Share

Memberi Pelajaran

Gerbang besar kota Kyuri sudah dilewati Ling Li, Ling Li berhenti sejenak memperhatikan sekelilingnya, kota tempat pemilik tubuh sebelumnya yang merasa sangat tersiksa kini telah di pijaknya.

Perasaan aneh dirasakan oleh Ling Li, sepertinya tubuh bahkan kakinya saat ini enggan untuk melangkah masuk semakin dalam.

"Itu bukannya Ling Li Anak gadis tidak berguna keluarga Li, bukannya dia sudah mati," bisik para warga yang melihat Ling Li berdiam diri tidak jauh dari mereka.

Pendengaran Ling Li yang tajam bisa mendengar pembicaraan mereka, walau mendengarnya Ling Li hanya menyunggingkan bibirnya sambil terus berjalan begitu saja.

"Sepertinya kamu tidak mudah terprovokasi," ucap Sin.

"Heeeeh, menghadapi mereka tidak ada untungnya, jadi lebih baik berhadapan langsung dengan yang memulainya," sahut Ling Li santai.

"Pemikiran yang bagus," ucap Sin.

Ling Li yang sudah sampai di depan rumah keluarga Li bergegas masuk, dua penjaga yang berjaga dibalik gerbang masih tidak percaya apa yang mereka lihat, kabar kematian Ling Li menyebar ke seluruh kota tidak terkecuali kediaman keluarga Li.

"Bukannya dia yang tidak berguna sudah mati," ucap salah satu penjaga yang terus menatap Ling Li.

"Aku juga mendengarnya seperti itu dari Nona Mae Li," sahut penjaga lainnya.

Ling Li menghentikan langkahnya dan memutar badannya menatap kedua penjaga dengan tajam. Berani sekali dua penjaga itu mengatainya tidak berguna, apa keduanya berpikir status mereka lebih tinggi dari pemilik tubuh sebelumnya.

"Kalau kalian berdua tidak bisa menjaga mulut, aku tidak keberatan merobeknya," ucap Ling Li.

Kedua penjaga langsung terdiam dan menundukkan kepala, mereka merasa tatapan tajam yang diberikan Ling Li ke mereka bukan seperti Ling Li yang biasanya.

"Ahhh, aku kira ada apa ternyata Kakakku tersayang sudah kembali, aku kira kamu sudah mati," ucap Mae Li.

"Heeeh, aku tidak mungkin mati sebelum orang sepertimu mati terlebih dulu," sahut Ling Li menyunggingkan bibirnya.

"Lancang, sebagai Anak sah keluarga Li aku akan memberikanmu pelajaran," teriak Mae Li tidak terima Ling Li berani menjawab perkataannya.

"Hahahaha, apa tidak salah, anak sah? Bukankah kamu hanya anak istri kedua yang berarti kamu anak haram, ibu mu menikah dengan ayah setelah melahirkan mu," ucap Ling Li.

"Beraninya kamu!" Teriak Mae Li.

Mae Li langsung mengambil cambuk yang ada di pinggangnya, cambuknya yang terbuat dari kulit-kulit hewan spiritual bersiap diayunkannya ke Ling Li.

"Dasar tidak berguna terima ini," teriak Ling Li.

Cheeeeeeettttaaaaaaaarrrr.

Suara cambukan menggelegar keras, Mae Li tersenyum setelah dua kali mengayunkan cambuknya, Mae Li yakin tubuh Ling Li pasti penuh Luka saat ini.

"Cih, apa hanya segitu saja kemampuanmu Kakak, kamu sungguh membuatku kecewa," ucap Ling Li.

"Itu tidak mungkin," sahut Mae Li.

Mae Li tidak percaya melihat Ling Li baik-baik saja, Ling Li yang tidak bisa bela diri dan tidak memiliki kultivasi bagaimana bisa menghindari cambukannya.

"Itu pasti hanya kebetulan, terima ini," teriak Mae Li bersiap mengayunkan kembali cambuknya.

Suara cambukan kembali menggelegar. Kali ini Ling Li tidak menghindar, Ling Li langsung menangkap cambuk Mae Li yang mengarah padanya.

"Jenius keluarga Li, apa segini saja kemampuanmu," ucap Ling Li.

"Lepaskan cambukku," sahut Mae Li.

"Baiklah, karena kamu sangat suka mencambuk orang lain rasakan saja sendiri cambukmu," ucap Ling Li tiba-tiba tersenyum.

