Di sisi lain, ratusan kilometer dari bentrokan dahsyat dengan Kitsune, klon Zhu Long yang membawa tubuh Shan Rong akhirnya tiba di sebuah reruntuhan kuil kuno yang tampak tua dan usang. Bangunan itu nyaris tak bisa dikenali lagi, dengan tiang-tiang batu yang patah dan atap yang ambruk. Patung-patung batu berwajahkan iblis, diselimuti jaring laba-laba tebal dan telah retak di beberapa tempat termakan waktu, berdiri sebagai saksi bisu keagungan yang telah lama hilang. Aura kuno yang menyelimuti tempat itu terasa berat, seolah menyimpan cerita-cerita yang telah lama terkubur.Namun, ketenangan di sekitar reruntuhan itu tak bertahan lama. Baru saja klon Zhu Long menginjakkan kaki di tanah berdebu, sebuah serangan mendadak datang dari kejauhan dengan kecepatan luar biasa. Udara di sekelilingnya berdesing nyaring, membawa serta bau karat dan aura kematian yang pekat."Paku Darah Seribu Arwah!" seru Gui Sha dari kejauhan, ekspresinya tampak muram dipenuhi amarah yang membara. Ia telah men
Tapi ia sudah memiliki sebuah rencana matang untuk dilakukan. Terutama ia sudah memancing murka Kitsune yang jelas tak mungkin ia hadapi untuk saat ini, apalagi Shan Rong masih bersama klonnya. Zhu Long tahu bahwa Kitsune yang marah adalah kekuatan yang jauh lebih berbahaya daripada Mu Xiong sendiri.Ketika Mu Xiong hendak menghilang dari area pertempuran secara diam-diam, mengaktifkan teknik persembunyian untuk menyelinap pergi, tiba-tiba ia merasakan ada sesuatu muncul di belakangnya. Sebuah gelombang energi spiritual yang familiar, namun dengan niat yang mengejutkan, mendekat dengan kecepatan kilat. Dan itu tak lain adalah sosok Zhu Long."Dasar binatang buas tak tahu diri! Kau hanyalah makhluk keji! Dunia ini adalah milik kami para manusia, binatang bodoh sepertimu tak pantas menginjakkan kaki di sini!" seru Zhu Long tiba-tiba, suaranya menggelegar, sengaja diucapkan dengan volume tinggi yang membelah udara dan menembus telinga Kitsune. Setiap kata dipenuhi nada penghinaan dan p
Kilatan keemasan terang terpancar dari sana, membelah kegelapan suram. Dan dalam sekejap, pedang di tangannya terayun lembut secara vertikal. Itu adalah gerakan yang nyaris tak terlihat, sangat sederhana, seolah ia hanya menggerakkan tangannya tanpa kekuatan.Sejenak tampak tak terjadi apa-apa. Namun tangan raksasa yang terbentuk dari asap putih itu mendadak berhenti di udara, membeku. Sebuah garis lurus sempurna terukir di tengah-tengahnya, membentang dari atas hingga bawah, tipis seperti benang sutra namun mematikan.Dalam beberapa detik kemudian, dengan desisan yang aneh, tiba-tiba tangan asap putih itu hancur menjadi serpihan, seperti tersapu tekanan angin tak kasat mata. Hasil tebasan pedang Zhu Long tidak hanya menghancurkan tangan raksasa itu, tetapi juga membelah hingga ratusan meter ke depan, menyingkirkan asap putih tebal Kitsune yang menghalangi pandangan, menciptakan celah terang di tengah kegelapan yang mengepul.Tiba-tiba, sebuah jeritan aneh dan melengking terdengar d
Mu Xiong berdiri kembali, napasnya berat, namun matanya tetap tenang, penuh kepercayaan diri yang tinggi. Ia telah menunjukkan sebagian kecil dari kekuatan aslinya, sebuah peringatan bagi binatang buas rubah itu."Kau tak bisa menakutiku dengan asap dan ilusi murahan ini, rubah sialan!" serunya, suaranya dipenuhi amarah dan dominasi. Ada nada menantang dalam suaranya, sebuah deklarasi bahwa ia tidak akan gentar. "Aku telah melihat berbagai jenis keterampilan seperti ini, kau pikir bisa menipuku!" Serangan Kitsune selanjutnya datang lagi seolah tak ada habisnya, bahkan lebih ganas dari sebelumnya. Puluhan tombak tornado asap yang lebih besar dan lebih cepat muncul, menerjang Mu Xiong dari segala sisi, berusaha menenggelamkannya dalam badai kehancuran. Ini adalah perang habis-habisan antara kekuatan kuno binatang buas dan kultivator ranah Golden Core.Sementara itu, di sisi lain medan pertempuran yang diselimuti kabut dan asap tebal, Zhu Long menyaksikan bagaimana Mu Xiong menghancurk
Energi spiritual yang menyerupai asap putih itu mengepul—bukan hanya sekadar kepulan biasa, melainkan seperti gelombang tsunami tak berujung, bergerak liar seolah mereka memiliki kehendak sendiri. Pusaran demi pusaran terbentuk, menelan pandangan, menciptakan dinding kabut yang membatasi pandangan. Geraman samar namun menusuk jiwa terdengar dari balik asap putih yang bergolak, seperti bisikan kematian yang dapat merenggut nyawa siapa pun di dekatnya.Dalam sekejap, asap itu sudah memenuhi area di sekitar pertempuran, menutup pandangan siapa pun di sana, bahkan Mu Xiong dan Zhu Long yang berdiri di pusat gekolak badai. Dari balik asap, pusaran mematikan muncul lagi, lebih besar dan lebih padat dari sebelumnya, membentuk sepasang tangan raksasa dengan cakar tajam yang memancarkan niat membunuh yang pekat. Kedua tangan asap raksasa itu melesat, tentunya menyerang kedua sosok manusia di sana—orang-orang yang baru saja bertarung sengit, namun akhirnya malah mengundang kemarahan Kitsune
Dari kejauhan, beberapa pasang mata hanya bisa menatap penuh rasa takut dan takjub dengan apa yang terjadi. Perubahan situasi ini benar-benar tak ada yang menduga. Kelompok ekspedisi klan Mu yang tersisa hanyalah mereka yang memiliki basis kultivasi di atas rata-rata, mampu bertahan dari efek samping bentrokan kekuatan para raksasa itu. Bahkan Mu Jinyun, yang berada di ranah Pemadatan Inti tahap menengah, harus bersembunyi di kejauhan, mencari perlindungan di balik formasi batu karang besar yang menjulang, menghindari tekanan mengerikan dan perhatian rubah raksasa itu. Wajahnya pucat pasi, tak menyangka ekspedisi ini akan berubah menjadi malapetaka secepat ini."Tch! Kenapa situasinya bisa menjadi runyam begini!? Aku percaya Ayah mampu mengalahkan orang itu, tapi apa sekarang? Binatang buas ini malah datang mengganggu." geram Mu Jinyun dalam nada yang rendah, hanya didengar olehnya dan tetua Mu Tianyun di dekatnya. Ia meninju permukaan batu di sampingnya, meninggalkan retakan keci