Home / Lahat / Resent Wolves / Chapter 2

Share

Chapter 2

Author: Raesnandess
last update Huling Na-update: 2021-02-09 15:49:52

Bulan dengan enggan menampakkan sinarnya, masih saja bersembunyi di balik awan hitam. Tirai air kembali mengguyur kota yang tak pernah padam ini. Sebuah dering ponsel berhasil membangunkan sang empu yang masih enggan memperlihatkan manik cokelatnya. Dengan terpaksa Cailey meraih ponselnya di atas nakas dan didekatkanya ke telinga.

Sweetheart! Astaga kemana saja kau?” teriak seseorang dalam ponsel Cailey.

“Arghh..Julian kau benar-benar merusak mimpi kencaku bersama Chris Hemsworth,” kata Cailey sambil meregangkan tubuhnya yang terasa pegal.

“Apa kau bilang? Tidur? Kau melupakan janji kita?”

Mata Cailey membulat dengan sempurna. Astaga tentu saja ia lupa. Cailey menoleh untuk melihat jam dindingnya yang menunjukkan pukul 7.30 PM.

“Baiklah aku akan sampai dalam 15 menit, ok?” Cailey mengakhiri telpon itu. Kemudian ia beranjak melompat ke kamar mandi.

Julian Ross, rekan kerja Cailey yang banyak membantunya sekaligus sahabat terbaiknya. Mereka berjanjian untuk makan malam bersama, yang seharusnya terjadi 30 menit yang lalu. Cailey tertidur selama berjam-jam untuk memulihkan tenaganya, setelah mengejar buronan pada misi sebelumnya. Bahkan punggungnya belum sepenuhnya sembuh.

Malam ini Cailey hanya menggunakan dress biru muda selutut dengan polesan make up tipis yang hampir tak terlihat. Cailey sangat benci berdandan jika bukan untuk bertugas. Tentu saja bertugas sebagai Agen Intelijen di Organisasi MI6, mengharuskannya untuk menggunakan riasan apalagi jika ia ditugaskan untuk menjadi mata-mata dan menyamar.

Cailey menyalakan musik, sembari bersiap-siap. Sambil sesekali tubuhnya mengikuti irama dan bernyanyi pada lirik-lirik yang hanya dihafalnya. Mengingatkannya pada masa lalu bersama keluarga kecilnya dahulu.

Cailey Riegan, tinggal di County Durham bagian timur laut Negara Inggris. Sebelum akhirnya, ia pindah ke London sembilan tahun yang lalu. Setelah satu tahun berduka atas kematian kedua orang tuanya, sejak saat itu hak asuh Cailey diambil oleh paman dan bibinya. Tetapi sejak ia menjadi agen rahasia MI6, Cailey diharuskan untuk tinggal sendiri. Untuk menghindari para musuh MI6 yang ingin berbalas dendam dengan mencelakai keluarganya.

Mulutnya membentuk senyuman sedih, tetapi ia tidak ingin terus tenggelam dalam masa lalunya. Cailey mengalihkan perhatiannya, kemudian mematikan musik itu. Ia ambil kunci mobilnya di laci nakas dan beranjak mengendarai mobilnya ke sebuah restoran Perancis di jantung kota London.

Pada sisi lain, di sebuah Negara bagian di wilayah barat daya Amerika Serikat terdapat hutan yang besar. Sebuah hutan di Arizona dengan banyak hal-hal tersembunyi di dalamnya. Salah satunya yaitu keberadaan werewolf yang hanya dianggap sebagai mitos bagi manusia. Saking luasnya, tidak hanya satu atau dua pack werewolf yang menghuni hutan itu.

Pada bagian terdalam hutan, hiduplah seorang Alpha dengan pack besar yang dipimpinnya. Seorang Alpha yang terkenal karena silsilah keluarganya yang besar di Arizona. Tidak seperti yang lainnya, ia seorang Alpha dengan tempramen yang cukup buruk. Setelah kematian ayahnya, emosinya menjadi tidak stabil. Ia tidak berpikir dua kali untuk menghukum siapapun yang mengganggunya, termasuk membunuh dengan cara yang sadis. Alpha itu bernama Zachary Colbert.

