Warisan Hitam

Warisan Hitam

By:  N.G. Floyd  Ongoing
Language: Bahasa_indonesia
goodnovel16goodnovel
Not enough ratings
6Chapters
1.2Kviews
Read
Add to library

Share:  

Report
Overview
Catalog
Leave your review on App

Darko (27) seorang pewaris tunggal kekayaan almarhum sang ayah yang meninggal secara misterius. Di balik bergelimang harta yang ia dapat, ada satu peninggalan yang harus ia rawat yaitu minyak mistik penakluk wanita bernama Nammanprai yang berisi hantu jahat bernama Nang Dam. Darko mau tidak mau harus melanjutkan perjanjian kutukan 7 turunan dengan mpunya minyak. Awalnya Darko menikmati manifestasi dari minyak mistik itu. Ia harus melakukan ritual seks dengan hantu Nammanprai yang cantik serta mencari tumbal berupa darah perawan gadis. Benefitnya, Darko menjadi Cassanova yang bisa menaklukan wanita manapun yang ia mau untuk sekedar bersenang-senang. Dibalik kesenangan libido yang ia nikmati telah membuat dirinya jenuh dan berniat mengakhiri perjanjian terkutuk itu. Apalagi Darko mulai tersadar dengan meninggalnya salah satu korban wanitanya, Dinda (20) ditambah kehadiran dua orang gadis yang kost dirumahnya. Salah satunya Lunar (18) yang berhasil merubah pandangan hidupnya selama ini. Namun mengakhiri perjanjian terkutuk itu tidak semudah mengedipkan mata. Nang Dam hantu yang sangat sakti. Seribu dukun hitam pun tak akan mampu menaklukannya. Darko harus pergi ke Thailand Timur asal mendiang ibunya sebagai harapan terakhir melenyapkan hantu itu.

View More
Warisan Hitam Novels Online Free PDF Download

Latest chapter

Interesting books of the same period

To Readers

Selamat datang di dunia fiksi kami - Goodnovel. Jika Anda menyukai novel ini untuk menjelajahi dunia, menjadi penulis novel asli online untuk menambah penghasilan, bergabung dengan kami. Anda dapat membaca atau membuat berbagai jenis buku, seperti novel roman, bacaan epik, novel manusia serigala, novel fantasi, novel sejarah dan sebagainya yang berkualitas tinggi. Jika Anda seorang penulis, maka akan memperoleh banyak inspirasi untuk membuat karya yang lebih baik. Terlebih lagi, karya Anda menjadi lebih menarik dan disukai pembaca.

