Liu Yifen, seorang pembunuh bayaran yang tewas dalam tugas, diberikan kesempatan kedua oleh dewi misterius. Dalam misi barunya, ia memilih untuk bereinkarnasi ke dalam tubuh pilihan pertama. Namun, sebelum misi selesai, ia tewas lagi. "K-kau..." ujar Liu Yifen dengan suara yang terputus-putus. Tubuhnya yang berdiri berlumuran darah tiba-tiba jatuh tak berdaya ke tanah yang basah. Matanya semakin berat dan perlahan-lahan tertutup oleh kegelapan yang menyelimuti. Dingin yang menusuk tulangnya membuat tubuhnya terasa terombang-ambing. Yang terakhir kali ia melihat adalah senyuman lega yang terpancar dari wajah sosok misterius itu. "Sepertinya gadis ini sudah tidak bernyawa, tuan," lapor salah satu bawahannya kepada si pria yang membersihkan pedangnya dari bercak darah milik Liu Yifen, sementara senyuman hangat masih terpancar dari wajahnya. Namun, apa yang terjadi selanjutnya? Apakah Liu Yifen akan bereinkarnasi lagi atau peran hidupnya sudah berakhir sampai situ saja?
view moreHay! Nona dan Tuan...
Selamat datang di novel fantasi. Silakan bikin kopi atau jus, ambil snack, dan....Happy reading!!!-------------------------------------------------------------Sang supir melaju dengan kecepatan sedang. Ia tidak tampak tergesa-gesa karena nona mudanya tak ada jadwal lain. Liu Yifen menguap. Ia mengangkat kedua tangannya dan menyilangkan ke sandaran. Ia menoleh pada supirnya."Ah, Pak, besok saya ada acara di Puncak. Supaya tidak terkena macet, kita berangkatnya pagi-pagi ya Pak," ujar Liu Yifen sambil sesekali melirik ke arah jendela.Sang supir mengangguk mengerti. "Baik, Nona. Jam berapa rencana berangkatnya?"Liu Yifen mengelus dagunya, tampak masih memikirkan hal itu. "Hmm... sekitar jam empat pagi. Nanti kita sarapan di perjalanan saja."Sang supir mengiyakan. "Iya, Nona."Liu Yifen teringat bahwa ia kadang-kadang lupa soal waktu. "Kalau jam empat saya belum siap, tolong diingatkan ya, Pak," pintanya.Supir itu dengan ramah menjawab, "Siap, Nona."Mendengar jawaban yang terkesan siap mengingatkannya, Liu Yifen kemudian diam dan duduk rileks kembali. Sang supir terus berkonsentrasi menyetir mobil, memasuki jalan raya dengan rute menuju rumah.Tiba-tiba, handphone Kobra 3 berdering. Ia memberitahu Kobra I, yang tak lain adalah Bei, bahwa mereka telah mendapatkan informasi tentang target yang sedang mereka tunggu."Halo, ini Kobra 3. Target sudah keluar dari komplek kafe dan masuk ke jalan raya," ucap Kobra 3 sambil terus memandangi mobil yang mereka incar.Kobra I dan Kobra 2 berada di mobil sedan, siap untuk melaksanakan misi. Bei melirik Soe, yang tampak agak bingung.Dengan berat hati, Soe menyisipkan senjata di pinggangnya. "Liu Yifen, apakah kamu akan membenci saya setelah ini?" pikirnya dalam hati. Mungkin ini adalah kali pertama Soe terlibat dalam misi sejauh ini.Bei menyadari kebingungan Soe dan menyenggol bahunya, agak keras membuat Soe menoleh ke arahnya. "Siap atau tidak, kamu harus profesional dengan pekerjaanmu, Tuan! Bukankah ini yang kamu inginkan?" ucap Bei sambil mengatur posisi senapannya.Soe membalas senggolan Bei, sambil meliriknya dengan alis terangkat. "Bukan urusanmu!" kata Soe tegas, terdengar jelas ketidaksukaannya.Bei memutar badannya kembali ke depan, tak mempermasalahkan sikap Soe yang terlihat sensitif akhir-akhir ini. Kegaduhan singkat itu terhenti sejenak saat telepon Soe berdering. Suara Kobra 4, yang tak lain adalah Wan, terdengar dari seberang."Kalian kalau mau bicara, jangan di saat misi seperti ini!" tegur Wan dengan kesal, sambil memerhatikan mereka berdua dari teropong. Ia hanya bisa mendecak kesal karena tidak mendapatkan respon dari mereka.Mereka