Di depan Kastil Serene telah disediakan dua kereta kuda dan para pegawai terlihat sibuk merapihkan barang-barang bawaan mereka. Para pelayan dan pengawal sudah menunggu di depan kereta mereka.
"Hans dan Vasco, tolong berpisah jalur ketika sudah di luar Kastil Serene. Sebisa mungkin tidak berhenti dan beristirahat di desa-desa. Perjalanan menuju Kekaisaran Terra bisa memakan waktu sekitar tiga hari. Berhenti hanya saat malam hari dan hilangkan jejak setiap kali akan pergi .... Anne, Fricsia, kalian harus tidur di dalam kereta saat malam hari. Tolong berhati-hati dan selalu waspada apabila ada yang menghampiri."
Pesan Duchess Voinn kepada pengawal Anne, Hans, dan pengawal Fricsia, Vasco, sebelum mereka berangkat.
"Baik Nyonya," jawab para pengawal.
“Sampai jumpa ma! Anne akan menunggu mama datang.”
“Hati-hati di jalan Anne dan Fricsia, sampai jumpa ....”
Duchess memeluk kedua anaknya dengan erat sebelum melepas mereka pergi. Anne pergi bersama nanny, para pengawal, dan pelayannya. Rombongan Fricsia juga kemudian menyusul pergi meninggalkan Kastil Serene.
--
"Nanny kapan kira-kira Kak Verto sampai di Kastil Serene?"
"Karena Duchess sudah mengirim pesan untuk bergegas, seharusnya Tuan Muda Verto bisa sampai malam ini atau besok pagi, nona."
"Berarti Anne akan bertemu mama dalam 4 hari, baiklah ...."
"Iya tentu saja nona." Nanny berusaha sebisa mungkin bersikap santai, ia tidak ingin Anne terlalu khawatir.
"Nanny, Kerajaan Wart adalah kerajaan di Utara Kerajaan Verdant, bukan? Semoga ayah dan Kak Louis baik-baik saja ...."
"Nona tenang saja, Duke Voinn sudah biasa ikut berperang. Sepertinya penyerangan ibu kota baru dilakukan kemarin, seharusnya sudah banyak warga yang sudah pergi berlindung."
“Sepertinya mereka sudah merencanakan penyerangan ini dengan sangat baik hingga bisa menyusup ke ibu kota.”
Anne tahu, walaupun Verdant bukan negara yang kuat, tetapi Verdant juga tidak mungkin semudah itu diserang. Terlebih lagi mereka bisa langsung menyerang ibu kota yang berada di tengah negara Verdant. Bagaimana mereka bisa menyusup sejauh itu?
“Saya dengar Kerajaan Wart memang sedang dalam masa krisis beberapa tahun terakhir.” Nanny merasa krisis inilah yang menjadi alasan mengapa mereka bisa nekat menyerang Verdant.
"Hmm .... Apakah kereta Kak Fricsia masih terlihat, Nanny?" Anne berusaha untuk mengalihkan pembicaraan, ia tidak bisa berhenti membayangkan apa yang sedang terjadi di ibu kota, dan itu membuatnya takut.
"Sudah tidak terlihat nona."
"Nanny, Anne mengantuk ...," kata Anne setelah diam beberapa saat.
"Sini nona berbaringlah di pangkuan nanny."
--
"Nona, ayo bangun, nona harus makan terlebih dahulu."
Nanny Polla membangunkan Anne dari tidurnya untuk makan sebelum matahari terbenam, karena ketika tidak ada pencahayaan yang cukup, Anne tidak akan bisa melihat apapun.
Duchess Voinn sudah memerintahkan koki untuk menyiapkan bekal yang mudah untuk di bawa dan akan tahan untuk beberapa hari. Walaupun hanya bisa makan makanan sederhana selama perjalanan, Anne tidak mengeluh.
Perbekalan yang disiapkan koki antara lain beberapa potong roti, kentang rebus, ubi kukus, keju, dendeng sapi yang sudah dihaluskan menjadi bubuk kasar, beberapa bumbu, dan berbagai selai untuk roti. Untuk makan malam Annette, Vena menyiapkan kentang rebus dan keju yang telah dicampur dan dihaluskan dengan bumbu, kemudian ditaburi dengan bubuk dendeng sapi. Sedangkan para pelayan dan pengawal hanya menyantap kentang rebus.
"Nanny, Vena, Lyre, Pengawal Kent dan Hans, ayo temani Anne makan."
"Baik nona," jawab Nanny dengan lembut. Mereka semua pun mulai makan, kecuali hans yang sedang berjaga.
"Vena, kita masih memiliki banyak keju, bukan? Tolong ambilkan lagi beberapa potong."
