Ada seorang ibu yang berkata kepada anaknya yang memiliki bentuk fisik yang tidak sempurna “Pergilah kamu, kamu itu bukan anakku” dia itu bernama Maylina Tasha yang biasa di sapa akrab May. Dia adalah anak dari pasangan Ferdi dan Yusni yang hidup serba kekurangan dan tinggal di kota besar yakni Semarang. May telah lahir secara prematur mengakibatkan kondisi fisiknya tidak sempurna bahkan ketika lahir pun terdapat suatu keanehan yang telah terjadi, dia lahir tanpa adanya tangisan. Dia telah di vonis mengidap bisu setelah melalui proses pemeriksaan beberapa dokter. Sifat ibunya telah berubah sejak mengetahui anaknya bisu, bahkan dia sudah tidak mengakui May sebagai anak kandungnya. Berbeda dengan Ferdi bapaknya, meskipun dia tahu bahwa anaknya itu bisu, dia tetap memberikan kasih sayang kepadanya sebagai bapak kandung.
Saat ini May telah tumbuh menjadi seorang anak yang selalu tegar dan selalu ceria, usianya saat ini menginjak delapan tahun, meskipun dia bisu dia tidak pernah mengeluh apapun. Dia selalu memberikan senyuman manis kepada seluruh orang melebihi kata-kata yang diujarkan, sehingga dia sangat disenangi dan disayangi oleh tetangga dan mempunyai banyak teman terkecuali ibu kandungnya yang sangat membencinya.Perasan May sangat penuh dengan rasa sedih setelah mengetahui bapaknya akan pergi keluar kota selama 2 minggu. Dia sangat merasa kesepian bila bapaknya tidak ada dirumah sebabnya tidak ada yang menghibur dia saat dia sedang berduka. Bapaknya May akan pergi pada pagi ini.“May, hari ini bapak akan pergi keluar kota, kamu baik-baik saja disini ya, jaga ibu baik-baik, jangan nakal” saran bapaknya dengan menggunakan bahasa isyarat agar dia mengerti“Ahalhalaah” respon May dengan penuh rasa sedih lalu mencium pipi bapaknyaBapaknya May akan meninggalkan May untuk pergi keluar rumah bersama ibunya di halaman rumah.“May, kamu harus ingat, bapakmu pergi keluar kota jadi kamu jangan macam-macam dengan ibu ya” bentak ibu kepada May yang masih merasa sedih karena ditinggal oleh bapaknya.May sangat heran sekali, kenapa ibunya selalu berkata kasar kepada dia, melainkan selalu membentak dan selalu marah-marah kepada dia “Bila saja May tidak bisu, pasti May akan disayang oleh ibunya sama seperti teman-temannya yang lain” pikir May sambil bersedih meratapi nasibnya.Tidak tahu mengapa May selalu sulit untuk memejamkan matanya pada waktu malam hari. Dia benar-benar tidak bisa tidur. Dia benar-benar menghendaki bisa dekat ibunya merasakan pelukan yang hangat dan kasih sayang dari seorang ibu. May melangkahkan kaki untuk menuju ke kamar ibunya yang sedang tertidur pulas. Dia sedang melihat ibunya yang terlihat capek dan mencium pipi ibunya.“Bila saja May tidak bisu pasti ibu akan selalu menyayangi May, aku ingin sekali dipeluk oleh ibu, aku sangat mencintai ibu” doa May dalam hati sambil melihat ibunya.Setelah dari kamar ibunya, dengan segera May menuju kembali ke kamar tidurnya supaya tidak ketahuan oleh ibunya. Selama berada di kamar tidur May sedang menulis sambil menangis “Aku Sayang sekali sama ibu” dalam buku hariannya yang telah diberikan oleh bapaknya.Pada besok harinya, ketika ada acara arisan ibu-ibu dirumahnya May, dia telah dikunci di dalam kamar tidurnya oleh ibunya dikarenakan merasa sangat malu mempunyai anak bisu seperti May dan sangat tuli nantinya dia akan ditertawakan oleh teman-teman arisannya. May sangat merasa sedih. Dia berharap bahwa ibunya bisa menyanyangi dia sama seperti bapaknya.Dua jam setengah terlampaui sudah, namun ibu-ibu arisan belum kunjung pulang ke rumah masing-masing, May sangat merasa kelaparan dikarenakan belum sempat makan sejak tadi malam. Tiba-tiba kepalanya May menjadi pusing dan hidungnya mengeluarkan darah pada akhirnya dia telah jatuh pingsan. Hari telah menunjukan sore hari ibu-ibu arisan telah pulang menuju kerumah masing-masing, akan tetapi ibunya tidak ingat bahwa dia telah mengunci May di dalam kamar tidurnya pada saat acara arisan selesai sehingga waktupun sudah menunjukka pagi hari. Pada saat ibunya baru saja ingat kehilangan May, ternyata dia baru saja ingat bahwa dia telah menguncinya di dalam kamar tidur sejak sore kemarin. Dengan segera dia membukakan pintu kamarnya May. Didalam kamar tidurnya, dia melihat May sudah terlentang di lantai dan hidungnya mengeluarkan darah, akan tetapi ibunya menganggap itu hanya mimisan biasa saja.