Beranda / Young Adult / REYGA / 2. Bersama

Share

2. Bersama

Penulis: Niresview
last update Terakhir Diperbarui: 2021-08-27 15:37:30

"Gimana? Masih bisa diri gak?" tanya Reyga yang dibalas anggukan ragu oleh Aira.

Reyga menatap keraguan gadis itu pun menghela napas kasar. Ia kemudian meraih pinggang gadis itu dengan satu tangannya dan satu tangannya lagi menarik tangan gadis itu agar berdiri.

"Tuh bisa rupanya."

"I-iya ma-makasih."

Reyga mengambil es krim kapnya menggunakan tangan kanannya lalu tangan kirinya mengambil tangan kanan Aira meletakkannya  di bahunya dan tangan kiri Reyga merangkul pinggang gadis itu agar Aira tidak jatuh.

"Lo pulang naik angkot 'kan?" tanya Reyga.

"I-iya Reyga," jawab Aira gugup dengan posisi mereka saat ini.

"Oke, biar gue anter ke halte," ucap Reyga kemudian berjalan menggandeng Aira yang terpincang-pincang.

"Lo anak IPA ya?" tanya Reyga memulai pembicaraan, ingatlah kalau Reyga tak suka kesunyian.

"I-iya Rey...emm kamu Reyga, 'kan? Anak IPA 7," ujar Aira berusaha akrab dengan Reyga.

"Yap, gile bener, nama gue jadi banyak yang ngenalin," ucap Reyga dengan bangganya. Padahal namanya dikenal karena kenakalannya.

"Oh iya kita belum kenalan nih, nama gue Reyga Renard Renjana," ujar Reyga memperkenalkan namanya.

Aira tertawa kecil mendengar nama Reyga yang unik karena semuanya berawalan huruf 'R'.

"Kenapa? Kok ketawa?"

"Nama kamu unik karena awalannya huruf R."

"Tapi keren, 'kan?" tanya Reyga dengan percaya dirinya.

"Iya deh, keren banget malahan." Reyga tertawa mendengar jawaban Aira.

Mereka kemudian sampai di halte depan sekolah. Reyga mendudukkan Aira perlahan lalu ia juga duduk di samping cewek itu.

"Nama elo siapa? Eh elo emang ngomongnya pake 'aku-kamu' ya?" tanya Reyga beruntun.

"Nama aku Aira Sabitah, iya aku emang terbiasa pake 'aku-kamu'," jawabnya.

Reyga manggut-manggut kemudian ia membuka es krim kapnya karena ia memang sudah sangat tergiur ingin mencicipinya.

"Lo mau es krim?" tawar Reyga.

"Emm gak usah deh," tolak Aira meski sebenarnya ia sangat selera.

"Yakin?"

"Iya Reyga."

Reyga merasa tak percaya karena mimik wajah gadis itu. Ia kemudian melotot dengan menatap wajah Aira yang sontak membuat gadis itu membeku takut.

"Lo mau apa enggak?!"

"Mau!" Aira terdiam tiba-tiba lalu menutup mulutnya. Ia seperti dihipnotis oleh Reyga.

"HAHAHA." Reyga tertawa terbahak-bahak melihat tingkah lucu cewek disampingnya itu.

Ia kemudian menyendokkan eskrim itu ke mulut Aira.

"Nah, dikit aja tapi soalnya gue pengen banget," ucap Reyga.

Pipi Aira secara tiba-tiba memanas, ia berusaha agar tidak baper dengan perilaku Reyga itu. Ia kemudian menerima suapan Reyga. Namun pipinya kembali bersemu ketika Reyga memakai sendok bekas mulutnya itu. Berarti itu sama dengan mereka ciu-astaga, Aira langsung menghilangkan pikiran itu.

Reyga sendiri menatap bingung gadis itu karena pipinya yang bersemu. Ia kemudian berpikir tentang pipi cewek yang bersemu. Seketika senyum jahilnya keluar.

"Aira...lo baper yaaaa," ujar Reyga dengan wajah jahilnya.

Aira yang melihat wajah jahil dari Reyga seketika ingin memukul wajah menjengkelkan itu. Namun amarahnya luntur karena rambut lembutnya diacak-acak oleh Reyga, tak tahukah dia sudah seberapa baper Aira?

"Lo lucu banget, eh tuh ada angkot naik tuh," ucap Reyga sambil berdiri.

Aira yang tadinya terdiam kini sontak berdiri dengan terburu-buru sambil memberhentikan angkot itu padahal kakinya masih sakit, mungkin karena malu.

