Julius tersenyum tipis, lalu bersulang dengan semua orang, lalu meminum anggur merah di cangkirnya.Saat ini, anggota Keluarga Shane sudah kembali ke rumah.Begitu turun dari mobil, Nyonya Margareth bertanya pada Felicia di sebelahnya, "Felicia, seberapa banyak yang kamu ketahui tentang Julius? Bagaimana dia bisa mengenal orang seperti Kakek Stewart? Selain itu, Kakek Stewart juga dengan hormat, memanggilnya Tuan Warren. Dilihat dari panggilan ini, Sepertinya Kakek Stewart sangat menghormati Julius, ‘kan?"Felicia tiba-tiba tersenyum canggung, "Ibu, bagaimana kami bisa tahu sih? Sebelumnya, Olivia ‘kan menolak mengatakan siapa ayahnya Monica. Kami tidak tahu kalau dialah orang yang menyinggung William lima tahun lalu. Ah, kami juga baru hari ini tahu kalau ayah Monica ternyata pernah mendekam di penjara!”Wanita tua itu mengerutkan kening, akhirnya dia melirik ke Felicia dan Lucas, kemudian berkata, "Kamu juga tahu kalau aturan itu dibuat untuk membatasi orang yang lemah. Saat itu, Jul
Nyonya Margareth berpikir sejenak, kemudian berkata, "Mahar sebesar 20 miliar sebenarnya bukan apa-apa. Keluarga Shane juga tidak kekurangan uang ini. Hal terpenting adalah menjalin hubungan baik dengan Keluarga Mussell. Jika Olivia menikah dan masuk ke keluarga Mussell, itu memang akan lebih baik!" ""Ya, ya, itu dia masalahnya!"Mata Felicia berbinar. Setelah Olivia diusir dari Keluarga Shane, tabungan Olivia di bank semuanya diambil kembali oleh Keluarga Shane.Meskipun Felicia, Lucas dan Hillary masih tinggal di Keluarga Shane, mereka ditekan oleh Stern. Lucas tidak memiliki keterampilan dan hanya bisa bekerja di gudang perusahaan. Padahal gajinya memang sudah tidak tinggi, setelah Stern menurunkan gajinya Lucas, Stern masih mencari berbagai alasan untuk memotong gaji Lucas, sehingga uang yang didapat Lucas tidak banyak.Felicia tidak bekerja. Saat senggang, dia mencari beberapa temannya untuk bermain kartu. Hillary baru saja lulus kuliah dan belum menemukan pekerjaan yang cocok. A
Bisa dibayangkan ada seberapa buruk raut wajah Felicia saat ini, dia sama sekali tidak peduli dengan proyek apapun itu, dia tidak menginginkan proyek itu sama sekali, dia hanya menginginkan mahar sebesar 20 miliar itu.Nyonya Margareth memandang Felicia, lalu berkata, "Haha, Felicia, aku tidak memintamu untuk segera menolak tawaran Tuan Franz, ‘kan? Tuan Franz, kamu bisa menundanya dulu, kita lihat dulu bagaimana hubungan Julius dengan Kakek Stewart. Jika hubungan mereka sangat baik dan dia dapat membantu kita memenangkan proyek Kota Asoka, kamu dapat mengakui dia sebagai menantumu, ‘kan? Jika hubungan antara dia dan Kakek Stewart biasa-biasa saja, maka kamu dapat membujuk Olivia, lihat apakah dia mau mendengarkanmu. Jika dia tidak mau mendengar, kamu juga tidak bisa berbuat apa-apa.”"Uhm, aku sudah mengerti!"Felicia mengangguk, dia sudah tahu maksud Nyonya Margareth.Hillary berpikir sejenak dan kemudian berkata, "Nenek, jangan khawatir. Kakakku begitu keras kepala saat itu, terutam
“Kamu ini, apakah kamu benar-benar mau menerima kunci itu? Menurutku kita harus mencari kesempatan untuk mengembalikannya!”Olivia mengerutkan kening sambil berjalan."Mengembalikannya? Ow, aku sudah menerimanya, bagaimana mungkin aku enak hati mengembalikannya lagi?"Julius mengerutkan kening, "Bukan masalah kok. Toh hanya sebuah rumah saja. Dia memberikan pada kita untuk dihuni, jadi kita bisa tinggal di sana. Kebetulan kita juga tidak punya rumah. Tempat tinggal orang tuaku benar-benar sudah terlalu kumuh!""Apa maksudmu ini hanya sebuah rumah? Tahukah kamu betapa mahalnya rumah itu? Itu adalah sebuah Vila di kawasan Vila Cempaka Asri. Nyonya Besar Keluarga Shane, ingin membeli satu unit untuk dihuni pun tidak bisa, karena sudah terjual habis. Dulu kami ingin membelinya, tapi tidak mampu. Sekarang sudah punya uang, ingin membeli vila di sana, tetapi tidak ada yang mau menjualnya!”"Tinggal di vila Cempaka Asri itu tidak hanya melambangkan kekayaan, tapi juga melambangkan status sosi
