Share

BAB 6

Hay! Nona dan Tuan...

Selamat datang di novel fantasi. Silakan bikin kopi atau jus, ambil snack, dan....

Happy reading!!!

-------------------------------------------------------------

Tiba-tiba, waktu berhenti dan Liu Yifen mengerutkan dahinya. Ia merasa bingung dan menoleh ke arah Ming dan Kasim Lu yang hanya diam seperti patung. Keadaan ini membuat Liu Yifen merasa gusar dan penasaran.

"Dalam situasi apa ini?" gumam Liu Yifen pada dirinya sendiri, sambil meletakkan telapak tangannya di pelipis. Ia mencoba merasakan situasi yang sedang dialaminya saat ini.

Liu Yifen mencoba maju, namun ia seolah tertahan oleh sebuah penghalang transparan. Tangannya terangkat dan memukul penghalang tersebut. "Ini apa lagi?" ujar Liu Yifen dengan raut kesal, sambil mengerutkan keningnya.

Ia mengamati sekelilingnya, namun kabut menghalangi pandangan matanya. Alisnya terangkat sedikit, kemudian ia mendongak dan kedua pupil matanya membesar.

Tiba-tiba, terpampang sebuah layar transparan di hadapannya. Matanya melihat foto Ming dan Kasim Lu yang ditampilkan di layar tersebut. Suara yang sangat dikenal menyambut indra pendengaran Liu Yifen.

"Selamat datang."

Liu Yifen tidak menjawab, tetapi ia memperlihatkan raut wajah yang dingin dan datar. Ia merasa tidak suka ketika tiba-tiba diculik dalam misi yang sedang dijalani.

Bi, yang berada di balik layar, tersenyum manis sambil menyapa Liu Yifen. Monitor yang tadi menampilkan foto Ming dan Kasim berganti dengan wajah mungil Bi.

"Hehe, aku datang atas perintah Dewi Aio," ucap Bi dengan nada gugup, sambil mencubit hidungnya untuk meredakan kegugupannya.

"Lanjutkan, untuk apa kamu memperlihatkan data mereka padaku?" tanya Liu Yifen dengan senyuman yang masih terasa dingin.

Senyuman di bibir Bi langsung menghilang. "Jangan marah, nona," kata Bi sambil berusaha menghibur Liu Yifen dengan gerakan tubuh yang aneh.

Kelopak mata Liu Yifen turun, menunjukkan ketidaksetujuannya. "Lanjutkan!" pinta Liu Yifen dengan nada yang sedikit bosan.

Bi merasa kecewa karena Liu Yifen tidak lagi marah. "Baiklah, nona," ucap Bi dengan nada yang masih sedikit gugup. Ia menahan air mata yang hampir keluar, membuat Liu Yifen melirik bibirnya yang sedikit terangkat.

"Ayo, jangan sedih, Bi." Liu Yifen mencoba menunjukkan senyuman tipis.

Bi merasa lega karena Liu Yifen tidak lagi marah. Ia menunjukkan gambar data para anggota pengikut Liu Yifen.

Suara Bi kembali terdengar di telinga Liu Yifen. Tiba-tiba, muncul sebuah kursi transparan yang membuat Liu Yifen terhempas duduk.

Di layar terlihat tulisan "introduksi bakat: 8" yang membuat Liu Yifen serius memperhatikan. Ada beberapa kategori lain seperti "siasat", "talenta", "sosialisasi", dan "penampilan", semuanya memiliki angka 2.

Semua introduksi bakat dapat dibeli dengan kimpo yang nona dapatkan. Liu Yifen melirik ke pojok kiri layar, di mana terlihat gambar uang kuno dan jumlah kimpo yang ia miliki. Di sebelah kanan terdapat bola biru, yang fungsinya masih belum diketahui oleh Liu Yifen.

Setelah itu, semuanya kembali seperti semula. Beberapa wanita yang sebelumnya ada di sekitar mereka sudah pergi setelah drama selesai. Dari mimik mereka terlihat bahwa mereka puas.

Sementara itu, Kasim Lu mendekati Liu Yifen dengan senyuman di bibirnya, yang sedang menatap bayangan pembantu Yoon yang pergi.

Kasim Lu sedikit membungkukkan badannya di hadapan Liu Yifen saat ia menoleh ke depan. "Nona, terima kasih atas bantuannya. Kami sangat terbantu," ucap Kasim Lu dengan memperbaiki posisi berdirinya.

