Perpustakaan kerajaan megah dan luas, berisi ribuan gulungan kuno, buku-buku langka, dan manuskrip-manuskrip berharga. Lie Feng dan Tuan Gu menghabiskan berhari-hari di sana, mencari informasi lebih lanjut tentang kutukan Tapak Dewa. Mereka dibantu oleh pustakawan kerajaan, seorang wanita tua yang bijaksana dan berpengetahuan luas."Kutukan Tapak Dewa bukanlah kutukan biasa," kata pustakawan kerajaan, "Ia adalah sebuah ketidakseimbangan energi. Kekuatan Tapak Dewa sangatlah besar, jika tidak dikendalikan dengan baik, ia dapat menyebabkan ketidakseimbangan energi di dalam tubuh pengguna, dan bahkan di alam semesta.""Bagaimana cara mengendalikannya?" tanya Lie Feng."Dengan meditasi, dengan pengendalian diri, dan dengan selalu menggunakan kekuatan Tapak Dewa untuk kebaikan," jawab pustakawan kerajaan. "Para master Tapak Dewa sebelumnya telah mengembangkan berbagai teknik meditasi dan pengendalian diri untuk mengendalikan kekuatan Tapak Dewa. Mereka juga telah mengemb
Lie Feng terbaring di lereng gunung, napasnya tersengal-sengal. Pertempuran melawan Ratu Bayangan dan Pengikut Bayangan telah menguras seluruh tenaganya. Luka-luka menghiasi tubuhnya, tetapi yang lebih terasa adalah kelelahan yang luar biasa. Ia telah berhasil mengalahkan Ratu Bayangan, menghancurkan Jantung Kegelapan, dan menyelamatkan dunia dari ancaman kegelapan. Namun, kemenangan itu datang dengan harga yang mahal."Ugh…" Lie Feng mengerang, mencoba untuk bangkit. Tubuhnya terasa berat, setiap gerakan terasa menyakitkan.Tiba-tiba, ia mendengar suara lembut. "Kau terluka."Lie Feng membuka matanya. Seorang wanita cantik berdiri di hadapannya. Rambutnya hitam legam seperti malam, matanya sebening kristal, dan senyumnya lembut dan menenangkan. Wanita itu mengenakan pakaian sederhana, tetapi kecantikannya tak tertandingi."Siapa kau?" tanya Lie Feng, suaranya lemah."Namaku Lin Xue," jawab wanita itu, tersenyum. "Aku menemukanmu terluka di lereng gunung. Ka
Mei Lin memeriksa luka-luka Lie Feng dengan hati-hati. "‘Kau terluka parah, Lie Feng,’" katanya, suaranya dipenuhi kekhawatiran. "‘Pertempuran melawan Ratu Bayangan itu sungguh mengerikan.’"Lie Feng meringis, namun berusaha tersenyum. "‘Aku baik-baik saja, Mei Lin. Hanya luka ringan.’" Ia tahu itu bohong. Tubuhnya masih terasa nyeri, dan kelelahan masih mencengkeramnya. Namun, ia tak ingin membuat Mei Lin khawatir.Lin Xue, yang berdiri di samping mereka, menambahkan, "‘Luka fisik bisa disembuhkan, tetapi ancaman Lord Vashta masih membayangi. Kelompok Naga Hitam terlalu kuat untuk dihadapi sendirian.’"Mei Lin mengangguk setuju. "‘Benar. Kita perlu bantuan. Tetapi, siapa yang bisa kita percayai? Hanya sedikit yang berani melawan Lord Vashta.’"Lie Feng menghela napas. "‘Itulah masalahnya. Lord Vashta memiliki pengaruh yang sangat besar. Banyak yang takut untuk melawannya.’"Keheningan menyelimuti mereka untuk beberapa saat. Lin Xue memecah kesunyian tersebut.
