Share

Bab 16

Author: Anak Ketiga
Awalnya, Bowo sangat emosi mendengar ejekan seperti itu, tetapi saat dia berbalik dan melihat Tobi, ekspresinya tiba-tiba berubah.

Dia? Bukankah pemimpin sudah berpesan untuk tidak mencari masalah dengan orang hebat ini?

Dia tidak tahu identitas pria ini, tetapi tadi malam pemimpin sengaja berpesan kepada empat kepala aula, jika mereka bertemu dengan orang ini, pemimpin menyuruh mereka menghormatinya.

Jika menyinggung pemimpin, mereka paling hanya akan dipukul. Namun, jika mereka berani menyinggung orang ini, bahkan dewa pun tidak bisa menolongnya.

"Kakek Muhar, pintu ini kenapa?"

Tiba-tiba muncul dua orang dari luar. Yang satunya adalah seorang pemuda tampan. Dilihat dari pakaiannya, dia pasti anak orang kaya.

Begitu Kakek Muhar melihatnya, dia baru sadar, ternyata pemuda itu adalah Joni, putra dari Keluarga Luhardi.

Joni merupakan satu-satunya pewaris Keluarga Luhardi dan keluarganya sangat berkuasa di Kota Tawuna. Mungkin dia punya cara untuk mengatasi masalah ini.

Kakek Muhar buru-buru menyapanya sambil tersenyum, "Joni, kamu sudah datang, ayo cepat masuk."

Bowo terhenyak kembali. Pemimpin menyuruh mereka untuk tidak membeberkan identitas Tobi.

Jadi dia membungkuk hormat ke arah Tobi dan berkata, "Tuan Muhar, karena ada orang penting dalam Keluarga Lianto, maka kami biarkan masalah ini berlalu. Kami pamit dulu."

Setelah menyelesaikan kata-katanya, Bowo bergegas mundur. Dia takut akan dihentikan oleh Tobi.

Semua orang di Keluarga Lianto tampak terkejut. Sebenarnya, apa yang terjadi?

Ada orang penting di Keluarga Lianto? Siapa orang penting itu?

Tunggu. Bukankah Bowo membungkuk dan memberi hormat ke arah Tobi di saat-saat terakhir? Mungkinkah orang penting yang dia sebut itu Tobi?

Kalau tidak, kenapa Tobi berani berbicara kasar seperti itu tadi?

Namun, bukankah pria itu tertipu oleh kata-kata Candra?

Satu per satu dari mereka mulai memandangnya dengan kebingungan.

Widia yang berdiri di dekat Tobi bisa melihat dengan jelas bahwa Tuan Bowo memang menghormat ke arahnya. Mungkinkah itu Tobi?

Widia tidak bisa menahan rasa penasarannya lagi, lalu dia bertanya, "Kamu kenal Tuan Bowo?"

"Nggak kenal."

"Oh." Begini baru benar. Kalau tidak, hal ini sungguh tidak masuk akal.

Namun, Tobi segera menambahkan, "Tapi dia memang takut kepadaku."

Sungguh karena dia?

Semua orang terpengarah.

Widia tidak memercayainya.

Namun, di saat ini, Candra tiba-tiba sadar dengan sesuatu dan berkata, "Aku sudah tahu. Ini semua berkat Tuan Joni! Tuan Joni, terima kasih banyak kali ini. Kalau bukan karenamu, Keluarga Lianto sudah berakhir."

Tuan Joni kebingungan. Dia bahkan tidak tahu apa yang terjadi, jadi bagaimana dia bisa menyelamatkan Keluarga Lianto?

Meskipun tidak tahu alasannya, Joni hanya tertawa dan berkata, "Sudah seharusnya, 'kan? Lagian, Widia dan aku berhubungan baik."

Tobi tidak menyangka Joni begitu tidak tahu malu. Dia langsung menyerang pria itu, "Apanya yang sudah seharusnya? Memangnya kamu tahu apa yang terjadi?"

Joni memang tidak tahu apa-apa, tetapi Candra membelanya, "Kamu sendiri? Meski tahu, kamu juga nggak bisa membantu apa-apa. Kamu malah mendorong kami ke jurang kematian. Untungnya, Tuan Joni turun tangan dan membuat Tuan Bowo ketakutan."

Membuat Tuan Bowo ketakutan?

Joni tampak terkejut.

Siapa Tuan Bowo itu? Kenapa dia bisa menakutinya?

Ternyata, pria barusan adalah Tuan Bowo. Pantas saja, dia merasa tidak asing kepada pria itu.

