Share

3. Serigala vs Rubah

"Ohhhh si Aira alien toh," ucap Ali lalu mengisap rokoknya. Saat ini dia bersama Reyga bersembunyi di toilet sambil merokok.

Ali sendiri anak kelas IPA seangkatan dengan Reyga. Mereka sebenarnya berteman namun bagi Reyga mereka hanya sekedar kenal begitu saja. Kalian harus tahu kalau Reyga tak selamanya dijauhi, banyak yang menganggapnya teman tapi tidak baginya. Ia sengaja tak mau memiliki teman karena ia tahu teman itu adalah orang yang akan menusuk kita dari belakang.

"Iya, kok alien dibilang?" tanya Reyga penasaran.

"Soalnya tuh anak gak punya kawan," jawab Ali enteng.

"Kenapa? Dari wajahnya aja gue kira dia famous." Ucapan Reyga itu sontak membuat Ali tertawa.

"Denger Ga, dia itu sering banget kena bully, alasannya sih karena yaaa dia cupu gitu, kaku, baru kata orang dia tuh sok baik," jelas Ali kembali mengisap rokoknya.

"Tapi Ga gue berani jamin kalo dia banyak gak disukai itu karena si doi ini punya masalah sama Bara, anggotanya si Samuel," timpal Ali.

Ketika mendengar kata Samuel sontak Reyga berdecih sebal. Ia paling malas mendengar nama ketua geng serigala itu.

"Tapinya lagi nih Ga, elo kok tiba-tiba nanyain si Aira ya?" tanya Ali dengan wajah selidiknya.

Reyga tentu langsung mengerti maksud cowok itu. Ia tak menggubris pertanyaan Ali itu karena ia lebih memilih meninggalkan Ali yang sudah tertawa terbahak-bahak.

***

Setelah bel istirahat, Reyga berjalan sendiri dengan gestur premannya. Ia menuju ke kantin yang tempat biasa nongkrong anak Serigala.

Kantin itu bernama 'Kantin Merah' alasannya ya karena warna cat dindingnya merah.

Para penghuni kantin rata-rata adalah anak Serigala meski adanya juga murid-murid cowok lain yang bukan anggota serigala.

Ketika Reyga masuk ke kantin sontak semuanya terdiam karena kedatangannya. Mereka lalu memasang wajah sinis menatap tajam orang yang malah tampak santai itu.

Reyga dengan santainya berjalan duduk kursi kosong lalu menuangkan air ke cangkir kemudian meminumnya sebentar.

Tap

Tap

Tap

Suara langkah sepatu terdengar di kantin. Reyga menatap remeh dua orang didepannya yang berdiri dengan wajah menelisik mereka.

"Singa aja bahkan gak akan berani masuk ke kawanan serigala. Tapi kenapa ya seekor rubah licik berani datang ke kawasan para serigala?" ucap siswa bernama Samuel itu.

"Cih, apa sih yang diandalkan dari binatang rubah selain kelicikannya," timpal Ando, wakil dari Samuel.

Reyga yang mendengar ucapan kedua orang itu terkekeh melihat mereka. Lalu berkata, "Sayangnya kita gak bisa menyamakan kehidupan hewan dengan kita. Di dunia hewan mungkin rubah gak akan bisa ngebunuh kawanan serigala."

Reyga kemudian berdiri dari duduknya berjalan mendekati Samuel dan Ando.

"Tapi di dunia manusia. Orang yang dijuluki manusia rubah kayak gue bisa abisi kawanan manusia yang sok-sokan kayak serigala," ucap Reyga tajam.

"Apa mau lo?" tanya Samuel.

"Gue dengar Bara suka bully cewek bernama Aira."

Samuel menaikkan satu alisnya. Ia tak yakin dengan ucapan Reyga meski ia sebenarnya tahu kalau Bara memang suka ngusilin murid-murid sekolah tapi kalau sampai melakukan bully ia rasa tidak.

"Lo jangan nuduh-nuduh anggota gue, gue yakin nih cuman siasat lo doang, manusia rubah," ucap Samuel.