"Makasih karena yang tadi ya, Reyga," ucap Aira lalu masuk kedalam angkot.

Reyga menatap kepergian Aira sebentar sampai angkot itu sudah menjauh. Ia kemudian pergi meninggalkan halte.

'Warnet Meraki' itulah tujuan Reyga. Untungnya ia membawa kaos dalaman. Reyga bekerja sebagai operator di warnet tempat berkerja- nya ini.

"Udah pulang juga lo, lama nih gue nunggu," ucap cowok berusia diatas Reyga 3 tahun itu yang bernama Jeremia Meraki, si pemilik warnet.

"Iya-iya gue salah, sini gantian," ujar Reyga menggantikan posisi Jeremia menjadi operator.

"Gue keatas dulu mau ngira duit, elo jaga nih warnet gue."

"Iyaaaaa."

Jeremia kemudian pergi ke lantai atas meninggalkan Reyga yang sedang menatap info tentang warnet itu dilayar monitor.

Reyga sejak dulu hidup mencari uang dari hasil bekerja sebagai operator. Jeremia sendiri sudah tahu tentang kehidupan Reyga membuatnya kadang selalu membantu cowok berandal itu.

Ia tahu kalau Reyga berambisi untuk segera kaya, ia tidak peduli sukses karena yang ia butuhkan kekayaan agar  Reyga bisa membawa pulang adiknya kembali.

                    ***

Aira menggeliat di kasur rumahnya, kejadian di halte benar-benar membuatnya tak bisa tidur. Baru pertama kalinya ia ditolong oleh seseorang ditambah itu cowok nakal yang selalu buat onar disekolah.

Saat berada di samping Reyga entah kenapa ia sangat senang dan...nyaman, Aira berusaha membuang jauh-jauh pikirannya itu, ini salah! Ia tidak boleh suka dengan Reyga.

Aira tersentak ketika mendengar suara batuk. Ia berlari keluar dari kamarnya masuk ke kamar ibunya.

"Buk," ucap Aira melihat keadaan ibunya yang terbaring di kasur yang sudah tak layak itu.

"Aira, kok bangun? Ibu cuma batuk aja," ujar Lana, ibu dari Aira.

"Aira khawatir Buk," lirih Aira namun sang ibu malah terkekeh.

"Gimana sekolahnya?"

"Biasa aja, tapi..."

"Tapi kenapa,Nak?"

Pipi Aira bersemu, ia ingin mengatakan tentang Reyga kepada ibunya karena dari dulu ia selalu bercerita tentang apapun kepada ibunya.

"Aira dapat teman Buk," ucapnya malu.

"Hoo bagus dong, cewek apa cowok?" Aira masih bersemu malu lalu menjawab, "Cowok Buk." Lana terkekeh melihat pipi anaknya yang bersemu itu, ia tentu tahu kalau anaknya itu jatuh cinta pada teman barunya itu.

"Kalau Aira suka sama dia perjuangin dong," ujar Lana membuat Aira tersentak kaget.

"Gak papa Aira, jatuh cinta hal biasa dimasa kamu seperti ini," jelas Lana membuat Aira tertegun. Ibunya benar, ini adalah masa-masa dia seperti itu, masa yang membuat usia remajanya begitu indah.

                   ***

Langkah lembut nan pelannya terlihat di koridor sekolah. Sambil memeluk buku sekolahnya dan tak lupa kepalanya yang ia tundukkan. Aira selalu seperti itu padahal ia datang tak terlalu lama sehingga masih sedikit siswa-siswi yang disekolah.

Setelah menaruh tas dan buku-bukunya ia pergi ke taman belakang sekolah membawa buku astronomi miliknya. Hal seperti sudah lakukan semenjak kelas 10, alasannya simpel karena memang gadis itu suka menyendiri bahkan terkadang teman sekelasnya banyak yang menganggapnya tak ada.

Aira tersentak ketika merasa seseorang melingkarkan tangannya dilehernya Aira dari belakang. Aira terkejut ternyata Reyga pelakunya, pria itu menyandarkan dagunya di bahu Aira sambil memakan permennya.

"Lo baca apa?" tanya Reyga yang tak melihat wajah Aira yang memerah.

"Ah anu-a-aku baca buku astronomi," jawab Aira sambil menormalkan jantungnya.

"Lo suka liat-liat rasi bintang ya?"

