Share

Memberi Pelajaran

Penulis: Cici aremanita
last update Terakhir Diperbarui: 2024-01-08 14:42:03

Gerbang besar kota Kyuri sudah dilewati Ling Li, Ling Li berhenti sejenak memperhatikan sekelilingnya, kota tempat pemilik tubuh sebelumnya yang merasa sangat tersiksa kini telah di pijaknya.

Perasaan aneh dirasakan oleh Ling Li, sepertinya tubuh bahkan kakinya saat ini enggan untuk melangkah masuk semakin dalam.

"Itu bukannya Ling Li Anak gadis tidak berguna keluarga Li, bukannya dia sudah mati," bisik para warga yang melihat Ling Li berdiam diri tidak jauh dari mereka.

Pendengaran Ling Li yang tajam bisa mendengar pembicaraan mereka, walau mendengarnya Ling Li hanya menyunggingkan bibirnya sambil terus berjalan begitu saja.

"Sepertinya kamu tidak mudah terprovokasi," ucap Sin.

"Heeeeh, menghadapi mereka tidak ada untungnya, jadi lebih baik berhadapan langsung dengan yang memulainya," sahut Ling Li santai.

"Pemikiran yang bagus," ucap Sin.

Ling Li yang sudah sampai di depan rumah keluarga Li bergegas masuk, dua penjaga yang berjaga dibalik gerbang masih tidak percaya apa yang mereka lihat, kabar kematian Ling Li menyebar ke seluruh kota tidak terkecuali kediaman keluarga Li.

"Bukannya dia yang tidak berguna sudah mati," ucap salah satu penjaga yang terus menatap Ling Li.

"Aku juga mendengarnya seperti itu dari Nona Mae Li," sahut penjaga lainnya.

Ling Li menghentikan langkahnya dan memutar badannya menatap kedua penjaga dengan tajam. Berani sekali dua penjaga itu mengatainya tidak berguna, apa keduanya berpikir status mereka lebih tinggi dari pemilik tubuh sebelumnya.

"Kalau kalian berdua tidak bisa menjaga mulut, aku tidak keberatan merobeknya," ucap Ling Li.

Kedua penjaga langsung terdiam dan menundukkan kepala, mereka merasa tatapan tajam yang diberikan Ling Li ke mereka bukan seperti Ling Li yang biasanya.

"Ahhh, aku kira ada apa ternyata Kakakku tersayang sudah kembali, aku kira kamu sudah mati," ucap Mae Li.

"Heeeh, aku tidak mungkin mati sebelum orang sepertimu mati terlebih dulu," sahut Ling Li menyunggingkan bibirnya.

"Lancang, sebagai Anak sah keluarga Li aku akan memberikanmu pelajaran," teriak Mae Li tidak terima Ling Li berani menjawab perkataannya.

"Hahahaha, apa tidak salah, anak sah? Bukankah kamu hanya anak istri kedua yang berarti kamu anak haram, ibu mu menikah dengan ayah setelah melahirkan mu," ucap Ling Li.

"Beraninya kamu!" Teriak Mae Li.

Mae Li langsung mengambil cambuk yang ada di pinggangnya, cambuknya yang terbuat dari kulit-kulit hewan spiritual bersiap diayunkannya ke Ling Li.

"Dasar tidak berguna terima ini," teriak Ling Li.

Cheeeeeeettttaaaaaaaarrrr.

Suara cambukan menggelegar keras, Mae Li tersenyum setelah dua kali mengayunkan cambuknya, Mae Li yakin tubuh Ling Li pasti penuh Luka saat ini.

"Cih, apa hanya segitu saja kemampuanmu Kakak, kamu sungguh membuatku kecewa," ucap Ling Li.

"Itu tidak mungkin," sahut Mae Li.

Mae Li tidak percaya melihat Ling Li baik-baik saja, Ling Li yang tidak bisa bela diri dan tidak memiliki kultivasi bagaimana bisa menghindari cambukannya.

"Itu pasti hanya kebetulan, terima ini," teriak Mae Li bersiap mengayunkan kembali cambuknya.

Suara cambukan kembali menggelegar. Kali ini Ling Li tidak menghindar, Ling Li langsung menangkap cambuk Mae Li yang mengarah padanya.

"Jenius keluarga Li, apa segini saja kemampuanmu," ucap Ling Li.