berempat bersiap-siap untuk menjalankan misi, yaitu mengeksekusi target wanita, Liu Yifen. Mobil Liu Yifen melintas di depan Kobra 4 dan Kobra 3. Kobra 3 memberi tahu Kobra 2 dan Kobra I, dua sniper yang ada di mobil, bahwa target sudah dalam bidikan. Kedua sniper itu mengikuti mobil Liu Yifen.Mendapat informasi bahwa target sudah dalam bidikan, Kobra 2 dan Kobra I pun meluncur di belakang kedua sniper, Kobra 3 dan 4. Sang supir dan Liu Yifen tak mencurigai apa pun. Liu Yifen tidak menyadari bahwa ia sedang diikuti oleh empat orang sniper.Liu Yifen terlihat tengah memikirkan sesuatu saat itu. Pada posisi yang aman dan tepat, sniper di mobil dan di motor membidikkan senjatanya yang dipasang peredam suara. Mobil sniper mendekati mobil Liu Yifen. Kemudian mobil itu memepet dalam posisi yang sangat dekat. Tepat di belakangnya, motor sniper lain pun mendekati mobil Liu Yifen.Sniper di motor belum sempat memetik senjatanya, namun sniper yang ada di mobil sudah melepaskan tembakan ke arah Liu Yifen.DOOOR.... DOOORRR!!DOOOR.... DOOORRR!!Dua peluru mengenai kepala Liu Yifen dengan tepat. Ia langsung tersungkur di dalam mobil, darah segar mengucur dan melumuri baju serta celananya. Sang supir kaget dan segera menepikan mobil, berhenti untuk memastikan keadaan majikannya. Para pengendara lain yang melihat kejadian tersebut tidak berani mendekat, takut terlibat dengan polisi.Para sniper segera kabur, menghilangkan jejak mereka. Mereka berpencar dan memisahkan diri seolah-olah tidak ada hubungannya dengan kejadian yang baru saja terjadi. Sesuai dengan skenario dan rencana aksi yang telah dirancang, mereka berhasil menjalankan misi mereka.Sang supir dalam kepanikan. Ia segera membawa majikannya ke rumah sakit terdekat. Yang terpenting bagi sang supir adalah memastikan bahwa majikannya segera mendapatkan pertolongan dan selamat.Liu Yifen langsung dibawa ke unit gawat darurat (UGD). Suster segera memeriksa kondisinya. Kondisi korban tidak sadarkan diri. Suster segera menghubungi dokter jaga dan memberitahu bahwa ada pasien yang dalam kondisi kritis. Dokter segera memberikan pertolongan dengan menjahit luka yang ada.Tak lama kemudian, dua anggota polisi datang, yang tak lain adalah Soe dan Bei. Mereka menyamar sebagai polisi yang bertanggung jawab atas penanganan kasus ini. Tujuan mereka adalah memastikan kondisi Liu Yifen setelah insiden penembakan yang terjadi beberapa jam sebelumnya.Ketika mereka sampai di ruang UGD, Soe menatap Liu Yifen yang terbaring di brankar dengan infus di pergelangan kirinya dan alat bantu pernapasan. Alat monitor menunjukkan kondisi yang stabil, menandakan bahwa Liu Yifen masih hidup. Soe menoleh ke arah Bei, yang sedang sibuk menelepon seseorang.Ya, Bei sedang melaporkan keadaan Liu Yifen, dan pembicaraan mereka terdengar jelas oleh Soe. Sesekali, Soe melirik wajah Liu Yifen yang terlihat berubah detik demi detik."Apakah kamu yakin mengakhiri nyawa Liu Yifen di sini?" tanya Soe dengan kerutan di wajahnya, alisnya terangkat dan matanya tidak tenang.Bei mengakhiri panggilan teleponnya dan menyimpan ponselnya di kantong celana. Ia melihat langsung mata Soe yang terlihat hancur. "Tuan, bukankah ini yang Anda inginkan? Tuan hampir berhasil, dan setelah ini, semuanya akan baik-baik saja," kata Bei sambil memalingkan pandangannya ke Liu Yifen.Tatapan Bei berubah drastis saat ia menatap Liu Yifen, muncul senyuman tipis di bibirnya yang memiliki makna tertentu. Soe berkedip lebih cepat, perkataan Bei membuat dadanya terasa sesak, tangannya terangkat dan terasa tertekan.Andai saja ia bisa memutar waktu, mungkin malapetaka dalam hidupnya tidak akan pernah terjadi. Dulu, ia