Chapter 59
Just be brave and follow your heart for fighting against the bad situation. – Vie Junaeni.
*****
Albanus belum tau tentang nasib yang menimpa para lycan karena tak ada satupun kawanan lycan yang bekerja sama dengannya itu selamat. Pria tua itu masih saja membuat para rakyat menderita. Bahkan ia mengumpulkan para pejabat dan orang kaya di kerajaan untuk mengadakan pesta. Pria paruh baya itu ingin memiliki permaisuri yang akan menemaninya memimpin tahta kerajaan kala itu.
“Frans, siapkan beberapa gadis di kerajaan ini untuk menemani para tamu saat pesta nanti,” ucap Albanus pada kaki tangannya di kerajaan itu.
“Baik, Yang Mulia. Apakah kau jadi mengundang Kerajaan Saphire?” tanya Frans pria berambut keriting itu.
“Tentu, aku akan menjadikan permaisuri kerajaan Saphire sebagai permaisuriku karena menurut pejabat Waden, Raja Saphire baru saja meninggal di medan perang.”
“Kau mau mempunyai permaisuri?” tanya Frans dengan
Part 60 When you fight the truth, there will be no regret. – Vie Junaeni. ***** Alexandra dan Evander menaiki punggung Ares mengarungi bukit dan juga hamparan daratan luas dengan padang pasir tandus. Mungkin jika ditempuh menggunakan jalur darat seperti menaiki kuda, maka mereke akan menempuh perjalanan siang dan malam yang cukup melelahkan. “Ada naga ada naga!” teriakan para rakyat Kerajaan Saphire menggema di semua sudut wilayah kala melihat Naga Ares terbang melintas. Prajurit pemanah juga bersiap melayangkan anak panah membidik Ares, tetapi kepakan sayap yang kuat membuyarkan para pemanah tersebut. Akhirnya, mereka sampai di beranda kamar milik Ratu Saphire yang cukup luas. “Apa yang kau lakukan di sini, pergi dari sini!” seru sang putri dengan nada sangat ketakutan. Alexandra muncul dari balik punggung sang naga dan menundukkan kepalanya memberi hormat. “Salam hormat kami dari Kerajaan Anathema untuk sang Ratu Saphire,” uc
Part 61 Don't be afraid when you fight for the right, just be brave to through it. — Vie Junaeni. ***** Ibu Rose membawakan sejumlah makanan ke ruangan sang Ratu Saphire. "Permisi, saya bawakan Anda makanan untuk mengganti tenaga Anda setelah dalam perjalanan jauh," ucap Ibu Rose meletakkan baki berisi makanan ke atas meja dalam ruangan tersebut. Wajahnya tertunduk saat meletakkan makanannya. "Apa kau tak merindukan kami?" tanya Alexandra. Suara gadis itu sangat ia hapal, Ibu Rose terperanjat kala mengenali suara tersebut. Ia mengangkat wajahnya dan menelisik wajah sang Ratu Saphire lebih saksama. "Alex?" tanya Ibu Rose. "Ya, kau benar, Ibu Rose apa kabar....?" Alex langsung bangkit dan memeluk wanita itu dengan erat. "Aku merindukan mu Ibu Rose," ucap Alexandra. Ibu Rose langsung menangis kala memeluk gadis itu. "Aku tak menyangka kalau kau masih hidu
Part 62 Do it again and again. Consistency makes the rain drops to create holes in the rock. Whatever is difficult can be done easily with regular attendance, attention and action. – Israelmore Ayivo. ***** "Kau hadapi mereka!" Albanus turun dari singgasana raja dan menuju ke dalam istana. Demon langsung memberi percikan cahaya yang menandakan kalau para pasukan sudah diperbolehkan masuk ke wilayah pertemuan untuk menyerang. Evander lalu menoleh ke Alex."Alex kau harus berjaga di sini dan kau harus berusaha semaksimal mungkin, aku akan mengejar Albanus,"ucap Evander. "Iya kalau harus hati-hati ya, sebentar lagi aku akan menyusulmu juga." ****** Para prajurit yang tersisa kembali menyerang semua pasukan kecil milik Evander. Alexandra, Selena dan Demon mencoba untuk bertahan dengan melawan balik para pasukan tersebut. Josh bahkan datang meninggalkan desa rahasia bersama Ta
