Home / Horor / RANJANG BERDARAH / Korban Selanjutnya

Share

Korban Selanjutnya

Author: Dwrite
last update Huling Na-update: 2024-05-06 15:43:57

Seminggu sudah berlalu sejak jasad Burhan dikebumikan dan tahlilan tujuh malam selesai dilaksanakan. Jihan dan anak-anaknya memilih kembali menempati rumah peninggalan Burhan juga lokasi di mana lelaki itu meninggal.

Mereka disambut para asisten rumah tangga yang membantu menjaga rumah selama Jihan dan anak-anaknya tinggal sementara di kediaman utama Pak Ridwan.

Malam merangkak semakin kelam. Sudah empat hari sejak Detektif Fahri mengatakan bahwa salah satu saksi kunci kematian Burhan--Cintya dinyatakan hilang. Dia merasa semakin tak tenang.

Entah kenapa malam ini juga angin berembus sangat kencang di luar. Menusuk kulit sampai terasa ke tulang. Jendela yang sudah tertutup rapat tiba-tiba kembali terbuka saat Jihan melewati balkon lantai dua menuju kamar si kembar Rara dan Riri berada. Dia menutupnya kembali, kemudian beranjak ke kamar anak-anaknya yang ada di lorong paling ujung lantai ini.

Setelah memastikan keduanya terlelap. Jihan menyempatkan diri untuk singgah sebentar ke kamarnya. Kamar di mana Burhan meregang nyawa. Kamar yang diminta polisi untuk tetap dikosongkan sebelum kasus pembunuhan suaminya terungkap.

Perlahan, Jihan membuka pintu kembar kokoh yang menjulang di hadapan. Perempuan dengan gamis panjang itu terpaku. Menatap ranjang yang sebelumnya penuh dengan noda darah, sudah diganti dengan seprai putih yang baru.

Bayangan tubuh Burhan yang bersimbah darah tergeletak di atas ranjang masih terbayang. Memaksa Jihan untuk terpejam dengan perasaan yang entah.

Tiba-tiba hawa dingin kembali menerpa. Menusuk tulang hingga gigil bulu kuduk Jihan dibuatnya. Dia menelan ludah susah payah, lalu mengucap istigfar beberapa kali dalam hati, saat merasakan sebuah bayangan hitam melintas dengan cepat di belakangnya. Namun, saat menoleh Jihan tak bisa menemukan apa-apa.

"Sari!" panggil Jihan pada sang asisten rumah tangga.

Hanya butuh beberapa detik sampai gadis kurus berusia dua puluh tahunan itu muncul di hadapannya.

"Iya, Bu?"

"Tadi, kan saya sudah minta kamu buat tutup jendelanya. Kenapa masih kebuka? Anginnya dingin sekali malam ini. Sampai kerasa ke kamar Rara dan Riri."

Sari terlihat kebingungan. Gadis berkulit sawo matang itu menggaruk rambutnya yang tak gatal.

"Perasaan tadi sudah Sari tutup, kok, Bu. Kenapa bisa kebuka lagi, ya?"

"Kamu lupa mungkin. Tutup lagi saja sekarang! Nanti anak-anak masuk angin."

Sari mengangguk patuh. Asisten rumah tangga Jihan yang sudah mengabdi lebih dari tiga tahun itu mulai melangkah memasuki kamar yang paling besar di antara lainnya.

"Eh, sebentar, Sar!" Panggilan Jihan menghentikan langkah Sari sebelum sempat mencapai setengah ruangan.

"Ya, Bu?" Gadis berumur dua puluh tiga tahun itu memutar tubuh menghadap majikannya.

"Bukannya sehari setelah kejadian kamar ini sudah kamu dan Bi Imas bersihkan, ya? Kok, masih ada noda darahnya?" tanya Jihan heran.

"Darah?" Sari terlihat kebingungan.

"Itu, di kolong ranjang. Kayaknya netes dari atasnya."

Sari mundur dua langkah. Sementara Jihan masuk ke dalam untuk memastikan bahwa tak ada yang salah dengan penglihatannya.

"Waktu itu saya sama Bi Imas memang cuma bersihin atasnya aja, Bu. Darahnya, kan cuma di kasur. Terus ganti seprainya. Kita nggak pernah masuk lagi ke kamar ini selama seminggu ibu pergi. Hawanya aneh aja di situ. Lewat di depannya aja saya merinding."

Jihan terdiam sejenak.

"Kamu yakin?"

Sari mengangguk. "Ya-yakin, Bu."

Jihan merendahkan tubuhnya. Berjongkok di depan ranjang dengan tinggi tiga puluh sentimeter tersebut. Tangannya terulur menjangkau tetesan darah yang membasahi lantai.

