Share

Dua Puluh Delapan

Kejadian ini, masalah yang kuciptakan ini mungkin cara Tuhan menegur lewat semesta. Semesta memang suka bercanda, aku yakin semesta hanya sedang mengajariku untuk lebih dewasa dan bertanggungjawab kedepannya.

Mengajak Raka makan bubur ayam bukan pilihan yang tepat sepertinya. Dia paling anti sama makanan yang lembek seperti bubur. Mau bagaimana lagi, toh sekarang ini hanya bubur ayam yang ingin aku makan.

Wajah Raka tidak bersahabat setiap kali dia melihat bubur ayam yang sedang ku makan. Sementara dia hanya memesan air mineral saja. Aku mencoba tidak peduli, salah siapa tidak suka bubur. Padahal rasa bubur ayam ini sangat enak sekali.

“Apa aja yang dibicarain sama Galih?”

Setelah sekian lama dia memasang wajah datar, dan hanya mengamati sekeliling. Akhirnya Raka membuka suara.

“Gak banyak. Kita udah clear. Dia ngelepas aku,” balasku sambil menyelidik ekspresi yang Raka tunjukan. Gurat ekspresinya selalu su

Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status