Berita mengenai Dusk yang akan menumbangkan Crane demi membalas dendam atas kematian Nero, akhirnya terdengar oleh Loreta. Menteri wanita itu segera mengunjungi Polin yang baru saja mengabarinya.
“Kau yakin akan berita itu, Polin?” tanya Loreta dengan terkesima.
Polin yang tidak menyangka Loreta akan menemuinya mengiyakan dengan tegas.
“Jika semudah itu Dusk mendapat dukungan untuk menumbangkan Crane, kenapa kau tidak pernah memberitahuku?!”
“Nona Deiz, kupikir kau tahu siapa Dusk sesungguhnya!”
“Tidak sedikit pun! Aku tidak tahu jika dia memiliki massa yang dengan mudah ia kumpulkan dan memberikan bakti juga sumpah setia untuknya! Kau tahu apa artinya ini?” Loreta tampak bersemangat dan keceriaan jelas terukir di wajahnya.
“Dusk akan menjadi pelindung organisasi kita!”
“Tepat sekali! Dengan begitu, tidak akan ada yang menyentuh kita! Sekalipun itu Daniel Weston!”
Ketika Dusk kembali ke markas Polin, semua memandangnya dengan penuh penasaran sekaligus takut. Apa yang telah Dusk perbuat pada Crane menimbulkan kekaguman yang mengerikan.Pria yang sekilas tampaknya tidak mungkin melakukan hal yang keji, kini membuka mata semuanya serta mengubah cara pandang orang yang tidak mengenal Dusk sebelumnya.Loreta sudah menyambut dengan wajah sumringah dan terlihat tidak sabar menggali informasi dari Dusk.“Luar biasa! Kau benar-benar menakutkan, Dusk! Bagaimana bisa, polisi tidak menyelidiki sedikit pun pembantaian yang kau lakukan?” tanya Loreta tampak tertarik dengan strategi yang Dusk lakukan.“Kau harus menjadi bajingan untuk itu, Nona Deiz!” sahut Dusk seraya menerima gelas minuman dari Rose.“Maksudmu, mencari kambing hitam yang tepat?” sindir Rose yang ternyata cukup mengenal cara kerja Dusk selama ini.Pria itu melirik dan tersenyum samar. Tidak pernah ia sangka jika
Dusk meminta pada Polin untuk mencarikan rumah atau apartemen kecil yang bisa ia sewa. Namun alih-alih melakukan hal tersebut, Polin justru mengutarakan ide yang jauh lebih baik.“Ada pavilion di belakang yang jika diperbaiki atapnya, masih layak untuk ditempati. Aku membeli bangunan ini memang untuk dijadikan rumah bagi siapa pun yang membutuhkan,” saran Polin dengan lembut.Dusk menimbang dan masih belum mengiyakan penawaran itu. Bayi yang ada di keranjang oval tersebut tampak lelap tertidur. Usianya baru satu bulan dan Dusk cukup kerepotan mengurusnya.“Tinggalkan motel, dan pindahlah bersama kami. Kau juga butuh bantuan untuk membesarkan dia!” cetus Rose yang datang dengan botol susu hangat di tangan.Dengan sedikit kaku, Rose mendekatkan botol tersebut pada bibir mungil bayi itu.“Siapa namanya, Dusk?” tanya Polin tampak tersihir dengan pesona bayi tampan tersebut.“Lion,” sahut Dusk singk
Ruangan yang biasa dipakai untuk mengadakan perjamuan atau pesta dansa tersebut begitu penuh oleh orang-orang yang mulai duduk mengisi kursi satu persatu. Keluarga Rose dikenal sebagai bangsawan pejuang yang memilih untuk benar-benar berjuang untuk rakyat. Kakek Rose merupakan salah satu orang kepercayaan Sir Rupert Stark Williams, sedangkan neneknya adalah wanita pejuang wanita pertama yang ingin perempuan mendapatkan hak seimbang dengan pria. Sayangnya, keduanya tersingkir begitu Rupert meninggal dunia. Tidak ada satu pun jabatan yang mereka dapatkan setelah Rupert menyerahkan tampuk kepemimpinan pada dewan bangsawan yang akhirnya membentuk parlemen dan memilih wanita sebagai ratu yang bisa diatur, untuk menjadi pemimpin negara. Emily memimpin pertemuan dan mereka mendengarkan dengan seksama, ketika Markus Williams, kakak Anne, dipersilahkan bicara sebagai putra dari pendiri Northery. Satu-satu terungkap bagaimana negara ini pertama kali dibentuk.