hanya melihat Liu Yifen tertawa bahagia dan tersenyum dengan bebas di depannya, namun sekarang semuanya terlihat berbeda.Soe menggigit bibirnya menunjukkan kecemasan. "Baiklah, sudah waktunya! Kamu tunggu saja di sini, biarkan aku yang mengakhiri semuanya," ucap Soe sambil mencari obat tetes mata di saku celananya.Bei mengulurkan tangannya dan menepuk punggung Soe yang bergetar, pandangannya tetap lurus ke depan. "Kenapa takdir hidup saya seperti ini, Bei?" suara parau Soe menggambarkan penyesalan yang mendalam. Kepalanya berpaling ke arah Bei, matanya berkaca-kaca.Bie melihat mata Soe yang penuh dengan kesedihan, dan rasa iba terlihat jelas di wajahnya. "Tuan, ini adalah misi terakhir kita, bukan? Lagipula, ini sangat berbahaya jika kamu melakukannya sendirian," jelas Bei dengan penuh pengertian.Bersambung....Jangan lupa tinggali jejak dan follow aku juga ya, para Nona dan Tuan.Salam manisku"-"Hay! Nona dan Tuan...Selamat datang di novel fantasi. Silakan bikin kopi atau jus, ambil snack, dan....Happy reading!!!-------------------------------------------------------------Setelah berhasil meninggalkan istana dengan lancar, Liu Yifen merasa lega. Suasana hatinya menjadi lebih santai saat ia berjalan sendirian. Beberapa menit sebelumnya, Liu Yifen telah menyuruh Shi Lian untuk menunggu di kereta kuda."Tunggu di sini. Aku akan mencari sesuatu untuk Ibunda," kata Liu Yifen sebelum keluar dari kereta kuda.Tangan Shi Lian segera menahannya. "Tolong jangan terlalu lama, Nona," kata Shi Lian mengingatkan."Ya, aku hanya butuh sebentar. Aku juga akan membelikanmu sesuatu," ucap Liu Yifen sambil mengusap kepala Shi Lian seperti mengusap anjing kecil yang minta untuk tidak ditinggalkan.Tiba-tiba, terdengar suara teriakan seorang pedagang sayur dan buah-buahan di dekatnya. Suara itu mengalihkan perhatian Liu Yifen dari lamunannya sejenak. Ia teringat bahwa ia harus segera pergi ke
Hay! Nona dan Tuan...Selamat datang di novel fantasi. Silakan bikin kopi atau jus, ambil snack, dan....Happy reading!!!-------------------------------------------------------------Liu Yifen melihat kasim dengan tatapan tajam, menyadari bahwa kasim itu tidak menunjukkan rasa takut padanya sama sekali. Dia tahu bahwa di istana ini, selain aturan yang berlaku, ada juga aturan lain yang tidak tertulis, yang memungkinkan beberapa orang dengan bakat tertentu bisa keluar dari istana.Dalam situasi seperti ini, apa yang harus dilakukan Liu Yifen?Setelah berpikir sejenak, Liu Yifen mencoba untuk menunjukkan wajah yang lebih ramah dan lembut. "Adipati, sebenarnya, ada banyak kesalahpahaman di masa lalu. Bagaimana kalau kita mencoba menyelesaikan kesalahpahaman ini?" ujar Liu Yifen dengan senyuman yang sehangat mungkin, sambil menggaruk pelipisnya yang tidak gatal.Ekspresi kasim berubah menjadi sinis. "Kenapa? Apakah kamu ingin menyuapku? Itu tidak akan berhasil!""Cih!" Liu Yifen mendecak
Hay! Nona dan Tuan...Selamat datang di novel fantasi. Silakan bikin kopi atau jus, ambil snack, dan....Happy reading!!!-------------------------------------------------------------Liu Yifen duduk di dekat jendela, memandangi awan putih yang mengambang di langit, dan ia hanya bisa menghela nafas dengan rasa rindu yang mendalam.Shi Lian, yang sedang sibuk menyiram bunga-bunga di ruangan itu, menoleh ke arah Liu Yifen. "Nona, sudah setengah jam berlalu," katanya sambil menghitung jari-jemarinya. "Ini sudah menjadi hela napas yang ke-23 yang nona keluarkan!"Liu Yifen memutar kepala untuk melihat bayi yang sedang tidur dengan tenang di kursi. "Aku sudah berada di istana ini cukup lama," katanya sambil teringat surat pekan lalu yang diterimanya dari pengawal.Shi Lian menghentikan kegiatannya dan mendekat ke samping Liu Yifen. "Apakah ada yang membuat nona khawatir?" tanya Shi Lian dengan perhatian."Banyak hal, meskipun surat-surat
