Share

Dua Puluh Enam

AUTHOR

Mata yang terpejam itu kini memicing dengan dahi berkerut. Mencoba melawan cahaya lampu yang masuk ke retinanya. Telinganya yang masih berfungsi dengan baik, mendengar suara isakan lirih. Ia menoleh walaupun lehernya seakan mati rasa.

“Rain...,” rintihnya lemah.

Raka meringis, merasakan nyeri di sekujur tubuhnya. Ia berusaha bangkit dengan sisa-sisa tenaga yang dimiliki. Ada seseorang yang membutuhkannya, membutuhkan dekapannya.

Ternyata ia lemah, untuk berdiri saja susah. Namun Raka tak kehabisan akal.

Locked Chapter
Continue to read this book on the APP

Related chapters

Latest chapter

DMCA.com Protection Status