Liu Yifen membalas dengan menganggukkan kepalanya.

Kasim Lu melanjutkan, "Apakah nona baru saja memasuki istana?" Ia sudah mengetahui bahwa Liu Yifen adalah orang asing di sana.

Liu Yifen mengangguk. "Iya."

"Tentu. Nona, apakah nona merasa sedikit bingung? Bagaimana jika nona mengunjungi Biro Kehidupan Istana? Biarkan aku dan Ming Xiang yang mendampingi. Bagaimana, nona?" Kasim Lu mengajukan usul dengan lembut kepada Liu Yifen yang menatapnya dengan wajah datar.

Liu Yifen merasa heran dengan Biro Kehidupan Istana yang disebutkan. Apa sebenarnya tempat itu? Dia merasa kebingungan karena tidak tahu apa yang sedang dicari. Tim yang mengikutinya sebelumnya juga menghilang setelah perseteruan antara Yoon dan Ming.

Saat sedang berpikir, Ming memegang tangan Liu Yifen dengan tatapan bahagia. "Ya, anggap saja ini sebagai pembalasan budi atas bantuan nona kepada kami. Biarkan kami mendampingi nona," ucap Ming dengan senyuman yang menghiasi wajahnya.

Liu Yifen memutuskan untuk menerima tawaran mereka tanpa berpikir panjang. Meskipun belum terbiasa dengan aturan di istana, ia merasa tidak dirugikan dan menerima dengan senang hati.

Kasim Lu dan Pembantu Ming tersenyum senang ketika Liu Yifen mengiyakan. Mereka membimbing Liu Yifen menuju Biro Kehidupan Istana, sementara Ming berjalan di sebelahnya.

Tiba-tiba, terdengar suara seorang Kasim Pengawas yang meminta mereka untuk menghindar. "Minggir! Minggir, jangan menghalangi jalan!" teriak keras sang Kasim Pengawas kepada mereka yang berada di depan.

Liu Yifen, yang baru saja memasuki jalan kecil, melihat sekelompok kasim yang membawa tandu dengan tergesa-gesa. Meskipun sudah berusaha menghindar, Liu Yifen tetap saja ditabrak oleh kasim-kasim tersebut dan berakhir jatuh di tengah-tengah hamparan bunga.

Xio Luzi, seorang kasim, menghampiri Liu Yifen yang terduduk di tanah. "Ini bukan sandiwara lagi. Kamu sudah kena batunya," ucap Xio Luzi pelan namun sangat tajam dan menusuk.

Para kasim berhenti karena melihat Liu Yifen terjatuh, termasuk Kasim Pengawas yang memandanginya dengan tatapan sangat datar.

Liu Yifen merasa sakit di bokongnya setelah terjatuh. Xio Luzi membantu Liu Yifen bangun perlahan-lahan.

Akibat benturan itu, kain putih tipis yang membungkus mayat di tandu tersebut robek di salah satu sudutnya.

Liu Yifen menatap Kasim Pengawas, dan pandangan mereka bertemu. "Hey Kasim, apapun situasinya, kamu harus memperhatikan orang lain juga, tahu! Kamu sudah mendorongku ke hamparan bunga, lihat!" ucap Liu Yifen dengan nada yang agak tinggi, terlihat amarah di balik sorot matanya.

Kasim Pengawas tersenyum aneh, tetapi tanggapannya hanya memicu ejekan tidak langsung. "Hey nona, di atas tandu ini ada mayat seorang kandidat yang tenggelam! Jika kamu tidak ingin mendapatkan sial, lebih baik menjauh!" jawab Kasim Pengawas dengan tenang tanpa nada bersalah sedikit pun.

Liu Yifen mendengus kesal mendengar jawaban Kasim Pengawas. Kemudian diam-diam ia melirik ke dalam kain yang robek. 

"Kau yakin dia mati tenggelam?" Liu Yifen memperhatikan tubuh gadis itu dengan seksama. Ia terpaku sejenak saat melihat wajah jenazah yang penuh luka memar. Matanya turun ke tangan jenazah, di mana terdapat gelang giok yang masih berkilau di pergelangan tangannya. Liu Yifen merasa tidak asing dengan wajah yang sudah tak bernyawa tersebut. 

"Ini kan —"

Bersambung....

Jangan lupa tinggali jejak dan follow aku juga ya, para Nona dan Tuan.

Salam manisku"-"

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status