Ling Li menarik cambuk Mae Li hingga terlepas dari tangannya, cambuk yang sudah berada di tangannya membuat Ling Li menyunggingkan bibirnya dan berjalan mendekati Mae Li bersiap mencambuknya.

"Kamu mau apa? mau mencambukku, kamu bahkan tidak punya tenaga untuk itu," ucap Mae Li.

"Benarkah, kalau begitu mari kita buktikan," sahut Ling Li.

Cheeeeeeettttaaaaaaaarrrr.

"Arrrrrkkkkkhhhhhh, sakit."

"Ibu tolong aku Ibu," teriak Mae Li.

"Hentikan, apa yang kamu lakukan pada Mae Li ku?" teriak Wen ibu tiri Ling Li.

"Ibu lihatlah, Kakak mengambil cambuk ku dan dan mencambuknya padaku," ucap Mae Li yang langsung memeluk Ibunya.

"Beraninya kamu berbuat seperti itu pada Kakakmu, dasar Anak tidak berguna," teriak Ibu tiri Ling Li.

"Heeeeeh, hahahahaha. Padahal dari awal kamu sudah melihat Anakmu memprovokasi ku tapi sekarang kamu mau menyalahkan ku," sahut Ling Li.

"Cih, kenapa Anak ini berbeda dari biasanya," dalam hati Ibu tiri Ling Li.

"Ayahmu sudah dekat, apa kamu akan terus melanjutkannya," ucap Sin.

"Tentu saja, ini akan menjadi semakin menarik," sahut Ling Li.

"Diam kamu Anak tidak berguna yang hanya bisa mempermalukan nama keluarga. Seharusnya aku kirim saja pembunuh bayaran untuk menghabisimu agar kamu tidak lagi kembali ke rumah ini," ucap Ibu tiri Ling Li.

"Kamu ingin membunuhnya!" sahut Lion Li Ayah kandung Ling Li.

"Suamiku," ucap Ibu tiri Ling Li kaget.

"Suamiku kamu salah dengar, aku tidak mungkin membunuh Anak kita walau aku Ibu tirinya," sambung Ibu tiri Ling Li.

"Aku mendengarnya dengan jelas, jadi selama aku tidak ada seperti ini perlakuanmu padanya, bahkan kamu sampai mau membunuhnya, apa kamu masih ingin menyangkalnya," sahut Ayah Ling Li.

"Dengarkan aku dulu suamiku, lihatlah Mae Li dibuat sampai seperti ini olehnya, sebagai seorang Ibu wajar bukan kalau aku marah," ucap Ibu tiri Ling Li Sambil memeluk Anaknya. kondisi tubuh Mae Li yang saat ini penuh luka pasti akan membuat suaminya menghukum Ling Li.

"Mae Li kenapa kamu bisa sampai seperti ini," sahut Ayah Ling Li yang langsung berjalan ke arah Mae Li.

"Sakit Ayah," ucap Mae Li memasang wajah sedihnya.

Ayah Ling Li berjalan ke arah Ling Li dengan tatapan tajamnya, selama ini Ayah Ling Li tidak tau apa yang sudah terjadi pada Putri nya, yang Ayah Ling Li tahu Ling Li hanya tidak berbakat tanpa tau penderitaan apa yang dirasakannya.

"Apa kamu yang melakukannya?" tanya Ayah Ling Li.

"Iya, aku yang melakukannya," sahut Ling Li santai.

"Apa alasannya?" tanya Ayah Ling Li lagi.

"Balas dendam, selama ini aku sudah cukup menderita karena mereka, bahkan yang dirasakan dia tidak sebanding dengan yang kurasakan selama ini," sahut Ling Li menunjuk ke arah Mae Li.

Ayah Ling Li langsung terdiam, selama ini Ling Li tidak pernah bercerita apa-apa padanya apa lagi dirinya jarang di rumah, sebenarnya apa yang sudah dilewatkannya hingga Anaknya memiliki dendam seperti itu.

"Jangan dengarkan dia suamiku, yang dikatakannya tidak benar, aku tidak pernah seperti itu," ucap Ibu tiri Ling Li.

"Diamlah," bentak Ayah Ling Li, matanya menatap tajam sang istri.

"Maafkan Ayah, selama ini Ayah tidak tau kamu menderita, kenapa kamu tidak pernah bercerita pada Ayah," ucap Ayah Ling Li sambil menatap Ling Li yang langsung berjalan pergi tidak menghiraukan ayahnya.

Related chapters

Latest chapter

DMCA.com Protection Status