"Lepaskan cambukku," sahut Mae Li.

"Baiklah, karena kamu sangat suka mencambuk orang lain rasakan saja sendiri cambukmu," ucap Ling Li tiba-tiba tersenyum.

Ling Li menarik cambuk Mae Li hingga terlepas dari tangannya, cambuk yang sudah berada di tangannya membuat Ling Li menyunggingkan bibirnya dan berjalan mendekati Mae Li bersiap mencambuknya.

"Kamu mau apa? mau mencambukku, kamu bahkan tidak punya tenaga untuk itu," ucap Mae Li.

"Benarkah, kalau begitu mari kita buktikan," sahut Ling Li.

Cheeeeeeettttaaaaaaaarrrr.

"Arrrrrkkkkkhhhhhh, sakit."

"Ibu tolong aku Ibu," teriak Mae Li.

"Hentikan, apa yang kamu lakukan pada Mae Li ku?" teriak Wen ibu tiri Ling Li.

"Ibu lihatlah, Kakak mengambil cambuk ku dan dan mencambuknya padaku," ucap Mae Li yang langsung memeluk Ibunya.

"Beraninya kamu berbuat seperti itu pada Kakakmu, dasar Anak tidak berguna," teriak Ibu tiri Ling Li.

"Heeeeeh, hahahahaha. Padahal dari awal kamu sudah melihat Anakmu memprovokasi ku tapi sekarang kamu mau menyalahkan ku," sahut Ling Li.

"Cih, kenapa Anak ini berbeda dari biasanya," dalam hati Ibu tiri Ling Li.

"Ayahmu sudah dekat, apa kamu akan terus melanjutkannya," ucap Sin.

"Tentu saja, ini akan menjadi semakin menarik," sahut Ling Li.

"Diam kamu Anak tidak berguna yang hanya bisa mempermalukan nama keluarga. Seharusnya aku kirim saja pembunuh bayaran untuk menghabisimu agar kamu tidak lagi kembali ke rumah ini," ucap Ibu tiri Ling Li.

"Kamu ingin membunuhnya!" sahut Lion Li Ayah kandung Ling Li.

"Suamiku," ucap Ibu tiri Ling Li kaget.

"Suamiku kamu salah dengar, aku tidak mungkin membunuh Anak kita walau aku Ibu tirinya," sambung Ibu tiri Ling Li.

"Aku mendengarnya dengan jelas, jadi selama aku tidak ada seperti ini perlakuanmu padanya, bahkan kamu sampai mau membunuhnya, apa kamu masih ingin menyangkalnya," sahut Ayah Ling Li.

"Dengarkan aku dulu suamiku, lihatlah Mae Li dibuat sampai seperti ini olehnya, sebagai seorang Ibu wajar bukan kalau aku marah," ucap Ibu tiri Ling Li Sambil memeluk Anaknya. kondisi tubuh Mae Li yang saat ini penuh luka pasti akan membuat suaminya menghukum Ling Li.

"Mae Li kenapa kamu bisa sampai seperti ini," sahut Ayah Ling Li yang langsung berjalan ke arah Mae Li.

"Sakit Ayah," ucap Mae Li memasang wajah sedihnya.

Ayah Ling Li berjalan ke arah Ling Li dengan tatapan tajamnya, selama ini Ayah Ling Li tidak tau apa yang sudah terjadi pada Putri nya, yang Ayah Ling Li tahu Ling Li hanya tidak berbakat tanpa tau penderitaan apa yang dirasakannya.

"Apa kamu yang melakukannya?" tanya Ayah Ling Li.

"Iya, aku yang melakukannya," sahut Ling Li santai.

"Apa alasannya?" tanya Ayah Ling Li lagi.

"Balas dendam, selama ini aku sudah cukup menderita karena mereka, bahkan yang dirasakan dia tidak sebanding dengan yang kurasakan selama ini," sahut Ling Li menunjuk ke arah Mae Li.

Ayah Ling Li langsung terdiam, selama ini Ling Li tidak pernah bercerita apa-apa padanya apa lagi dirinya jarang di rumah, sebenarnya apa yang sudah dilewatkannya hingga Anaknya memiliki dendam seperti itu.

"Jangan dengarkan dia suamiku, yang dikatakannya tidak benar, aku tidak pernah seperti itu," ucap Ibu tiri Ling Li.