Rose masih menunggu hingga beberapa detik kemudian. Dusk mengangkat wajahnya dan memandang halaman dengan rumput yang jarang.“Mungkin aku terkesan naif dan bodoh. Tapi Swan adalah gadis yang bisa menjungkir balikkan duniaku.”Rose menyesal telah menanyakan hal tersebut. Ia ingin menghentikan Dusk melanjutkan kalimatnya, tapi hati nurani berteriak supaya membiarkan hal itu terjadi.Wanita itu ingin tahu, apa yang membuat Swan begitu istimewa bagi Dusk.“Kau benar-benar ingin mengetahuinya, Rose?”“Katakan saja, Dusk. kupikir kita sudah berteman, jadi aku perlu tahu siapa wanita yang begitu kau puja itu, bukan?” Rose merutuk dalam hati setelah mengatakan kalimat barusan. Ternyata dirinya bisa menjadi pembohong yang baik.“Kau benar. Lumayan juga kau, Rose! Biasanya wanita akan berakhir dengan salah paham terhadapku dan akhirnya sakit hati sendiri,” timpal Dusk.Pria itu tidak menyadari ji
Tidak sulit meyakinkan Polin untuk mengijinkan mereka pergi. Meski Dusk tidak membutuhkan ijin Polin untuk pergi, tapi Rose terikat tanggung jawab yang mengharuskan koordinasi dengan Polin sebelum berangkat.“Pastikan kalian juga melihat kondisi rakyat yang sekarang. Aku ingin tahu, bagaimana respon mereka terhadap program dan kampanye kita selama ini,” pinta Polin seraya menutup pintu mobil. Loreta meminjamkan mobil SUV-nya untuk Dusk dan Rose.“Kami akan terus memberi kabar,” pamit Dusk.Dengan kecepatan sedang, mobil tersebut melaju dan meninggalkan halaman markas Polin.Leon tampak masih terlelap saat pagi itu mereka memulai perjalanan panjang.**Pom bensin pertama baru saja lewat. Dusk telah mengisi penuh bahan bakar beserta dua drum cadangan. Rose masih memegang botol susu Leon. Dusk belum mau digantikan, meski perjalanan mereka sudah menempuh tiga jam.“Kopi hitam rasanya pas saat ini,” ucap
Hari itu berlalu dengan cepat. Sore hampir usai dan mereka tiba di desa pertama yang sebetulnya cukup layak disebut sebagai kota kecil.Pada perbatasan masuk desa York tersebut, mereka menemukan sebuah lokasi yang dipenuhi oleh imigran yang baru memulai hidup di sebagai penduduk Northery.“Sepertinya di sebelah sana mereka menyewakan van per malam,” tunjuk Rose yang sudah bangun sedari tadi.“Perlukah kita menyewa? Bagiku tidak masalah tidur di mobil, Rose.”“Dusk, kau harus ingat Leon. Tidak mungkin dia tidur di sini dengan buaian kecil. Leon butuh bergerak.”Rose benar sepenuhnya. Mereka tidak bisa tidur di dalam mobil sementara bayi Leon butuh tempat leluasa setelah sehari penuh menempuh perjalanan.“Baiklah, aku akan menanyakan mereka. mungkin ada kesempatan untuk mencari petunjuk berikutnya.”Dusk mengalihkan arah kendaraannya menuju ke tempat kumpulan van berada.Keberuntung
Moses yang baru saja mendapatkan kabar dari adiknya yang bahagia dan menikmati hidup yang baru sebagai rakyat biasa mulai lega. Pemuda itu segera mengatur siasat untuk menjalankan aksi dengan dukungan ibunya, merebut semua usaha Reinard yang telah berkoalisi dengan Clint Gregory Merson. Ternyata sebagian usaha sudah dimiliki sebagian besar oleh pria licik tersebut. Moses tidak memiliki pilihan selain meminta bantuan pada Triad, detektif yang sempat disewa ayahnya, untuk mencari tahu penyebabnya.Tanpa sepengetahuan Hector, Moses menyelidiki keuangan dan juga dokumen perusahaan milik ayahnya. Ketika ia berhasil mendapatkan semua informasi, betapa pemuda itu menemukan fakta bahwa Clint memiliki sebagian hak dari semua bisnis keluarganya.Saat melihat dokumen terakhir yang diubah, mendidihlah darah Moses.Ayahnya, entah sadar atau tidak, menyatakan setuju untuk mengangkat Clint sebagai partnernya tanpa pembelian saham.“Semua dokumen dianggap sebaga gi
Anne memiliki janji dengan putra sulungnya siang ini. Tapi sudah setengah jam berlalu dari jam yang mereka sepakati, Moses belum juga datang. Setelah mengirim pesan pada anaknya, Anne memutuskan untuk menemui Kate lebih dulu. Istri Clint mendadak menelepon dan meminta waktu untuk bicara khusus. Meski Anne sudah siap dengan segala berita buruk, tapi tetap saja hatinya berdebar. Cerita apa lagi yang akan disampaikan oleh Kate kali ini? Mengingat mereka harus merahasiakan pertemuan mereka, Anne meminta Kate datang ke apartemennya. Tidak ada yang tahu di mana ia tinggal sekarang. Gedung apartemen eksklusif ini adalah milik Emily, sahabatnya. Mereka akan mengira Kate menemui Emily, wanita yang suka mengadakan pesta dan bergaul dengan ibu-ibu pejabat. “Aku tidak punya minuman yang istimewa hari ini, Kate!” seru Anne sementara Kate duduk di sofa dengan sikap santai. “Apa saja, Anne! Aku tahu kedatanganku sangat mendadak!” balas Kate tidak keb