Menakutkan sekali. Untung saja, dia tidak berlagak.

Namun, Joni masih berusaha memanfaatkan situasi saat ini dan berkata, "Hanya masalah kecil. Mungkin dia kenal salah satu kerabat di keluarga kami."

"Ternyata begitu. Hampir saja aku percaya dengan ucapan Tobi."

"Benar. Beraninya dia mengambil hasil kerja keras orang lain. Dasar pria tak tahu malu."

Mendengar orang lain terus menunjuknya, Widia merasa kesal dan menatap tajam ke arah Tobi.

Namun, Tobi kelihatan tenang dan berkata, "Dia omong kosong!"

Continue to read this book for free
Scan code to download App
Comments (1)
goodnovel comment avatar
Nur Arafah
cerita nya kok sama semua ya, apa jiplakan?
VIEW ALL COMMENTS

Latest chapter

  • Raja Naga Meninggalkan Gunung   Bab 1670

    Saat ini, semuanya juga seharusnya sudah berakhir.Setelah semua orang bubar, Vamil maju ke depan sambil tertawa, "Tobi, kamu benar-benar memberiku kejutan besar kali ini.""Awalnya, aku kira kamu setidaknya membutuhkan lima tahun untuk menandingi kekuatan mereka. Aku nggak menyangka kekuatannya akan meningkat secepat itu. Benar-benar di luar dugaanku.""Bolehkah kamu beri tahu aku sudah sampai mana kekuatanmu saat ini?"Vamil sangat penasaran.Tobi mengangkat bahu tak berdaya dan berkata, "Nggak ada lawan, jadi aku juga nggak begitu jelas.""Aku hanya tahu, kalau aku menyerang dengan seluruh kekuatanku, aku bisa menghancurkan kota dengan mudah.""...."Semua orang benar-benar tercengang, lalu berkata tak berdaya, "Luar biasa!"Vamil terdiam, lalu menggelengkan kepalanya. "Nak, kamu benar-benar mengejutkanku. Oh ya, kapan kalian akan menikah? Jangan terlalu lama. Aku nggak punya banyak waktu lagi."Jelas, dia sangat puas dengan Tobi dan berharap bisa menghadiri pernikahan mereka.Mende

  • Raja Naga Meninggalkan Gunung   Bab 1669

    Kata-kata dominan Tobi barusan membuat orang-orang Harlanda makin antusias. Saking bersemangatnya, mereka yang menonton siaran langsung dari rumah pun bersorak kegirangan.Mereka sangat gembira. Jadi, perlu mengekspresikan kegembiraan yang mereka rasakan.Hanya saja kalimat 'siapkan misil' yang diucapkan Tobi membingungkan mereka.Apa yang terjadi? Siapkan misil? Apa maksudnya? Tiba-tiba tanda tanya muncul memenuhi seluruh layar.Semua orang benar-benar tercengang mendengar kata-kata itu.Banyak orang mengungkapkan pertanyaan mereka.Di saat bersamaan, para petugas di pangkalan rudal itu juga tampak berkeringat dingin. Biasanya, dalam situasi apa pun, dia pasti akan melaksanakan perintah dengan tegas. Namun, dia jelas-jelas gugup saat ini dan kembali mengkonfirmasi.Radiya mengangguk. Untuk memastikan tidak terjadi kesalahan, dia bahkan turun tangan memperhatikan masalah ini.Jika bukan karena menyaksikan kekuatan Tobi yang melampaui orang biasa dengan matanya sendiri, dia benar-benar

  • Raja Naga Meninggalkan Gunung   Bab 1668

    Negara Harlanda seketika dibanjiri berbagai kata-kata pujian, sorak-sorai, dan kekaguman.Di mata mereka, Tobi sudah termasuk dewa pelindung Harlanda.Sebaliknya di mata dunia luar, mereka mulai takjub terhadap kekuatan Negara Harlanda. Bahkan, juga ada rasa takut.Tobi tidak peduli dengan masalah ini. Dia teringat bahwa selama periode ini, ada banyak orang yang membuat onar. Jadi, dia pun berkata, "Sejauh yang aku tahu, akhir-akhir ini, banyak wilayah yang meremehkan seni bela diri Negara Harlanda kita. Bisa-bisanya mereka memandang rendah seni bela diri kita.""Kalau begitu, aku akan perlihatkan pada mereka akan betapa hebatnya seni bela diri Negara Harlanda. Master-master hebat lainnya yang jarang menampakkan diri nggak perlu mengambil tindakan, cukup mereka yang ada di sini yang melakukannya saja.""Pandu, keluarlah!"Tobi tiba-tiba menyebut nama Pandu.Awalnya, Pandu sempat terkejut. Namun, reaksinya cukup cepat. Begitu menerima perintah Tobi, dia segera melompat keluar dan berkat

