Share

BAB 5

Hay! Nona dan Tuan...

Selamat datang di novel fantasi. Silakan bikin kopi atau jus, ambil snack, dan....

Happy reading!!!

-------------------------------------------------------------

Liu Yifen mendapatkan ide dan tersenyum dengan licik. Baiklah, mungkin sedikit akting tak masalah baginya.

Bukan Liu Yifen namanya jika tidak menjadi pusat perhatian. Setelah dipikir secara matang, walaupun ia tahu akan berisiko. Tampaknya sifat memberontak dalam diri Liu Yifen masih melekat, sekalipun berada di dunia yang berbeda. Apalagi setelah melihat insiden di depan matanya.

Tanpa berpikir panjang, Liu Yifen maju dan bergumam, "Hal kecil seperti ini saja yang kamu permasalahkan? Tampaknya kamu belum tahu apa itu orang licik, bukan? Mari, biar kutunjukkan padamu siapa yang benar-benar patut disebut licik!"

Tubuhnya bahkan sudah gatal karena tidak sabar untuk mendorong keras dirinya pada wanita tersebut. Setelah melihat bahwa mereka berdua tidak lagi berseteru, pembantu Yoon bersiap-siap untuk pergi. Liu Yifen melihat momen yang tepat, berlari ke depan dan sengaja menabrak bahu pembantu Yoon hingga ia sendiri yang jatuh terduduk di tanah.

Para wanita yang ada di sana terlihat terkejut, tampak dari bibir mereka yang berkerut. Sementara Ming sedikit membuka mulutnya tak percaya, sedangkan Kasim terlihat dari pupil matanya yang membesar seakan-akan melihat sesuatu yang menarik.

Liu Yifen memasang mimik kesakitan yang terlihat seakan-akan dia adalah korban dan pembantu Yoon sebagai pelakunya. "Aduh!" erang Liu Yifen dengan rahang terangkat dan bibir bawah cemberut.

Pembantu Yoon tercengang dengan benturan yang menabraknya. "Apa yang dilakukan wanita itu? Mengapa dia sampai jatuh? Padahal aku hanya menyenggolnya pelan," gumamnya dalam hati.

Tangan Liu Yifen meraih bajunya yang sedang ia duduki. "Astaga! Bajuku! Ayahku membawanya secara khusus dari Juang Ruan, harganya lima ratus kimpo." Mimik asimetris, ia mendongak dengan pupil mata melotot.

"Kenapa kamu menabrakku? Cepat, kamu harus menggantinya!" tegas Liu Yifen menatap pembantu Yoon yang juga sedang memandangnya dengan kebingungan.

Bibir Yoon terbuka dan langsung ia mengelak tuduhan yang diberikan Liu Yifen padanya. "Aku hanya menyenggolmu sedikit, kamu yang menjatuhkan dirimu sendiri," sahut pembantu Yoon dengan nada yang tidak merasa bersalah sedikitpun.

Ia melempar tatapan tidak suka kepada Liu Yifen tanpa berkedip, terbaca dari raut wajah pembantu Yoon bahwa apa yang dikatakan oleh Liu Yifen adalah kebenaran.

Liu Yifen bangkit dari duduknya. Nampak gadis muda di hadapannya tidak mau kalah. Oke, Liu Yifen akan menunjukkan sesuatu yang lebih parah. Kini sandiwara yang dimainkan naik ke level kedua. Liu Yifen membuang ludah dengan raut angkuh yang tak lepas dari wajah polosnya.

"Siapa kamu? Lah! Apakah aku punya waktu luang untuk bermain-main denganmu, apalagi untuk mencelakakanmu!" Satu sudut mulut Liu Yifen terangkat.

Pembantu Yoon menyembunyikan rasa amarahnya, jelas sekali Liu Yifen merendahkannya. Liu Yifen memberikan seringai jahat. "Kamu telah mengotori pakaianku, bagaimana aku bisa ikut pemilihan gadis!" Ia menampilkan alis yang tertarik ke dalam dan ke atas, menunjukkan ekspresi sedih yang sulit dibaca karena Liu Yifen hanya berpura-pura.

Cuping hidung pembantu Yoon berkedut, rasa amarah sudah memuncak di dadanya. Namun ia tidak mau mempermasalahkan hal sepele ini dan menahan perasaannya. Ia menunjuk Liu Yifen, "Kamu..."

Matanya berkedip-kedip, namun sandiwara yang dibuat oleh Liu Yifen membuatnya langsung mati gaya.

Alis Liu Yifen terangkat tinggi seakan-akan menantang dirinya. "Lalu apa yang kamu inginkan!" kata pembantu Yoon menyerah dengan permainan yang dimainkan oleh Liu Yifen.

Kedua wanita itu saling menatap dengan pandangan yang tak saling menyukai. Mereka tahu bahwa pertarungan ini hanya sebatas sandiwara, namun keduanya tidak ingin menyerah begitu saja.

