Share

Meloloskan Diri

Melati berjalan menjauh pada sebuah ruang hampa berwarna putih itu. Tak ada yg bisa Wira lakukan, karena panggilan dan seruannya diacuhkan sama sekali. Perempuan itu menghilang setelah semakin lama makin menjauh.

Mamak terus saja menangis memandangi tubuh putranya yang tak bergerak. Air matanya telah kering. Meski isak terus mendera, namun tak ada lagi yang dikeluarkan dari kedua netranya.

"Wira! Bangun, Nak!" lirih Mamak.

Pria-pria bertubuh besar sudah sejak tadi meninggalkan ruangan besar pengab itu. Kini yang tercium hanya aroma debu dan anyir darah milik Wira yang berceceran di lantai.

"Kamu terlalu ceroboh dengan kemampuan itu, Wir! Harusnya nggak boleh ada yang tahu!" sesal Mamak. Wanita itu kembali meronta, menggerakkan kakinya yang terikat di kaki kursi demi semakin dekat pada putranya. Usahanya sia-sia. Kursi yang membelenggunya itu sama sekali tak bergerak.

"Errgh!" lenguh Wira. Pemuda itu membalikkan tubuhnya dan mulai menggerakkan tangan.

"Wira! Kamu nggak apa, Nak?" Wajah
Locked Chapter
Continue to read this book on the APP

Related chapters

Latest chapter

DMCA.com Protection Status