Hay! Nona dan Tuan...Selamat datang di novel fantasi. Silakan bikin kopi atau jus, ambil snack, dan....Happy reading!!!-------------------------------------------------------------Cai Li, dengan senyum sinisyangmemanjang di wajahnya, menatap Hang Fan dan Liu Yifen dengan tatapan mencibir. "Anak ini, bukan milik Tuan Hang Fan," katanya, suaranya menggema di ruangan.Tawa dinginnya memecah keheningan yang ada.Saat kata-kata itu terlontar, ekspresi semua orang berubah. Mata mereka menatap Liu Yifen dan Hang Fan, penuh dengan spekulasi yang tak terduga.Liu Yifen, yang biasanya tenang, langsung terpancing emosinya. "Jangan bicara omong kosong!" bentaknya tajam, menunjuk Cai Li dengan geram.Cai Li hanya tertawa, wajahnya memerah dengan kepuasan. "Kenapa?" katanya, matanya menyipit. "Kenapa bersemangat, aku telah mengatakan apa? Apakah ini membuatmu marah?"Hang Fan, yang diam sejak awal, membuang
Hay! Nona dan Tuan...Selamat datang di novel fantasi. Silakan bikin kopi atau jus, ambil snack, dan....Happy reading!!!-------------------------------------------------------------Setelah mengadopsi anak adopsi, Liu Yifen merasa bahwa kehidupannya lebih ceria. Namun, baru-baru ini dia mendengar rumor yang membuatnya marah. Kabarnya, ada desas-desus bahwa dia memiliki anak haram, dan dia menduga bahwa Cai Li yang menyebarkan rumor tersebut.Liu Yifen tidak menyangka bahwa Cai Li akan terus mengikutinya ke mana pun dia pergi. "Apakah dia tidak punya kerjaan?" pikir Liu Yifen sambil memutar kepalanya untuk mencari Cai Li yang mungkin bersembunyi di balik pohon bunga.Sambil memandangi bunga yang berguguran dengan indahnya, Liu Yifen bertanya-tanya, "Berapa lama lagi dia akan terus mengikutiku?" Dia merasa jengkel dengan kehadiran Cai Li yang selalu mengikutinya ke mana pun dia pergi.Beberapa hari kemudian, di bawah langit yang mendung, Liu Yifen akhirnya tidak lagi bertemu dengan Ca
Hay! Nona dan Tuan...Selamat datang di novel fantasi. Silakan bikin kopi atau jus, ambil snack, dan....Happy reading!!!------------------------------------------------------------- Satu jam kemudian, Liu Yifen mengikuti Hang Fan ke Kuil Puji. Ternyata hari ini adalah hari di mana Kuil Puji menaruh bubur untuk membantu fakir miskin, dan Hang Fan juga menyiapkan banyak nasi untuk dikirim. Liu Yifen melihat Hang Fan, yang membantu membagikan nasi dengan senyum lembut, dan hati gadis itu tersentuh, ternyata di bawah penampilan dingin Hang Fan, dia adalah orang yang hangat. Tangan kurus Liu Yifen memengang dagunya. “Ternyata masih banyak orang miskin di kaki Kaisar…,” gumam Liu Yifen mata tak lepas dari bahu lebar Hang Fan. Seorang gadis kecil berlari ke arah Hang Fan dan melompat ke dalam pelukan pria itu dengan gembira. Tawa si gadis mengudang kekehan kecil dari Hang Fan. “Kakak Kakak! Lama tidak bertemu!” kata si anak kecil. Sekelompok anak-anak lain bergegas dan berkerumun di
Selamat datang di dunia fiksi kami - Goodnovel. Jika Anda menyukai novel ini untuk menjelajahi dunia, menjadi penulis novel asli online untuk menambah penghasilan, bergabung dengan kami. Anda dapat membaca atau membuat berbagai jenis buku, seperti novel roman, bacaan epik, novel manusia serigala, novel fantasi, novel sejarah dan sebagainya yang berkualitas tinggi. Jika Anda seorang penulis, maka akan memperoleh banyak inspirasi untuk membuat karya yang lebih baik. Terlebih lagi, karya Anda menjadi lebih menarik dan disukai pembaca.
Mga Comments