Share

Bab 18

 (Pov Bani)

  Bayangan putih melesat begitu cepat, namun masih sempat tertangkap indera penglihatan kami semua. Setelah istri Harto berteriak, suasana hutan semakin terasa mencekam. Dalam pekatnya malam, angin berhembus kencang dari segala arah. Diiringi suara kicauan burung kedasih yang saling bersahutan, menambah ketakutan menjalar dalam hati kami.

 "Gawat, dia mendengarnya,"

 Suara tetua desa terdengar jelas nyaring. Wajahnya menegang, entah siapa yang disebut mendengar.

 "Ada apa Tetua?" tanya kepala desa, nampaknya juga bingung.

 "Harto, lebih baik kamu ajak istri kamu pulang ke rumah. Kunci semua pintu rumah dan jendela. Berdoalah sesuai ajaran kamu!"

titah tetua desa, bukannya menjawab pertanyaan kepala desa, malah memerintahkan Harto pulang.

 "Tapi kenapa Pak? Apa ada masalah?"

 Kali ini aku yang maju menanyakannya. Rasanya tidak tenang kalau tidak mengetahui apa alas
Locked Chapter
Continue to read this book on the APP

Related chapters

Latest chapter

DMCA.com Protection Status