Share

Berburu

Di dalam hutan Ling Li mulai memperhatikan sekelilingnya, baru beberapa detik Ling Li berada di dalam hutan suara langkah kaki hewan spiritual terdengar berjalan mendekat ke arahnya.

Hoss, hoss, hoss.

Ling Li terkejut melihat kijang bertanduk emas yang berada tidak jauh darinya, perasaan takjub karena baru pertama kali melihat kijang bertanduk emas membuat Ling Li Melupakan seberapa bahayanya hewan spiritual itu.

"Jangan hanya diam, kalau kamu terus diam seperti itu siap-siap saja menunggu kematianmu," ucap Sin.

Baru selesai Sin berbicara kijang bertanduk emas langsung berlari ke arah Ling Li dengan cepat, Refleks cepat dari kehidupan sebelumnya saat menjadi pembunuh bayaran menyelamatkan Ling Li yang berhasil menghindar sang Kijang .

"Dasar Kijang sialan tidak tau diri," ucap Ling Li kesal sendiri, andai tadi dirinya tidak sempat menghindar badannya pasti sudah terkena tanduk kijang yang lancip itu.

"Itu bukan salahnya, cepat selesaikan," sahut Sin di dalam lautan spiritual Ling Li menggelengkan kepalanya.

Ling Li yang kesal berlari ke arah sang kijang sambil mengayunkan pedang usangnya, ayunan pedang Ling Li yang bergerak cepat membuat sang kijang tidak sempat menghindarinya.

"Cih, ternyata ini sangat mudah," ucap Ling Li.

"Apa yang kamu banggakan, itu hanya hewan spiritual level 2 jelas saja kamu dengan mudah membunuhnya" sahut Sin menyunggingkan bibirnya.

"Cepat ambil inti hati hewan spiritual itu sebelum hewan spiritual lain mengepungmu," sambung Sin.

Ling Li bergegas mengambil inti hati kijang seperti yang dikatakan Sin, inti hati yang sudah berada di tangannya saat ini membuat Ling Li bingung harus menyimpan di mana inti hati itu.

"Langsung kamu telan saja, inti hati hewan spiritual masih bisa bertahan sampai 3 jam sebelum diserap," ucap Sin.

"Apa benar aku langsung menelannya?" Tanya Ling Li mencoba memastikan.

"Lakukan saja," ucap Sin.

Selesai menelan inti hati kijang bertanduk emas Ling Li kembali melanjutkan perjalanannya, dalam dua jam di bawah arahan Sin Ling Li berhasil membunuh 8 hewan spiritual tingkat rendah.

Walau di kehidupan sebelumnya Ling Li adalah pembunuh bayaran karena tubuhnya yang sekarang baru berlatih semua tidak lagi sama, Ling Li merasa sedikit kesulitan dan merasa lebih cepat lelah.

"Apa itu sudah cukup," ucap Ling Li sambil mengatur nafasnya.

"Tentu saja belum, tapi lebih bagus kamu serap saja dulu semua yang kamu telan itu baru lanjut lagi," sahut Sin.

Ling Li langsung bersandar di bawah pohon besar sambil menutup matanya, perlahan inti hati yang ditelan Ling Li mulai menyatu dengan sedikit kekuatannya dan menyebar ke seluruh tubuhnya.

Setelah menyerap inti hati selama 2 jam Ling Li kembali membuka matanya, Ling Li yang baru membuka mata samar-samar mendengar suara desisan ular dari semak yang tidak jauh darinya.

"Bahaya, cepat pergi!" ucap Sin.

"Kenapa?" tanya Ling Li kebingungan.

Desisan yang terdengar semakin dekat membuat Ling Li seketika menjadi waspada, benar saja dari balik semak Ular kepala cabang mendekati Ling Li sambil terus menjulurkan lidahnya.

"Ular kepala cabang," ucap Ling Li kaget.

"Ular kepala cabang hewan spiritual level 5, kamu masih belum mampu menghadapinya," sahut Sin.

"Tidak masalah, cepat atau lambat aku pasti akan berhadapan dengan hewan spiritual level 4 atas, aku hanya perlu berusaha lebih keras," ucap Ling Li.

"Kalau begitu kamu harus ingat satu hal, jangan sampai kamu terkena racun Ular itu walau hanya sedikit," sahut Sin memperingati.

