Terjebak dalam cengkeraman Orland Manex yang berperan menjadi sugar daddy, bukanlah rencana Pamela Konnov. Akan tetapi, dia harus menerimanya jika tidak ingin berakhir di jalanan. Hanya saja perasaan Pamela jungkir balik karena tanpa sadar terhanyut pesona Orland. Padahal pria itu mengingatkan dirinya jika tidak akan ada cinta di antara mereka. Semua hubungan ini berdasarkan benefit masing-masing.
View MorePamela, gadis Senior High School di salah satu yayasan ternama di Colorado harus menelan semua masalahnya dalam hati ketika seseorang yang berperan sebagai malaikat dan iblis datang dalam hidupnya seperti badai. Pria itu menghancurkan segala hidupnya yang tenang menjadi sebuah kehidupan yang penuh tantangan dan gairah. Yang menyebalkan, dia menyukai kehidupan barunya karena tidak sanggup menolak pesona sang sugar daddy. Semua itu dimulai ketika tanpa sengaja ia berpapasan dengan pria berusia tiga puluhan di lift apartemen tempatnya tinggal bersama sang ibu.
Flashback on.
Pagi itu dimulai dengan omelan Monica, ibu dari Pamela karena tuntutan perfeksionis yang tidak pernah hilang dari pikirannya. Pamela bahkan bertanya-tanya apakah ibunya itu pernah muda, sebab dia selalu mengomentari hal kecil. Untuk menghindari episode berlanjut dari Monica, Pamela buru-buru meninggalkan apartemen menuju lift.
Konsentrasi Pamela yang buyar membuatnya tidak sengaja naik satu lift dengan pria yang ketampanannya tak mampu membuatnya berkata-kata. Pamela bahkan menganga karena takjub. Pria itu memiliki pesona yang mengerikan, Pamela bahkan merasa kepanasan hanya dengan menatapnya.
"Ya ampun. "
Adonis adalah gambaran yang sempurna untuk mendeskripsikan betapa memikat pria ini meski dalam diam. Sosoknya yang tinggi seolah menuntut perhatian dari siapapun yang memandang. Wajah datarnya bahkan menggoda siapapun untuk menaklukkannya.
Diam-diam Pamela mengamati pria yang berdiri di sampingnya. Mata biru gelap yang mempesona, rambut hitam sebahu tersisir rapi beserta setelan mahal yang ia duga pesanan khusus dari Armani---membentuk suatu kesatuan daya tarik sensual yang berbahaya. Bahkan hal itu berlaku untuk gadis seusia dirinya yang baru menginjak delapan belas tahun beberapa bulan yang lalu.
Sesuatu mulai muncul di benak Pammy. Kenakalan khas remaja menggelitiknya---memaksa dirinya untuk menggoda sosok pria yang indah itu. Semua dorongan yang meletup-letup di hatinya seolah memberikan efek gatal yang harus digaruk. Yah, menggoda sang pria matang, tampan dan terkesan mahal ini seakan sebuah tantangan tersendiri bagi gadis seusianya. Darahnya mendidih dan itu perlu diredam. Dan untuk meredakannya hanya dengan satu cara yaitu menggoda, mendapatkan lalu membuang. Itulah niat iseng yang dipikirkan Pammy pada awalnya. Mencoba bermain api dengan pria yang berbahaya.
'Gila, mengapa ada pria setampan ini yang menganggur?' tanya Pammy dalam hati.
'Okey, Pammy. Catch him.'
Jurus menggoda pun Pammy keluarkan. Pamela mengangkat tangannya dan berpura-pura menyisir rambut pirang madu miliknya. Membuat dadanya yang tumbuh dengan baik terangkat ke atas dan terlihat tercetak dari pakaiannya. Pammy pun melirik ke arah si pria tampan.
Melihat sang pria matang yang memancarkan kesan seksi yang dingin itu tidak memperhatikan dirinya, Pamela mengubah caranya. Dia sekarang berpura-pura kepanasan dan mengibaskan kerah seragamnya sehingga kulit di area dadanya agak terekspos. Siapa yang tidak menyukai dada gadis remaja yang segar. Sayang Pamela harus menelan kekecewaan, usahanya gagal.
'Gagal lagi? Bagaimana mungkin pria ini tidak tertarik dengan dada terbuka dan rok pendek yang aku pakai? ' tanya Pammy heran.
'Dia juga tidak tertarik dengan dadaku yang sedikit aku ekspos. Bahkan ia sama sekali tidak bergeming atau melirikku, ini menyebalkan. '
'Oh, aku tau. Pasti kali ini berhasil. '
Pamela mengambil langkah terakhir dengan berpura-pura oleng karena gerakan liftt, dia berpura-pura jatuh ke lantai.
"Oh! "
Grep.
