Share

4.

“Hey, aku akan tidur dulu, nanti bangunkan aku ketika akan bergantian.”

“Eh tunggu Kent, jangan tidur dulu. Aku akan mencari kayu lagi untuk api unggun, sebentar ya!” Hans segera berlari ke dalam hutan, dan kembali beberapa saat kemudian.

“Hey, kau tahu kan kalau kayu tebal dan lembab seperti itu sulit terbakar?” 

“Ya, tentu saja Kent, hahaha, ini untuk sesuatu yang lain, kamu tidak perlu tahu! sana tidur,” jawab Hans singkat, lalu menaruh ranting yang dikumpulkannya di dekat api unggun. Sambil bersiul ringan, Hans kemudian duduk sambil mengerjakan sesuatu dengan kayu yang dibawanya tadi.

--

“Kent~~ Kent~~” Hans berusaha membangunkan Kent dengan pelan sambil menusuk-nusuk pipi Kent.

“Uhh, hentikan.” Kent terbangun sambil menggerutu.

“Aku akan tidur, oke?” kata Hans sambil mulai berbaring.

“Apa ada yang mencurigakan tadi malam?”

“Hmm.. aku hanya menangkap beberapa tupai.”

“Hhh.. baiklah.”

--

“Hoaam... Kent kamu tidak ketiduran kan?”

“Tentu saja tidak. Sana tidur lagi ini masih subuh.”

“Tidak perlu, aku akan membersihkan tupai untuk sarapan.” Hans duduk sambil menggosok-gosok mukanya dengan kasar.

“Kalau mencariku, aku akan ke dekat sungai.” Hans mengambil tupai-tupai tangkapannya dan berjalan ke sungai

“Hngg... Pagi Kent.” Lyre bangun dan merenggangkan tubuhnya.

“Ya.”

“Vena, ayo bangun, matahari sudah terbit!”

“Hmm.. iya, iyaa. Sana bereskan tempat berkemah, aku akan menyiapkan sarapan.”

Krekk.. klak

Nanny keluar dari kereta perlahan dan mencuci mukanya.

“Pagi Kent, Hans dimana?” tanya Nanny sambil menghampiri Kent.

“Pagi. Hans pergi membersihkan buruannya semalam di dekat sungai.”

“Buruan? Apa terjadi sesuatu?”

“Ah tidak Nanny, Hans hanya iseng berburu sambil berjaga semalam.”

“Baiklah kalau begitu, saya akan membangunkan nona terlebih dahulu.” Nanny kemudian membangunkan dan membantu Anne bersiap untuk perjalanan nanti. Tak lama kemudian Hans kembali dari sungai sambil membawa daging-daging yang telah dibersihkannya.

“Vena, tolong masak daging ini.”

“Daging apa ini Hans?”

“Tupai. Lihat ini ekornya, ini kepalanya.”

“Iya iya tidak usah dijelaskan.”

Klak

Anne terlihat keluar dari kereta dengan Nanny sudah siap dengan baju perjalanannya.

“Hai nona kecil~, selamat pagi! bagaimana tidur anda semalam nona?” Hans segera menyerahkan daging tupai kepada Vena dan berlari kecil menghampiri Anne.

“Sangat baik! Tempat duduk di kereta ternyata tidak seburuk itu.” 

“Nona, Saya punya hadiah untuk nona.Saya membuat ini tadi malam! apakah nona suka?” Hans mengeluarkan sesuatu dari sakunya dan menaruhnya di tangan kecil Anne.

“Wah, apa ini Hans? Oh, ooh, apa ini kelinci? lucu sekali!! Terima kasih Hans!” Anne tersenyum girang sambil memeluk Hans.

“Sama-sama nona, ini adalah kelinci, yang ini adalah beruang, dan yang ini adalah seekor anjing.”

“Hans sangat pintar membuat patung! bahkan ukuran mereka berbeda-beda!”

“Tentu saja nona, saya sengaja membuatnya dengan perbandingan seperti ukuran aslinya.”

“Wah, yang paling besar ini adalah beruang?, bahkan tanganku tidak cukup untuk memegangnya. Sepertinya beruang sangat menyeramkan.”

“Beruang itu terlihat sebesar Hans, Hahaha.” Lyre datang sambil membawa beberapa roti di tangannya.

“Tidak, aku mungkin lebih besar tuh.”

“Nona harus bersembunyi apabila bertemu dengan sosok yang sebesar Hans, ok?”

“Baik! Tenang saja Kent!”

“Ayo makan nona, makanannya sudah siap.” Lyre menggandeng tangan Anne dan menuntunnya untuk duduk.

“Wah, kita akan makan sup?” Anne binggung melihat panci yang dibawa Vena.

“Iya nona, ini sup dengan daging tupai hasil tangkapan Hans semalam.” Vena menjawab sambil memberikan mangkuk sup ke tangan Anne.

“Wah, tuan beruang habis berburu semalam.” Kent datang dan duduk di sebelah Hans.

“Hey, kalau aku beruang kamu apa? Kelinci?”

“Kent adalah tuan puma!” Anne menjawab dengan bersemangat.

“Kalau begitu saya mau menjadi macan nona.”

“Tidak Hans, beruang lebih cocok,” Lyre segera membantah.

“Hehehe.” Anne tertawa kecil mendengar Hans ngambek.

“Ini nona makanlah sup nya dengan roti.” Nanny memberikan Anne sepotong roti.

“Ayo semuanya cepat makan supaya kita bisa segera berangkat.” Vena duduk dan makan setelah membagikan mangkuk sup kepada mereka.

“Cepat makan tuan puma, Anda harus memantau sekeliling.” Hans masih ngambek.

