Penemuan yang Membuka Mata

Dengan hati yang berdebar, Ava dan Ethan berlari menjauh dari tempat kejadian, mencari tempat persembunyian baru di kota yang penuh dengan bahaya. Mereka menyadari bahwa musuh mereka tidak hanya kuat, tetapi juga memiliki sumber daya yang tak terbatas.

Setelah beberapa saat berlari, mereka menemukan sebuah gedung tua yang terlihat sepi. Tanpa ragu, mereka memutuskan untuk masuk ke dalam, berharap bahwa itu bisa menjadi tempat yang aman untuk beristirahat dan merencanakan langkah selanjutnya.

Ketika mereka berada di dalam gedung, Ava menyalakan lampu senter kecil yang dia bawa, menerangi ruangan yang gelap gulita. Mereka duduk di lantai, mencoba menenangkan diri sambil memikirkan apa yang harus dilakukan selanjutnya.

"Apa yang terjadi pada kita, Ethan?" tanya Ava dengan suara gemetar.

Ethan menatap jauh ke depan, berusaha mencari jawaban yang tepat. "Saya tidak tahu, Ava. Tetapi yang pasti, kita berdua terjebak dalam sesuatu yang jauh lebih besar dari yang pernah kita bayangkan."

Ava mengangguk, menggigit bibirnya dengan cemas. Mereka berdua merasa terjebak dalam pusaran konspirasi yang rumit, tanpa tahu siapa yang bisa dipercaya atau siapa yang menjadi musuh.

Tiba-tiba, suara seseorang yang berbicara di koridor di luar ruangan mereka membuat mereka berdua terkejut. Mereka berdua bersembunyi, mendengarkan dengan hati-hati.

"Kita harus segera menemukan mereka. Mereka tidak boleh bisa lolos," kata suara yang tidak dikenal itu.

Ava dan Ethan saling bertatapan, menyadari bahwa mereka harus segera meninggalkan tempat itu sebelum musuh mereka menemukan mereka. Mereka bangkit dari lantai dan bergegas keluar dari gedung, berusaha mencari tempat persembunyian baru di kota yang semakin gelap.

Saat mereka berjalan di jalan-jalan kota yang sunyi, Ava tiba-tiba menghentikan langkahnya, matanya terpaku pada sesuatu di kejauhan.

"Apa itu?" bisiknya, menunjuk ke arah sebuah bangunan besar di ujung jalan.

Ethan melihat ke arah yang ditunjuk Ava dan merasakan detak jantungnya mempercepat. "Itu adalah markas besar perusahaan tempat kita bekerja," ucapnya dengan suara bergetar.

Mereka berdua menuju ke arah bangunan itu dengan langkah-hati, menyelinap di antara bangunan-bangunan di sepanjang jalan. Mereka tahu bahwa mereka harus mencari jawaban di sana, meskipun itu bisa menjadi perjalanan yang penuh bahaya.

Setelah menelusuri gang-gang gelap dan tangga-tangga yang terbengkalai, Ava dan Ethan akhirnya mencapai pintu masuk markas besar perusahaan. Mereka saling bertatapan, mempersiapkan diri untuk apa pun yang mungkin terjadi selanjutnya.

Dengan hati-hati, mereka membuka pintu dan masuk ke dalam bangunan itu, siap menghadapi apa pun yang menunggu di dalam.