Cebolsynk
Aku udh di lapanganCebolsynk
Klo kamu g dtng aku bakal marah 😡Dengan langkah seperti orang mabuk, Reyga berjalan menuju kamar mandi.
Brak
Dengan keras ia membanting pintu itu membuat roti isi ditangan Jeremia hampir jatuh. "Buset tuh anak lagi mens kali ya."
Setelah selesai mandi dan memakai style pakaian basket, Reyga langsung pergi menggunakan motor Jeremia namun kali ini ia tidak memakai motor sport Jeremia, entahlah alasan kenapa dia melarang Reyga memakai motor itu.
10 menit di jalan akhirnya siluman rubah itu sampai di lapangan outdoor. Ia bisa melihat para cewek itu yang sedang berteriak melihat cowok mereka bermain.
Aira yang melihat kedatangan Reyga langsung berjalan mendekati pacarnya itu.
"Lama banget kamu," gerutu Aira."I
Hari ini sekolah masih seperti biasa. Hanya saja di circle Aira dan teman-temannya agak sedikit berubah. Reyga tiba-tiba tampak menjauh dari mereka."Apa dia kepikiran trus ya sama perkataan Tommy?" tanya Laras.Mereka saat ini berada di kantin sekolah. Mereka sedikit melirik kearah Reyga yang sedang memesan minuman."Bisa jadi, buktinya dia gak mau mandang kita dikit pun," ujar Ando."Semalam dia juga gak kayak biasanya," ujar Aira mengingat kejadian tadi malam."Apa sesulit itu ya cuma nerima kita sebagai temannya?" tanya Salsa."Mungkin bagi Reyga itu sulit," jawab Sekar.Reyna hanya diam memandang teduh Reyga yang pergi keluar setelah membayar minumannya."Bang Reyga gak punya alasan khusus kenapa dia gak mau berteman, alasannya hanya sederhana dan aneh. Dia memang gak berniat memiliki teman, sesimpel itulah alasannya. Dip
"Nih buat lo." Jeremia memberikan amplop kepada Reyga. Dengan santai pria itu mengambilnya lalu memasukkan ke saku celananya, matanya masih fokus ke jalanan."Pake buat nge-date sama cewek lo," ucap Jeremia. Pria itu sedang dalam keadaan berbunga-bunga karena saat mengantar Manda ke rumah gadis itu, Jeremia menyempatkan diri menyatakan perasaannya dan Manda menerimanya."Langsung deketin ortunya dong bos," ujar Reyga."Manda?" tanya Jeremia."Ya iyalah! Masa iya ortunya gue!""Hoooo gitu, ya mungkin besok gue ke rumah dia."Reyga mengangguk. Ia salut dengan Jeremia yang gentle, saat berkenalan dari chat dengan Manda, pria itu langsung mengajak Manda untuk kencan lalu menembak gadis itu. Padahal rencana untuk menembak Manda tak terpikir oleh Jeremia. Namun saat berbincang dengan Manda, akhirnya Jeremia yakin untuk segera menyatakan perasaannya.
"Acieeee kencan dia 'nyaaa!" seru Jeremia menggoda Reyga yang berpakaian rapi. "Lo kira lo aja yang bisa kencan? Gue juga bisa kali," ujar Reyga menatap remeh Jeremia. "Mantap deh kalo gitu." Reyga berjalan keluar hendak pergi namun ia memberhentikan langkahnya sebentar, ada hal yang ingin ia katakan. "Bos...lo gak nyesel punya pegawai kayak gue?" Jeremia diam sejenak namun detik selanjutnya ia tersenyum lalu berkata, "Gak dong, gue gak ada sedikit pun rasa nyesel." Reyga mengangguk. "Thanks," ucapnya lalu pergi. ••••••••••'REYGA'••••••••• Sesampainya di rumah Aira, Reyga langsung masuk begitu saja ke dalam rumah bercat hijau itu. "Buk," sapa Reyga kepada Lana yang sedang memasak. "Eh Reyga," sapa Lana balik. Reyga kemudian mencium punggung tangan Lana. "Aira'nya di mana Buk?" tan
"Anak-anak itu membawa tas mencurigakan!" teriak salah satu anggota kepolisian. Renjana yang melihat itu langsung mengambil pisau didekatnya. "Reyza! Bawa lari adik-adikmu!" Renjana kemudian menyerang para kepolisian bermodal pisau demi mengulurkan waktu agar anak-anaknya dapat pergi jauh dari rumah mereka. DORRR! "AYAH!!!" teriak ketiga anak itu. Sang kakak yang melihat kejadian dimana ayah mereka bertiga tertembak oleh anggota kepolisian sontak sangat syok namun ia berusaha menutupinya agar adik-adiknya tidak menambah kepanikan mereka. Dengan cepat ia menuntun adik-adiknya berlari sejauh-jauhnya dari rumah mereka yang sudah dikepung anggota kepolisian karena kasus bandar narkoba. Selama terus berlari dari kejauhan seseorang memantau mereka dari jauh. &nb