Dengan bergabungnya Tuan Li, aliansi tersebut memiliki kekuatan yang tak tertandingi. Tuan Li, selain memiliki keahlian pedang yang luar biasa, juga memiliki strategi perang yang jenius. Ia menghabiskan beberapa minggu untuk melatih Lie Feng, Lin Xue, dan Mei Lin, mengasah kemampuan mereka dan menyempurnakan strategi mereka."‘Lord Vashta mengandalkan kekuatan sihir hitam dan jumlah pasukannya yang besar,’" kata Tuan Li, "‘Kita tidak bisa mengalahkannya dengan kekuatan kasar. Kita harus menggunakan strategi gerilya, menyerang secara tiba-tiba dan cepat, lalu menghilang sebelum mereka bisa membalas.’"Lie Feng, dengan kekuatan Tapak Dewa-nya, akan menjadi ujung tombak serangan, membuat serangan cepat dan mematikan. Lin Xue, dengan kecepatan dan ketepatan pedangnya, akan menjadi penjaga belakang, melindungi Mei Lin yang akan fokus pada penyembuhan. Tuan Li sendiri akan menjadi otak dari strategi mereka, mengarahkan serangan dan mengatur taktik.Setelah berbulan-bulan
Setelah kekalahan Lord Vashta, suasana di antara Lie Feng, Lin Xue, Mei Lin, dan Tuan Li dipenuhi kelegaan yang mendalam, namun juga ketegangan. Kekalahan Lord Vashta bukan akhir dari segalanya. Mereka tahu masih ada ancaman lain yang mengintai di bayang-bayang."‘Meskipun Lord Vashta telah dikalahkan,’" kata Tuan Li, suaranya berat, "‘ini tidak berarti ancaman telah berakhir. Ia pasti memiliki sekutu atau pengikut yang masih berkeliaran. Kita harus waspada.’"Lie Feng mengangguk setuju. "‘Benar. Kita perlu menyelidiki jaringan Lord Vashta lebih dalam. Mungkin ada konspirasi yang lebih besar yang perlu kita bongkar.’"Mei Lin, yang sedang memeriksa luka-luka mereka, menambahkan, "‘Kita juga perlu memperkuat pertahanan kita. Kita tidak bisa lengah. Lord Vashta mungkin memiliki rencana cadangan yang belum kita ketahui.’"Lin Xue, yang selalu tenang, mengatakan, "‘Kita harus memanfaatkan kemenangan ini untuk memperkuat aliansi kita. Kita perlu mencari sekutu-sekutu b
Angin gunung yang dingin menyapu wajah Lie Feng, Mei Lin, dan Lin Xue saat mereka mendekati pertapaan Tuan Li. Salju masih menempel di cabang-cabang pohon pinus, membentuk pemandangan yang indah namun dingin. "‘Semoga Tuan Li mau membantu kita,’" gumam Mei Lin, suaranya hampir tak terdengar di tengah desiran angin.Lie Feng mengangguk, "‘Kita harus meyakinkannya. Nasib negeri ini bergantung padanya.’" Lin Xue hanya diam, namun tatapannya menunjukkan tekad yang kuat.Mereka memasuki kuil kecil yang terbuat dari kayu. Aroma kayu bakar dan teh herbal memenuhi udara. Tuan Li duduk bersila di depan api unggun, wajahnya tenang dan bijaksana.Lie Feng membungkuk hormat. "‘Tuan Li,’" katanya, "‘kami memohon bantuanmu. Lord Vashta dan Kelompok Naga Hitam mengancam seluruh negeri. Kekuatan mereka terlalu besar untuk kami hadapi sendirian. Kami telah berjuang keras, tetapi kami membutuhkan bantuanmu.’"Mei Lin menambahkan, "‘Kami telah menyaksikan kekejaman mereka, Tuan Li
