author-banner
Murlox
Murlox
Author

Novels by Murlox

Kembalinya Sang Raja Naga

Kembalinya Sang Raja Naga

Setelah kematian tragis Raja Naga di tangan pengkhianat ribuan tahun lalu, kekuatan kuno sang Raja Naga bersemayam dalam Darrel Van Bertrand, putra ketiga Duke Devin Van Bertrand. Darrel, yang selama ini hidup dalam bayang-bayang keluarganya, menemukan takdir luar biasa yang menantinya ketika Elara, manifestasi dari kehendak Drakonis, membangkitkan ingatan naga dalam dirinya. Pertarungan demi pertarungan memaksa Darrel untuk menerima kekuatan Drakonis, meskipun risiko kehilangan jiwanya semakin besar. Kekuatan Drakonis yang membara di dalam tubuh Darrel terus mengancam kewarasannya. Dalam setiap pertempuran, dia semakin mendekati ambang kehilangan dirinya sepenuhnya—kekuatannya bisa menjadi kunci kemenangan atau membawa kehancuran total. Saksikan bagaimana Darrel akan menghadapi takdirnya sebagai rainkarnasi Drakonis. Apakah ia mampu mengemban tanggung jawab yang begitu besar sebagai pewari Sang Raja Naga yang pernah menguasai dunia?
Read
Chapter: Bab 144- Epilog
Malam yang terasa panjang penuh darah dan kehancuran akhirnya berakhir. Pertarungan besar antara cahaya dan kegelapan mencapai puncaknya dengan kemenangan mutlak Darrel dan pasukan dari pihaknya. Ketika fajar pertama mulai menyingsing di ufuk timur, sinarnya menerangi medan perang yang sunyi, menyisakan jejak kehancuran. Bangkai monster raksasa tergeletak di atas tanah yang retak, bersama dengan mayat-mayat undead yang sebelumnya dikendalikan para penyihir kegelapan. Kini, semua ancaman itu telah musnah tanpa sisa. Darrel berdiri di tengah medan perang, tubuhnya yang masih diselimuti aura keemasan perlahan memudar. Wujudnya kembali seperti semula, seorang pemuda dengan tekad baja yang telah memenuhi kewajibannya sebagai pewaris Drakonis. Ia memandang sekeliling, melihat para prajurit yang tersisa mulai bergerak untuk mengumpulkan rekan-rekan mereka yang gugur. Duke Davin dan Duke Melwyn mendekati Darrel, keduanya membawa luka pertempuran yang terlihat jelas. Mata mereka penuh ra
Last Updated: 2025-01-21
Chapter: Bab 143- Kekalahan dan Kebangkitan Penguasa
Darrel mengangkat tangannya perlahan, memperlihatkan sebuah artefak berbentuk sarung tangan yang bersinar gelap, Abyssal Zephyrion. Cahaya kemerahan dari artefak itu tampak kontras dengan aura keemasan yang mengelilingi tubuhnya."Artefak ini…" gumam Darrel, sambil memandangi sarung tangan itu dengan tatapan penuh keyakinan. "Sudah terlalu lama aku menyembunyikannya. Aku tidak ingin menggunakannya, kecuali di saat terakhir. Kini waktunya telah tiba."Arkanis menggeram, mencoba menyeret tubuh raksasanya untuk mendekat. "Kau pikir benda itu bisa menghancurkanku?!" Ia meraung, memaksakan dirinya berdiri meski tubuhnya terus kehilangan energi.Namun, Darrel hanya menggeleng. "Waktumu sudah habis," katanya sembari mengulurkan tangannya ke depan.Aura keemasan di sekeliling Darrel semakin terang, menyatu dengan energi dari artefak di tangannya. Pusaran energi besar mulai terbentuk, menarik setiap partikel di sekitarnya ke dalam putaran dahsyat.Arkanis menyadari bahaya itu. "Tidak! Aku tida
Last Updated: 2025-01-21
Chapter: Bab 142- Perlawanan yang Sia-sia III
Pemuda itu, yang sebelumnya terkapar tak berdaya, kini berdiri dengan teguh. Tubuhnya dilingkupi aura keemasan yang berkilauan, retakan-retakan pada sisiknya telah menyatu sempurna.Matanya bersinar terang, memancarkan kekuatan Drakonis yang sepenuhnya terbangkitkan. Udara di sekelilingnya terasa berat, penuh dengan energi yang mendebarkan.“Arkanis,” suara Darrel terdengar rendah namun jelas, dipenuhi dengan ketegasan. “Aku tidak akan membiarkanmu menginjak-injak kehormatan ras Drakonik lagi. Usaha sia-siamu berakhir di sini.”Arkanis menatap Darrel dengan mata penuh kemarahan dan keterkejutan. “Kau…! Kau seharusnya sudah mati!” raungnya dengan suara serak. “Tidak mungkin kau bisa bangkit setelah seranganku tadi!”Darrel melangkah maju, auranya yang memancar membuat tanah di bawah kakinya retak. “aku harus berterimakasih pada Falkor, berkatnya kekuatan Drakonis dalam diriku bangkit kembali setelah kristal hitam itu hancur.”Sementara itu, Arkanis memandang Darrel dengan tatapan tajam