Anne mengambil keju tersebut dan membagikannya kepada mereka semua.
"Ah, kami tidak apa-apa nona." Lyre berusaha menolak pemberian Anne.
"Dan ini untuk Hans nanti, hehe," kata Anne ketika sudah selesai membagikan keju.
"Nonaa, sampai sekarang saya masih tidak percaya melayani seseorang sebaik, secantik malaikat." Hans berusaha mencairkan suasana yang terlihat muram dan mulai berisik sambil mengganggu Kent.
"Aaah, hentikan, aku lagi makan!"
"Nonaaa, Hans harus berjaga ..., tolong suapi Hans ...."
"Ya ampun, anak ini harus di hajar." Kent yang sebal, bangkit berdiri dan mulai memukul Hans.
Bukk, bukk, bukk, Plak!
"Aaahh, ah, KENT, KAMU SERIUS MUKUL AKU!! Iiihh!" Hans mulai membalas memukul Kent pelan, walau sangat jelas Hans akan menang dengan badannya yang sangat besar.
"Cepat habiskan makanan kalian! Jangan sampai Duke mendengar kelakuanmu ini! Aduh ... siapa sebenarnya anak yang kuasuh?" Nanny mulai melerai setelah selesai makan.
"Tenang saja Nanny, saya selalu berhati-hati." Hans mengedipkan sebelah matanya menggoda Nanny.
Setelah bergantian dengan Kent, Hans bergegas makan, karena harus segera melanjutkan perjalanan.
“Kalau sudah selesai ayo cepat berangkat, semua sudah siap.”
“Iyaa sebentar, Kent. Perutku masih mencerna!”
“Nanti kau juga hanya duduk memegang tali kekang.”
“Sana periksa daerah sekeliling dulu, kita berangkat ketika kamu kembali.”
“Baik nyonya.” Kent membungkuk meledek Hans dan pergi.
--
Sepanjang perjalanan Anne asik mendengarkan dengan serius cerita-cerita dari Nanny, terkadang Anne juga bernyanyi ringan. Malam sudah semakin larut, hanya terdengar suara jangkrik dan kodok dari jalanan sekitar, ketika Vena mulai berbicara kepada Nanny.
"Nanny, malam sudah larut, kita harus berhenti sejenak untuk beristirahat dan melanjutkan perjalanan lagi besok pagi," kata Vena menyarankan.
"Baiklah, nona juga sudah terlihat lelah. Hans, tolong berhenti ketika ada tempat yang baik untuk beristirahat." Nanny membuka jendela kecil yang menghubungkan dengan Hans dari dalam kereta.
"Kent, susuri daerah sekitar, periksa apakah cukup aman untuk berkemah." Nanny membuka jendela dan memanggil Kent.
"Nanny, Anne masih belum mengantuk ...."
"Tidak, nona harus beristirahat yang cukup, karena perjalanan kita masih panjang."
"Tapi Anne ingin cepat sampai dan bertemu kakak ...."
"Iya tentu saja nona, kita akan segera berangkat lagi pagi-pagi setelah sarapan."
"Nanny, Sepertinya kita bisa berkemah di sini," kata Hans dari jendela kereta.
"Baik Hans, siapkan tempatnya, kami akan segera turun. Ayo nona, kita akan beristirahat disini."
"Nona, sini Hans bantu turun." Hans membuka pintu kereta dan mengangkat Anne turun.
"Tolong temani nona selagi kami menyiapkan tempat istirahat."
"Gendong Anne, Hans ...." Malam sudah sangat larut dan ketika tidak ada cahaya yang cukup, Anne tidak bisa melihat apa-apa.
“Baik, tentu saja nona. Tenang saja nona aman bersamaku.” Hans berusaha menenangkan Anne yang selalu gelisah ketika malam hari, terutama dalam perjalanan panjang. Hans kemudian mengajaknya berkeliling sambil mengobrol ringan, selama yang lain membereskan tempat untuk berkemah malam ini.
“Apa Hans tidak mengkhawatirkan keluarga Hans?”
“Hmmm… Tenang saja nona, keluarga saya jauh dari kota dan mereka besar-besar seperti saya, Hahaha.”
“Baguslah kalau begitu, semoga semua baik-baik saja.”
“Biarkan orang dewasa saja yang khawatir, nona tenang saja ya, Hans akan selalu bersama nona.”
“Terima kasih, Hans memang sangat bisa diandalkan.”
“Jangan remehkan panglima paling kuat di kediaman Duke, dan tentu saja assassin membosankan Kent, hahaha.”
“Hans, bawa nona kemari, kami sudah selesai,” Lyre memanggil Hans dari depan kereta.