Kegelapan menyelimuti saat Lie Feng, Mei Lin, dan Lin Xue, dipimpin oleh Tuan Li, menyerbu markas Lord Vashta. Benteng itu berdiri kokoh di puncak gunung, siluetnya tampak mengancam di bawah langit malam yang gelap. Angin berdesir dingin, membawa aroma tanah dan sedikit bau belerang yang menusuk hidung."‘Ingat strategi kita,’" bisik Tuan Li, suaranya hampir tak terdengar di tengah desiran angin. "‘Lie Feng, kau akan memimpin serangan pertama. Lin Xue, lindungi Mei Lin. Aku akan mengawasi dari belakang dan memberikan arahan.’"Lie Feng mengangguk. Ia menarik napas dalam-dalam, mengaktifkan kekuatan Tapak Dewa. Aura kekuatan yang kuat terpancar darinya, menciptakan gelombang energi yang tak terlihat. "‘Saya siap,’" katanya, suaranya mantap.Mereka bergerak dengan cepat dan senyap, menghindari penjaga yang berpatroli. Keahlian mereka dalam penyamaran dan pergerakan diam telah diasah selama berbulan-bulan pelatihan. Lin Xue, dengan kecepatannya yang luar biasa, meny
Perjalanan menuju markas sekte rahasia itu panjang dan melelahkan. Lie Feng, Lin Xue, Mei Lin, dan Tuan Li, bersama beberapa anggota elit Aliansi Pelindung, menempuh perjalanan melalui hutan lebat dan pegunungan terjal. Ketegangan terasa di antara mereka, namun tekad mereka tetap teguh."‘Sekte ini menyembah dewa kegelapan,’" kata Tuan Li, suaranya berat, "‘itu berarti mereka memiliki kekuatan yang tidak bisa dianggap remeh. Kita harus berhati-hati.’"Lie Feng mengangguk. "‘Saya telah merasakan aura jahat yang kuat dari laporan yang kita terima. Ini bukan musuh biasa.’"Mei Lin menambahkan, "‘Kita harus memastikan kita siap menghadapi segala kemungkinan. Saya telah menyiapkan ramuan penyembuhan yang cukup, namun kita harus tetap berhati-hati.’"Lin Xue mengamati sekeliling dengan tajam. "‘Saya akan mengawasi lingkungan sekitar. Kita harus menghindari jebakan dan penyergapan.’"Setelah beberapa hari perjalanan, mereka akhirnya sampai di sebuah lembah terpencil. Di te
Pertempuran di ruang tersembunyi itu pecah. Arka dan murid-murid Perguruan Naga Teratai menyerbu, menyerang para anggota Bayangan Naga yang mengelilingi Lie Feng yang terikat di altar kuno. Pedang-pedang beradu dengan pedang, energi berbenturan dengan energi, menciptakan suasana yang kacau dan mengerikan.Namun, kekuatan Bayangan Naga terlalu besar. Mereka terlatih dengan baik dan memiliki kekuatan yang luar biasa. Arka dan murid-muridnya terdesak. Lie Feng, meskipun terikat, masih mampu mengeluarkan aura kekuatan Tapak Dewa, menciptakan perisai yang melindungi mereka dari serangan terhebat.Di tengah kepungan itu, sebuah sosok menyeruak dari bayangan. Sosok itu besar dan mengerikan, kulitnya bersisik-sisik, dan matanya bersinar dengan cahaya jahat. Sosok itu adalah Siluman Ular, salah satu anggota Bayangan Naga yang paling tangguh dan misterius."Kalian tidak akan bisa menyelamatkan dia," kata Silu
Lie Feng terbaring lemas, tubuhnya penuh luka. Cahaya keemasan yang muncul dari dalam dirinya telah menghalau Bayangan Naga, tetapi juga menghabiskan sebagian besar tenaganya. Arka bergegas mendekatinya, wajahnya penuh dengan kekhawatiran."Lie Feng! Kau baik-baik saja?" Arka berteriak, suaranya penuh dengan kecemasan.Lie Feng mencoba untuk bangkit, tetapi tubuhnya masih lemas. "Aku… aku baik-baik saja," katanya, suaranya gemetar. "Tetapi… kita harus menghentikan Bayangan Naga."Arka mengangguk. "Ya, kita harus menghentikannya sebelum terlalu lambat. Kita harus mengejarnya."Mereka mulai menelusuri jejak Bayangan Naga. Mereka menemukan petunjuk-petunjuk berupa simbol-simbol tersembunyi di berbagai tempat di sekitar Kuil Dewa Langit. Simbol-simbol itu terlihat sangat rumit dan misterius. Lie Feng merasakan aura jahat yang semakin kuat, mengindikasikan keberadaan anggota Bayangan
