“Terima kasih sudah bersedia meluangkan waktu untuk datang. Silahkan, saya sudah menyiapkan teh dan sedikit cemilan untuk menemani diskusi kita.”
“Terima kasih Nona Anne, tapi saya sedang hamil. Boleh saya minta air saja?”
“Oh, tidak apa-apa Viscountess. Ini adalah teh peppermint yang memang saya siapkan untuk anda, karena baik untuk perempuan yang sedang hamil.”
“Ah benarkah? Em, baiklah kalau begitu.”
‘Jadi ia sudah memeriksa latar belakang kami? Padahal Viscountess baru hamil satu bulan, dan belum banyak yang tahu akan hal ini.’
“Baiklah, jadi apa saja yang sudah anda siapkan untuk festival kali ini Nona Voinn? Apakah mereka juga me
“Nona, anda harus berganti pakaian terlebih dahulu.”Kiara merasa tidak baik bila Anne keluar dengan perhiasan yang mencolok, dan menutupi bajunya dengan jubah dengan warna gelap.“Uh iya, hari ini dingin sekali. Aku sudah menggunakan mantel domba yang paling tebal, tapi masih saja kedinginan. Pertengahan musim dingin memang yang terburuk.”‘Ah benar, ini sudah pertengahan musim dingin. Bulan depan aku akan berulang tahun yang ke dua belas. Tapi kenapa tidak ada yang mempersiapkan pesta ulang tahunku? Tidak apa-apa Anne, kamu sudah besar, tidak perlu lagi merayakan ulang tahun, apa lagi dalam keadaan seperti ini.’–“Astaga, sepertinya kita tidak bisa mencobanya hari ini Viscountess”Countess tidak bisa menyembunyikan senyum tipisnya. Ia benar-benar benci membayangkan harus memakan makanan yang dimakan rakyat jelata. Tidak mungkin rasanya bisa seenak yang Viscountess jelaskan. Ia pasti hanya melebih-lebihkan seperti biasanya.“Ehm, tapi aku sangat menginginkannya. Oh, tuan penjaga, bi
Kastil Serene terlihat sangat indah, dengan semua bunga yang baru saja bermekaran. Bunga mawar, tulip, dan dahlia yang menghiasi seluruh taman kastil serene adalah bunga kesukaan Duchess Voinn. Kastil Serene selalu rutin dikunjungi oleh keluarga Duke Voinn setiap musim panas, terutama oleh para nona muda Voinn. Sebagai Duke dari Lancotta, Duke Voinn memiliki beberapa kastil diseluruh penjuru Verdant. Ia adalah salah satu pahlawan perang dan adik kandung dari Raja Verdant. Karena kesibukannya sebagai Kepala pasukan darat dan laut Verdant, sudah tiga tahun ia tidak mengunjungi Kastil Serene. Duchess Voinn sedang duduk di ruang istirahat sambil mengurus beberapa dokumen yang baru saja diterima dari Kepala Pelayan Kastil Serene, Rubert. Rambut perak Duchess terlihat berkilau di bawah cahaya matahari. Tok, Tok “Ya, silahkan masuk.” "Permisi duchess, saya melihat Nona Annette berada di taman bersama dengan Nanny Polla." "Baik, terima kasih.
“Anne, apa itu yang ada di tangan mu?" “Ah, bukan apa-apa ma! Hans, tolong simpan ini dengan baik.” “Oh, baik, tentu saja nona.” Hans mengambil sesuatu dari tangan Anne dan menyimpannya dalam saku. "Anne, sini duduk di samping kakak," panggil Fricsia ketika melihat Anne dan ibunya berjalan mendekat. Ketika sampai di gazebo, Hans mengangkat Anne perlahan untuk duduk disamping Fricsia. "Anne mau puding stroberi? Ini mama juga sudah siapkan teh chamomile untuk Anne. Teh di sebelah kanan dan puding di tengah,'' Duchess Voinn menjelaskan perlahan sambil meletakkan teh dan puding di depan Anne. "Terima kasih mama, hehehe," Anne menjawab dengan girang, mendengar ada puding kesukaannya.
