The Rich Poor

The Rich Poor

Oleh:  AisyahdbSA  On going
Bahasa: Bahasa_indonesia
goodnovel16goodnovel
10
1 Peringkat
5Bab
2.0KDibaca
Baca
Tambahkan

Share:  

Lapor
Ringkasan
Katalog
Tinggalkan ulasan Anda di APP

Pengkhianatan adalah hal yang tidak dapat dimaafkan. Namun, jika dengan berkhianat dapat memberi keuntungan, lakukanlah. Pukulan dibalas dengan pukulan, darah dibalas dengan darah, pengkhianatan dibalas dengan tipuan. Seorang lelaki tua yang berada di dalam ruangan gelap tersenyum memperlihatkan barisan giginya yang rapi. Sorot matanya tajam, berpakaian serba hitam dilengkapi topi fedora dengan warna senada. "Permainan akan segera dimulai," ujarnya diiringi senyum yang lebih lebar, serta jarinya yang menekan tombol ENTER. Dalam beberapa detik, setiap rumah, gedung, bahkan lampu jalanan kehilangan pencahayaan. Anjing-anjing menggonggong. Suasana malam yang sepi berubah menjadi sangat bising.

Lihat lebih banyak
The Rich Poor Novel Online Unduh PDF Gratis Untuk Pembaca

Bab terbaru

Buku bagus disaat bersamaan

To Readers

Selamat datang di dunia fiksi kami - Goodnovel. Jika Anda menyukai novel ini untuk menjelajahi dunia, menjadi penulis novel asli online untuk menambah penghasilan, bergabung dengan kami. Anda dapat membaca atau membuat berbagai jenis buku, seperti novel roman, bacaan epik, novel manusia serigala, novel fantasi, novel sejarah dan sebagainya yang berkualitas tinggi. Jika Anda seorang penulis, maka akan memperoleh banyak inspirasi untuk membuat karya yang lebih baik. Terlebih lagi, karya Anda menjadi lebih menarik dan disukai pembaca.