Ular kepala cabang terus melenggok kan kepalanya mengikuti setiap gerakan Ling Li, Ular kepala cabang yang terkenal tanpa ampun langsung menyerang Ling Li yang masih yang terdiam.

Serangan dadakan dari sang Ular berhasil dihindari Ling Li, Ling Li tidak menyangka serangan Ular kepala cabang sangat cepat.

"Haaaah, haaaah, hampir saja," ucap Ling Li.

Semburan bisa sang Ular kembali mengejutkan Ling Li, walau sempat menghindar Ling Li masih bisa mencium bau dari bisa ular kepala cabang hingga membuatnya merasa pusing dan hampir terjatuh.

"Kontrol dirimu, kalau kamu tidak sadarkan diri sekarang kamu bisa mati," ucap Sin.

"Ini, kenapa begini... ." sahut Ling Li tidak melanjutkan perkataannya.

Bruuuuuuuuk.

Ling Li yang tidak bisa menjaga kesadarannya terjatuh pingsan. Kesempatan berharga dimanfaatkan sang Ular kepala cabang bergerak cepat ke arah Ling Li untuk menghisap kultivasinya dan menyebarkan racunnya di tubuh Ling Li.

"Tidak boleh mati."

Jedug.

Ling Li langsung membuka matanya setelah mendengar teriakan tepat di telinganya, Ling Li yang melihat Ular kepala cabang semakin mendekat bergegas mengambil pedangnya.

"Matilah," teriak Ling Li sambil mengayunkan pedangnya.

Ayunan pedang Ling Li membelah Ular kepala cabang menjadi 2 bagian, Ling Li kembali tidak bertenaga setelah sang Ular kepala cabang mati, dalam setengah sadarnya Ling Li masih tidak percaya dirinya bisa membunuh hewan spiritual level sedang.

***

Tetesan air membangunkan Ling Li, Ling Li yang perlahan membuka mata baru sadar diri belum sempat menelan inti hati Ular kepala cabang.

"Sial, sudah berapa lama aku tidak sadarkan diri," ucap Ling Li.

"Tenang saja baru 2 jam lebih," sahut Sin.

"Kalau begitu aku harus menyerapnya sekarang, aku tidak mau usahaku yang membuatku hampir mati lagi terbuang begitu saja," ucap Ling Li yang bergegas mengambil inti hati Ular kepala cabanh dan langsung menyerapnya.

"Hampir mati lagi, apa maksud Anak ini," pikir Sin tidak mengerti apa yang dikatakan Ling Li barusan.

Satu jam berlalu begitu saja saat Ling Li menyerap inti hati Ular kepala cabang, dari dalam tubuhnya Ling Li bisa merasakan aliran kekuatannya meningkat dan menyebar ke seluruh tubuhnya.

"Lumayan, diumur yang masih muda sudah berada ditingkat perak bintang 3 akhir, jika orang lain tau mereka pasti terkejut karena kamu menerobos hanya dalam satu malam," ucap Sin.

"Aku kira aku sudah sampai ditingkat emas, ternyata masih ditingkat perak bintang 3 akhir," sahut Ling Li.

"Kamu hanya menyerap beberapa inti hati hewan spiritual, sudah sampai ditingkat itu saja sudah lumayan bagimu. Lebih baik saat ini kamu segera kembali pulang, sampai di sana kamu bisa berlatih, dengan begitu menerobos tingkat tidaklah sulit untukmu dan aku bisa memberitahu apa yang aku butuhkan darimu," ucap Sin.

Ling Li langsung mengepalkan tangannya setelah mendengar Sin menyuruhnya pulang, Ling Lii sudah tidak sabar ingin memberikan pelajaran pada Ibu dan Kakak tirinya.

"Walau aku belum seberapa kuat dendam sepertinya tetap harus dibalas, mereka semua yang berani mengataiku sampah sudah sepantasnya mendapatkan hukuman," ucap Ling Li.

"Berada ditingkat perak bintang 3 akhir diumur 17 tahun Ling Li termasuk lambat tapi Ling Li yang sampai ke tingkat itu dalam waktu singkat adalah pengecualian, aku heran kenapa anak ini seperti belum puas," pikir Sin.

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status