Detik berikutnya, wajah sedih Liu Yifen berganti dengan senyum kecil yang muncul di bibirnya. Pandangannya menelusuri pakaian yang dikenakan oleh pembantu Yoon dengan tatapan menilai. "Kamu terlihat bukan seperti orang kaya, ya?" gumam Liu Yifen dengan senyum setengah.

Pembantu Yoon menggertakkan giginya. Ia sudah tidak tahan dengan hinaan yang dilontarkan oleh Liu Yifen, terutama mengenai pakaian yang dikenakannya. Namun, ia menahan diri sejak tadi untuk tidak mempermasalahkan hal itu.

Liu Yifen mendekap tangannya di depan dada. "Bokongku sakit karena terjatuh, biarkan aku menamparmu sekali, maka masalah kita akan selesai. Bagaimana?" Liu Yifen menyeringai meminta persetujuan dari tawaran yang ia berikan pada pembantu Yoon.

Pembantu Yoon menelan salivanya dengan terpaksa. Ia ragu-ragu dalam menjawab, mencoba meraba kemana arah pembicaraan ini akan berakhir. Namun, ia terkejut ketika Liu Yifen kembali mengulang perkataannya dengan lugas.

Dengan amat terpaksa, pembantu Yoon mengangguk pelan. Liu Yifen tersenyum tipis dan melanjutkan, "Tidak mungkin, tanganku yang sangat halus ini akan menamparmu, bukan?" Alisnya naik ke atas, menanyai pembantu Yoon yang terdiam.

Para wanita yang ada di sana turut terlibat dalam permainan drama yang semakin memanas. Sedangkan Ming terlihat khawatir dengan Liu Yifen, karena ia tahu bahwa wanita yang membela dirinya adalah seorang nona dari keluarga ChenYanz Hang.

Kasim terlihat puas dengan tindakan pemberani Liu Yifen. Dalam hati, ia berujar, "Nona yang sangat berani sekali." Seulas senyum mengembang di ujung bibirnya.

Liu Yifen melirik tangannya, kemudian ia menatap Ming yang tak melepaskan pandangan matanya dari dirinya. Baru saja ia sadar bahwa orang yang ditolongnya adalah Ming Xiang, pembantu yang membantunya ganti baju beberapa menit yang lalu.

Liu Yifen berdehem pelan. "Silahkan kamu menggantikanku menampar pembantu itu." Ketika Liu Yifen menekan kata 'pembantu' dengan nada sinis, ia melihat sorotan mata yang sinis dari pembantu Yoon.

Ia menantang Ming dengan santai, membuat mereka berdua menjadi pusat perhatian banyak orang saat ini. "Anu...." Ming tampak gugup.

"Kamu takut? Jangan takut, bawa santai saja," ujar Liu Yifen seraya menepuk pundak Ming sambil berkata, "Tidak apa-apa, tenang, aku ada di sini. Dia tidak akan berani macam-macam padamu."

Liu Yifen mencoba menenangkan Ming yang terlihat takut. Jika Ming tidak melakukan pembalasan, maka drama yang susah payah dimainkan akan sia-sia.

Liu Yifen tidak ingin itu terjadi. Pembantu Yoon harus diberikan pelajaran setimpal agar dia kapok dan tidak lagi merendahkan orang lain. Di atas langit masih ada langit, jadi untuk apa sombong hanya karena status yang lebih rendah dari apa yang dimiliki.

Mendapatkan dukungan dari Liu Yifen, Ming mengumpulkan keberanian untuk melangkah maju. Dengan rasa sakit yang masih terasa, ia mengulurkan tangannya dan menampar pembantu Yoon dengan keras, lebih keras dari apa yang dilakukan pembantu Yoon kepadanya.

Suaranya terdengar jelas di sekitar. Liu Yifen tiba-tiba mengelus pipinya sendiri dengan perasaan nyeri yang luar biasa ketika mendengar suara tamparan yang keras dari Ming Xiang. Seakan-akan dirinya yang merasakan tamparan dahsyat itu.

Kelopak mata Liu Yifen tertarik, tampak senyuman puas di bibirnya. Bukan dia yang menampar pelaku, namun perasaan lega Ming seakan-akan tersampaikan melalui tindakan tersebut.

Senyum kecil tersungging di bibir Kasim yang tak mengira Ming dapat membalas perbuatan Yoon dengan begitu mudah. Ming mencengkram baju miliknya dan melihat tangannya yang memerah, ditambah dengan perasaan yang tak pernah ia rasakan sebelumnya meledak di dadanya.

"Pembalasanku belum selesai!" teriak pembantu Yoon sambil menunjuk mereka bergantian dengan raut kesakitan yang tercetak di wajahnya. "Tunggu saja!"

Dengan penuh dendam, pembantu Yoon pergi meninggalkan tempat tersebut.

Bersambung....

Jangan lupa tinggali jejak dan follow aku juga ya, para Nona dan Tuan.

Salam manisku"-"

Related chapters

Latest chapter

DMCA.com Protection Status