Kupu-kupu selalu diingat akan keindahan sayapnya yang memanjakan mata. Tak lupa dengan dirinya yang membantu penyerbukan tumbuh-tumbuhan. Layaknya jepit rambut kupu-kupu yang dipakai oleh gadis cantik itu. Elang dikenal dengan keperkasaannya. Tatapan tajamnya seolah-olah menandakan keseriusannya dalam melakukan segala hal. Seperti layaknya tato pada pada lengan kanan pria itu. Rubah. Ketika seseorang memikirkan hewan itu tentu satu hal yang terlintas dibenak mereka, pintar tapi licik. Kalung berbentuk kepala rubah itu bergantung indah dileher cowok berpakaian SMA Bahari itu. Dengan pakaian premannya plus permen karet yang sedang dikunyah membuatnya cocok dikatakan siswa berandalan. Banyak pasang mata yang meliriknya sambil berbisik-bisik. "Halo guys!" teriaknya saat masuk ke kelasnya namun naas tak ada yang menjawab. Bukannya kecewa atau marah ia justru tetap tersenyum lalu berjalan k
"Gimana? Masih bisa diri gak?" tanya Reyga yang dibalas anggukan ragu oleh Aira. Reyga menatap keraguan gadis itu pun menghela napas kasar. Ia kemudian meraih pinggang gadis itu dengan satu tangannya dan satu tangannya lagi menarik tangan gadis itu agar berdiri. "Tuh bisa rupanya." "I-iya ma-makasih." Reyga mengambil es krim kapnya menggunakan tangan kanannya lalu tangan kirinya mengambil tangan kanan Aira meletakkannya di bahunya dantangan kiri Reyga merangkul pinggang gadis itu agar Aira tidak jatuh. "Lo pulang naik angkot 'kan?" tanya Reyga. "I-iya Reyga," jawab Aira gugup dengan posisi mereka saat ini. "Oke, biar gue anter ke halte," ucap Reyga kemudian berjalan menggandeng Aira yang terpincang-pincang. "Lo anak IPA ya?" tanya Reyga memulai pembicaraan, ingatlah kalau Reyga tak suka kesunyian. "I-i
"Ohhhh si Aira alien toh," ucap Ali lalu mengisap rokoknya. Saat ini dia bersama Reyga bersembunyi di toilet sambil merokok. Ali sendiri anak kelas IPA seangkatan dengan Reyga. Mereka sebenarnya berteman namun bagi Reyga mereka hanya sekedar kenal begitu saja. Kalian harus tahu kalau Reyga tak selamanya dijauhi, banyak yang menganggapnya teman tapi tidak baginya. Ia sengaja tak mau memiliki teman karena ia tahu teman itu adalah orang yang akan menusuk kita dari belakang. "Iya, kok alien dibilang?" tanya Reyga penasaran. "Soalnya tuh anak gak punya kawan," jawab Ali enteng. "Kenapa? Dari wajahnya aja gue kira dia famous." Ucapan Reyga itu sontak membuat Ali tertawa. "Denger Ga, dia itu sering banget kena bully, alasannya sih karena yaaa dia cupu gitu, kaku, baru kata orang dia tuh sok baik," jelas Ali kembali mengisap rokoknya. "Tapi Ga gue berani ja
Aira fokus mengerjakan fisika miliknya karena ia ingin menyempatkan diri membaca novel romantis yang ia dapat dari tempat pembuangan sampah yang saat itu tak sengaja ia lihat. Untungnya ia memang siswi yang cerdas sehingga ia bisa masuk ke kelas IPA 1 plus mendapat beasiswa. Bisik-bisik teman sekelasnya terdengar olehnya membuatnya menoleh ke depan dan bisa ia lihat ada seorang cewek cantik berpakaian seragam seperti mereka. "Perhatiannya sebentar, kali ini kita kedatangan murid baru berasal dari SMA Pancasila. Tolong perkenalkan namanya," ucap wali kelas. "Baik Bu, perkenalkan nama saya Laras Agatha Sari biasa dipanggil Laras. Terimakasih," ucapnya memperkenalkan diri sambil tersenyum manis yang sontak menimbulkan kericuhan akibat kaum Adam dikelas. "Awh senyumnya tolong!" "Baru gue ngerti artinya bidadari nih." "Makasih emak udah masukin gue ke sekolah ini." Dan begitulah reaksi mereka sampai wali kelas memberi menegur mereka