Part 63 “The ultimate victory in competition is derived from the inner satisfaction of knowing that you have done your best and that you have gotten the most out of what you had to give.” — Howard Cosell. ***** Evander menemani Alexandra yang masih terbaring lemah. Luka di perutnya sudah diobati oleh Tabib Morgan. Gadis itu perlahan membuka mata dan tersadar. Ia melihat sang raja sedang terbaring merebahkan kepala di samping tubuhnya seraya mendekap tangannya. Alexandra lantas mengusap kepala pria tersebut. Ia sangat bersyukur bisa merasakan kasih sayang dari seorang pria yang tulus seperti Evander. Hanya saja ia langsung merasa sedih ketika ia sadar apakah setelah ini selesai ia harus kembali atau tak akan pernah kembali. "Kau sudah sadar rupanya," ucap Evander. "Hai, bagaimana pertarungannya, apa kau menang?" tanya Alex. "Tentu saja, aku tebas kepalanya dengan pedang milikmu," jawab Evander penuh sem
Part 64 Go to the people. Learn from them. Live with them. Start with what they know. Build with what they have. The best of leaders when the job is done, when the task is accomplished, the people will say we have done it ourselves. — Lao Tzu. ***** "Ummm... baiklah kalau begitu. Kita akan menikah berbarengan, dan aku pastikan Naga Ares yang akan menjadi pendampingku menuju altar," ucap Alexandra menoleh kepada Ares. "Aku?" Ares langsung tersentak mendengar permintaan Alexandra. "Iya, kau harus menjadi pendampingku, Tuan Ares." Alexandra menatap sang naga dengan senyum manis. "Baiklah terserah kau saja!" sahut Ares dengan nada ketus dan membuat yang lain tertawa. *** Hamparan padang rumput hijau di atas bukit membuat siapapun yang memandangnya terasa nyaman. Alexandra bersama Raja Evander menghampiri Demon yang sedang menatap wilayah ke
Part 65 “A great marriage is not when the perfect couple comes together. It is when an imperfect couple learns to enjoy their differences.” — Dave Meurer. ***** Penerangan obor suci untuk menghormati sang Raja Anathema adalah bagian dari perayaan tersebut, dengan harapan memberikan kesuburan pada pasangan pengantin baru tersebut. Dalam acara pernikahan juga dipersembahkan seekor babi betina yang dipersembahkan untuk para leluhur lalu dilarungkan ke pantai. Para rakyat juga menikmati pesta tersebut. Pihak kerajaan mengadakan pesta makan malam, dan pengantin wanita tampil sangat cantik dengan gaun permaisuri lengkap dengan mahkota permaisuri yang bentuknya sama dengan yang dipakai sang Raja Evander, hanya saja ukurannya lebih kecil. Mas kawin atau hadiah adalah pembayaran yang dilakukan oleh keluarga istri kepada suaminya, untuk menutupi biaya rumah tangga mereka. Itu
Part 66 A friend is one that knows you as you are, understands where you have been, accepts what you have become, and still, gently allows you to grow." - William Shakespeare ***** Malam itu, Alexandra memperhatikan langit malam dari beranda kamar. Derap langkah kaki terdengar memasuki kamar. "Itu pasti sang raja milikku sudah datang," ucap Alexandra. Evander langsung tersenyum dan memeluknya dengan erat dari arah belakang. Ia menciumi tengkuk milik wanita itu dengan penuh cinta. Alexandra lalu berbalik badan. Ia melingkarkan kedua lengannya di leher kekar pria itu. "Malam ini tak akan aku biarkan apapun menghalangiku memilikimu," ucap Evander lalu ia kecup ujung hidung milik Alexandra. "Hahaha... memangnya apa yang akan menghalangimu memiliki aku?" "Mungkin Selena, mungkin juga Ares, atau mungkin pengganggu lainnya, bisa jadi kan?" "Baiklah, baiklah, sini ikut aku!"
Part 67 “Destiny is not a matter of chance, it is a matter of choice; it is not a thing to be waited for, it is a thing to be achieved.”—William Jennings Bryan. ***** Pagi itu, Naga Ares menemui Alexandra di beranda kamarnya. "Apa kau punya waktu untuk mengikuti ku saat ini?" tanya Ares. "Memang nya kita mau ke mana?" tanya Alex gantian bertanya. "Aku ingin kau mengikuti aku, kita akan pergi ke Bukit Kegelapan," ajak Ares. "Baiklah tunggu di sini, aku akan bilang sama Raja Evander dulu ya, karena dia akan bergegas menemui para ksatria baru hari ini," ucap Alex. "Baiklah, aku akan menunggumu di sini." Lalu kemudian, Alexandra menemui Raja Evander. "Sayang, aku akan pergi dengan naga Ares. Aku harap kamu tidak merindukanku," ucap Alex. "Kau tahu, sebenarnya saat kau pergi sedetik saja dari pandanganku, aku sudah merindukanmu," ucap Evander. Alexandra la