Share

Bab 142 - Klan Mu

Penulis: Murlox
last update Terakhir Diperbarui: 2025-06-20 22:43:28

Langit pagi di atas kota Baidu masih diselimuti kabut tipis ketika aroma tinta dan kertas memenuhi sebuah ruangan luas di dalam kompleks utama klan Mu.

Di balik pintu kayu berukir lambang naga berselimut awan, duduklah seorang pria paruh baya dengan postur tubuh tegap dan sorot mata tajam seperti pedang yang terasah. Janggutnya setengah memutih, menjuntai rapi di dada.

Tangannya yang besar dan kuat tengah menggenggam kuas kaligrafi panjang, menggoreskan karakter-karakter kuno di atas lembaran kertas kuning berkualitas tinggi.

Dia adalah Mu Xiong, kepala klan Mu—sosok pemimpin yang dikenal bukan hanya karena kekuatan dan kecerdasannya, tetapi juga karena kegigihannya mengejar ambisi: menjadikan klan Mu sebagai klan terkuat di seluruh wilayah Negara Tian Gu.

Langkah kaki terdengar dari balik koridor.

Tak lama kemudian, Mu Jinyun, putra sulungnya, masuk dengan langkah penuh percaya diri. Lelaki muda itu mengenakan jubah biru keabu-abuan dengan bordiran emas, rambut panjangnya diikat ke
Lanjutkan membaca buku ini secara gratis
Pindai kode untuk mengunduh Aplikasi
Bab Terkunci
Komen (1)
goodnovel comment avatar
Sabam Silalahi
makin seru
LIHAT SEMUA KOMENTAR

Bab terbaru

  • Rainkarnasi Jiwa Pengembara: Kehidupan Setelah 10000 Tahun   Bab 246 - Kemunculan Ming Fei

    Pedang besar di tangan Huang Jiao terayun dari atas, membawa serta aura kematian yang begitu pekat hingga udara di sekitarnya terasa beku. Lin Ming yang terkapar di atas tanah, hanya bisa menatap dengan mata terbuka lebar dan alis berkerut, ia menggertakkan giginya dengan putus asa, seolah ini adalah akhir dari segalanya. Ia telah berjuang sekuat tenaga, namun kekuatannya tak cukup untuk menghadapi kultivator sekelas Huang Jiao."Sayang sekali kau akan mati, Lin Ming. Pergilah ke neraka bersama anak buahmu yang menjunjung kehormatan serta kesetiaan ampasmu itu," desis Huang Jiao, seringai keji terukir di bibirnya. Ia melihat kehancuran Lin Ming sebagai sebuah kepuasan pribadi. Baginya, Lin Ming hanyalah seorang yang naif, dan kini ia akan membayar harga atas kebodohannya.Dalam sekali ayunan ringan namun dipenuhi kekuatan, Huang Jiao menghantamkan pedangnya tepat di tengah kawah—di tempat Lin Ming terkapar. Suara benturan keras mengguncang tanah, meninggalkan jejak kehancuran tipis

  • Rainkarnasi Jiwa Pengembara: Kehidupan Setelah 10000 Tahun   Bab 245 - Kekalahan

    Sepasang sayap yang terbentuk dari energi spiritual murni—mekar di balik punggung Lin Ming, memancarkan aura biru langit yang cerah, kontras dengan langit yang mulai gelap. Sayap itu berdenyut dengan kekuatan, sebuah manifestasi dari tekadnya yang tak tergoyahkan."Perkumpulan Tianzhao bukanlah entitas yang bisa kalian remehkan, bahkan oleh Perkumpulan Moyan-mu," seru Lin Ming, suaranya menggelegar penuh semangat. "Secara kekuatan, perbedaan kita memang terlalu besar, tapi dalam diri kami terdapat tekad dan kesetiaan yang tak kalian miliki! Kami tidak bertarung demi keuntungan pribadi, kami bertarung demi kehormatan dan persaudaraan!"Sayapnya mengepak dengan kuat, membawanya melesat seperti meteor yang menghujam ke langit, menuju ke arah Huang Jiao.Di kejauhan, Huang Jiao hanya tertawa sinis, benar-benar merasa geli dengan ungkapan Lin Ming barusan. Baginya, kata-kata itu hanyalah omong kosong dari orang yang naif dan lemah."Kesetiaan? Kehormatan? Kata-kata kosong dari pecundang ya

  • Rainkarnasi Jiwa Pengembara: Kehidupan Setelah 10000 Tahun   Bab 244 - Kedatangan Perkumpulan Moyan

    Seiring kilat itu mendekat, ia melesat dengan kecepatan yang sulit diikuti mata telanjang, langsung menyambar punggung Kera Gunung raksasa itu. Kilat itu bukan sekadar energi spiritual biasa, melainkan sebuah proyektil tajam yang mengandung kekuatan Dao yang menembus kulit tebal monster itu, menciptakan luka dengan lubang besar menganga di tengah dadanya. Cahaya dari kilat itu begitu terang hingga sesaat mematikan pandangan semua orang yang menyaksikannya.Kera Gunung itu bahkan tak sempat menjerit kesakitan. Matanya yang semula menyala merah, dipenuhi amarah, perlahan meredup seolah kehilangan inti kehidupannya. Raungan yang seharusnya ia keluarkan kini hanya menjadi desisan napas terakhir yang keluar dari paru-parunya. Monster kolosal yang sebelumnya tampak tak terkalahkan kini ambruk ke tanah.Tubuhnya yang besar menimpa pohon-pohon kecil di bawahnya, menghancurkan segalanya di jalannya. Suara benturan yang memekakkan telinga diikuti oleh asap debu yang membumbung tinggi menutup

  • Rainkarnasi Jiwa Pengembara: Kehidupan Setelah 10000 Tahun   Bab 243 - Penghianat?