"Diamlah," bentak Ayah Ling Li, matanya menatap tajam sang istri.

"Maafkan Ayah, selama ini Ayah tidak tau kamu menderita, kenapa kamu tidak pernah bercerita pada Ayah," ucap Ayah Ling Li sambil menatap Ling Li yang langsung berjalan pergi tidak menghiraukan ayahnya.

Lanjutkan membaca buku ini secara gratis
Pindai kode untuk mengunduh Aplikasi

Bab terbaru

  • Reinkarnasi Pendekar Naga Wanita   Anak Tangga Neraka

    Ling Li menarik nafas panjang menatap ke anak tangga di depannya, setelah yakin sudah siap Ling Li melangkah naik ke anak tangga pertama. Breeeeeees. Di anak tangga pertama Ling Li merasa seperti disiram air yang cukup panas, Ling Li menatap ke tangannya yang masih baik-baik saja setelah tersiram air itu. "Ini baru anak tangga pertama," ucap Ling Li. Tap tap tap. Ling Li kembali melangkahkan kakinya menaiki anak tangga kedua, di tempatnya saat ini berdiri Ling Li merasa hawa panas mengelilinginya, hawa panas yang dirasakannya berbeda dari yang pernah dirasakannya selama ini. Sambil menahan hawa panas yang mengelilinginya Ling Li melangkah naik ke tangga ketiga, hawa panas seketika menghilang, dari bawah Ling Li tiba-tiba merasa kakinya kepanasan seperti menginjak bara api. Ling Li menundukkan kepalanya, setelah melihat kakinya menginjak bara api yang sangat panas Ling Li mengeluarkan unsur airnya menyiram bara api dibawahnya dan langsung naik ke anak tangga selanjutnya.

  • Reinkarnasi Pendekar Naga Wanita   Anak Tangga Surga

    Sin yang terbang menuju tempat sebelumnya tiba-tiba terpikirkan sesuatu, Ling Li sangat terobsesi dengan menjadi kuat sepertinya ada tempat yang bisa membuatnya menjadi kuat selain menyerap inti monster. "Jika aku katakan ada tempat yang bisa membuatmu menjadi kuat apa kamu akan pergi ke sana?" tanya Sin. "Itu tentu saja," sahut Ling Li. "Kalau begitu aku akan membawamu ke sana ke tempat yang bisa membuatmu menjadi lebih kuat," ucap Sin. "Kenapa tidak mengatakannya dari awal, kalau begitu Cepat bawa aku ke sana," sahut Ling Li penuh semangat. Sin langsung terbang dengan kecepatan penuh selama beberapa hari, Setibanya di suatu tempat Sin bergegas turun ke bawah membuat Ling Li yang masih berada di atasnya terus memperhatikan menara di depannya. "Di menara itu terdapat menara surga dan neraka Aku sangat yakin di tempat itu Cocok untukmu," ucap Sin. "Kalau begitu aku tidak akan membuang waktu lagi," sahut Ling Li yang bergegas turun dari Sin dan Sin kembali masuk ke dalam lar

  • Reinkarnasi Pendekar Naga Wanita   Menyerap Inti Monster

    Sin yang melihat Ling Li berjalan menuju perkotaan bergegas ke luar dari dalam tubuhnya, Sin lupa memberitahu Ling Li satu hal inti hati monster sangat sulit di dapat orang biasa yang tidak mengetahui kelemahannya, jika Ling Li menyerapnya di kota pendekar dari beberapa penjuru pasti akan mendatanginya dan berusaha merebutnya Sin yang tiba-tiba ke luar mengejutkan Ling Li, tidak seperti biasanya jika ingin ke luar Sin akan bilang dulu padanya tapi sekarang Sin tiba-tiba saja ke luar dan berdiri di depannya. "Ada apa?" tanya Ling Li. "Cepat naik," ucap Sing membuat Ling Li semakin tidak mengerti. Ling Li langsung menaiki Sin tanpa banyak bertanya, baru saja Sin membawa Ling Li terbang dari beberapa arah Ketua dari berbagai perguruan mendatangi tempat Ling Li sebelumnya. "Ada apa? tidak biasanya kamu langsung ke luar begitu saja," ucap Ling Li. "Apa kamu tidak sadar beberapa orang sedang ke arahmu," sahut Sin. "Aku memang merasakan getaran, tapi aku tidak terpikir jika mer