Serangan Bayangan Naga datang dengan cepat dan brutal. Mereka menyerang Perguruan Naga Teratai di tengah malam, membawa pasukan yang sangat besar dan perlengkapan perang yang canggih. Pertempuran sengit pun terjadi. Lie Feng, dengan bantuan Arka dan murid-murid Perguruan Naga Teratai, berjuang keras untuk mempertahankan perguran dari serangan itu. Namun, jumlah musuh yang sangat banyak membuat mereka kesulitan.Di tengah kepungan itu, Lie Feng merasa terbebani oleh kekuatan Tapak Dewa yang mengalir dalam dirinya. Kekuatan itu membuatnya lebih kuat, memberinya kemampuan yang luar biasa, tetapi juga membuatnya menjadi target utama serangan Bayangan Naga. Mereka mengincar Tapak Dewa, ingin menggunakan kekuatannya untuk mendominasi dunia.Setelah berhasil mengusir gelombang pertama serangan Bayangan Naga, Lie Feng, Arka, dan beberapa murid terpercaya menarik diri ke perpustakaan kuno Perguruan. Di sana, mereka terus menyelidiki
Setelah pertempuran dahsyat di Kuil Dewa Langit, Lie Feng, Jian, Mei Lin, dan ahli simbol kuno itu kembali ke Perguruan Naga Teratai. Lin Xue, Mei Lin, dan Jian yang telah diselamatkan dari cengkeraman penyihir jahat itu kini telah kembali dan pulih. Vashta, yang terbebas dari pengaruh kekuatan gelap, juga telah kembali. Namun, suasana perayaan kemenangan itu tidak lama berlangsung. Lie Feng merasakan sesuatu yang sangat mengancam sedang mengintai. Ia merasakan sensasi yang tidak menyenangkan, sebuah pertanda akan datang bahaya yang jauh lebih besar.Di Perguruan Naga Teratai, Lie Feng bersama Arka, pemimpin Perguruan yang bijaksana, meneliti catatan-catatan kuno yang ditemukan di Kuil Dewa Langit. Mereka menemukan informasi yang jauh lebih mengerikan daripada yang dibayangkan. Catatan itu tidak hanya mengungkapkan rahasia tentang asal usul kekuatan Lie Feng, tetapi juga mengungkap keberadaan kelompok rahasia yan
Debu beterbangan, menari-nari dalam sinar matahari redup yang menyelinap melalui celah-celah atap Kuil Dewa Langit yang runtuh. Arka dan Lie Feng melangkah hati-hati, setiap langkah mereka menimbulkan bunyi gemerisik batu-batu kuno yang terkikis waktu. Udara terasa berat, dipenuhi dengan aroma tanah lembap dan misteri yang membayangi. Mereka telah mencapai ruangan terdalam, sebuah ruang melingkar yang dindingnya dihiasi dengan ukiran-ukiran kuno yang tampak hidup, seakan-akan berbisik kisah-kisah dari zaman yang telah lama berlalu.“Sungguh… menakjubkan,” desis Arka, matanya terpaku pada ukiran-ukiran rumit yang meliuk-liuk di atas batu. Gambar-gambar makhluk mitologis, dewa-dewi yang mahakuasa, dan simbol-simbol yang tak dikenal terukir dengan detail yang luar biasa.Lie Feng, wajahnya dipenuhi dengan suatu tekad yang kuat, mendekati sebuah ukiran yang menggambarkan sebuah tapak kaki raksasa, lebih besar daripada manusia manapun. Tapak kaki itu tampak memancarkan aura yang ku