“May bangun May bangun bangun, jangan pura-pura tidur, ini sudah pagi, masih tidur saja, kamu itu jangan malas-malas” bentak ibunya untuk membangunkan May.Namun May masih belum bangun-bangun juga, pada akhirnya timbullah rasa cemas yang ada pada diri ibunya May. Dia telah tidak mempedulikan nasibnya May selama ini, akan tetapi tidak tahu mengapa sepertinya dia sangat takut kehilangan May. Pada akhirnya dia memutuskan untuk membawanya ke rumah sakit. Setelah dokter memeriksa keadaan May, ternyata dia telah mengalami penyakit leukimia. Setelah mendengar hal tersebut, ibunya langsung menangis seakan-akan tidak percaya bahwa dia kok bisa mengalami penyakit leukimia. Dia telah menyadari selama ini dia selalu membentak dia, bertingkah laku kasar kepada dia, dan memukulinya tanpa memberika kasih sayang kepadanya sampai dia mengidap penyakit seperti ini. Ibu pun segera menelpon bapaknya untuk mengabari May terkena penyakit leukimia. Setelah mendengarkan kabar itu, bapaknya May langung terkejut dan akhirnya memutuskan untuk pulang. Pada akhirnya bapaknya telah sampai dirumah sakit dimana May sedang dirawat. Secara langsung dia melihat keadaan May.“May, ini bapak, bangunlah nak, mengapa harus kamu yang menerima semua ini, mengapa tidak ibumu saja, biar dia tahu bagaimana rasanya” tangis bapaknya sambil mencium keningnya May.Bapak akhirnya tidur di samping May hingga menunggu dia sadar, sementara ibunya hanya bisa menangis tanpa berhenti disebabkan menyesali perbuatannya. Tangannya May akhirnya bergerak dengan tiba-tiba dan bapaknya terbangun. Matanya May telah terbuka dan mengucapkan“Ibu, aku sangat sayang sama ibu” ibu pun sangat terkejut bila May sudah bisa bicara meskipun hanya sepatah kata telah diujarkan.“Apa, May benar-benar sayang sama ibu, ibu juga sayang sama May, May tolong janga tinggalkan ibu ya”“Ibu..ibu” ujar May kemudian matanya telah kembali tertutup dan detak jantungnya telah berhenti.“May, bangun May, bangun, ibu sangat sayang sama May, maafin ibu May” tangisan ibu meraung.Namun semuanya sudah terlambat May sudah tiada. Ibunya sangat kecewa kenapa dia baru menyesali perbuatannya setelah May itu meninggal. Dia benar-benar sungguh menyesal.Setelah setahun meninggalnya May, ibu telah melahirkan seorang bayi laki-laki dengan sempurna tanpa kekurangan apapun yakni adiknya May sebagai penggantinya. Meskipun begitu May akan selalu mengingat May dan mencintai dia untuk selama-lamanya.Di suatu hari di desa yang sangat terpencil hiduplah seorang ibu yang baru saja melahirkan satu cabang balita di bidan yang tidak jauh dari rumahnya. Setelah proses melahirkan itu, seorang ibu ingin sekali menyaksikan kondisi buah hatinya yang baru saja dilahirkan oleh dia“Mohon maaf bisakah saya melihat bayi saya?” permintaan ibu tersebut kepada seorang bidan.Akan tetapi, pada saat gendongan telah berpindah tangan lalu dia membukan selimut yang membungkus muka bayi dengan jenis kelamin perempuan yang mungil tersebut, seorang ibu terlihat menahan nafasnya.Ternyata tidak diduga bayi yang telah dilahirkan itu tidaklah sempurna, tanpa kedua belah telinga! Walaupun sedikit kaget, seorang ibu tetap menimang bayinya dengan penuh rasa kasih sayang.Seiring berjalannya waktu yang telah berlalu seorang anak perempuan tersebut akhirnya telah tumbuh dewasa dengan kekurangan yang dimiliki. Saat ini anak perempuan itu selalu saja diejekin oleh teman-temannya se