  • Reinkarnasi Pendekar Naga Wanita   Reruntuhan Arkas

    "Apa kamu akan langsung berburu?" tanya Sin yang melihat Ling Li yang berulang kali menarik nafas panjang. "Tidak, aku masih harus singgah ke sebuah tempat," sahut Ling Li. "Tempat apa?" tanya Sin lagi. "Nanti juga kamu akan mengetahuinya," ucap Ling Li. Ling Li langsung terbang kembali menuju kediaman keluarga Li yang sudah di bakarnya. Ling Li berdiri di antara kuburan ayah pemilik tubuh dan bibi Cie, setelah mengucapkan beberapa kata Ling Li menundukkan kepala memberi penghormatan terakhir. "Ahhhhh, ternyata datang kemari," ucap Sin. Kali ini semua yang berkaitan dengan tubuh asli sudah terlepas olehnya, Ling Li merasa jauh lebih tenang seakan tubuh yang digunakannya saat ini benar-benar miliknya seutuhnya. "Haaaaaaah," Ling Li menghela nafas panjang sambil berjalan pergi, sekarang dirinya sudah bisa kembali ketujuan awalnya. "Jadi apa kamu akan pergi ke reruntuhan Arkas sekarang?" tanya Sin. "Tentu saja, bukankah itu tujuan awal kita," ucap Ling Li. "Setelah

  • Reinkarnasi Pendekar Naga Wanita   Membunuh Adiknya

    Ling Li berjalan pergi meninggalkan rumah ibu tirinya yang penuh dengan genangan darah, satu tugasnya selesai Ling Li bergegas ke Pangeran Yan yang berada tidak jauh dari istana. "Bagaimana?" tanya Pangeran Yan pelan. "Selesai," ucap Ling Li sambil tersenyum puas. "Apa kita serang sekarang?" tanya Pangeran Yan lagi. "Pasukan yang kamu bawa kalau banyak dengan mereka, aku akan pergi ke barak prajurit setelah selesai aku akan bertelepati padamu," ucap Ling Li. "Baiklah, akan ku tunggu," sahut Pangeran Yan. Salah satu prajurit yang melihat Pangeran Yan selalu menuruti perkataan Ling Li memutuskan untuk bertanya, sebenarnya apa yang membuat Pangeran Yan selalu menurut pada Ling Li. "Kamu tidak akan tau, karena semua yang direncanakannya sudah pasti berhasil, aku sudah membuktikannya sendiri," ucapan Pangeran Yan membuat prajurit yang bertanya terdiam. Di tempat berbeda Ling Li yang mendatangi barak prajurit langsung mengeluarkan racunnya, Ling Li sengaja hanya menyebarkan racunnya

  • Reinkarnasi Pendekar Naga Wanita   Membunuh Ibu Tiri

    Ketua Along tersenyum tipis sambil bersiap menyerang Ling Li, Ketua Along meyakini dirinya memiliki pertahanan yang sangat kuat dan penyerangan yang sangat cepat, dirinya sangat yakin pria yang akan menjadi panglima perangnya tidak sehebat dirinya sendiri. Wheeeeeeeessssss. Ketua Along bergerak cepat menyerang Ling Li yang hanya diam, diamnya Ling Li menjadi kesempatan untuk Ketua Along menyerangnya bertubi-tubi. Serangan kaki tangan yang sudah dikerahkan Ketua Along sama sekali tidak membuat Ling Li merasa kesakitan, Ling Li sengaja hanya diam membiarkan Ketua Along menyerangnya agar merasa puas. Ini tidak mungkin, kenapa serangan ku tidak berpengaruh padanya, aku akan mencobanya sekali lagi," dalam hati Ketua Along. Buuuug, buuuuuug, buuuuuuug. Ketua Along terus menendang Ling Li tanpa henti, setelah merasa kelelahan sendiri Ketua Along menghentikan usahanya dan menatap Ling Li. "Apa sudah selesai?" tanya Ling Li. "Sekarang giliranku," ucap Ling Li dengan nada serius

Bab Lainnya
Jelajahi dan baca novel bagus secara gratis
Akses gratis ke berbagai novel bagus di aplikasi GoodNovel. Unduh buku yang kamu suka dan baca di mana saja & kapan saja.
Baca buku gratis di Aplikasi
Pindai kode untuk membaca di Aplikasi
DMCA.com Protection Status