  • Raja Naga Meninggalkan Gunung   Bab 1667

    Tobi perlahan melambaikan tangan kanannya. Tubuh Hirawan seketika terhempas keluar dari lapangan dan mendarat tepat di samping orang-orang Melandia yang tengah membawa rekan mereka yang tak sadarkan diri tadi.Membiarkan mereka membawa Hirawan pergi.Selanjutnya, giliran Luniver.Semua orang yang hadir di sana kini memandang Tobi dengan tatapan penuh kekaguman dan keterkejutan.Vamil dan lainnya yang mendukung Tobi semuanya tampak antusias. Awalnya, mereka mengira krisis besar yang dihadapi kali ini akan mendatangkan ancaman bagi seni bela diri Harlanda. Siapa sangka, hal ini bisa dengan mudah diselesaikan oleh Tobi.Meski Luniver masih belum bertindak, berdasarkan kekuatan yang dimilikinya, sudah pasti tidak akan semudah mengendalikan Hirawan lagi."Luniver, giliranmu sekarang!" seru Tobi dengan nada datar.Begitu Tobi selesai berbicara, semua orang terkejut.Mereka sangat familier dengan kekuatan Luniver. Apalagi, setelah pertarungan kemarin, namanya kini sangatlah populer.Jelas sek

  • Raja Naga Meninggalkan Gunung   Bab 1666

    Wajah Hirawan berubah kusut. Hanya saja, lantaran sudah mengambil langkah pertama, bukankah pengorbanannya akan sia-sia jika dia menyerah sekarang?Jadi dia bangkit, lalu berlutut di depan Tobi lagi sambil berkata dengan suara keras, "Maaf, aku mengakui kesalahanku!"Plak, plak!Tamparan keras lainnya datang.Hirawan benar-benar terpana. Dia tampak kaget sekaligus marah."Suaramu terlalu keras. Aku nggak suka!" kata Tobi dengan nada datar.Semua orang tahu bahwa Tobi sengaja melakukan semua itu. Dia memang ingin mempermainkan Hirawan di hadapan semua orang.Hal ini membuat orang Melandia makin malu.Salah satu orang Melandia yang menyaksikan adegan itu langsung melompat dan berseru, "Hentikan, hentikan! Kamu sedang ....""Enyahlah!"Tobi mendengus dingin, lalu melambaikan tangan kanannya.Meski berada ratusan meter jauhnya, orang itu langsung merasakan sakit luar biasa di bagian dadanya. Tubuhnya terpental mundur puluhan meter dan langsung tak sadarkan diri.Kemudian, dia diseret pergi

  • Raja Naga Meninggalkan Gunung   Bab 1665

    Kata-kata yang diucapkan Tobi barusan penuh dengan kekuatan spiritual yang kuat. Namun, dia mengendalikannya dengan sangat baik dan hanya menargetkan Hirawan seorang."Nggak!"Hirawan menggertakkan gigi dan meraung. Kekuatan di sekitarnya berkumpul secara gila-gilaan, membentuk energi yang besar dan menakutkan. Dia jelas ingin melawan.Melihat adegan ini, semua orang langsung terkejut.Terutama, tornado besar terbentuk di atas kepala Hirawan. Kekuatan dahsyat itu meledak dan sekali lagi memperlihatkan energinya yang menakjubkan dan menakutkan.Semua orang dikejutkan oleh momentum yang luar biasa itu.Orang-orang Melandia sangat gembira saat melihat adegan itu. Mereka berkata dengan penuh semangat, "Sudah kuduga, Hirawan barusan sengaja mempermainkan mereka. Sekarang dia baru menunjukkan kekuatannya yang sesungguhnya.""Benar, sekarang akhirnya dia melawan. Pokoknya, harus beri pelajaran pada bocah itu.""...."Satu per satu dari mereka sangat bersemangat pada awalnya, tetapi setelah be

More Chapters
Explore and read good novels for free
Free access to a vast number of good novels on GoodNovel app. Download the books you like and read anywhere & anytime.
Read books for free on the app
SCAN CODE TO READ ON APP
DMCA.com Protection Status