--

Sudah dua hari perjalan menuju Kekaisaran Terra berjalan dengan aman. Perjalanan dalam kereta diisi dengan pelajaran-pelajaran Anne dan berbagai cerita dari Nanny. Anne juga sangat senang bermain dengan patung kecil yang dibuat Hans dan boneka beruang kesayangannya.

“Nanny bolehkah Anne duduk di depan dengan Hans? Rasanya sangat bosan di kereta.”

“Baiklah, sebentar saja ya nona. Kenakan mantelnya nona, udara diluar sangat dingin.”

“Iya, terima kasih Nanny!”

Krekk.. Anne membuka jendela kereta.

“Hans, bisakah kita berhenti sebentar? Anne ingin duduk di depan.”

“Oh, nona mau menemani Hans?” Hans segera menghentikan kereta dan membantu Anne duduk di depan.

“Wah, udara di luar sangat segar!”

“Ini, kenakan syal ini dan tutupi wajah nona.”

“Hehehe, terima kasih Hans. Syal ini sangat hangat.”

“Kalau nona merasa tidak nyaman, katakan saja ya.”

“Baik Hans!”

Anne duduk manis menikmati suasana sekeliling sambil bersenandung kecil.

Perjalanan terus berlanjut dengan tenang, Anne juga berkeliling naik kuda dengan Kent sore harinya. Memasuki wilayah selatan udara sudah mulai hangat. Anne hanya menggunakan gaun perjalanannya.

“Kent apa ini kudamu?”

“Iya nona, saya sengaja menggunakan kuda yang biasa saya bawa.”

“Namanya siapa Kent? Warnanya hitam atau coklat?”

“Namanya Beth, kuda betina dengan warna coklat tua.”

“Wah, walaupun betina Beth sangat besar ya. Beth juga sangat halus, Kent pasti merawatnya dengan baik.”

“Tentu saja nona, setiap hari saya selalu menyikatnya.”

“Anne juga ingin punya kuda sendiri. Kuda besar berwarna putih seperti kuda Kak Verto!”

“Tidak nona, berkuda sendiri sangat berbahaya.”

“Kalau begitu Anne akan berkuda dengan Kent saja. Nanti Anne akan meminta Hans untuk membuatkan kuda pahatan dan juga puma!”

“Baiklah, sekarang nona harus kembali ke kereta, berbahaya terlalu lama berkuda diluar.”

“Eeeeh, tapi Anne baru sebentar diluar.”

“Mulai sekarang, nona juga sepertinya perlu menggunakan baju pelindung untuk berjaga-jaga.”

“Iya, tenang saja Kent, nanti Anne akan menggunakannya.”

“Perasaan saya tidak enak akhir-akhir ini, terlalu tenang justru membuat saya lebih khawatir. Matahari sudah mau terbenam, saya akan membawa nona kembali ke kereta.”

“Hmm baiklah, terima kasih Kent.”

Anne juga merasakan kekhawatiran Kent, karena ia juga semakin gelisah tiap harinya. Suasana hutan disekitar mereka juga terasa semakin menyeramkan.

“Hans, hentikan keretanya sebentar, nona akan kembali ke dalam.” Kent menghampiri Hans untuk menghentikan kereta. Segera setelah Anne masuk ke dalam kereta, Hans kembali melanjutkan perjalanan.

--

“Hans kita harus berhenti sebentar untuk makan dan beristirahat.”                                   

“Baik nanny, saya akan mencari tempat yang aman.”

“Akhirnya kita akan beristirahat juga.”

“Kita harus mengurangi waktu istirahat agar bisa segera sampai ke Kekaisaran Terra, disana kalian bisa istirahat sepuasnya.” 

Dalam situasi genting seperti ini, nanny bersyukur Anne bisa tetap ceria dan tidak mengeluh walaupun perjalanan ini sangat melelahkan. Para pelayan dan Nanny juga kelelahan karena kurang istirahat dan tidak bisa merenggangkan tubuh. Jalur yang mereka lewati juga bukanlah jalan besar yang biasa digunakan, sehingga banyak jalan yang rusak dan tidak rata. Karena tubuh Anne kecil, ia bisa berdiri di dalam kereta, tetapi karena kereta ini lebih kecil dari kereta biasanya, Anne tidak bisa bergerak dengan bebas.

“Aku akan duduk di depan saja nanti malam.”

“Ah aku juga akan duduk di depan, sepertinya muat untuk tiga orang.”

“Tidak Vena, Hans sangat besar, nanti kita bergantian saja.”

“Baiklah, ayo turun dan bantu aku menyiapkan makan malam.”

“Vena, lebih baik kita langsung menghabiskan daging tupainya, sepertinya tidak akan bertahan hingga besok.”

“Baiklah, kita panggang saja ya biar lebih cepat matang. Siapkan apinya, aku akan memotong dagingnya.”

“Nona, mari saya bantu turun.”

Setelah Vena dan Lyre turun, nanny menggandeng Anne untuk turun dari kereta. Rasanya memang melegakan bisa merenggangkan tubuh dan menghirup udara segar.

“Oh ya, dimana Hans?”

“Masih di depan kereta sepertinya nona, nah itu dia.”

“Hans! Tolong buatkan Anne patung lagi. Anne ingin kuda dan puma, hehe.”

“Halo nona, baiklah nanti akan saya buatkan.” 

“Yeay! Terima kasih Hans.”

“Nah, ayo kita lihat apakah makanannya sudah siap.”

Mereka beristirahat dan makan dengan tenang kemudian melanjutkan perjalanan kembali. Ketika malam sudah sangat larut, mereka kembali berhenti untuk berkemah dan tidur.

--

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status