Pertempuran di ruang tersembunyi itu dahsyat. Kekuatan gelap yang menyergap mereka ternyata jauh lebih kuat dari yang dibayangkan. Lie Feng, Jian, dan Mei Lin bertarung dengan gigih, terbantu dengan keahlian ahli decoding simbol kuno yang mampu memanipulasi beberapa perangkap di ruangan itu untuk menyerang musuh. Namun, mereka terpaksa mundur ketika sebuah gelombang energi gelap yang dahsyat menghantam mereka. Mereka terpental ke tembok, tubuh mereka terasa sakit dan lemas.Setelah pertempuran itu, mereka menemukan sebuah jalan tersembunyi di balik tembok yang terlihat biasa. Jalan itu membawa mereka ke ruang terdalam kuil. Ruangan itu lebih besar daripada ruangan-ruangan lainnya, dan suasananya tampak lebih sakral. Di tengah ruangan, terdapat sebuah meja batu yang di atasnya terletak beberapa gulungan kuno. Gulungan-gulungan itu tampak sangat tua dan rapuh."Ini dia," bisik Lie Feng,
Setelah pertempuran sengit melawan ular raksasa, Lie Feng dan murid-muridnya yang terluka berhasil mencapai pintu masuk Kuil Kuno. Struktur bangunan itu tampak tua dan megah, terbuat dari batu hitam yang telah lapuk oleh waktu. Udara di sekitar kuil terasa dingin dan berat, menimbulkan perasaan misterius dan mencekam. Mereka mengetahui bahwa tantangan yang akan mereka hadapi di dalam kuil ini akan jauh lebih kompleks daripada tantangan yang telah mereka lalui sebelumnya.Lie Feng memimpin murid-muridnya memasuki kuil. Segera, mereka dikejutkan oleh struktur kuil yang rumit dan membingungkan. Lorong-lorong berliku dan gelap terbentang di hadapan mereka, dihiasi dengan berbagai simbol kuno yang terukir di dinding. Patung-patung aneh dan menyeramkan berdiri di berbagai sudut, menciptakan suasana yang mencekam. Mereka mengetahui bahwa kuil ini bukanlah tempat yang biasa. Kuil ini adalah tempat yang penuh dengan teka-teki dan misteri."Kuil
Luka Lie Feng masih terasa perih, tetapi tekadnya untuk mencapai Kuil Dewa Langit tak tergoyahkan. Petunjuk tentang lokasi Kuil Dewa Langit yang diperoleh dari peta kuno menjadi pemicu perjalanan yang sangat berbahaya. Setelah beristirahat sebentar untuk mempersiapkan diri, Lie Feng bersama Jian, Mei Lin, dan ahli decoding simbol kuno, melanjutkan perjalanan mereka. Mereka mengetahui bahwa tantangan yang akan mereka hadapi sangatlah besar, jauh melebihi apa yang sudah mereka lalui.Perjalanan mereka dimulai dengan memasuki hutan lebat yang menyeramkan. Pohon-pohon tinggi menaungi jalan mereka, membuat hutan terasa sangat gelap dan menakutkan. Suara hewan-hewan liar menambah suasana mengerikan. Lie Feng merasakan firasat yang buruk, karena ia mengetahui bahwa hutan ini bukanlah hutan biasa."Hati-hati," bisik Lie Feng, suaranya keras tapi hati-hati. "Hutan ini bukanlah tempat yang aman.""Saya merasa
Kegelapan yang menyelimuti kepergian Lin Xue, Mei Lin, dan Jian masih terasa menusuk hati Lie Feng. Namun, kehilangan itu tidak mematahkan semangatnya. Justru, kesedihan bercampur dengan tekad baja. Kenangan tentang ibunya, wanita kuat dan misterius dalam mimpinya, dan firasat buruk tentang nasib teman-temannya menjadi penyemangat yang luar biasa. Ia harus melanjutkan pencariannya, mengungkap misteri di balik kekuatannya dan menyelamatkan teman-temannya. Petunjuk terakhir dari mimpinya tetap jelas: Kuil Dewa Langit.Lie Feng menghabiskan berhari-hari di Perguruan Naga Teratai, mencari petunjuk. Ia menjelajahi perpustakaan kuno, meneliti gulungan-gulungan kuno, dan mencari informasi yang tersembunyi di balik lapisan-lapisan sejarah. Ia berharap dapat menemukan kunci untuk mengatasi musuh misterius yang telah membawa Lin Xue, Mei Lin, dan Jian. Ia berharap untuk mengeluarkan mereka dari penjara. Ia bertekad untuk menyelam