“Ayo masuk ke dalam, saya sudah menyiapkan air untuk mencuci muka dan baju tidur nona.” Hans menurunkan Anne di dalam kereta, Lyre segera masuk dan menutup pintu kereta.
“Nah, nona sudah siap untuk tidur sekarang. Saya akan panggilkan Nanny Polla.” Perlahan Lyre keluar dari kereta.
“Hans siapkan batu mana sebagai penghangat kereta dan untuk kita tidur.”
Tok tok
“Permisi nona, saya akan menemani nona tidur di dalam kereta, yang lainnya akan tidur di luar,” Kata Nanny Polla ketika memasuki kereta.
“Iya Nanny, terima kasih.” Nanny dapat melihat Anne tersenyum kecil, sebelum akhirnya tertidur pulas.
--
“Hey, aku akan tidur dulu, nanti bangunkan aku ketika akan bergantian.” “Eh tunggu Kent, jangan tidur dulu. Aku akan mencari kayu lagi untuk api unggun, sebentar ya!” Hans segera berlari ke dalam hutan, dan kembali beberapa saat kemudian. “Hey, kau tahu kan kalau kayu tebal dan lembab seperti itu sulit terbakar?” “Ya, tentu saja Kent, hahaha, ini untuk sesuatu yang lain, kamu tidak perlu tahu! sana tidur,” jawab Hans singkat, lalu menaruh ranting yang dikumpulkannya di dekat api unggun. Sambil bersiul ringan, Hans kemudian duduk sambil mengerjakan sesuatu dengan kayu yang dibawanya tadi. -- “Kent~~ Kent~~” Hans berusaha membangunkan Kent dengan pelan sambil menusuk-nusuk pipi Kent. “Uhh, hentikan.” Kent terbangun sambil menggerutu. “Aku akan tidur, oke?” kata Hans sambil mulai berbaring. “Apa ada yang mencurigakan tadi malam?” “Hmm.. aku hanya menangkap beberapa tupai.”
"Nona ayo bangun, sudah pagi, sebentar lagi kita akan melanjutkan perjalanan." "Hmm ... Nanny, Anne mau roti dengan coklat untuk sarapan." "Tenang saja nona, sudah disiapkan Vena. Nah ayo nona cuci muka terlebih dahulu" Nanny kemudian memberikan kain basah untuk cuci muka dan kemudian membantu membasuh badannya dan berganti pakaian. "Nanny, kapan kita akan sampai ke perbatasan?" tanya Anne sambil keluar dari kereta. "Mungkin besok pagi kita sudah bisa sampai nona." "Nanny, apakah kita akan sampai lebih dulu dari Kak Fricsia?" "Hmmm, saya kurang yakin nona, karena kita mengambil jalur yang berbeda, mari berharap kita bisa bertemu Nona Fricsia ketika sudah sampai di Kekaisaran Terra." "Iya semoga kakak sudah tiba dengan selamat. Kita akan ke Kastil Yunne atau Kastil Porta?" "Tentu saja Kastil Porta nona, karena itu yang paling dekat dengan gerbang timur." "Anne tidak sabar ingin segera bertemu dengan mama dan kaya
Anne kembali masuk ke dalam kereta dibantu oleh Hans. Di dalam kereta mereka sama sekali tidak bersuara dan hanya berpegangan tangan, menunggu kabar dari Kent. Hans yang berjaga di luar juga tidak bersuara sama sekali. Keheningan yang mencekam berlangsung cukup lama. Setiap suara yang terdengar membuat mereka semakin gugup, bahkan Anne sama sekali tidak merasa mengantuk. Mereka sangat terkejut tiba-tiba mendengar suara Kent dari luar. “Hans mereka mengumpulkan semua warga di tengah desa dan mulai mengikat mereka satu persatu. Kita tidak mungkin ke sana.” “Baiklah malam ini kita cari rumah kosong yang paling jauh dari desa. Kereta juga akan aku tinggalkan di tempat yang jauh agar aman.” “Baik aku akan carikan rumah yang kira-kira bisa kita gunakan.” Kent pergi lagi mencari tempat yang cocok untuk mereka bermalam. Tok tok “Apa semua baik-baik saja di dalam?” Hans membuka sedikit jendela kereta. “Hans apa kau yakin kita bi
Matahari mulai terbenam ketika Anne menyadari bahwa perutnya berbunyi. Ini sangat memalukan dan sangat tidak anggun, Anne bisa merasakan mukanya mulai memerah karena malu. Sepertinya Kent tidak menyadarinya, karena ia masih fokus melihat sekeliling sambil melaju. Beberapa saat kemudian Kent melambat dan berhenti. Kent kemudian turun dan menurunkan Anne dari kuda. “Maaf nona, saya tidak menyadari bahwa nona belum makan sejak pagi.” “Aah, eh, tidak apa-apa Kent!” Anne tergagap, karena terkejut dan malu. “Saya sudah biasa tidak makan berhari-hari dalam perjalanan. Maafkan saya nona.” Kent membantu Anne untuk duduk kemudian mengambil sesuatu dari dalam tasnya. “Ini nona, saya ma