Last Updated: 2025-01-21
Chapter: Bab 141- Perlawanan yang Sia-sia II
Langit yang kelam menjadi saksi atas kehancuran yang perlahan-lahan menghampiri Arkanis. Kristal hitam, yang menyimpan usahanya selama ribuan tahun, kini telah hancur berkeping-keping. Energi keemasan menyapu medan perang, menciptakan gelombang yang mengguncang tanah sejauh ribuan mil. Arkanis menoleh dengan mata yang penuh keterkejutan. Mulutnya menganga, tak mampu menyembunyikan ekspresi ngeri. “T-tidak mungkin…! Bagaimana bisa ini terjadi?!” suaranya menggema di antara sisa-sisa kehancuran, penuh kemarahan dan kebingungan. Falkor, naga kecil yang baru saja terpental akibat ledakan energi dari kristal hitam itu, mencoba bangkit dengan tubuh yang gemetar. Sayap kecilnya berkibar penuh getaran, namun matanya tetap terpancang pada sosok Arkanis yang kini dilingkupi aura gelap yang semakin pekat. Falkor menggeram pelan, matanya membara dengan keberanian yang entah dari mana asalnya. Arkanis, dalam kemarahannya yang membara, membiarkan tubuhnya bergetar hebat. Aura hitam menyel
Last Updated: 2025-01-21
Chapter: Bab 140- Perlawanan yang Sia-sia
Di bawah langit yang gelap dan berkabut, Arkanis berdiri tegak dengan tangan terangkat, memegang kristal hitam yang berkilau. Kristal itu memancarkan cahaya samar yang berkilau dalam dua elemen yang saling bertabrakan—sebuah cahaya gelap yang menyatu dengan kilatan keemasan yang berputar di dalam intinya. Aura yang begitu kuat mengelilingi Arkanis, menciptakan suasana menegangkan yang mencekam seluruh medan pertempuran.Tawa puas Arkanis menggema di tengah heningnya mendan perang. Suaranya penuh dengan kemenangan yang sudah terasa di ujung jari. Wajahnya yang dingin kini dipenuhi kebanggaan, dan matanya yang bercahaya dengan kegembiraan yang hampir tak terkendali, mencerminkan keyakinannya bahwa ia akan segera mengakhiri semuanya. Semua usaha dan pengorbanan ribuan tahun lamanya, semuanya menuju satu titik—kekuasaan absolut di tangannya.“Bocah…” gumamnya dengan penuh kebencian, matanya yang tajam menatap Darrel yang terkapar tak berdaya di tanah. Setiap kata yang keluar dari bibi
Last Updated: 2025-01-21
Chapter: Bab 139- Artefak Kuno: Kristal Hitam
Baru saja pasukan Duke Melwyn Lionheart tiba di medan perang, mereka disambut oleh kekacauan yang sulit dipercaya. Pasukan monster terus mengamuk, menghancurkan segala yang ada di jalurnya. Para prajurit Duke Melwyn, yang dikenal sebagai pasukan elit kerajaan, tetap bertahan dan mencoba mengendalikan situasi.Namun, perhatian mereka teralihkan ketika suara ledakan besar menggema di langit. Gelombang kejutnya terasa hingga ke permukaan tanah, membuat banyak prajurit terjatuh. Ketika mereka menoleh ke atas, mata mereka terbelalak melihat pemandangan yang tak masuk akal."Astaga... apa itu?" salah satu prajurit bergumam, suaranya dipenuhi ketakutan.Di atas langit, kepulan asap hitam mengepul tebal, menutupi pandangan. Namun, di balik asap itu, kilauan keemasan yang samar terlihat seperti bintang yang jatuh ke bumi.“Apa itu…” gumam Duke Melwyn, yang berdiri di atas kudanya. Matanya tajam menatap ke arah cahaya itu.Dari kilauan itu, sosok Darrel terjatuh dengan kecepatan tinggi. Tubuhn
Last Updated: 2025-01-21
Rainkarnasi Jiwa Pengembara: Kehidupan Setelah 10000 Tahun

Rainkarnasi Jiwa Pengembara: Kehidupan Setelah 10000 Tahun