"Bara emang jahil tapi dia gak mungkin mau nyiksa orang," timpal Ando.

"Gue gak peduli jawaban lo pada!!!" Bentak Reyga membuat suasana menjadi tambah hening.

Ia kembali mendekati Samuel dan Ando lalu berkata dengan sinisnya, "Gue akan lakuin apa yang menurut gue benar. Gue gak peduli elo pada gak percaya. Truslah berlagak baik di depan murid-murid sini, tapi ingat suatu saat nanti mereka akan tau kebusukan elo pada."

Setelah mengatakan hal itu Reyga berniat pergi dari kantin namun kerahnya ditarik dari belakang oleh Ando.

"BRENGSEK!" teriak Ando.

BUGH

BUGH

BUGH

Samuel berusaha melerai Ando namun Reyga malah memukul mereka berdua membuat para anggota Serigala lain menyerang Reyga tapi sayangnya pria itu malah tambah menggila dengan menghajar satu-persatu secara membabi-buta.

Perkelahian mereka usai karena pemilik kantin datang dan melerai mereka semua. Reyga sendiri lebih memilih mundur terlebih dahulu menenangkan dirinya.

***

"Serius Sam dia bilang gitu?!" tanya Bara dengan wajah terkejutnya.

"Hmmm," balas Samuel dengan deheman.

"Gue gak nyangka tuh rubah gile bener. Gue emang pernah ngusilin tuh cewek tapi gak pernah sampek bully dia," ujar Bara meminum sodanya. Setelah kejadian di kantin, Bara langsung dipanggil untuk dimintai penjelasannya.

"Jadi gimana nih Sam? Gue takut nama gue buruk dibuat tuh orang."

"Kita tunggu aja dulu, kalo dia buat yang aneh-aneh baru kita bertindak," ujar Samuel.

"Makasih Sam, gue seneng jadi anggota elo." Bara menampilkan senyum ramah kepada Samuel senatural mungkin.

"Gak masalah, udah tugas gue sebagai ketua."

***

Cowok berkacamata itu berlari ketakutan sambil menyebutkan nama teman-teman perempuannya.

"NABILA!"

"ZARA!" teriaknya masih sambil berlari dari kamar mandi sekolah tampak dari belakangnya Reyga berlari mengejarnya dengan wajah psikopat.

"Bencong sini lo!" teriak Reyga sambil tertawa mengejar cowok bernama 'Michael' itu.

Saat sudah berada didepan kelasnya Michael langsung mengadu pada teman-teman ceweknya.

"Reyga! Lo bandel banget sih," ucap teman sekelasnya. Sedangkan yang diomeli menampilkan wajah datarnya.

"Emang bencong lo, ngadu-ngadu," ujar Reyga lalu pergi keluar kelas. Cowok itu berdiri didekat pintu kelas sambil bersandar.

Matanya melirik para cewek-cewek yang berlalu-lalang dari depan kelasnya.

"Hey cantik." Reyga dengan sok-sokan tampan menggoda siswi yang lewat.

"Iuh jijik!" ujar siswi itu sedangkan Reyga malah tertawa. Ia bahkan tak perduli dengan geng Samuel yang lewat dari kelasnya dengan menatapnya tajam.

"Awh." Reyga merasakan bibirnya agak perih karena tertawa terlalu lebar. Ia lupa kalau tubuhnya baru saja terkena banyak pukulan dari anggota serigala saat kejadian di kantin tadi.

Reyga kemudian pergi dari kelasnya karena kebosanannya. Ia butuh seseorang untuk dijahili. Dirinya kemudian berjalan menyelusuri koridor sekolah sampai tatapannya bertemu dengan seorang cewek yang seperti celingak-celinguk mencari sesuatu.

"Permisi," ucapnya kepada Reyga membuat sang empunya yang merasa dipanggil berhenti didepannya.

"Ruangan kepala sekolah dimana ya?" tanyanya sopan.

"Jalan aja lurus abis tuh ada tulisan ruang kepsek kok," jawab Reyga lalu pergi meninggalkan siswi itu, ia bahkan tidak peduli betapa cantiknya cewek yang ia temui itu.