"Basah. Ini masih baru!"

Deg!

Jihan kembali bangkit, lalu menunjukkan darah segar yang ada di tangannya pada Sari. Asisten rumah tangga Jihan itu berjengit jijik.

"Coba angkat kasurnya, deh, Sar!"

Tubuh Sari kembali mundur dua langkah. "Bu ...."

"Oke, biar saya saja."

"Tapi, Bu--"

Tanpa pikir panjang Jihan langsung mengangkat kasur berukuran king itu dan menjungkirkanbalikannya hingga terongggok di lantai. Sesuatu yang dia lihat setelahnya benar-benar di luar dugaan.

"Argh ...!" Jeritan Sari terdengar menggelegar. Sedangkan Jihan mematung dengan mata yang melebar.

Sesosok jasad perempuan baru saja mereka temukan tergeletak di atas dipan dalam keadaan sama persis dengan Burhan. Dengan luka sayatan di leher, dan dalam keadaan telanjang. Tertindih kasur busa ukuran besar.

"Sa-Sar ... jangan biarkan Rara dan Riri lihat! Minta Galih buat hubungi Detektif Fahri sekarang! Bilang kalau sekretaris Mas Burhan yang sudah seminggu hilang baru saja ditemukan!"

.

.

.

Bersambung.

Patuloy na basahin ang aklat na ito nang libre
I-scan ang code upang i-download ang App

Pinakabagong kabanata

  • RANJANG BERDARAH   Babak Baru Dimulai

    Gumpalan awan pekat menyelimuti langit di atas lapas Nusa Kumbangan yang menampung ribuan tahanan kelas berat. Bunyi guntur bersahutan membawa serta angin dan hujan yang mengguyur salah satu kota besar di Tahan Air tersebut. Di dalam block tahanan kelas berat dengan masa hukuman seumur hidup terdengar keributan di tengah riuhnya suara hujan. Para tahanan itu baru saja menyaksikan seorang tahanan dibvnuh dengan brutal oleh sosok yang tak dikenal menggunakan jubah hitam yang menelusup masuk di antara ketatnya penjagaan. Kepala lelaki malang itu nyaris putus. Darah segar masih mengalir dari lehernya yang dig0rok dengan kejam. Namun, ajaibnya napas lelaki itu masih berembus, pendek-pendek, dengan mata yang mengerjap lemah. Mulutnya membuka dan menutup seolah hendak mengucapkan sesuatu. Waktu hampir menunjukkan tengah malam, para petugas yang menunggu laporan datang berbondong-bodong menuju lokasi kejadian. Mereka tercengang saat melihat sel dalam keadaan terbuka, dan korban sudah sekar

  • RANJANG BERDARAH   Hikmah dibalik Musibah

    Setiap yang bernyawa pasti akan merasakan mati, setiap yang pergi pasti akan kembali, dan setiap yang hilang pasti akan digantikan lagi. Tuhan menciptakan manusia berpasang-pasangan. Pernikahan sangat dianjurkan untuk menghindari hal-hal yang tak diinginkan. Ketika seseorang memutuskan untuk menutup diri dari takdirnya sendiri, mungkin saja ada duka yang diselimuti kecewa hingga dia takut untuk memulainya lagi. Jihan dan Zakir pernah merasakan bagaimana sakitnya ditinggalkan orang-orang yang sangat mereka kasihi, alasan itulah yang membuat keduanya sempat menutup diri. Namun, saling melengkapi adalah salah satu kunci untuk menutup lubang yang tersembunyi di dalam hati. Setelah berbagai pertimbangan keduanya resmi mengikat janji untuk menjalin komitmen sehidup semati. "Saya terima nikah dan kawinnya Jihan Annisa binti almarhumah Hana Latifa dengan seperangkat alat sholat dan uang tunai dua juta rupiah. Tunai!" Ikrar itu terucap lantang di Masjid Al-Jami. Tanpa malu akan statusnya se

  • RANJANG BERDARAH   Gosip mulai Menyebar

    Bak wabah yang menjamur dan tak terelakkan, begitu pun dengan isu Oraganisasi Rahasia Ular Putih yang sangat cepat menyebar ke seluruh penjuru negeri. Orang-orang yang penasaran mulai mencari tahu, bahkan sengaja berbondong-bondong mendatangi lokasi kejadian. Gunung Bageni yang keberadaannya terpelesok dan tersembunyi jauh di pedalaman, mulai didatangi banyak pelancong yang ingin membuktikan kebenaran di balik pesugihan yang memakan banyak korban juga memberi kesenangan secara instan.Oknum-oknum yang memanfaatkan situasi tersebut sebagai lahan untuk menimbun uang, mulai mengambil kesempatan dari keberadaan Nyai Damini yang konon masih sering datang mengunjungi lokasi yang dulu dia jadikan sebagai tepat bersemayam."Lagi-lagi berita ini." TV layar datar itu berubah hitam setelah tombol power ditekan. Lelaki senja berkemeja lengan pendek tersebut menyandarkan tubuh pada sandaran sofa, lalu menghela napas panjang."Kenapa, Yah? Masih terganggu dengan berita yang sama?" Wanita berjilbab