Ternyata berhasil, sang pria matang berkharisma menangkap pinggangnya. Dan ternyata sosok itu bahkan lebih tampan dari ketika dilihat dari dekat. Keharuman colone atau parfum yang ia pakai begitu lezat hingga mengosongkan pikiran Pamela. Tidak berhenti disitu, tatapan juga otot kerasnya yang bisa ia rasakan meski dilapisi kain menyadarkan satu hal pada Pamela, yaitu pria ini bukan orang yang bisa diajak brrmain-main, dia harus menjauh dari pria ini.
'Oh my God. '
Sudah cukup. Pria ini terlalu tampan baginya. Dia tidak bisa bermain-main dengan pria sejenis itu. Akan berbahaya jika dia terlalu terpesona dengan sosok yang tidak bisa ia raih.
Ting.
Lift terbuka, Pamela buru-buru melepas pelukan pria gelap, tampan dan tinggi itu. Dia bahkan membuang ide untuk menggodanya. Persetan dengan hormon masa remaja. Dia bisa menemukan korban lain yang bisa ia goda. Bukan pria yang memiliki kemampuan membuat wanita gila hanya dengan melihatnya.
"Maaf, terima kasih pertolongannya, "ucap Pamela agar tidak terkesan kasar. Dia pun meninggalkan lift setelah lift itu berhenti di lobi. Pamela tergopoh-gopoh menjauh agar menyelamatkan jantungnya yang tak mau berdetak normal karena pria itu.
Sayang sekali Pamela tidak sadar jika sudah membangkitkan perasaan yang sudah Lama di kubur Orland. Pria itu menyeringai karena mendapatkan target yang cocok untuk dirinya. Perasaan menyukai gadis yang jauh dibawah umurnya kembali berkobar setelah sekian lama ia tahan. Hal ini dikarenakan sikap nakal sang gadis yang terpengaruh hormon remaja yang suka tantangan.
"Kau yang menggodaku lebih dulu, Girl. Jangan menyesal, "Ucap Orland sambil menutup pintu lift.
"Aku akan memburumu, Babe girl. "
Takdir mereka terajut diawali di sebuah lift. Kondisi Pamela yang sebenarnya menyembunyikan masalah keungannya menjadi jalan bagi Orland menguasai gadis itu. Pamela yang rapuh dan tidak mampu bertahan hidup sendirian hanya mampu mengikuti arus yang dibuat Orland setelah ia tahu jika ibunya ternyata seorang jalang tersembunyi. Dan lebih buruk lagi, sang ibu mengidap kanker paru-paru yang menyebabkan usianya tidak lama lagi.
Tbc
Beberapa bulan berlalu dari pernikahan Pamela maupun Vanesa. Segalanya nampak normal bersama kehidupan mereka masing-masing. Hingga suatu hari, tanpa sengaja Vanesa bertemu dengan Pamela di depan Swalayan. Mereka berdua sama-sama menjinjing tas belanjaan, rupanya mereka berdua habis berbelanja di satu tempat.Pamela saat itu memakai hodi dan masker, tapi Vanesa yang pernah ia cap sebagai musuh besarnya, mampu mengenali Pamela dengan sangat baik."Pamela.""Vanesa."Mereka berdua terdiam dan menunduk malu. Ini karena mereka pernah menjadi saingan dan melakukan perang dingin untuk memperebutkan Orland. Sungguh semua itu masa lalu yang konyol dan memalukan jika diingat. Kini mereka berdua sadar jika sudah saling menyakiti satu dan lainnya."Selamat atas pernikahanmu, Vanesa," ucap Pamela tulus. Dia sangat senang mengetahui jika pria yang dinikahi Vanesa adalah ayah biologis dari bayi Vanesa.Vanesa tersenyum lembut. Aura keibuannya m
Semua orang terguncang dengan dengan pernikahan spektakuler Pamela dan Orland. Banyak para gadis merasa terharu dengan kisah mereka. Kisah cinta mereka bahkan menjadi tren karena benar- benar mengisahkan kisah Cinderella jaman modern yang nyata. Sesuatu yang diidam- idamkan para gadis di jaman ini.Rasa iri juga menerpa Vanesa yang kini sudah menjadi ibu dan memilih mandiri. Dia adalah gadis yang terlupakan oleh media sejak batalnya pernikahannya dengan Orland. Vanesa menyadari jika tidak bisa memaksakan cinta pada pria yang tidak mencintainya. Semua hanya kesepakatan semata dan Vanesa terlalu tenggelam dalam harapan semu.'Aku harap bisa sepertimu, Pammy? Aku juga ingin memiliki cinta yang indah sepertimu.'Vanesa hanya tersenyum dan melangkahkan kakinya menuju swalayan. Dia ingin membeli barang untuk kebutuhan bayinya.Dhug."Oh, maaf," ucap Vanesa."Tidak, aku yang bersalah..." jawab o