Ming Fei dulunya adalah manusia biasa yang hidup di Bumi. Namun, takdirnya berubah drastis ketika ia tewas akibat peluru nyasar. Alih-alih terlahir kembali seperti kebanyakan kisah reinkarnasi, jiwanya justru menjadi jiwa pengembara—eksistensi tanpa tubuh yang terombang-ambing di dunia kultivasi selama 10000 tahun. Sepanjang perjalanan itu, ia menyaksikan kebangkitan dan kejatuhan dunia kultivasi, mencari wadah yang cocok untuk menampung jiwanya. Kehidupannya sebagai jiwa pengembara tak begitu mudah. Ia beberapa kali bertemu dengan jiwa pengembara lain yang ingin melahap jiwanya, entah itu jiwa seorang leluhur kuno, mantan iblis surgawi, dan berbagai macam ras. Beruntung jiwanya memiliki keistimewaan yang membuatnya tak bisa disentuh sembarangan oleh jiwa-jiwa pengembara lain yang dia temui. Mereka yang memiliki niat buruk justru berakhir dilahap oleh kekuatan misterius yang jiwanya miliki. Hingga kesempatan akhirnya datang ketika ia menemukan seorang pemuda yang terluka parah dan berada di ambang kematian. Dengan kata-kata penghasut, Ming Fei membujuk pemuda itu untuk menyerahkan tubuhnya secara sukarela. Dan kini, dengan identitas baru sebagai Zhu Long, ia tidak lagi hanya sekadar jiwa yang mengembara. Ia telah kembali—dan dunia kultivasi akan segera mengenal namanya.
Read
Chapter: Bab 57 - Siapa Sangka
"Tak mungkin… Bagaimana bisa Nona Qin Lan memilih dia, sampah itu?" suara seorang murid terdengar lirih, nyaris tercekat oleh keterkejutan. Ia menatap sosok yang baru saja ditunjuk Qin Lan, matanya membelalak tak percaya. Keributan kecil segera menjalar seperti percikan api di lautan minyak. "Apa yang nona Qin pikirkan? Ini pasti semacam lelucon, bukan?" "Nona Qin Lan adalah jenius berbakat, tapi kenapa dia memilih Zhu Long sebagai lawannya? Pemuda itu bahkan nyaris dianggap cacat dalam kultivasi! Apa ini bentuk penghinaan?" "Syarat untuk mengikuti ujian evaluasi ini adalah tingkat kultivasi harus mencapai ranah Pemadatan Inti. Siapapun tahu Zhu Long adalah jenius yang jatuh, tapi kenapa nona Qin Lan menunjuk dia sebagai lawannya?" Bisikan demi bisikan yang semakin lama berubah menjadi ombak penuh cemoohan, mengalir di antara barisan murid yang memenuhi tepi lapangan pelatihan. Sebagian menatap ke arah Qin Lan dengan ekspresi bingung, yang lain menatap ke arah sosok yang ditunj
Last Updated: 2025-05-01
Chapter: Bab 56 - Penantang Pertama
Saat suasana di lapangan pelatihan masih dipenuhi bisikan dan obrolan para murid sekte bagian luar—tiba-tiba saja langit bergemuruh dengan suara rendah yang menyerupai raungan naga di kejauhan.Angin berembus kencang, awan-awan bergulung liar lalu tersibak paksa seolah ditarik oleh kekuatan tak kasatmata. Seketika itu pula, ruang di atas tepat pelatihan sekte mulai bergetar dan berdenyut. Gelombang energi spiritual menyebar ke segala arah seperti riak air, membuat rambut para murid berdiri dan tubuh mereka terasa tertekan.Kemudian, dari pusaran itu, sebuah cahaya membentuk lingkaran raksasa di angkasa—sebuah portal dimensi. Besarnya hampir menyelimuti setengah langit, dan di sekelilingnya menyala simbol-simbol kuno berwarna emas, membentuk formasi spiritual tingkat tinggi."P-Portal dimensi?!"Suara terkejut terdengar dari salah seorang murid, disusul oleh sorak sorai tertahan dari ratusan murid lainnya yang memandang ke atas dengan mata membelalak. Bahkan sebagian dari mereka sampa
Last Updated: 2025-05-01
Chapter: Bab 55 - Ujian Evaluasi Sekte Bagian Luar
Waktu bergulir tanpa bisa dihentikan. Hari-hari berlalu dalam senyap, dan tanpa terasa, satu bulan telah berlalu. Dan kini waktu untuk ujian evaluasi sekte bagian luar telah tiba dan akan segera di gelar. Fajar baru menyingsing, sinar matahari keemasan menerobos perlahan dari balik puncak gunung jauh di timur. Kabut tipis masih menyelimuti lembah-lembah sekitar sekte, menciptakan nuansa yang sakral dan menggugah. Di wilayah pelatihan yang luas di bagian utara sekte, satu per satu murid mulai berdatangan. Mereka mengenakan jubah khas sekte. Tak butuh waktu lama hingga ratusan murid berkumpul, memenuhi arena latihan yang menyerupai medan perang mini. Panggung yang terbuat dari susunan batu marmer yang keras dan rata itu pernah menjadi saksi pertarungan murid-murid terbaik dari generasi ke generasi. Di atas balkon sebuah paviliun megah yang berdiri menghadap lapangan, lima orang Dewan Tetua sekte bagian luar duduk dengan tenang. Mereka adalah tokoh penting di sekte Linjian, para pem
