Pamela Pov.
Ini hari kedua aku mengalami pagi dengan perasaan bahagia. Sesuatu yang aku anggap berkah setelah pagi-pagi kelam ketika berpisah dengan Orland dan menabung genderang perlawanan padanya. Itu adalah pagi terburuk dan penuh tekanan. Berbeda dengan sekarang. Aku bahkan tidak bisa menunggu melalui hari bersama Orland dan pantat saksinya. Percayalah, tanganku gatal ingin mendaratkan tanganku ke kedua benda bulat milik Orland itu.
"Hei, Sweety, " sapa Orland ketika aku menyeret kakiku dengan terseok-seok menuju tepi kolam. Rasa kantuk masih hinggap di mata tapi aku tidak ingin melewatkan pemandangan berupa Orland di pagi hari.
Ia hanya memakai celana pendek membiarkan Matahari di fasifik height ini mencoklatkan kulitnya. Hanya kaca mata sunglass yang menutupi wajahnya dan dia terlentang di sun chair. Bayangan agar aku duduk di perutnya adalah godaan nyata kali ini.
'Sampai kapan aku harus terpe
"Kau Pamela, ta ampun. Honey! Pamela di sini!" Pekik Janet kegirangan menyambutku. Dia memeluk dan bahkan membuat Orland mundur.Tak lama kemudian seorang gadis kecil membawa boneka datang dengan boneka bunny- nya."Oh My God. Pamela benar- benar di sini. Mom, aku tidak bermimpi kan?" Dia melompat- lompat sebelum memelukku. Aku pun tertawa senang dan balas memeluknya. Jika aku amati gadis ini mirip dengan Orland. Matanya biru gelap seperti safir, tapi memiliki surai yang hitam seperti Orland. Gen Manex menurun dengan baik padanya."Hei, kalian sangat jahat karena melupakanku. " Orland datang mengangkat gadis yang dijuluki Bunny ini."Handsome uncle sudah sering ke sini. Tapi Pammy belum pernah jadi jangan marah ya?"Aku tertawa melihat betapa imut Bunny saat menasehati Orland. "Paman ayo ke pantai. Aku ingin membuat istana pasir."Orland menoleh padaku. "Ya, pergilah.""Ayo masuk, Pammy. Orland
Crist mengatur jadwal pengambilan gambar esok hari agar aku bisa menemui ayah di rumahnya. Limo sudah terparkir di depan hotel, ada mobil body guard di belakang limo dan ada Crist yang kuapit lengannya. Aku yakin performaku sudah sempurna. Tinggal menuju rumah Marques Elderberg."Apa dia akan mengusirku Crist?" Tanyaku."Dia tidak akan berani, " jawab Crist sambil melirik mobil bodyguard yang mengawal kami."Apa aku sudah cantik?" Kecerewetan ku menjadi saat aku tegang. Ini bukan yang pertama. Kurasa Crist sudah paham dengan tabiatku karena sering kulakukan."Aku di sini Pammy. Setiap masalah yang datang padamu akan kutangani dengan senang hati."Inilah yang membuatku merasa beruntung karena memiliki Crist. Dia anugerah tersendiri bagiku selain Orland, dan berharap ayahku akan menjadi salah satunya.Sepuluh menit perjalanan, kami tiba di sebuah bangunan kuno. Sangat kuno, be
Oh yeah...Oh No...Shit...Menyebalkan, apa yang terjadi pada otakku. Mengapa mataku tidak bisa aku alihkan dari pria yang tiba-tiba meloncat ke kolam renang hanya dengan celana renangnya. Itu mengganggu seluruh indra penglihatnku lalu gangguan itu menyebar ke indra lain sehingga sulit untuk berfungsi normal."Ck... sampai kapan aku harus di sini?" Gerutu ku. Meski pemandangan di atas sun chair itu menakjubkan tapi membuatku tidak betah.Aku bangkit dari sun chair yang menemaniku sedari tadi bersama majalah fasion. Memang segala sesuatu di sini tidak sebaik di Pasifik height tempat tinggal karena perbedaan budaya kami juga karena ini hanyalah bangunan di pinggiran yang jauh dari kota, tapi aku menikmati pagi ini. Apa lagi yang bisa dilakukan gadis yang diculik dan tetap mendapat kenyamanan meski dalam kondisi diculik selain bersyukur.Pria bernama George itu
Deg.Deg.Deg.Entah kenapa Pamela merasakan bulu kuduknya merinding saat sosok yang ia harapkan tertangkap matanya. Padahal di depan sana, Orland menunggunya. Gerakannya anggun dan mantap, menghadirkan tuntutan rasa hormat bagi mata yang memandangnya. Jelas Pamela merasakan perbedaan besar atmosfer antara ada atau tidaknya kehadiran Orland."Kemarilah Pammy, " satu suara dari Orland menenggelamkan Pamela ke dalam lautan kebahagiaan. Intonasinya jelas memerintah tapi nada bicara Orland yang seperti ini tidak pernah menimbulkan perasaan marah atau hal sepele lainnya pada Pamela. Begitulah besarnya efek Orland pada Pamela. Dia pria yang sanggup mengombang- ambingkan Pamela begitu mudah bahkan dengan satu suara."Orland..." bisik Pamela pada dirinya sendiri.Pamela melangkah seperti hendak terbang ke arah Orland. Dia tidak sabar menenggelamkan dirinya di dada Orland. Menghirup aroma lezatnya yang