"Tumben ada cowok cuek kayak gitu," ucap gadis itu bingung karena dulu dirinya selalu di perebutkan oleh para kaum Adam namun sepertinya pria itu sudah punya pacar menurut siswi itu. Dia bukan sombong namun ia hanya terbiasa diberlakukan seperti itu disekolah lamanya sebab itu dia ingin pindah.

Beralih kepada Reyga masih berkeliling sekolah mencari cara agar menghilangkan kebosanannya. Mata seketika bertemu dengan seorang cewek membaca buku sendirian didepan kelas. Reyga sepertinya mengerti kalau gadis itu memang tak memiliki teman.

"Hey," sapa Reyga.

Aira merasa dipanggil mendongakkan kepalanya dan tatapannya bertemu dengan manik mata Reyga.

"Sendiri aja lo?" tanya Reyga basa-basi.

"I-iya," jawab Aira.

Reyga manggut-manggut lalu duduk di samping Aira.

"Kamu gak ke kelas? bentar lagi masuk 'loh."

"Males, gue bosan di kelas."

"Main bareng teman kamu?"

"Gak minat."

"Emangnya kamu gak punya teman?" Reyga yang tadinya kepalanya ia sandarkan kini menatap cewek yang juga menatapnya lalu berkata, "Gue bukan gak punya teman tapi gak mau punya teman."

"Kalo boleh tau kenapa? Semua orang ingin punya banyak teman 'loh," ucap gadis itu lembut.

"Gak semua juga Ra, gak semua orang mau punya banyak teman layaknya gue." Penjelasan Reyga itu membuat Aira tertegun, Reyga tak mau memiliki teman sedangkan dirinya berharap memiliki teman dari dulu.

"Elo sendiri kenapa selalu sendiri?" tanya Reyga yang kembali pada posisinya.

"Aku gak pandai bersosialisasi aja kok," jawab Aira dengan beralibi bahwa ia tak pandai bersosialisasi.

"Tapi elo ingin punya banyak teman, 'kan?"

"I-iya."

Setelah Aira menjawab hal itu keheningan datang di antara mereka berdua. Tanpa mereka sadari Samuel dan kedua temannya, Ando dan Bara.

"Si Reyga ngapain tuh dekati si Aira?" tanya Ando penuh selidik.

"Ini gak bisa dibiarin harus kita tegur dia sebelum terjadi sesuatu nih," ujar Bara.

"Kita liat aja dulu, bel masuk bentar lagi soalnya," ketus Samuel sambil menatap tajam Reyga.

Sesudahnya bel masuk terdengar, para siswa kemudian berlalu-lalang masuk ke kelas masing-masing.

"Reyga, kamu gak masuk?" tanya Aira sambil berdiri dari duduknya membawa bukunya.

"Males dah, lo duluan aja."

Aira mengangguk lalu berkata dengan lembut, "Dah Reyga."

Reyga menatap kepergian gadis itu lalu pandangannya beralih menatap Samuel bersama Bara dan Ando mendekatinya.

"Gue yakin elo pada mikir gue mau melukai tuh cewek," ucap Reyga sambil berdiri dari kursi besi itu.

"Siapa sih yang gak mikir kek gitu kalo liat elo?! Cowok kek elo itu punya segudang rencana licik," ujar Ando dengan sinis. Reyga tak menggubris perkataan Ando, ia melewati mereka dengan santainya menuju kelasnya.

Saat di kelas Reyga mendengar banyak kericuhan. Ia mendengar gosip-gosip dari teman sekelasnya soal anak baru.

"Iya, katanya tuh cewek cantik banget dah."

"Katanya juga dia masuk ke IPA unggulan."

"Besok dia baru masuk sekolah."

Reyga langsung teringat akan saat dia berjumpa dengan cewek berseragam SMA lain. Mungkin yang mereka maksud cewek itu. Reyga tak ingin peduli dengan info itu, ia lebih memilih tidur dikelasnya terlebih dahulu.

Bersambung...

Related chapters

Latest chapter

DMCA.com Protection Status