Di depan Kastil Serene telah disediakan dua kereta kuda dan para pegawai terlihat sibuk merapihkan barang-barang bawaan mereka. Para pelayan dan pengawal sudah menunggu di depan kereta mereka. "Hans dan Vasco, tolong berpisah jalur ketika sudah di luar Kastil Serene. Sebisa mungkin tidak berhenti dan beristirahat di desa-desa. Perjalanan menuju Kekaisaran Terra bisa memakan waktu sekitar tiga hari. Berhenti hanya saat malam hari dan hilangkan jejak setiap kali akan pergi .... Anne, Fricsia, kalian harus tidur di dalam kereta saat malam hari. Tolong berhati-hati dan selalu waspada apabila ada yang menghampiri." Pesan Duchess Voinn kepada pengawal Anne, Hans, dan pengawal Fricsia, Vasco, sebelum mereka berangkat. "Baik Nyonya," jawab para pengawal. “Sampai jumpa ma! Anne akan menunggu mama datang.” “Hati-hati di jalan Anne dan Fricsia, sampai jumpa ....” Duchess memeluk kedua anaknya dengan erat sebelum melepas mereka pergi. Anne pergi b
“Hey, aku akan tidur dulu, nanti bangunkan aku ketika akan bergantian.” “Eh tunggu Kent, jangan tidur dulu. Aku akan mencari kayu lagi untuk api unggun, sebentar ya!” Hans segera berlari ke dalam hutan, dan kembali beberapa saat kemudian. “Hey, kau tahu kan kalau kayu tebal dan lembab seperti itu sulit terbakar?” “Ya, tentu saja Kent, hahaha, ini untuk sesuatu yang lain, kamu tidak perlu tahu! sana tidur,” jawab Hans singkat, lalu menaruh ranting yang dikumpulkannya di dekat api unggun. Sambil bersiul ringan, Hans kemudian duduk sambil mengerjakan sesuatu dengan kayu yang dibawanya tadi. -- “Kent~~ Kent~~” Hans berusaha membangunkan Kent dengan pelan sambil menusuk-nusuk pipi Kent. “Uhh, hentikan.” Kent terbangun sambil menggerutu. “Aku akan tidur, oke?” kata Hans sambil mulai berbaring. “Apa ada yang mencurigakan tadi malam?” “Hmm.. aku hanya menangkap beberapa tupai.”
"Nona ayo bangun, sudah pagi, sebentar lagi kita akan melanjutkan perjalanan." "Hmm ... Nanny, Anne mau roti dengan coklat untuk sarapan." "Tenang saja nona, sudah disiapkan Vena. Nah ayo nona cuci muka terlebih dahulu" Nanny kemudian memberikan kain basah untuk cuci muka dan kemudian membantu membasuh badannya dan berganti pakaian. "Nanny, kapan kita akan sampai ke perbatasan?" tanya Anne sambil keluar dari kereta. "Mungkin besok pagi kita sudah bisa sampai nona." "Nanny, apakah kita akan sampai lebih dulu dari Kak Fricsia?" "Hmmm, saya kurang yakin nona, karena kita mengambil jalur yang berbeda, mari berharap kita bisa bertemu Nona Fricsia ketika sudah sampai di Kekaisaran Terra." "Iya semoga kakak sudah tiba dengan selamat. Kita akan ke Kastil Yunne atau Kastil Porta?" "Tentu saja Kastil Porta nona, karena itu yang paling dekat dengan gerbang timur." "Anne tidak sabar ingin segera bertemu dengan mama dan kaya
Anne kembali masuk ke dalam kereta dibantu oleh Hans. Di dalam kereta mereka sama sekali tidak bersuara dan hanya berpegangan tangan, menunggu kabar dari Kent. Hans yang berjaga di luar juga tidak bersuara sama sekali. Keheningan yang mencekam berlangsung cukup lama. Setiap suara yang terdengar membuat mereka semakin gugup, bahkan Anne sama sekali tidak merasa mengantuk. Mereka sangat terkejut tiba-tiba mendengar suara Kent dari luar. “Hans mereka mengumpulkan semua warga di tengah desa dan mulai mengikat mereka satu persatu. Kita tidak mungkin ke sana.” “Baiklah malam ini kita cari rumah kosong yang paling jauh dari desa. Kereta juga akan aku tinggalkan di tempat yang jauh agar aman.” “Baik aku akan carikan rumah yang kira-kira bisa kita gunakan.” Kent pergi lagi mencari tempat yang cocok untuk mereka bermalam. Tok tok “Apa semua baik-baik saja di dalam?” Hans membuka sedikit jendela kereta. “Hans apa kau yakin kita bi
Matahari mulai terbenam ketika Anne menyadari bahwa perutnya berbunyi. Ini sangat memalukan dan sangat tidak anggun, Anne bisa merasakan mukanya mulai memerah karena malu. Sepertinya Kent tidak menyadarinya, karena ia masih fokus melihat sekeliling sambil melaju. Beberapa saat kemudian Kent melambat dan berhenti. Kent kemudian turun dan menurunkan Anne dari kuda. “Maaf nona, saya tidak menyadari bahwa nona belum makan sejak pagi.” “Aah, eh, tidak apa-apa Kent!” Anne tergagap, karena terkejut dan malu. “Saya sudah biasa tidak makan berhari-hari dalam perjalanan. Maafkan saya nona.” Kent membantu Anne untuk duduk kemudian mengambil sesuatu dari dalam tasnya. “Ini nona, saya ma