Crist menerobos masuk ke kamarku, dengan kecepatan badai mendatangi ranjang dan memelukku erat. Pria ini sangat emosional seperti induk ayam yang kehilangan anaknya."Baik Crisy, aku juga mencintaimu. Jadi tolong lepaskan pelukanmu kerena aku merasa sesak nafas. Kau akan membunuhku..."Crist dengan cepat menarik tubuhnya. Dia mengamati tubuhku sambil bertanya akibat rasa khawatirnya."Kau baik- baik saja, Kan...? Tidak ada yang terluka, Kan?" Tanyanya. Kekhawatirannya terpancar merembes dari bajunya sehingga membuatku mampu merasakan betapa pria ini menyayangiku. Aku tersenyum karena memang tidak ada yang salah denganku kecuali kelelahan akibat Orland."Aku sangat baik- baik saja. Penculikku yaitu George adalah pria baik. Dia menculikku agar Orland muncul di depannya."Crist mengangkat alis tak percaya pada apa yang ia dengar. "Kurasa dia memilih cara terburuk untuk membuat Orland muncul, " tebak Cris
Sepeda milik Orland melesat meninggalkan George yang terbengong. Orland yang dalam fase egois tidak ingin Pamela berdekatan dengan siapapun selain dirinya. Inilah Orland yang romantis sekaligus posesif. Dua sifat yang dikombinasikan akan menjadi tingkah yang bisa membuat orang tersenyum sekaligus geleng- geleng kepala."Orland, apa kau tidak terlalu cepat mengayuhnya?" Tanya Pamela.Bukannya dia meragukan Orland tapi Pamela tidak mau Orland kelelahan. Pria ini memiliki banyak pekerjaan dan tidak diijinkan untuk lelah. Adakalanya Pamela kasihan dendam beban yang harus ditanggung oleh Orland. Andai saja Pamela bisa membantu, dia tidak akan ragu sedikit pun untuk melakukannya.Tekanan bisnis.Olah raga.Percintaan.Ancaman.Semua itu penyebab Pamela tidak pernah menolak permintaan Orland untuk kegiatan ranjang. Dia ingin Orland tidak stress dengan segala macam rutinitas tiada henti meski kekayaan d
Pamela Pov.Mendapat informasi akurat adalah keahlian Crist. Dia berbakat dalam hal itu, personal yang tidak dilahirkan dalam jumlah yang banyak. Dan aku memiliki keberuntungan memiliki pria ini sebagai seseorang yang seperti saudara bagiku."Coba tebak, Max memang sedang tidak dalam kondisi yang seperti biasanya. Dia sudah membeli bunga dan coklat selama berbulan- bulan, dan itu untuk satu gadis. Kau pasti tau siapa gadis itu, " jelas Crist mengenai penyelidikannya.Di tangannya memegang smartphone dan bolpoint. Dia bersandar di sofa kulit gelap yang senada dengan bajunya. Mungkin banyak gadis di sana yang melihat betapa seksi Crist saat bicara dengan logat Prancis- nya yang menawan. Tapi aku menemukan dia menawan saat kepandaian otaknya mendominasi tingkah Crist."Ini bearti Vivian menjadi gadis pertama yang mendapatkan keistimewaan itu. " Aku mengangguk- angguk paham. "Bukankah ini aneh? Yang aku tau
Max Pov.Dia cantikDia bersinar seperti angel.Dia seksi.Semua terlihat sempurna. Hormonku mengamuk tanpa terkendali karena gadis yang yang melenggak - lenggok di depanku dengan penuh percaya diri. Aku tidak kuasa melawan dorongan untuk menidurinya dengan keras dan dalam. Rasanya pasti sangat menyenangkan."Mr Max, salam kenal. Aku ingin chasting untuk model video.""Ya, silakan ikut denganku."Inilah keuntungan untukku, memilih siapapun yang aku mau meski tidak memiliki bakat. Dan gadis ini ternyata tidak memiliki bakat yang terlalu istimewa selain fisiknya yang mampu membuat tiap kejantanan pria mengeras karena dadanya yang montok dan asli."Kemampuan apa yang bisa kau tunjukkan padaku?" Tanyaku."Aku, aku bisa berpose dan membawakan baju dengan baik. Aku bisa menari dan---""Bagaimana dengan menjadi kekasihku?" Aku selalu to the point. Bagiku dia sama seperti pirang lai