Tok tok “Permisi, ini saya sudah membawakan makanan dan air hangat.” “Baik, terima kasih.” Kent membuka pintu dan meletakkan nampan makanan di meja dan mengambil baskom berisi air hangat dan menaruhnya di meja lain. Kent memberikan sejumlah uang untuk membayar makanan dan sedikit tip untuk pegawai tersebut. “Nona, saya sudah siapkan air hangat. Ini handuk untuk membasuh.” “Iya, terima kasih.” Anne mengambil handuk tersebut dan membasuh mukanya dan setelah itu membasuh tangan dan kakinya. Kent merasa perlu membantu Anne, tetapi tidak tahu harus berbuat apa. Ia hanya duduk dengan canggung menunggu Anne selesai. “Kent, bisa tolong bantu Anne melepas baju pelindung ini? Ikatannya sangat rumit dan sulit untuk di lepas.” “Oh, iya baik nona.” Kent dengan canggung membantu Anne. Kent kemudian membantu Anne untuk duduk dan menyuapinya makan. Anne memang bisa makan sendiri, tetapi karena pencahayaan di ruangan ini h
Jeremy menggenggam tangan Anne dan menuntunnya menuju kamar tamu, sedangkan Kent mengikuti dari belakang. “Kamu tenang saja Anne, disini kamu akan aman. Oh ya, tolong antarkan pengawal Anne untuk berbenah.” Melihat Kent yang terus mengikuti, Jeremy memerintahkan salah satu pelayan untuk mengantarkan Kent ke ruang para pelayan. “Tenang saja tuan pengawal, saya akan memerintahkan seseorang untuk membantu Anne.” Jeremy menambahkan melihat Kent yang tidak ingin meninggalkan Anne. “Saya akan segera kembali, nona.” Kent membungkuk dan akhirnya pergi. -- “Kamu yakin tidak ingin tinggal sedikit lebih lama?” “Tidak, kak Jeremy. Mengunjungi Kediaman Verlant adalah keputusan yang saya ambil sendiri. Sehingga keluarga saya akan khawatir apabila saya tidak segera tiba di Kekaisaran terra.” “Oh ya, bagaimana dengan kabar kakak-kakak mu? Apakah Verto sudah menjadi ksatria?” “Belum, Kak Ver
Ketika mereka selesai makan malam, Marquis mengundang Anne untuk berbicara di ruang kerjanya. Anne kemudian menceritakan kejadian yang dialaminya dan bagaimana ia bisa sampai ke Kerajaan Crotta. Tok, tok “Ayah mencariku?” “Oh Chris. Kita perlu membicarakan mengenai keadaan Kerajaan Verdant” Chris duduk di samping Anne dan mendengarkan dalam diam. Marquis menjelaskan bahwa ia sudah mendengar mengenai penyerangan tersebut dan para bangsawan Crotta sedang merundingkan bagaimana cara untuk membantu. Ia berjanji akan berusaha meyakinkan bangsawan lainnya untuk ikut membantu. “Saya juga sudah mendengar bahwa kamu akan segera berangkat ke Kekaisaran Terra. Biarkan Chris menemanimu bertemu dengan Kaisar Terra untuk meminta bantuan Terra. Apabila Terra bersedia untuk membantu, kita bisa merebut Verdant.” “Terima kasih banyak paman, saya sangat menghargai bantuan anda.” “Bagaimana Chris, apakah kamu bersedia membantu?” “Tid
Tak terasa malam sudah tiba, mereka berhenti sebentar untuk makan di sebuah restoran. Anne bisa mencium aroma berbagai makanan ketika berjalan masuk dituntun oleh Chris. Suasana di dalam restoran tidak terlalu ramai. Anne dan Chris kemudian duduk di meja dekat dengan jendela. “Kamu ingin memesan apa? Apa makanan kesukaanmu Anne?” “Aku suka apa saja kak.” “Baiklah, kamu sepertinya harus makan lebih banyak daging.” Chris akhirnya memesan steak dan semangkuk sup untuk Anne. Anne hanya duduk diam memikirkan sesuatu, sambil menunggu makanannya datang. Chris mencoba mengajak Anne berbicara, apa yang bisa ia bicarakan? “Hei Anne, apakah kamu pernah mencoba Cold Slime