Ibu selalu mengerjakan rutinitas hari demi hari yang mayoritas selalu sama dengan hari-hari sebelumnya. Namun, yang membedakan adalah mungkin saat keluar rumah untuk belanja di mini market, sekalian ambil uang di ATM, lalu jika sedang bermurah hati membeli kudapan dari warung yang berada dipinggir jalan. Yang paling terkesan ibu selalu berada dirumah, akan tetapi tidak pernah kulihat ibu selalu bersantai pada waktu siang hari dengan nyaman. Selalu banyak saja yang dikerjakan oleh ibu.Bila tidak berkebun dan dijatuhi semut dari suatu pohon mangga di dasternya, ibu mengepel teras yang tidak lama lagi akan dikotori oleh debu jalanan, ataupun tidur-tidur ayam di depan Televisi kemudian terbangun secara tiba-tiba lalu dengan segera melangkahkan kaki menuju jemuran ketika langit telah berubah menjadi abu-abu.Aku selalu saja menyamakan ibuku dengan semut yang tidak pernah berhenti bergerak mengelilingi rumah. Semut yang selalu terkait dirinya dengan berbagai tugas-tugas s
Saat ini Pram telah kembali terserang oleh rasa ambivalen ketika melihat muka cantik di sampingnya. Sedangkan mobil-mobil yang sedang berjenjan di depan ataupun dibelakangnya benar-benar layaknya kerumunan semut yang saling berdesakan menuju ke dunia kehidupannya.Dan naasnya, dia merupakan salah satu dari semut-semut tersebut. Suatu sumber kehidupannya yakni Bu’e, yang sering menentukan untuk tinggal di kampung. Apakah itu benar Bu’e adalah sumber kehidupannya? Kemudian, mengapa dia lebih mendengarkan pendapat Yusti, yang adalah istrinya, dibandingkan nasihat Bu’e? dia sangat mencintai Yusti sepenuh hati. Akan tetapi, dia saat ini tidak suka dengan Yusti begitu Srini telah memberikan kabar bahwa di kampung, Bu’e sedang mengalami sakit dan terbaring lemas. Jika saja Yusti mau sedikit mengalah. Yusti telah menggeliat dan membuka matanya ketika suara pengemudi mobil yang ada dibelakangnya telah membunyikan klakson berulang kali.“Mas
Pagi saat ini tidak seperti biasanya, dapur sangat sepi padahal jam telah menunjukan pukul 05.30. sku setengah terbangun dengan mata yang masih tertutup sebab tidurku yang terlalu nyenyak sekali. “Alangkah sepi” pikiranku“Kemanakah ibu? Kok tidak ada yang membangunkanku? Ibu kemana? Ibu biasanya paling dulu membangunkanku, namun saat ini tidak ada suara tersebut? Ibu….ibu dimanakah? Ibu! Dimanakah baju seragamku!” setengah berteriak dan marah aku turun dari tempat tidur“Ibu…ih dimana sih ibu! Ibu aku sudah kesiangan nih, baju seragamku dimana?” aku berteriak sekali lagi smabil masuk ke kamar mandi sebab aku harus segera dengan sekolah.“Wah! Pas? Kena macet lagi nih, aduh! Bagaimana ini, aku sangat malu kesiangan” pikiranku sambil menggerutu.Setelah selesai mandi ternyata ibu tidak muncul juga, pada akhirnya aku mencari ibu kedapur namun tidak ada. Kemudian aku cari lagi ke kamarnya, dan betap
Saat ini Pram telah kembali terserang oleh rasa ambivalen ketika melihat muka cantik di sampingnya. Sedangkan mobil-mobil yang sedang berjenjan di depan ataupun dibelakangnya benar-benar layaknya kerumunan semut yang saling berdesakan menuju ke dunia kehidupannya.Dan naasnya, dia merupakan salah satu dari semut-semut tersebut. Suatu sumber kehidupannya yakni Bu’e, yang sering menentukan untuk tinggal di kampung. Apakah itu benar Bu’e adalah sumber kehidupannya? Kemudian, mengapa dia lebih mendengarkan pendapat Yusti, yang adalah istrinya, dibandingkan nasihat Bu’e? dia sangat mencintai Yusti sepenuh hati. Akan tetapi, dia saat ini tidak suka dengan Yusti begitu Srini telah memberikan kabar bahwa di kampung, Bu’e sedang mengalami sakit dan terbaring lemas. Jika saja Yusti mau sedikit mengalah. Yusti telah menggeliat dan membuka matanya ketika suara pengemudi mobil yang ada dibelakangnya telah membunyikan klakson berulang kali.“Mas