"I-iya Reyga." Reyga sebenarnya ingin tertawa namun ia tahan karena ia tahu kalau gadis ini sedang gugup. Ia juga lucu dengan panggilan namanya karena biasanya orang memanggilnya 'Rey' atau 'Ga'.

"Lo punya teleskop?" tanya Reyga kembali, ia juga mulai tahu kalau gadis ini tidak pandai berinteraksi, pantas dia tak punya teman.

"E-enggak, ka-kalo ibuk aku sembuh baru aku mau beli," jawab Aira pura-pura membaca untuk menutupi kegugupannya.

"Nyokap lo sakit ya?" tanya Reyga yang dibalas anggukan canggung oleh Aira.

"Moga cepat sembuh ya."

"Makasih Reyga."

Seketika bel pertanda semua siswa-siswi harap berbaris telah berbunyi. Aira spontan membereskan barang-barangnya.

"Eh kamu gak baris Reyga?" tanya Aira.

"Males, gue mau ngerokok ," jawab Reyga santai beda dengan Aira yang langsung melotot.

"Gak boleh tau!" ketusnya langsung menarik tangan Reyga agar pria itu mengikutinya.

"Apaan ini?! Awas lo gue mau ketoilet!"

"Gak! Nanti kamu malah gak baris!"

Reyga sebenarnya bisa saja menarik tangannya namun entah kenapa ia mau-mau saja ditarik Aira.

Aira yang tadinya berwajah jutek sambil menarik Reyga seketika menjadi kembali kesifat aslinya, pemalu dan pendiam. Ia bahkan melepas tautan tangan mereka.

Reyga menaikkan satu alisnya, ia melihat ke depan di mana para murid-murid berlalu-lalang ke lapangan.

"Maaf karena lancang pegang-pegang kamu, Reyga," ucap Aira sambil menunduk kemudian berjalan ke lapangan mengikuti murid-murid lain.

Reyga penasaran kenapa gadis itu berubah seketika. Tadi dia membaca novel sendirian tanpa teman,- gampang baper dan gugup ketika berbicara dengannya. Sepertinya Reyga mengetahui satu fakta.

Bersambung...

Lanjutkan membaca buku ini secara gratis
Pindai kode untuk mengunduh Aplikasi

Bab terbaru

  • REYGA   50. Kencan murah (END)

    "Acieeee kencan dia 'nyaaa!" seru Jeremia menggoda Reyga yang berpakaian rapi. "Lo kira lo aja yang bisa kencan? Gue juga bisa kali," ujar Reyga menatap remeh Jeremia. "Mantap deh kalo gitu." Reyga berjalan keluar hendak pergi namun ia memberhentikan langkahnya sebentar, ada hal yang ingin ia katakan. "Bos...lo gak nyesel punya pegawai kayak gue?" Jeremia diam sejenak namun detik selanjutnya ia tersenyum lalu berkata, "Gak dong, gue gak ada sedikit pun rasa nyesel." Reyga mengangguk. "Thanks," ucapnya lalu pergi. ••••••••••'REYGA'••••••••• Sesampainya di rumah Aira, Reyga langsung masuk begitu saja ke dalam rumah bercat hijau itu. "Buk," sapa Reyga kepada Lana yang sedang memasak. "Eh Reyga," sapa Lana balik. Reyga kemudian mencium punggung tangan Lana. "Aira'nya di mana Buk?" tan

  • REYGA   49. Makan bersama

    "Nih buat lo." Jeremia memberikan amplop kepada Reyga. Dengan santai pria itu mengambilnya lalu memasukkan ke saku celananya, matanya masih fokus ke jalanan."Pake buat nge-date sama cewek lo," ucap Jeremia. Pria itu sedang dalam keadaan berbunga-bunga karena saat mengantar Manda ke rumah gadis itu, Jeremia menyempatkan diri menyatakan perasaannya dan Manda menerimanya."Langsung deketin ortunya dong bos," ujar Reyga."Manda?" tanya Jeremia."Ya iyalah! Masa iya ortunya gue!""Hoooo gitu, ya mungkin besok gue ke rumah dia."Reyga mengangguk. Ia salut dengan Jeremia yang gentle, saat berkenalan dari chat dengan Manda, pria itu langsung mengajak Manda untuk kencan lalu menembak gadis itu. Padahal rencana untuk menembak Manda tak terpikir oleh Jeremia. Namun saat berbincang dengan Manda, akhirnya Jeremia yakin untuk segera menyatakan perasaannya.