Last Updated: 2025-04-30
Chapter: Bab 54 - Kesalahan Masa Lalu Qin Lan
"Apa kau yakin dengan orang-orang suruhanmu? Kenapa sampai sekarang tak ada satu pun kabar dari mereka? Dan yang lebih mengejutkan… Zhu Long malah kembali dalam keadaan hidup-hidup," ujar Niu Feng dengan suara dingin dan penuh tekanan. Ekspresi wajahnya sedikit muram, alisnya berkerut tajam sementara matanya menatap tajam ke arah sosok yang berlutut di hadapannya.Bai Ren, bawahan setianya hanya menundukkan kepala dalam-dalam. Keringat menetes dari pelipisnya meski suhu di dalam ruangan itu cukup sejuk. Ia tahu benar, satu kata salah dari mulutnya bisa berarti akhir hidupnya di tangan pemuda berwajah tampan namun dikenal memiliki sifat temperamental itu."Tuan… saya… saya benar-benar mengirim tiga orang terbaik dari aliansi bayangan. Mereka semua adalah praktisi yang sudah mencapai puncak ranah Pemurnia Roh. Tapi, hingga sekarang tidak ada kabar. Seolah mereka lenyap ditelan bumi. Bahkan, tak satupun jejak mereka pun tak tertinggal…" jawab Bai Ren dengan suara lirih dan gugup.Niu Fe
Last Updated: 2025-04-30
Chapter: Bab 53 - Kutukan Hantu Gentayangan II
Menyadari keanehan yang terjadi dalam tubuhnya, Zhu Long segera mengubah posisinya. Ia mengatur napas dalam-dalam, lalu perlahan duduk bersila di atas lantai kayu yang dingin. Tubuhnya menegang, wajahnya mengerut dalam konsentrasi tinggi. Ia menutup matanya, menarik kesadarannya ke dalam, dan mulai mengedarkan energi roh di seluruh tubuhnya dengan kendali hati-hati. Dalam keheningan itu, mendadak seberkas cahaya redup berpendar di dahinya. Sebuah simbol aneh, berbentuk segitiga dengan ukiran-ukiran kuno yang rumit, perlahan muncul, seolah terbakar dari dalam kulitnya. Simbol itu berdenyut pelan, memancarkan aura dingin dan gelap yang membuat udara di sekitarnya bergetar halus. Zhu Long menggertakkan giginya, rasa sakit itu datang kembali, mengalir dari dalam nadinya seperti ular berbisa. Napasnya memburu, namun ia tetap bertahan dalam posisi meditasi, mencoba menahan rasa sakit sambil menganalisis apa yang sebenarnya terjadi. "Ini aneh..." gumamnya lirih. "Tubuhku baik-baik
Last Updated: 2025-04-29
Chapter: Bab 52 - Kutukan Hantu Gentayangan
Di suatu tempat yang tandus, tanah kering membentang sejauh mata memandang, retakan menganga di tanah seperti luka menghitam. Langit di atas sana tampak kelabu, awan-awan berat menggantung tanpa suara, seolah dunia itu telah lama dilupakan oleh dewa-dewa. Di tengah lanskap yang muram itu, Mu Niu duduk membungkuk di atas batang kayu tumbang, tubuhnya tampak lusuh dan tak berdaya. Lengan kirinya yang kini buntung dibalut kain kasar berlumuran darah kering, sementara setengah jubahnya koyak, mengibarkan sobekan-sobekan kumal ditiup angin kering. Mu Niu memandangi tanah di hadapannya dengan tatapan hampa, rahangnya mengeras menahan emosinya. Sesekali ia menggertakkan gigi, menahan erangan yang hampir lolos dari bibirnya. Dari bayang-bayang reruntuhan batu di dekatnya, muncul sosok lain. Tubuhnya dibungkus jubah hitam kelam, tudung besar menutupi sebagian wajahnya, hanya menampakkan garis rahang yang tajam dan bibir yang terkatup rapat. Suaranya terdengar dingin dan penuh sindiran saat
Last Updated: 2025-04-29
Legenda Dewa Racun

Legenda Dewa Racun