Zachary tidak dapat mengalihkan pandangannya dari bulan yang bersinar begitu terang di hadapannya. Setidaknya dengan melihat bulan melalui balkon istananya, hatinya menjadi lebih tenang.

Ibunya, Helen, datang dari belakang menatap sedih anak lelakinya. Sudah bertahun-tahun lamanya, hati Zachary masih kosong lantaran belum juga menemukan belahan jiwanya atau yang biasa disebut dengan mate. Pack ini membutuhkan seorang Luna, dengan adanya Luna disampingnya, Helen berharap Zachary dapat berubah menjadi lebih baik seperti ayahnya dahulu.

“Kau tidak pernah berpikir untuk menemukan mate mu?” tanya Helen.

Zachary menoleh lalu menghela napasnya kasar, “Apakah itu penting sekarang?”

Helen berdecak, "Ya, tentu saja. Itu adalah sebuah takdir setiap werewolf. Kau terlalu sibuk bekerja dan menghukum orang-orang di penjara pack. Tidakkah itu membosankan?"

Zachary mengabaikan pertanyaan ibunya. Well, Zachary memang bosan. Tetapi berpikir untuk memiliki wanita, sepertinya itu lebih membosankan. Zachary bahkan tidak dapat membayangkannya.

Helen hanya menghela napas, melihat Zachary mengabaikan pertanyaannya. “Bagaimana bisa aku memiliki anak yang mengabaikanku seperti ini?” gerutu Helen.

Zachary mengecup pipi ibunya dengan cepat kemudian ia beranjak ke kamarnya, “Aku mengantuk, aku ingin tidur, bu.”

***

Cailey memasuki sebuah restoran Perancis dengan cat hijau yang mendominasinya. Manik coklatnya mengangkap Julian yang tengah melambaikan tangan ke arahnya. Julian duduk di samping jendela dekat dengan pintu masuk.

“Hai sweetheart, kau tampak sempurna malam ini,” pujinya menatap tampilan Cailey yang jauh berbeda dibandingkan saat ia bekerja.

Yeah, dan kau tampak biasa saja,” kata Cailey dingin. Sepertinya Cailey dapat menyembunyikan semburat kemerahan pada pipinya dengan baik. Julian tertawa kecil, kemudian melambaikan tangannya ke arah waitress.

Selagi Julian memilih menunya, Cailey memandangi televisi di seberang sana yang tengah menampilkan acara berita.

“Selamat malam, saya akan mengabarkan berita terhangat malam ini. Bersama saya Anna Robinson di CNC News. Pada Sabtu, 7 Desember 2017, terjadi sebuah tragedi di sebuah CBD kota London. Teroris yang belum terungkap identitasnya berhasil melarikan diri setelah menembak mati perdana menteri negara kita pada pukul 1 PM silam.....”

Cailey terkejut sampai menggerakan kursinya. Tidak hanya Cailey, tetapi sepertinya semua orang disekelilingnya sama terkejutnya. Itu adalah sebuah berita besar bagi Inggris. Cailey yakin sebentar lagi kabar itu akan menjadi berita internasional. Cailey menyipitkan matanya saat mendengar sebuah dering dari ponsel miliknya. Julian menatapnya paham, ia sangat mengenali siapa nama yang tertera pada ponsel dengan tampilan luar kuno tersebut. Segera Cailey mengangkat ponselnya.

“Ash, aku telah menyiapkan dua buah tiket ke Arizona besok pagi. Penembakan perdana menteri Inggris telah terjadi, kedua Agen terbaikku tewas saat mengikuti teroris itu. Terakhir kali, Agen mendapati bahwa teroris melarikan diri ke Arizona. Aku ingin kau dengan Jay mengejar buronan terbaru MI6 hingga tertangkap. Do you copy?” tanya Gal, sebutan untuk direktur utama MI6.

“Yes, sir,” jawab Cailey sambil melirik Julian yang menatapnya intens.