“Pakaian di sini cukup mahal, ayo kita pergi ke jalan sebelahnya!”Melihat Julius berencana masuk ke mal besar ini, Olivia segera menasihatinya.Julius menepuk tas yang dibawanya, "Di sini semuanya uang seratus ribuan, harganya ada 2,6 miliar, apa yang kamu takutkan?"Olivia mengerling ke arah Julius, "Bahkan jika kamu punya uang, kamu juga harus berhemat. Kenapa kamu bertingkah seperti orang kaya baru?"Julius tersenyum dan berkata, "Sayang, sebenarnya tidak masalah bagiku apa yang aku kenakan, tapi sekarang aku sudah berbeda. Aku punya istri dan anak perempuan. Aku tidak bisa membuat kalian berdua menderita, ‘kan? Terlebih lagi, aku pun tidak pernah membelikanmu pakaian atau memberimu hadiah. Kali ini, tolong biarkan aku belanja besar-besaran hingga kantong kering!""Puuh!"Olivia langsung terhibur dengan kata-kata Julius dan hatinya terasa sedikit hangat.Dalam lima tahun terakhir, hidupnya memang sulit dan selalu dipandang rendah oleh orang lain. Dalam dua atau tiga tahun pertama,
“Jangan khawatir, beli apapun yang kamu mau!”Julius tersenyum.“Mama, Papa, ayo cepatlah!”Monica melompat-lompat di depan mereka, jelas kalau dia luar biasa senang."Gadis ini sudah lama tidak sebahagia ini!"Melihat Monica di depannya, Olivia juga tersenyum. Dia bisa bertahan sampai sekarang, semua ini karena putrinya.Julius menyeringai dan berkata, "Itu karena dia melihat kedua orang tuanya saling mencintai!""Hush, sejak kapan aku jatuh cinta padamu!"Olivia mengerling ke arah Julius dan mempercepat langkah kakinya.Tak lama, Julius sudah membawa Olivia dan putrinya masuk ke mal."Jangan ke lantai dua!"Melihat Julius berencana pergi ke lantai dua, Olivia buru-buru mengingatkannya."Kenapa?"Julius mengerutkan kening, "Bukankah tulisan di atas menunjukkan kalau lantai dua untuk pakaian wanita?"Olivia kemudian berkata, "Yang di lantai pertama lebih murah, harganya dari beberapa ratus ribu hingga jutaan. Yang di lantai dua semuanya produk bermerek, harganya bisa jutaan, bahkan pul
Setelah tersenyum dengan tidak tulus, dia berkata pada seorang pramuniaga wanita muda yang berusia delapan belas atau sembilan belas tahun yang berdiri tidak jauh dari tempatnya, "Devi, kemarilah, aku serahkan pelanggan ini padamu. Kamu anak magang perlu lebih banyak latihan!""Ow, baiklah, Kak Cindy!"Pramuniaga muda itu mengangguk, lalu berkata pada Julius dan Olivia, "Tuan dan Nyonya, selamat siang. Yang ada di sebelah ini, semuanya model baru yang kami jual. Nyonya ini memiliki postur badan yang baik dan penampilan yang baik. Aku pikir dia bisa mencobanya!”Cindy berjalan ke sisi lain dan diam-diam mengobrol dengan dua pramuniaga yang merupakan karyawan lama, "Devi ini benar-benar bodoh. Aku bilang aku menyerahkan pelanggan ini padanya, dia bahkan berani menerimanya. Haha, dia tidak takut kerja sia-sia! "Karyawan lama lainnya berkata, "Sekilas melihat saja sudah tahu kalau itu kaum pekerja kasar. Bagaimana mungkin bisa sanggup membeli pakaian yang dijual di sini! Cindy, kamu jahat
Tuan Franz benar-benar marah. Lagi pula, dia telah menunggu Olivia selama beberapa tahun. Dilihat dari sikap orang tua Olivia hari itu, mereka sepertinya setuju dengan pernikahan tersebut. Sekarang dia melihat Olivia pergi berbelanja dengan pria lain, bagaimana mungkin tidak marah?Olivia keluar dari ruang ganti dengan mengenakan gaun yang indah.Kali ini, Olivia terlihat semakin memukau setelah mengganti pakaian seragam pengantar makanan. Dia bahkan membuat Julius terpesona.Kecantikan Olivia terlihat sangat anggun dan bersahaja, wataknya yang dingin layaknya dewi agung masih belum sirna. Mungkin karena dia sudah menjadi seorang ibu, sehingga sekarang terlihat lebih feminin!Olivia menemukan Julius sedang menatapnya dan merasa sedikit malu, dia sedikit tersipu saat bertanya pada Julius, “Bagaimana? Apakah kelihatan bagus?”“Bagus, bagaimana mungkin tidak bagus? Gaun ini hampir seperti dibuat khusus untukmu, Olivia!”Namun, tak diduga, Julius belum sempat berbicara, sudah terdengar sua