Du Shen, anak muda dari desa terpencil Yaocun, hidup damai bersama orang tuanya hingga tragedi mengerikan menghancurkan segalanya. Ia mendapati desanya terbakar habis, dan warga, termasuk ayahnya, menjadi korban kekejian para kelompok bandit. Ketidakberdayaan menyaksikan kehancuran itu menanamkan dendam mendalam di hati Du Shen. Sayangnya ia terlalu lemah untuk mencoba menghentika para bandit itu. Tubuh kecilnya menyerah pada kelelahan dan trauma, hingga ia terbangun di tempat asing, dirawat oleh seorang lelaki tua misterius. Lelaki itu menawarkan bimbingan untuk menjadikan Du Shen lebih kuat. Di bawah pelatihan keras sang guru, Du Shen menempa dirinya, bertekad menuntut balas dan melampaui batasnya. Namun, perjalanan menuju balas dendam ini dipenuhi tantangan dan misteri yang akan menguji tekadnya. Inilah awal dari kisah epik seorang anak muda yang kelak dikenal sebagai "Dewa Racun."
Read
Chapter: Bab 114 - Ganas dan Mematikan
"Siapa bocah itu? Sombong sekali, berani menunjukkan tekanan energi Qi sekuat itu di tempat seperti ini. Apa dia tidak takut mati?" bisik seorang pria tua berambut kelabu yang duduk bersila di pinggir ruangan aula, matanya menyipit ke arah sumber tekanan yang menegangkan udara."Dia pasti punya latar belakang yang kuat. Tak mungkin seseorang pemuda berani bertindak seperti itu tanpa dukungan dari kekuatan besar di baliknya," sahut pria lain, suaranya nyaris tak terdengar, namun penuh kehati-hatian."Sudahlah," ucap pria ketiga dengan nada lebih serius, "jangan ikut campur. Dunia ini luas, menyimpan banyak ahli misterius. Satu langkah yang salah bisa menyeret kita ke dalam jurang neraka." Ia kemudian kembali menutup matanya, mencoba masuk kembali ke dalam meditasi, meskipun hawa Qi yang menegang masih terasa menyesakkan di dada.Di dalam aula besar yang redup itu, hanya cahaya samar yang berpendar dari batu kristal di dinding-dinding. Namun atmosfer ruangan jauh dari tenang. Udara ter
Last Updated: 2025-05-01
Chapter: Bab 113 - Hanya Diabaikan
Qin Chen melangkah maju, sepatu kulit halusnya menjejak lantai batu yang dingin, mengeluarkan suara pelan namun mantap. Tubuhnya tegak dengan dada membusung, seolah setiap langkahnya membawa gengsi dan martabat sebagai murid terhormat dari salah satu sekte besar di benua ini. Ia berhenti sekitar tiga langkah di depan Du Shen, menatap pemuda itu dari atas ke bawah dengan tatapan menilai dan sorot mata yang dingin seperti es.Senyum tipis muncul di sudut bibirnya—bukan senyum ramah, melainkan senyum yang menyimpan ejekan tersembunyi, seolah ia sedang menatap seekor serangga yang tiba-tiba muncul di hadapan makan malamnya.Du Shen, yang sedari tadi hanya berdiri santai dengan tangan di balik punggung, melirik pemuda itu sekilas. Tatapannya acuh tak acuh, bahkan sedikit malas, seolah sedang menilai seseorang yang tak layak untuk diperhatikan. Ia tidak mengatakan apa pun. Wajahnya tetap tenang, seperti permukaan danau di musim gugur yang tak terusik apapun.Qin Chen akhirnya angkat suar
Last Updated: 2025-04-29
Chapter: Bab 112 - Bertemu Kembali
Namun ia tak begitu peduli pada patung itu dan mengalihkan perhatian ke segala arah di dalam aula yang luas itu. "Hmm?" Du Shen bergumam lirih sambil menatap sekeliling ruangan luas yang terasa sunyi. Pilar-pilar batu yang menjulang tinggi tampak kokoh menopang langit-langit aula, ia memandangi sekitar seolah tengah mencari seseorang. "Pak tua Zhao... Dia tak ada di sini. Apakah dia masih terjebak dalam dimensi ilusi sebelumnya? Atau jangan-jangan ada ruangan lain selain tempat ini?" Pikirannya terus bergulir, mencoba mencari jawaban. Namun tepat saat ia hendak bergerak untuk menyelidiki lebih jauh, seberkas aura yang familiar tiba-tiba muncul dari sisi timur aula. Aura itu samar namun mengandung nuansa yang tak asing baginya. Du Shen menoleh cepat. Matanya menajam, menyapu arah tempat datangnya aura tersebut. Beberapa langkah dari tempatnya berdiri, sesosok gadis perlahan muncul dari balik kerumunan. Ia tidak sendiri—di dekatnya berdiri dua orang asing yang tampak waspada. Satu
Last Updated: 2025-04-25
Chapter: Bab 111 - Aula Misterius