Kejutan menyenangkan muncul di pagi hari. Ibuku yang selama ini enggan muncul tiba- tiba datang dengan senyum satu dolarnya. Jelas aku tidak bisa mendeskripsikan betapa bahagia melihatnya masih hidup, sehat dan bahagia."Ibu, akhirnya kau datang..." Aku memeluknya erat. "Terima kasih sudah mau datang."Ibu menepuk- nepuk bagiku dengan lembut. Kehangatan kasih sayangnya langsung merembes melalui sela- sela baju kami."Ibu datang setelah kau memberi tahu jika akan menikah... melihatku dalam gaun pernikahan yang tidak pernah ibu pakai adalah impian seumur hidup ibu.""Aku juga merasa masih bermimpi mengingat bagaimana kita dulu. Masuklah bu... "Dia nampak lebih kurus dari yang terakhir aku ingat. Langkahnya juga tidak terlalu kuat seperti dulu. Satu hal yang bagus yaitu dia lebih bahagia dari yang dulu."Aku senang kau memutuskan keluar dari persembunyianmu, Monica " Orland keluar dari kamar kami dengan setelan resminya. Ak
Dengan begini usai sudah kisah cinta antara Vivian dan Max. Vivian ternyata sudah menutup hatinya rapat- rapat terhadap pria itu. Kehilangan bayinya merupakan stimulan yang berfungsi seperti racun yang membunuh cinta Vivian terhadap Max. Aku pamit dan membawa rasa iba pada kedua orang itu. Vivian jelas tidak bisa disalahkan dalam hal ini. Dia korban yang terluka dan mati rasa.Sedangkan Max, tidak mungkin ada yang tega menghakiminya sekarang. Pria itu tiap hari berjuang mendapatkan kembali hati Vivian. Mengerahkan apa yang ia punya untuk membuat Vivian kembali."Max, kau di sini?" Sapaku ketika hendak masuk ke apartemen Orland. Sopir sudah membawa pergi mobil dan aku tidak memiliki pilihan selain mengajak dia minum di cafe terdekat."Kita ke sana, kopi di sana enak. Aku yakin kau juga akan menyukai cemilannya. Melihat bagaimana kurusnya dirimu, aku yakin kau membutuhkan asupan makanan. ""Ya, aku memang ingin bicara denganmu."S
Vivian jelas bukan orang yang berbahagia saat ini. Dia kehilangan cinta, bayi dan harapan dalam satu hari. Semua karena seorang pria yang menjadi sandaran hatinya. Hidupnya tidak lagi sama sejak saat itu, senyumnya menghilang karena rasa terkhianati yang begitu dalam.Pria yang menyebabkan dia mengalami hal mengerikan itu sekarang justru duduk di sampingnya dengan tatapan penuh tekad. Menjebaknya tanpa pilihan untuk bisa menghindar. Vivian tau butuh usaha keras agar Max pergi dan menyerah dalam hidupnya. Jadi ia memilih menghadapinya secara langsung untuk mengatakan dengan tegas tentang hubungan mereka yang berakhir. Sudah cukup dia lari dari Max karena ingin menghukumnya."Jika kau membahas masalah hubungan atau permintaan maaf maka aku akan pergi. "Sebuah undangan yang berisi tawaran untuk mendesain kostum berhasil membawa Vivian ke restoran paling berkesan selama dia dan Max berhubungan. Vivian merasa bodoh karena tertipu pa
Aku tertegun saat kakiku menapak di puncak pengunungan Alpen yang berselimut salju putih. Kemegahan alam yang menampilkan kemewahan putih alam sungguh mencengangkan . Sesuatu yang mengingatkanku pada pria yang dingin, indah dan perkasa. Nampak santun tapi berbahaya. Dia menarik hasrat siapapun untuk menaklukkannya. Sayangnya akulah sang penakluk pria dingin dan megah itu. Pria Alfa yang digilai para gadis justru menyerahkan dirinya padaku tanpa ia sadari. Itu membuatku menjadi pemenang dari semua hadiah yang bisa aku dapatkan di dunia ini.Di gunung eksotis yang menjadi kebanggaan warga Wina, aku mulai melanjutkan pekerjaan yang tertunda karena masalah George dan ayahku. Kamera, lampu dan segala macam peralatan untuk mendapatkan gambar sudah berada di posisi masing- masing."Tunjukkan perasaanmu yang sedang jatuh cinta, babe! " teriak Cordis. Dia justru bergerak- gerak lebih atraktif dari sang model. Itulah salah satu caranya untuk mendapatkan gamba
Selamat datang di dunia fiksi kami - Goodnovel. Jika Anda menyukai novel ini untuk menjelajahi dunia, menjadi penulis novel asli online untuk menambah penghasilan, bergabung dengan kami. Anda dapat membaca atau membuat berbagai jenis buku, seperti novel roman, bacaan epik, novel manusia serigala, novel fantasi, novel sejarah dan sebagainya yang berkualitas tinggi. Jika Anda seorang penulis, maka akan memperoleh banyak inspirasi untuk membuat karya yang lebih baik. Terlebih lagi, karya Anda menjadi lebih menarik dan disukai pembaca.
Comments