BUNUH DIA!" tunjuk Edgar pada ketiga bocah itu yang semakin ketakutan.
Reza mundur saat kedelapan pria berbadan besar itu menghampirinya. Ia melirik ke belakang melihat kedua adik nya yang ketakutan, bersembunyi di belakang tubuh nya. Reza juga tak berani untuk melawan tapi demi kedua adiknya ia akan mempertaruhkan nyawanya demi mereka.
Reza melihat mereka sebentar. Jika ia mati hari ini, ia siap. Asalkan kedua adik nya bisa selamat. Bagi Reza kecil, keselamatan kedua adiknya jauh lebih penting dari hidup nya. Karena Reza memang sudah tak memiliki siapa siapa namun kehadiran ke empat anak itu membuat jadi sosok kakak yang harus melindungi adiknya.
Ia kehilangan kedua orang tuanya saat berumur 3 tahun, dan Reza tak ingin merasakan kehilangan lagi, Reza pernah terpuruk dan kehadiran para sahabatnya itulah yang membuat Reza bisa tersenyum dan tertawa lepas tanpa merasakan kesedihan yang selama ini ia rasakan.<
Di lain sisi, Rafi dan rafa yang baru keluar di buat terkejut, karena rayhan tidak ada di tempat nya. Rasa takut dan khawatir menghampiri kedua nya."Ray mana fa?"tanya rafi pada rafa.Rafi yang di tanya ingin sekali menjitak kepala kembarannya, sudah tahu mereka tadi barengan terus ya mana rafa tau si ray kemana."Duh rafi khawatir nih. Kalo misalkan ray di culik terus di jual. Akh bisa mati rafi di gantung om raka," ucap rafi dramastis."Khawatir boleh. Tapi gak usah ngomong sembarangan. Kalo itu semua beneran kejadian, ucapan itu doa tau," kata rafa."Solly. Lafi emang seling khilaf, maafin lafi yang ganteng ini ya," ucap rafi dengan bahasa cadel."Gak usah gitu ngomong nya. Nanti rafa beneran doain rafi cadel sampe besar nanti," ucap rafa dengan datar."Kan bercanda rafa. Gak tahu bercanda kah?" balas rafi yang seb
Raka segera melajukan motornya dengan kecepatan tinggi. Ia khawatir dan takut secara bersamaan saat mengetahui putranya dalam bahaya. Raka bersumpah pada seseorang yang telah mencuri anaknya akan membalasnya dua kali lipat dan gak akan pernah memaafkannya siapa pun dia.Orang itu telah salah karena bermain-main dengan Raka, si ketua genk motor paling di takuti dan si juara dalam bela diri itu. Tak ada yang berani berurusan dengan Raka kecuali mantan sahabatnya.Raka yakin, orang itu bukanlah orang biasa karena menjadikan Rayhan anaknya sebagai umpan, dia pasti mengenal Raka dengan baik, karena ia mengetahui kelemahannya berada pada anaknya. Tapi apa tujuannya menculik Rayhan? Jika putranya lecet sedikit saja, Raka tak akan menjamin orang itu akan bisa menghirup udara segar lagi.Akhirnya setelah beberapa menit, Raka sampai di tempat tujuan. Raka segera berlari masuk, namun baru beberapa langkah
Di sebuah ruangan yang sudah di penuhi dengan genangan darah di mana mana, terdapat tiga anak yang tengah terbaring tak berdaya. Kedua anak itu sudah tak sadarkan diri, sedangkan satu lainnya masih sadar, meskipun ia sudah tak memiliki tenaga untuk membuka matanya.Rayhan, anak itu masih tersadar, dengan posisi menyamping membelakangi Edgar yang masih tertawa puas. Dia puas akhirnya rencananya untuk membunuh Rayhan sudah berhasil.Dendamnya beberapa tahun lalu telah terpenuhi, ia telah berhasil membuat Rayhan tak bernyawa saat ini. Meskipun sebelumnya ia sempat gagal membunuh anak dari mantan sahabatnya itu."Hahaha. Ini lah yang gue inginkan, seharusnya dari dulu lo udah mati dan kalau bisa tak pernah lahir untuk melengkapi rumah tangga nyokap bokap lo yang busuk itu."Edgar mendekat ke Rayhan yang ia kira sudah tak bernyawa itu. Manusia yang tak punya hati itu, masih sempat untu
Raka berlari dengan air mata yang sudah penuh membanjiri wajah rupawan nya, pria berusia 25 tahun itu sudah tak mempedulikan keadaannya saat ini. Yang yang ada di pikirannya adalah menyelamatkan putranya dalam keadaan baik baik saja.Kedua pria dewasa tadi, sontak berbalik badan saat mendengar langkah seseorang yang ada di belakang mereka. Dan tanpa aba aba, Raka menyerang mereka, mulai dari menendang, memukul, menghajar kedua pria itu hingga tergeletak di atas lantai.Raka yakin, kedua pria itu pasti tau dimana putranya di sembunyikan. Raka meraih salah satunya mencengkram erat kerah baju yang di pakainya, membuat sang pria mau tak mau harus memandang Raka yang sudah di penuhi dengan emosi, entah kemana perginya rasa takutnya tadi."Cepat katakan dimana anak gue!" teriak Raka tepat di depan wajah memelas pria gembul itu."Sa-saya tidak berani mengatakannya."