Beberapa saat berlalu dalam keheningan yang mendebarkan. Du Shen, yang sejak berdiri tegak dengan mata tertutup, akhirnya membuka kelopak matanya perlahan. Dari balik pupil hitamnya, semburat cahaya hijau tua berkilat tajam seperti bara yang baru saja menyala dari arang yang tertiup angin kencang. Aura dari tubuhnya seketika merembes.Seketika itu pula, atmosfer di sekitar mereka mendadak menjadi berat. Udara seolah menebal, menekan tubuh seperti selimut raksasa yang mengandung niat pembunuhan. Bahkan suara embusan angin tak terdengar lagi, digantikan oleh keheningan mencekam yang seperti berdiri di hadapan binatang buas purba, yang berdiri kokoh dan tak tergoyahkan bagaikan gunung es abadi.Lu Tian, yang semula berbaring santai sambil bersenandung kecil, tiba-tiba menegang. Matanya membelalak, napasnya tercekat di tenggorokan. Rasa sesak menyerangnya begitu cepat hingga ia seketika terduduk, lalu berubah jongkok dengan tangan memegangi sisi kepalanya. Keringat dingin mulai merembe
Last Updated: 2025-04-24
Chapter: Bab 110 - Pemuda Aneh
"Kau salah," ujar pemuda itu sambil menarik napas dalam. Suaranya terdengar kesal, namun tak kehilangan semangatnya. "Aku bukan datang ke sini karena kemauanku sendiri. Aku diseret masuk oleh seorang penjahat tua. Dan lihat ini, dia bahkan mengikat kakiku dengan rantai terkutuk ini." lanjutnya sambil menunjuk ke arah kakinya, Du Shen menurunkan pandangannya, memperhatikan dengan seksama. Rantai hitam itu tampak mencengkeram pergelangan kaki pemuda tersebut dengan erat, seperti binatang buas yang tertidur namun siap menerkam kapan saja. Riak aura hitam samar-samar bergelombang dari permukaannya, menebarkan hawa dingin yang menusuk. Du Shen menyipitkan mata. Energi Qi yang mengalir dari rantai itu terasa bengis, seperti mengandung kutukan yang dibentuk dari niat buruk dan dendam yang tak sederhana. "Rantai itu bukan sesuatu yang biasa," gumam Du Shen, lebih kepada dirinya sendiri. Pemuda itu yang sepertinya tak terlalu terganggu dengan situasinya—mengalihkan perhatian pada Du Sh
Last Updated: 2025-04-24
Chapter: Bab 109 - Memasuki Bangunan Kuno
Beberapa jam berlalu dalam ketegangan. Langit yang semula cerah perlahan mulai tertutup oleh kabut tipis berwarna kelabu yang muncul entah dari mana. Di depan Paviliun Dewa Kekacauan, ratusan kultivator berdiri menunggu dalam diam. Aura mereka terkendali, namun penuh kewaspadaan. Semua menunggu satu momen saat penghalang kuno itu benar-benar lenyap.Dan akhirnya, itu terjadi.Formasi segel yang melindungi bangunan tua itu mulai bergetar pelan, lalu retak seperti permukaan es yang diinjak. Garis-garis halus menyebar cepat, menciptakan pola aneh sebelum pecah dalam kilatan cahaya. Suara gemuruh yang dalam dan berat terdengar, menggema ke seluruh lembah. Penghalang itu hancur—menguap tanpa sisa.Namun bersamaan dengan itu, gelombang tekanan luar biasa memancar keluar. Tidak seperti sebelumnya, tekanan ini bukan hanya kuat, melainkan mengandung energi yang kacau. Sulit dijelaskan. Tapi semua orang dapat merasakan sesak, panas, dingin, dan hampa bercampur menjadi satu. Beberapa kultivat
Last Updated: 2025-04-22
Pendekar Elemen Ganda

Pendekar Elemen Ganda

Mandala, seorang pemuda yang dilahirkan dalam kemiskinan, menghadapi ujian berat setelah kehilangan kedua orang tuanya pada usia 2 tahun. Dibimbing oleh Mak Gawan, seorang pengasuh yang penuh kasih, mereka tinggal di desa kecil bernama Jelok di tepi hutan. Saat Mandala mencapai usia 18 tahun, panggilan petualangan mulai memanggilnya. Dengan Wejangan bijak dari Mak Gawan, yang tak hanya sebagai wali, tetapi juga sebagai guru dan orang tua, Mandala memulai perjalanan untuk mencari makna sejati kehidupan di luar desa yang selama ini menjadi rumahnya. Petualangannya membuka tabir rahasia masa lalunya dan membawanya pada pemahaman mendalam tentang diri sendiri dan dunia di sekitarnya.