Beberapa detik kemudian ponsel Julian berdering. Ia mendekatkan ponselnya ke telinga, “Yes, sir,” jawab Julian sambil mengangguk menatap Cailey, kemudian melihat ke arah layar televisi sekali lagi.

                                                         To be continued

Patuloy na basahin ang aklat na ito nang libre
I-scan ang code upang i-download ang App

Pinakabagong kabanata

  • Resent Wolves   Chapter 57

    Cailey membuka sebuah tirai sewarna putih tulang yang menggantung pada jendela ruang kerja di istana Zachary. Di dekatnya, meja kayu berdebu yang beraroma khas diletakkan menempel pada sebagian sisi jendela. Cailey mengambil berkas yang tertumpuk di atas buku ‘Silsilah Manusia Serigala di Hutan Arizona’. Dalam sebuah map besar berwarna cokelat, Cailey menarik beberapa kertas penting. Beruntung insiden peperangan tidak mengenai bagian sayap kiri gedung, sehingga hal-hal penting yang tersimpan rapi di bunker dan ruang kerja Zachary tidak terpengaruh olehnya, termasuk dokumen atas kasus Gyula Roberto yang kini ada di tangannya.Logo Secret Intelligence Service yang menonjol menjadi perhatian manik Cailey untuk pertama kali, lengkap dengan tulisan top secret di bawahnya, menandakan bahwa dokumen ini bersifat sangat rahasia. Cailey membalikan kertas itu untuk membaca laporan berisikan kasus pembunuhan perdana menteri Inggris yang berhasil ia kumpulkan, dengan tambahan informasi yang didapa

  • Resent Wolves   Chapter 56

    Dua hari kemudian...Lima tangkai bunga krisan putih yang mekar disusun dengan sentuhan elegan pita hitam yang mengikatnya menjadi satu. Diletakannya bunga itu di atas gundukan tanah, dekat dengan nisan yang masih baru. Sebuah nama yang terukir di atasnya membuat Cailey mengusap air mata pada pipinya sekali lagi. Matahari hampir kembali ke peraduannya, namun Cailey seakan tidak ingin beranjak. Sudah satu jam lamanya Cailey duduk, menatap nisan itu dengan tatapan kosong. Karenanya, bagian ujung bawah gaun hitamnya menjadi kotor terkena tanah.Pikiran Cailey kembali memutar memori saat pertama kali seorang anak lelaki mengulurkan tangan padanya. Mengajaknya melihat dunia dari sisi yang berbeda, memulai kehidupan baru dan melupakan kesedihan yang selama itu ia bawa dalam hatinya. Saat itu matahari menyinari kota London dengan cerah. Rambut keperakan anak lelaki itu bergerak tertiup angin, seiring kapal yang ditumpanginya bergerak menyusuri sungai Thames. Itu adalah pertama kalinya Cailey

  • Resent Wolves   Chapter 55

    Moon Goddess menginjakkan kakinya di bumi dengan agung. Begitu pula seorang lelaki berambut pirang dengan wajah bak malaikat dan kulit yang bercahaya mengikuti dibelakangnya. Seluruh serigala berhenti berperang, burung-burung malam berhenti berkicauan, bahkan pepohonan seakan tunduk pada keagungannya. Lantas Parker berusaha bangkit dengan sisa tenaganya dan berlutut menundukkan tubuhnya, diikuti oleh seluruh werewolves lainnya.Dengan tangan yang dikepalkan pada dada, Parker menyapa “I'm Parker alias Alpha Zachary Colbert, greetings to Your Majesty The Queen of the Moon, Moon Goddess.”“All hail The Moon Goddess!” seru seluruh pasukan Zachary yang menggema dengan magis ke seluruh penjuru hutan. Menghantarkan pesan tak kasat telinga kepada seluruh werewolves di hutan Arizona. Memberi tahu kedatangan Moon Goddess yang jarang terjadi dalam seribu tahun ini.Cailey yang ikut menundukkan kepalanya mulai meneliti sekeliling melalui ekor matanya. Jarak pandangnya tidak begitu luas karena ia