  • RANJANG BERDARAH   Jalan Keluar

    Portal dua alam, membawa Zidan kembali ke tempat yang sama. Sisi lain Gunung Bageni yang juga tempat bersemayamnya Nyai. Di depan pohon besar yang merupakan gerbang masuk dan keluarnya kediaman Nyai Damini, lelaki bersorban merah itu melihat seorang wanita bergaun putih menyambutnya. "Kau pasti datang untuk menyelamatkan wanita itu, bukan?"Zakir terdiam sesaat, semula dia sempat ragu. Namun, melihat aura yang terpancar dalam diri makhluk di hadapannya ini. Semua keraguannya perlahan sirna."Ya.""Cepatlah, sebelum semuanya terlambat. Saudariku membawanya ke ruang putih. Sudah dua puluh tahun sejak terakhir kali dia bermain-main di ruang itu." "Dua puluh tahun?" Zakir memastikan. "Ya, terakhir dia memainkannya bersama dengan ayah biologis Jihan. Sayangnya saat itu Ganjar memilih pintu ambisi, hingga berujung seperti ini." Pikiran Nyai Darsih jauh berkelana menyusuri masa silam. "Pastikan Jihan tak memilih apa yang hasrat terbesarnya inginkan. Atau kalau bisa jangan pilih apa pun y

  • RANJANG BERDARAH   Godaan Setan

    Banyak cara yang bisa Iblis lakukan untuk menyesatkan anak turun Adam. Sama dengan nenek moyangnya, beberapa golongan jin tertentu juga selalu mempunyai tipu daya, muslihat, dan jebakan untuk menggoda kaum yang ia anggap lemah dan rendahan. Umur mereka yang panjang, serta wujud yang tak kasat mata menguntungkan tugasnya dalam menyesatkan manusia dari ajaran Allah SWT. Sebagian dari jenisnya memiliki kemampuan untuk mendeskripsikan masa lalu, meniru seseorang, meramal masa depan, bahkan menciptakan ilusi yang mampu memperdaya akal dan pikiran manusia. Kemampuan yang diturunkan nenek moyang itu pulalah yang dimiliki oleh Nyai Damini. Dibantu para budak dari golongan sama, di alamnya, dia mampu menciptakan jenis godaan maha dasyat yang tak akan mampu ditolak makhluk berakal seperti manusia, khususnya Jihan. Perempuan itu terpedaya, dalam dunia yang diciptakan berdasarkan hasrat dan harapan terbesarnya. Hanya setitik noda hitam di hati bersih perempuan itu sudah cukup untuk membuka cela

  • RANJANG BERDARAH   Jebakan

    Lalu-lalang orang masih terlihat di lokasi kejadian. Sirine ambulans dan mobil polisi bersahutan mengelilingi bangunan 1000m² yang berada di tengah-tengah Perkebunan Teh, seluas dua hektare. Bukan hanya kepolisian, tapi pasukan angkatan khusus juga dikerahkan dalam menangani kasus serius yang sudah lebih dari dua puluh tahun tak terungkap ini. Mengingat kasus yang tengah mereka tangani berhubungan dengan salah satu detektif yang kompeten di bidangnya. Fahri Azikri alias Ganjar Pratama telah ditetapkan sebagai tersangka utama yang bertanggung jawab atas kematian dan banyaknya korban berjatuhan. Selain dalang dari organisasi sesat yang sudah berdiri selama dua puluh tahun lamanya, dia juga terancam pasal berlapis lainnya. Tentang pemalsuan identitas, pembunuhan berencana, pendiri organisasi ilegal, juga dengan sengaja menutupi bukti kejahatan.Sementara Bu Yuli, Bahar, dan tiga puluh orang lainnya masih berstatus saksi, sebelum pengadilan resmi menjatuhkan hukuman untuk orang-orang ya

Higit pang Kabanata
Galugarin at basahin ang magagandang nobela
Libreng basahin ang magagandang nobela sa GoodNovel app. I-download ang mga librong gusto mo at basahin kahit saan at anumang oras.
Libreng basahin ang mga aklat sa app
I-scan ang code para mabasa sa App
DMCA.com Protection Status