Read
Chapter: Bab 23-Secercah Harapan
Mendengar itu, Mandala sedikit merasa aneh. Sebenarnya, bukan itu yang dia maksudkan, tapi entah mengapa gadis ini memiliki begitu banyak pertanyaan.Mandala mencoba menjelaskan, "Tentu aku bersedia bekerja sama, tapi kita juga harus fleksibel. Mungkin akan ada situasi di mana kita harus bergerak sendiri. Yang penting, kita saling mendukung dan berbagi informasi.""Baiklah kalau begitu," kata Hayin. "Aku juga akan berusaha menemukan informasi mengenai kebenaran semua ini."Berpikir untuk menemukan ide dalam memecahkan masalah, Mandala dan Hayin berusaha keras mengobrak pikirannya, memikirkan rencana apa yang harus dia lakukan.Tapi, dengan kekuatannya saat ini, menghadapi bahaya tak terduga ataupun berurusan dengan para Mangku misterius itu sangatlah mustahil baginya. Bukan hanya dirinya, bahkan seluruh pemuda yang senasib dengannya tidak akan mampu mengatasi orang-orang itu, walaupun jumlah mereka terbilang banyak.Dalam keheningan gua yang gelap, Mandala dan yang lainnya terus menca
Last Updated: 2024-02-29
Chapter: Bab 22-Belenggu Pengikat
Mandala dan para anak muda berdiri bersama, memperhatikan dengan seksama sosok Mangku yang tampak memiliki aura mencekam dan menakutkan. Mereka merasakan kehadiran yang kuat dan misterius dari para Mangku tersebut.Tak seorang pun menunjukkan celah identitas mereka, hampir semua tubuh mereka tertutup kain hitam, kecuali daerah sekitar mata.Anak-anak muda yang tidak tahu apa-apa hanya bisa menggigit bibir dengan rasa takut dan khawatir.Sejak diculik, mereka terikat tali cukup lama, tanpa mengetahui alasan atau penyebabnya. Ikatan itu kemudian dilepaskan, namun mereka dibawa ke tempat yang tidak diketahui.Sekarang, mereka berdiri kaku, menyembunyikan keresahan hati masing-masing di hadapan sekelompok orang berbahaya ini."Satu hal yang harus kalian ketahui, mulai sekarang kalian akan menghadapi kehidupan seperti neraka, dan jangan coba-coba kabur dari sini." Nada suara yang dingin masih membingungkan.Sebagian dari pemuda yang diculik tidak mengerti perkataan itu."Tunggu, apa maksud
Last Updated: 2024-01-10
Chapter: Bab 21-Rencana kelompok Misterius
Waktu berlangsung sangat lambat bagi Mandala yang terkurung di dalam gerbong tanpa dapat bergerak bebas.Di dalam gerbong kereta itu, Mandala tak mengetahui berapa waktu yang telah berlalu. Namun, menurut perkiraannya, telah lewat satu hari penuh, dari malam hingga malam lagi.Langkah kuda dan roda gerbong kereta tiba-tiba berhenti bergerak, memberikan sedikit rasa tegang dan kepanikan di antara Mandala dan anak-anak lainnya.Tak lama pintu kayu yang dilapisi jeruji besi perlahan terbuka, memperlihatkan nyala obor dan sekelompok orang berpakaian hitam. Penampilan mereka tampak misterius di mata anak muda yang tinggal di dalam gerbong."Kalian semua bisa keluar!" tukas salah seorang dari sekelompok sosok misterius itu.Mereka ragu-ragu sejenak, namun dengan terpaksa melangkah keluar setelah melihat tatapan tajam dari mata sekelompok orang misterius itu.Setelah keluar dari gerbong, Mandala dan anak-anak lainnya dikepung oleh sosok-sosok misterius. Suasana tegang semakin terasa ketika s
Last Updated: 2024-01-03
Chapter: Bab 20-Penculikan?