"Rayhan!!!""kesini kau anak nakal! " teriak lelaki dengan baju polos dan celana hitam pendek nya matanya mencari keberadaan bocah nakal jelmaan kelinci itu.Sedangkan bocah yang dicarinya tengah sibuk menahan tawa nya di kolong meja makan sebelumDug."Ups" Bocah bernama Rayhan itu refleks menutup mulut nya bisa gawat kalau kakaknya yang cerewet itu tau dia disini.Namun belum sempat ia merasa tenang saat sebuah tangan sudah menarik nya keluar membuat nya berdecak kesal."Sini lo! siapa suruh lari gitu aja hah mau di hukum sama bang Sagara lo! " geram lelaki itu sungguh ia kesal dengan adik nya itu."Kak Dafka apaan deh lebay" cibir Rayhan kesal. Mendengar nya Dafka refleks langsung menyentil jidat adiknya itu.Ia heran dulu mendiang mama nya mengidam apa saat hamil adik nya ini tingkah nya benar
Tangan kecilnya masih sibuk menghitung jumlah huruf yang ada di buku tulis nya entah lah ia begitu bosan sampai sampai bingung ingin melakukan apa.Ingin bermain game di game di ponsel nya tapi ponsel nya di ambil paksa oleh titisan dakjal tadi atas suruhan abang nya itu."Anjir gue bosen woyyy!!" teriak nya kesal matanya memincing pada CCTV yang terpasang di pojok kamar nya kalau di tanya ulah siapa tentu saja abang brengseknya itu.Entahlah sudah berapa puluh kali ia mencoba menghacurkan CCTV di kamarnya tapi tak sampai hitungan hari benda sialan itu terpasang lagi di sana."Coba aja ada balkon di kamar gue lagi bisa gue kabur brengsek emang tuh abang gue liat aja bang nanti gue mau cari agen tukar tambah pokoknya gue mau sama gege aja fix,"gumam Rayhan kesal.Yang jadi pertanyaan nya di mana gege nya itu karena hanya dia yang bisa membantunya
Rayhan mulai memejamkan matanya saat di rasa kantuk mulai menyerangnya tapi belum sempat ia memasuki dunia mimpi saat satu tepukan di bahunya ia rasakan."Ngapain di luar,"Suara berat menyapa rungu nya tanpa berbalik pun ia tau siapa yang menganggu nya. Walupun ia sempat merasa heran karena biasa nya makhluk ini tak ingat pulang. Pulang pulang hanya memarahi dan menghukum nya. "Napas"terlalu malas sebenarnya menanggapi makhluk itu. "Rayhan Saga Febriano,"Kata Sagara dingin. Rayhan cukup sadar diri jika abang nya mulai memanggil nama panjang nya itu artinya ia tak mau di bantah."Ngapain juga nanya biasanya juga nggak peduli kan," balas Rayhan ketus. Mendengar itu Sagara hanya terdiam ia cukup sadar jika ia memang tak terlalu peduli dengan apapun yang di lakuka
Rayhan hanya menatap malas kakaknya yang sekarang sedang berceramah di depan nya. Ingin sekali ia menutup telinganya.Dafka sendiri baru saja selesai dengan urusannya setelah terpaksa meminum obat untuk meredakan diare nya tadi."Lo tau nggak sih Ray, tindakan lo itu bisa membahayakan nyawa kakak lo yang ganteng ini, emang lo mau pacar pacar kakak menjanda semua hah! " Celoteh Dafka tak habis pikir dengan kelakuan adiknya ini."Bagus dong daripada idup sama lo sengsara yang ada ntar" cibir Rayhan.Dafka diam coba mencari cara membalas kelakuan bocah jadi jadian itu."Huft iya deh kakak nggak masalah mending kita ngobrol aja Ray, "Kata dafka seraya tersenyum lembut.Hal tersebut malah membuat Rayhan merasa merinding. Apa kakaknya kerasukan tapi setan apa yang mau merasuki tubuh jelek seperti itu."Ayo Al,"