    Waktu kian berlalu, setiap detik terasa seperti jamuan panjang bagi para anggota Perkumpulan Tianzhao. Mereka bertahan dengan sisa-sisa energi spiritual yang mereka miliki, menyaksikan Kera Gunung raksasa itu mengamuk, menghancurkan pepohonan dan batu-batu besar di sekitarnya. Pelindung energi mereka mulai retak, dan semangat para murid merosot drastis. "Kemana Yan Chen pergi? Mereka terlalu lama. Para murid yang lain bisa mati jika terus seperti ini," gumam Lin Ming, suaranya dipenuhi kecemasan yang mendalam. Pikirannya kacau oleh spekulasi liar yang mungkin terjadi. Terlebih, bala bantuan yang dia harapkan tak kunjung datang seperti perkiraannya, meninggalkan kelompoknya dalam bahaya. Sebagai pemimpin kelompok, ia memikul tanggung jawab yang besar atas anggota-anggotanya. Lin Ming adalah pria muda yang bertanggung jawab dan bijak. Ia tidak akan pernah lari meninggalkan rekannya, bahkan dalam kemungkinan terburuk sekalipun. Ia tahu bahwa nasib semua orang ada di tangannya. "Tak a

  • Rainkarnasi Jiwa Pengembara: Kehidupan Setelah 10000 Tahun   Bab 242 - Kemunculan Kera Gunung Raksasa

    Darah bersimbah membasahi setengah pakaian Lin Ming dan puluhan kultivator dari Perkumpulan Tianzhao setelah melewati pertarungan sengit melawan ratusan Kera Gunung. Bau anyir dan asap mengepul dari tubuh-tubuh Kera Gunung yang tak berdaya. Mereka semua kelelahan, energi spiritual di dalam tubuh mereka terkuras habis, dan banyak yang terluka parah. Tapi bukannya berakhir, keadaan malah berbalik arah, merugikan Perkumpulan Tianzhao ketika sosok kolosal keluar dari kedalaman hutan.ROOARRR!Sebuah raungan yang memekakkan telinga mengguncang tanah, membuat pepohonan di sekitar mereka bergetar hebat. Gerombolan Kera Gunung yang lebih kecil seketika mundur, menunjukkan rasa hormat dan takut. Sosok yang jauh lebih besar dari yang lainnya muncul, dengan bulu coklat yang lebih gelap, rahangnya terbuka lebar memperlihatkan taring tajam yang lebih besar dari ukuran belati."Gawat! Kera Gunung ini berbeda dari yang lainnya!" seru seorang murid dari Perkumpulan Tianzhao, suaranya dipenuhi kepan

  • Rainkarnasi Jiwa Pengembara: Kehidupan Setelah 10000 Tahun   Bab 241 - Pertarungan Di Tambang Dewa

    Di kedalaman Hutan Zuku, Perkumpulan Tianzhao akhirnya mencapai tujuan mereka.Namun, apa yang menanti mereka di lokasi Tambang Dewa itu bukanlah harta karun yang mudah diambil, melainkan sekelompok binatang buas tingkat lima, gerombolan Kera Gunung yang tampak kokoh dan garang. Binatang buas itu, dengan bulu coklat tebal dan otot-otot yang menonjol, tampaknya menjadi penjaga alami Tambang Dewa."Tak heran banyak binatang buas tingkat tinggi di sini," gumam Lin Ming, pemimpin Perkumpulan Tianzhao, dengan wajah serius. Matanya memindai setiap kera, menghitung jumlah dan kekuatan mereka. "Tambang Dewa kelas menengah adalah harta karun tak ternilai. Energi spiritual yang melimpah dari dalamnya pasti menarik para monster ini untuk tinggal di sana.""Yan Chen, perintahkan semua anggota Perkumpulan Tianzhao untuk bersiap. Lakukan sesuai rencana," lanjutnya, suaranya mantap dan penuh otoritas.Yan Chen mengangguk sebelum berseru lantang, suaranya menggema di antara pepohonan. "Bagi menjadi

Bab Lainnya
Jelajahi dan baca novel bagus secara gratis
Akses gratis ke berbagai novel bagus di aplikasi GoodNovel. Unduh buku yang kamu suka dan baca di mana saja & kapan saja.
Baca buku gratis di Aplikasi
Pindai kode untuk membaca di Aplikasi
DMCA.com Protection Status