Komen
user avatar
Erika
Thor kapan update lg? Masih penasaran sekali.
2022-02-10 14:55:43
0
5 Bab
BAB 1. Prolog
Kejadian aneh sedang terjadi di kota Numeria bagian barat. Ribuan rumah kehilangan koneksi jaringan. Semua lampu gedung, perumahan, hingga lampu jalan, semuanya mati total. "Dasar pencuri, pergilah dari sini!" teriak pemilik toko ikan di pasar. Dalam keadaan yang cukup gelap, membuat wajah orang itu tidak terlihat. Mereka yang menyaksikan hanya dapat melihat warna rambutnya yang putih. Pemilik toko itu memukulinya tanpa ampun. Namun, orang itu hanya diam, tidak melawan dan tidak mengeluarkan sedikit pun suara. Tanpa disadari olehnya, ada seorang berjubah hitam di belakangnya. Dengan senjata api yang ditodongkan tepat ke arah kepalanya. Tidak ada yang mengetahuinya, karena keadaan di sana benar-benar gelap. "Berdiri dan pergilah dari sini!" Pemilik toko terus menyiksa orang itu. Hingga pada saat lampu menyala, terlihat jelas wajah semua orang yang berada di sana. Termasuk seorang lelaki yang telah dihakimi atas dasar pencurian. Bertepat
Baca selengkapnya
BAB 2. Lelaki Albino
Bryan menggiring si pencuri masuk ke dalam ruangan yang sangat gelap. Hanya terdapat sedikit pencahayaan yang terpancar dari sebuah kaca di bagian atap ruangan."Beri penghormatan terlebih dahulu!" pinta Bryan.Si pencuri itu melongo. "Siapa yang harus diberi penghormatan? Lantas, mengapa aku harus menghormatinya?"Seorang lelaki misterius memutar arah kursi yang sedang didudukinya menghadap Bryan dan si pencuri. Bryan yang menyadarinya pun memberi penghormatan dengan sedikit membungkukkan tubuh ke depan.Berbeda dengan si pencuri. Dia hanya menatap penuh tanda tanya kepada lelaki misterius itu. Bryan menarik dan meminta untuk mengikutinya."Welcome to your new house, Ethan," sambut lelaki misterius.Ethan Paulus, nama dari seorang lelaki albino yang sebelumnya dituduh sebagai pencuri. Dia tersentak. Tidak percaya jika ada yang mengenalnya."Siapa kamu? Dari mana kamu mengetahui namaku?" tanya Ethan."Tidak perlu bingung, juga
Baca selengkapnya
BAB 3. Si Curang!
Ethan berdiri mematung. Tangannya masih terangkat, bersamaan dengan pistol yang dipegangnya perlahan mulai jatuh tepat ke depan kakinya. Semua orang benar-benar terkejut.   Perlahan dia mulai kehilangan kesadaran diri. Dengan posisi siap, tubuhnya tersungkur ke atas tanah. Dengan sigap, Adam mengangkat dan segera membawanya pergi ke rumah sakit.   Adam memasang wajah datar. Mengemudikan mobil dengan kecepatan di atas rata-rata. Hingga tiba di rumah sakit, dia berlarian kecil memanggil Dokter untuk segera menangani Ethan. "Tolong segera periksa dia," titah Adam dengan tatapan yang datar. Dokter segera mengerahkan perawat untuk membawa Ethan. Sekitar dua puluh menit lamanya Dokter memeriksa. Adam masih menunggu. Dengan raut wajah tanpa ekspresi, Adam duduk tegak di kursi tunggu. Sesekali dia melihat ke ruangan tempat Ethan berada. Cukup lama menunggu. Pintu itu perlahan terbuka. Menampakan perawakan seorang
Baca selengkapnya
Menantang
Adam memgemudikan mobil layaknya sedang mengendalikan kemudi sebuah permainan. Memutar kemudi 360° ke kanan, lalu ke arah sebaliknya. Menabrak satu per satu orang yang menghalanginya."Ambil senjatamu!" perintah Adam, pandangan masih fokus ke depan.Ethan hanya terdiam, sedikit pun tidak menanggapi Adam. Lelaki itu kesal, mengemudikan mobil semakin asal."Di mana aku bisa mendapatkannya?" tanya Ethan, sedikit gemetar.Adam menunjuk kursi belakang. Ethan segera mencari barang yang dimaksudnya. Karena guncangan yang disebabkan cara mengemudi Adam, dia kesulitan mengambil senjatanya.Amarah Adam mulai memuncak, dia memgancam Ethan untuk segera bertindak. "Cepat! Atau akan kuturunkan kamu di sini."Baru saja tangannya hendak menyentuh senjata api jenis Glock Meyer 22, tapi pistol itu terjatuh ke bawah kursi. Penuh usaha lebih untuk mendapatkannya.Ethan masih sangat fokus dengan pistolnya. Sedangkan Adam sudah kewalahan karena mobil y
Baca selengkapnya
Penjelasan!
"Baiklah, Tuan Charles alias Tuan Carl. Tolong jelaskan kepadaku, sebenarnya apa yang sedang terjadi di sini?" tanya Ethan, menuntut penjelasan."Jaga sikapmu, Ethan!" peringat Bryan, hendak memukul Ethan, tapi dihalau oleh Adam."Kendalikan dirimu!" kata Adam menekankan.Bryan melihat langsung ke arah sorot mata Adam. Mereka berdua saling bertatapan dengan sorot mata yang sama tajamnya. Bryan menggunakan jari tengah dan jari telunjuknya mengarah ke sorot matanya, lalu beralih ke sorot mata Adam."Hey! Bawakan masing-masing satu senapan untuk mereka," sahut Carl, membuat keduanya kembali saling berjauhan. "Perlu diingatkan kembali, kalian bukanlah anak-anak lagi. Jadi, bersikaplah sedikit lebih dewasa. Jangan bertengkar hanya karena masalah sepele saja.""Maaf," lirih Bryan, berdiri di samping Ethan.Carl mengangguk pelan. Menatap lekat ke arah Ethan. "Jadi, penjelasan seperti apa yang kamu harapkan?""Apa pun itu, tolong jelaskan!" p
Baca selengkapnya
DMCA.com Protection Status