  • Resent Wolves   Chapter 54

    Zachary melompat dan merubah tubuhnya menjadi serigala, meninggalkan Cailey dengan ekspresi terkejutnya. Bibir pucatnya kini sedikit memerah, rasa hangat yang ditinggalkannya membuat bibir itu tersenyum.Langit bertambah gelap, namun dengan bulan yang ada setidaknya mampu menerangi sebagian dari hutan. Sayangnya sinar yang menerangi itu tak dapat mengurangi atmosfer di udara yang kian mencekam.Parker melolong di bawah sinar rembulan, kemudian lolongan itu dibalas oleh seluruh kawananya layaknya sebuah paduan suara yang merdu. Rambut keabuannya berkilauan dan bergerak diterpa angin malam. Kekuatannya seolah bertambah kuat seiring sinar rembulan itu menyentuh kulitnya saat berlari. Bersyukur purnacandra penuh terjadi hari esok, sehingga seluruh serigala tidak akan mencapai puncak kekuatannya hingga esok.Kaki Parker berhenti melangkah, dihadapannya ia dapat melihat pasukannya yang tengah berperang. Parker mengedarkan pandangannya, meneliti situasi dengan cepat. Bernard dengan tubuh ser

  • Resent Wolves   Chapter 53

    Dagu Parker terangkat, menunjukkan kuasa atas pack-nya. Auranya begitu mengintimidasi, namun tetap berwibawa. Manik The Argjend menyorot tajam kemudian menyeringai secepat kilat, bahkan Parker tidak dapat memastikan apakah itu hanya halusinasinya atau The Argjend benar-benar tersenyum, sebelum akhirnya ia melihat jubah kebesaran itu berbalik menjauh. Parker me mindlink seluruh pasukannya untuk tetap bertarung dibawah arahan Sang Beta, kemudian tubuh serigala itu berlari, tak kuasa lagi membendung keinginannya untuk segera berjumpa dengan empunya aroma cherry blossom yang sejak tadi menguar begitu kuat seakan menariknya. Kaki Parker berhenti di sebuah gedung bercat putih, sebuah pahatan sebatang tongkat dengan seekor ular yang melingkarinya seolah menyambutnya. Kemudian Parker menaiki undakan tangga setinggi dua kali lipat tubuhnya. Saat ia memasuki gedung itu, ia dapat melihat semua orang tergesa-gesa, tenggelam dalam kesibukannya, hingga Parker melangkahkan satu kakinya. Auranya ya

  • Resent Wolves   Chapter 52

    “Kau?”“Hai Liam!”“Sidney! Apa yang kau lakukan disini?” Tanya Liam panik sambil mengedarkan pandangannya dengan was-was.“Tenanglah, aku bersama salah satu warrior ku,” kata gadis berambut sewarna karamel itu, membuat Liam menghela nafasnya lega saat maniknya menangkap warrior dari pack paman Zachary.Warrior yang bernama Arthur itu menundukkan kepalanya memberi hormat kepada Liam, “Beta, Helen mengutusku untuk membantumu.”Liam tersenyum hangat menyambutnya, “Lalu, bagaimana dengan Sidney?”“Nona Sidney memaksa untuk ikut kemari, dia sampai menangis, tapi aku berjanji untuk menjaganya,” jelas Arthur.Sidney tersenyum malu saat Liam memandangnya dengan tajam.“Kudengar kakak iparku sakit, aku hanya ingin mengunjunginya,” cicit Sidney sembari menautkan kedua jarinya.Pandangannya beralih pada tubuh Sang Luna yang terbaring dengan selimut yang menutupi hanya sampai ke tengah perutnya. Sidney mendekati Cailey perlahan dan menggenggam tangannya yang terbuka.Dilihatnya wajah Cailey yang

Higit pang Kabanata
Galugarin at basahin ang magagandang nobela
Libreng basahin ang magagandang nobela sa GoodNovel app. I-download ang mga librong gusto mo at basahin kahit saan at anumang oras.
Libreng basahin ang mga aklat sa app
I-scan ang code para mabasa sa App
DMCA.com Protection Status