Ketika malam semakin larut, sosok Mandala tiba-tiba membuka mata dari tidurnya yang nyenyak. Entah mengapa, ia merasakan kegelisahan dalam dirinya tanpa penyebab pasti. Mandala kemudian bangun dari tempat tidurnya, mengedarkan pandangannya ke segala arah. Namun, ia hanya menemukan kamar yang tenang, diterangi oleh cahaya samar dari lampu minyak."Apa aku baru saja bermimpi buruk?" ungkapnya dengan rasa keanehan."Kurasa tidak, atau mungkin aku terlalu kelelahan," ucapnya lagi sebelum hendak duduk bersila di atas lantai kamar penginapan.Tapi, secara tak terduga, sosok berseragam hitam muncul di belakangnya, memberikan Mandala kejutan yang luar biasa.Sayangnya, ia tidak dapat bereaksi tepat waktu sebelum sosok berseragam hitam itu menghantam tengkuknya dengan keras, membuat Mandala terjatuh pingsan dalam sekejap mata."Target terakhir selesai," bisik kata sosok itu.Ia kemudian membawa tubuh Mandala yang jatuh pingsan di atas bahunya, keluar melewati jendela kamar pengitapan di tempa
Last Updated: 2023-12-30
Chapter: Bab 19-Kemenangan
Semuanya mengangguk setuju, berdasarkan penilaian mereka, tidak ada yang memenuhi syarat untuk memasuki perguruan, kecuali para peserta mencapai peringkat sepuluh besar, atau mungkin mendapatkan pengecualian berdasarkan performa mereka.Kembali ketika tombak-tombak tanah terbang ke arah Mandala dengan kecepatan luar biasa yang tidak mungkin dihindari oleh orang biasa.Namun, Mandala dengan keahliannya menghindari serangan itu seolah itu hanya angin yang berlalu. Terhitung selusin tombak terbang di udara, melewati tubuh Mandala yang bergerak seperti kilat membentuk lintasan cahaya yang luar biasa.Di balik tekanan yang luar biasa, terdapat kekuatan hebat yang baru saja bangkit dalam dirinya. Hal ini mendorong Mandala menuju tingkatan yang beberapa kali lebih tinggi dibanding kemampuan yang dia miliki sebelumnya.Gamara dengan ekspresi terkejut, ia tak menyangka serangan terkuatnya akan dihindari dengan semudah itu.Sekejap mata, sosok Mandala muncul tepat di hadapan Gamara, membuatnya s
Last Updated: 2023-12-28
Chapter: Bab 18-Mandala VS Gamara
Sayangnya, Mandala dengan sigap menghindari serangan tersebut dengan gerakan yang sangat gesit. Keduanya saling berhadapan dalam pertarungan yang semakin mendebarkan.Mandala tidak tinggal diam. Dengan kecepatannya yang didorong oleh unsur angin, ia mendekati Gamara dan melancarkan serangan bertubi-tubi. Gamara, sementara itu, terus menggunakan kekuatannya untuk mengendalikan unsur tanah, menciptakan rintangan dan perangkap di sekitar arena.Pertarungan menjadi semakin kompleks dengan setiap serangan dan kontra yang dilancarkan. Teknik tenaga dalam dan gerakan bela diri tangan kosong saling berkejaran di tengah arena. Penonton terlihat antusias oleh pertunjukan kekuatan dan keahlian yang ditunjukkan oleh kedua petarung.Tetua Manik Putih di podium penjurian, sementara itu, memperhatikan dengan cermat. Ia meresapi setiap aspek pertarungan, mencoba memahami kedalaman strategi dan keahlian bela diri yang ditunjukkan oleh Gamara dan Mandala.Di tengah intensitas pertarungan, Gamara dan Ma
Last Updated: 2023-12-25
You may also like
Mr. Walter Pangeran Api Biru
Mr. Walter Pangeran Api Biru
Fantasi · Mahessa Gandhi
3.2K views
Lovetta
Lovetta
Fantasi · PengkhayalMalam
3.2K views
Alkisah Bunga Teratai
Alkisah Bunga Teratai
Fantasi · brotheract
3.2K views
Fantarna
Fantarna
Fantasi · Nagia Z. A.
3.2K views
Explore and read good novels for free
Free access to a vast number of good novels on GoodNovel app. Download the books you like and read anywhere & anytime.
Read books for free on the app
SCAN CODE TO READ ON APP
DMCA.com Protection Status