Pagi saat ini tidak seperti biasanya, dapur sangat sepi padahal jam telah menunjukan pukul 05.30. sku setengah terbangun dengan mata yang masih tertutup sebab tidurku yang terlalu nyenyak sekali. “Alangkah sepi” pikiranku“Kemanakah ibu? Kok tidak ada yang membangunkanku? Ibu kemana? Ibu biasanya paling dulu membangunkanku, namun saat ini tidak ada suara tersebut? Ibu….ibu dimanakah? Ibu! Dimanakah baju seragamku!” setengah berteriak dan marah aku turun dari tempat tidur“Ibu…ih dimana sih ibu! Ibu aku sudah kesiangan nih, baju seragamku dimana?” aku berteriak sekali lagi smabil masuk ke kamar mandi sebab aku harus segera dengan sekolah.“Wah! Pas? Kena macet lagi nih, aduh! Bagaimana ini, aku sangat malu kesiangan” pikiranku sambil menggerutu.Setelah selesai mandi ternyata ibu tidak muncul juga, pada akhirnya aku mencari ibu kedapur namun tidak ada. Kemudian aku cari lagi ke kamarnya, dan betap
Disuatu desa terpencil hiduplah keluarga yang sangat sederhana. Keluarga yang kata masyarakat, mereka merupakan keluarga yang bahagia ketika itu. Pak Ahmad dan Bu Tina yang sering mereka katakan pada waktu itu.Mereka memiliki dua orang anak yang bernama Rizal dan Riza. Riza merupaka anak sulung yang memiliki keberanian dan mandiri dalam masalah apapun. Dia selalu memperoleh kasih sayang dari bapak dan ibu kandungnya. Walaupun seperti itu, tidak membuatnya menjadi seorang anak yang sangat manja dan terlalu bergantung kepada kedua orang tuanya. Hingga suatu saat, ibunya telah melahirkan anak kedua (Riza) adiknya Rizal. Akan tetapi setelah melahirkan ibunya memiliki penyakit yang sangat parah dan mengharuskan bapaknya membawanya kerumah sakit, dan ternyata sekian lama dirawat secara insentif dirumah sakit, Nyawa ibu Tina tidak dapat diselamatkan. Hal tersebut membuat Rizal dan bapaknya sangat terpukul atas kepergian istri sekaligus ibu untuk anak-anaknya. Bu Tina meni
Dialah penyemangatku, dialah wanita yang telah melahirkanku dan merawatku hingga aku beranjak dewasa seperti sekarang. Dialah wanita yang orang-orang ceritakan perjuangannya. Ternyata dialah yang selalu setia menemaniku dalam suka maupun duka. Hatinya lembut seperti kain sutra. Ketika itu aku menyaksikan ibuku sedang duduk dikursi tua, dengan segera aku mendatanginya.“Nak, cepatlah makan, ibu sudah menyiapkan untuk kamu makan di meja makan” ujar ibuku“Ibu, mengapa ibu tidak ikut makan bersamaku?” tanyakuLalu ibuku menjawab “Ibu sudah kenyang Nak, ibu sudah makan sejak tadi Nak”Beberapa menit kemudian aku menyaksikan ibuku yang dengan sembunyi-bunyi meminum banyak air, dalam hati aku mengucapkan sambil meneteskan air mata.“Ibu, Ani tahu bahwa ibu belum makan sampai-sampai ibu meminum banyak air untuk mengganjal perut ibu dari rasa lapar”Pagi yang sangat cerah aku dengan segera untuk berangkat se
Banyak sekali kisah yang pernah ditulis dan dibaca berkali-kali sampai pada waktu ini. Akan tetapi, indahnya kisah cinta tersebut tidak akan selalu mengiringi indahnya kisah cinta dari sesosok ibu terhadap anaknya.Ibu merupakan seseorang yang rela kehilangan nyawa demi mempertahankan kelangsungan hidup anaknya ibu merupakan seorang perempuan yang penuh dengan kasih sayang dan cinta.Pada saat aku dilahirkan, profesi ibuku adalah Aparatur Sipil Negara (ASN) di salah satu instansi negara. Disebabkan ibuku sibuk bekerja, aku lebih sering meluangkan waktuku bersama pamanku kakak kandung ibuku yang sedang tinggal dirumahku saat ini.Aku terlahir sebagai anak pertama dari ketiga adik kandungku, jarak usiaku dengan adikku yang kedua adalah tiga tahun dan jarak usiaku dengan adikku yang terakhir adalah tujuh tahun.Disebabkan ibuku sering sibuk bekerja dikantor, aku tidak begitu dekat sekali dengan ibuku. Apalagi aku merasa ibuku lebih menyangangi kedua adikku. Pada saa