Comments
No Comments
6 Chapters
Chapter I
Rumah Warisan Orchestra puluhan kodok serta aroma basah tanah memecah kesunyian nuansa kelam malam yang dingin lagi sepi di rumah tua bergaya abad ke-19 berlantai dua itu. Bangunannya berbahan utama kayu dan eksteriornya didominasi cat berwarna Hitam, dan Coklat. Letaknya di puncak bukit terpencil, sehingga tak akan nampak dari permukiman dibawahnya ketika memasuki waktu senja. Seolah lenyap disembunyikan bumi atau memang sengaja tidak ingin menampakan wujudnya diwaktu-waktu tertentu. Sudah Tujuh hari lamanya Darko seorang diri menempati rumah warisan dari almarhum ayahnya yang mati secara tiba-tiba ketika berada di kediaman nenek tujuh bulan yang lalu. Hampir tidak pernah beranjak ia dari duduknya selama berjam-jam di sofa coklat teras depan rumahnya sejak sore tadi, menikmati kerlap-kerlip citylight perkotaan Bandung. Suara hujan dan alam ditengah kegelapan malam seluas pandangan matanya, pria berumur 27 tahun ini masih asyik saja melamun memikirkan sesuat
Read more
Chapter II
Kamar RitualHabis sudah tujuh batang rokok yang ia hisap sepanjang berada di ruang tamu. Matanya yang semakin sayup mengajak segera untuk merebahkan tubuhnya di tempat tidur, namun masih ada perasaan mengganjal didalam dirinya agar mendatangi lantai dua yang sama sekali belum dijamahnya selama tujuh hari tinggal disana.“krrak..krrak..krrak” suara langkah demi langkah kakinya menaiki tangga kayu yang dilapisi karpet beludru halus menuju lantai dua yang agak gelap dan hanya diterangi lampu-lampu tempel dari lilin ungu yang berjejer mengikuti alur jalan.Sambil menyalakan lilin di dinding sepanjang perjalanannya ke atas, Darko menyimak satu persatu foto-foto dan lukisan yang menempel memenuhi  tembok lantai dua itu. Mayoritas terpajang foto-foto ayahnya disaat muda dengan background pedesaan yang diduga kuat ada di pedalaman Thailand. Adapula beberapa lukisan bergambar wanita eropa yang mengenakan busana hitam-hitam ala gothic abad ke-19
Read more
Chapter III
Perjanjian Hitam DimulaiJam dinding kayu kuno yang terpasang di ruang tengah berdentang sebanyak sebelas kali menandakan hari mulai memasuki tengah malam. Kali ini secara bersamaan sepasukan jangkrik dan kodok bangkong kembali menggelar show nya diluar rumah yang berdiri diatas lahan seluas lima hektar itu. Alunan suara musik band Progrock asal Inggris, Pink Floyd berjudul “Careful with That Axe, Eugene” yang diputar via turntable diruang tamu juga ikut menambah gaduh memecah  malam menemani Darko yang sedang serius membaca secarik kertas folio milik ayahnya yang sempat dibawa saat ia lari dari kamar atas tadi.Ketujuh Nammanprai tersebut memiliki bahan dasar dan tingkatan yang berbeda-beda. Ada cara-cara khusus untuk mengendalikan, memanggil, merawat, dan memberikan persembahan spirit (hantu) yang bersemayam di minyak itu. Dalam tulisan-tulisan ayah pula disertakan pantangan-pantangan apa saja yang tak boleh dilanggar selama memegang minyak
Read more
Chapter IV
Hans dan Ruthai 19 Oktober 1991 “Nang...! Nang…!Ruthai, kemari sayang,” panggil pria berbadan tinggi ganteng dengan alis tebal dan brewokan yang tercukur rapih diruang  tamu  kepada isterinya yang sedang memasak di dapur itu. “Sebentar Hans, masakanku hampir jadi…segera aku kesanaaaa,” Aroma masakan dari dapur berlarian membabi buta keseluruh ruangan tak terkecuali masuk tanpa pamit menuju ruang tamu dan meremas-remas perut Hans yang sedang amat sangat keroncongan. Ia sedang asyik memilih-milih vinyl lagu untuk diputar ketika nanti bersantap ria bersama isteri tercintanya itu. Hans dan Ruthai memang biasa memakai ruang tamu untuk bersantai mendengarkan music, membaca buku sekaligus ritual isi perut. “Nikmat sekali aroma masakan ini, seperti aku kenal… tapi dimana ya?”dalam hatinya ia berdebat dengan memori otaknya mengenai misteri harum masakan itu. “Ahh ini dia! album ini lumayan lama tidak kuputar, jadi kangen musi
Read more
Chapter V
Rutinitas ritual“Haaaans… Haaaans… Haaaans.. Kau tak lupa malam ini waktunya persembahan untuku. Ingat Haaans…”Langsung terbangun dari tidur, melihat jam tangan ditangan kirinya menunjukan pukul 01.00 WIB. Pria berumur 32 tahun itu menengok kesamping melihat isterinya sedang mengarungi samudera mimpi yang dalam. Masih menggunakan piyama coklatnya, ia langsung saja bergerak perlahan turun dari ranjang, berjalan gemulai seperti tak menapak dilantai dan membuka pintu kamar lalu menutupnya kembali tanpa meninggalkan jejak suara sedikitpun dari kamar itu kecuali semerbak samar harum parfumnya yang masih berkeliaran seiring langkah kakinya menjauh dari kamar.“Waktunya hampir telat..! semoga ia tak marah,”Dengan kondisi yang masih terkantuk-kantuk, mempercepat langkahnya setengah cepat ia langsung menuju lantai atas. Seperti malam-malam biasanya, kabut-kabut tipis serupa asap selalu menyelimuti rumah itu.
Read more
Chapter VI
Rahasia yang terkuak dan pengakuan05.17WIB“Kreek..kreek..kreekk..”Diluar ruangan kamar lantai dua terdengar suara renyah langkah kaki yang  bergesekan dengan lantai dari papan kayu.“Ngeeekkk..”Pintu kamar terbuka pelan perlahan dan semakin lebar mengakibatkan asap dupa bercampur kabut tipis yang meliputi kamar ritual mencuri keluar melalui rongga pintu. Dengan rasa penasarannya, Ruthai memberanikan diri untuk melihat secara langsung apa yang sebenarnya dilakukan suaminya selama ini di kamar khususnya tersebut. Asap yang tebal masih mengganggu penglihatan Ruthai. Ia berusaha menahan batuk dari asap dupa yang terhisap hidungnya.Dibukanya lebih lebar lagi secara perlahan menunggu kedua pasang matanya untuk bisa melihat lebih jelas suasana kamar. Ia mendengar ada suara aneh seperti suara lirih seorang wanita. Ruthai langsung masuk kedalam mendekati ranjang itu, dan…!Astaga, dengan perasa
Read more
DMCA.com Protection Status