  • REYGA   48. Bodyguard

    Hari ini sekolah masih seperti biasa. Hanya saja di circle Aira dan teman-temannya agak sedikit berubah. Reyga tiba-tiba tampak menjauh dari mereka."Apa dia kepikiran trus ya sama perkataan Tommy?" tanya Laras.Mereka saat ini berada di kantin sekolah. Mereka sedikit melirik kearah Reyga yang sedang memesan minuman."Bisa jadi, buktinya dia gak mau mandang kita dikit pun," ujar Ando."Semalam dia juga gak kayak biasanya," ujar Aira mengingat kejadian tadi malam."Apa sesulit itu ya cuma nerima kita sebagai temannya?" tanya Salsa."Mungkin bagi Reyga itu sulit," jawab Sekar.Reyna hanya diam memandang teduh Reyga yang pergi keluar setelah membayar minumannya."Bang Reyga gak punya alasan khusus kenapa dia gak mau berteman, alasannya hanya sederhana dan aneh. Dia memang gak berniat memiliki teman, sesimpel itulah alasannya. Dip

  • REYGA   47. Teman SMP?

    CebolsynkAku udh di lapanganCebolsynkKlo kamu g dtng aku bakal marah 😡Dengan langkah seperti orang mabuk, Reyga berjalan menuju kamar mandi.BrakDengan keras ia membanting pintu itu membuat roti isi ditangan Jeremia hampir jatuh. "Buset tuh anak lagi mens kali ya."Setelah selesai mandi dan memakai style pakaian basket, Reyga langsung pergi menggunakan motor Jeremia namun kali ini ia tidak memakai motor sport Jeremia, entahlah alasan kenapa dia melarang Reyga memakai motor itu.10 menit di jalan akhirnya siluman rubah itu sampai di lapangan outdoor. Ia bisa melihat para cewek itu yang sedang berteriak melihat cowok mereka bermain.Aira yang melihat kedatangan Reyga langsung berjalan mendekati pacarnya itu."Lama banget kamu," gerutu Aira."I

  • REYGA   46. Jumpa lagi

    Reyga merasakan kakinya kram karena terus mondar-mandir ke tempat penyucian motor dan mobil. Ingat! Dia sudah berjanji kepada Jeremia."Kalo gak gara-gara Aira gak bakal gue lakuin nih tugas," gerutu Reyga sambil menatap motor terakhir yang sedang di cuci.Sambil bersenandung menatap jalanan tiba-tiba Reyga tersentak melihat Abang tukang es krim lewat."Bang!" teriak Reyga sambil berdiri."Bah kau lagi Ga," ucap Abang itu sambil mendekat ke Reyga."Yoi Bang, es krim satu Bang yang spesial," ujar Reyga."Oke Ga.""Bang nama Abang siapa ya? Gue lupa-lupa mulu nanya sama Abang," tanya Reyga."Namaku Jones, Dek," jawab Abang es krim bernama Jones."Oh oke Bang Jones, nih duitnya." Reyga memberikan uang kepada Jones."Mana cewek kau?" tanya Jones memberikan es krimnya."Di rumah Bang, palingan

  • REYGA   45. PENSI

    Reyga menatap pantulan dirinya di cermin. Malam ini ia bersiap pergi bersama Aira ke pentas seni sekolah yang diadakan malam hari."Buset ganteng bet lo, mau kondangan dimana?" tanya Jeremia dengan nada mengejek.Reyga mendengus lalu pergi begitu saja meninggalkan Jeremia yang cekikikan. Reyga mengambil kunci mobil Jeremia, ia sengaja meminjam mobil Jeremia karena kata bosnya itu... "Cewek lo pasti pake dress, 'kan? Kalo lo bawa motor pasti tuh roknya ditiup angin abis tuh nampak 'lah yang mulus-mulus."Reyga yang mengingat perkataan Jeremia itu langsung panas sehingga meminjam mobil pria itu dengan syarat... "Lo harus nyuci mobil gue sekalian motor-motor gue, mager gue bawa tukang cuci motor soalnya."Tapi tak masalah bagi Reyga asalkan Aira terlindungi dari mata keranjang para buaya jantan.Sesampainya di rumah Aira, pria itu langsung masuk karena memang Lana sudah memperbolehkan

Bab Lainnya
Jelajahi dan baca novel bagus secara gratis
Akses gratis ke berbagai novel bagus di aplikasi GoodNovel. Unduh buku yang kamu suka dan baca di mana saja & kapan saja.
Baca buku gratis di Aplikasi
Pindai kode untuk membaca di Aplikasi
DMCA.com Protection Status