil?Dia kehilangan ibunya saat masih kecil, diabaikan oleh ayahnya, bukankah justru dengan penampilan yang rapuh, patuh, dan penuh kesaba

  • Putri Pengganti Untuk Keluarga Adipati   Bab 1304

    Cahaya fajar memancar seperti emas cair ke dalam jendela paviliun, menyeret bayangan panjang di atas lantai yang dingin.Andini berdiri terpaku di tepi pintu. Tatapannya jatuh pada wajah pucat yang bersandar pada kursi bundar itu. Dia nyaris lupa, kapan terakhir kali dia mengingat wajah itu dengan jelas.Seseorang yang pernah menghabiskan lebih dari sepuluh tahun dalam hidupnya, seolah-olah telah lama menghilang diam-diam, pergi tanpa suara, hanya menyisakan seberkas bayangan kabur di sudut ingatannya.Saat ini, cahaya fajar menembus kisi-kisi jendela berukir, menutupi wajahnya yang tanpa warna darah itu dengan lembut tetapi juga kejam. Garis-garis wajah yang terlalu jelas itu entah kenapa membuatnya teringat pada bunga plum yang pernah mekar di Paviliun Persik.Ketika bunga mekar, tetap mampu memukau waktu. Namun, perasaan yang dulu membuat hatinya bergetar dan berdebar itu, kini seperti pasir yang mengalir di sela jari, tak bisa lagi digenggam.Namun ... dia masih hidup. Syukurlah.H

Bab Lainnya
Jelajahi dan baca novel bagus secara gratis
Akses gratis ke berbagai novel bagus di aplikasi GoodNovel. Unduh buku yang kamu suka dan baca di mana saja & kapan saja.
Baca buku gratis di Aplikasi
Pindai kode untuk membaca di Aplikasi
DMCA.com Protection Status