Home / Horor / Rumah Kosong di Dusun Angker / Carla yang Misterius

Share

Carla yang Misterius

Author: Zhu Phi
last update Last Updated: 2022-06-07 11:59:44

Warung Bu Siti merupakan satu-satunya warung makan yang berada di Dusun Sentani. Warung ini sudah ada sejak Carla masih kecil. Dia sering bermain di warung ini saat mamanya pergi entah kemana, dan selalu dikasih makan sama Bu Siti si pemilik warung makan ini. Warung yang dahulu hanya gubuk reyot kini tampak mulai bagus terbuat dari papan kayu dan atap seng.

“Kamu mau makan Ren? Cobain gulai ikan Bu Siti, enak banget tahu!”, kata Carla saat mereka turun dari mobil menuju warung

“Boleh kalau memang enak. Aku sudah lama tidak mencoba makan makanan rumah kayak begini”, ujar Rendy

“Adik-adik ini mau makan?”, tanya seorang wanita yang sudah cukup tua menyambut mereka

“Bu Siti..!”, teriak Carla

Wanita yang dipanggil Bu siti tampak sangat terkejut melihat munculnya Carla, Namun bukan rasa terkejut gembira yang dilihat Carla melainkan rasa khawatir karena wajah Bu Siti langsung pucat pasi.

“Kenapa kamu kembali lagi ke Dusun Sentani ini Carla? Apa mamamu tahu kamu datang ke sini?”, tanya Bu Siti dengan nada yang sangat khawatir

Giliran Carla yang heran dengan warga dusun ini. Tadi wanita tua tidak dikenal yang aneh melihat kedatangannya di dusun ini dia memakluminya, tapi ini Bu Siti yang sudah dikenalnya sejak dia kecil juga bersikap aneh padanya. Kenapa warga dusun ini tidak menginginkan dirinya datang ke Dusun Sentani?

“Bu Siti kenapa sih? Aku kemari hanya ingin berziarah ke makam Bu Ningsih. Kenapa aku tidak boleh datang ke dusun ini?”

Bu Siti tampak terkulai lemas membuat Carla makin keheranan melihatnya. “Bu Siti, sebenarnya ada apa sih? Kenapa aku tidak boleh datang ke dusun ini?”

“Mungkin ini sudah takdir kali ya..jauh-jauh mamamu membawamu pergi dari Dusun Sentani. Sekarang kamu malahan kembali ke dusun ini dengan sukarela”, kata Bu Siti yang masih saja pucat pasi

“Jadi mama pindah dari Dusun Sentani ini karena aku Bu Siti? Sebenarnya ada masalah apa ya Bu di masa lalu mama sehingga harus meninggalkan Dusun Sentani ini?”, tanya Carla lagi

Lagi-lagi Carla tidak mendapatkan jawaban yang pasti dari Bu Siti. Wanita ini hanya tetap duduk terkulai lemas sambil terus menggelengkan kepalanya seakan kedatangan Carla ke Dusun Sentani merupakan bencana besar baginya.

Carla akhirnya menyerah juga dengan sikap Bu Siti yang diam seribu bahasa tidak mengubris pertanyaannya lagi.

“Lebih baik kita ke tempat lain dahulu Ren. Bu Siti jadi aneh begitu melihatku. Aku tidak tahu kesalahan apa yang telah diperbuat mama sehingga warga dusun ini tidak menyukai kedatanganku”, kata Carla begitu melihat Bu Siti masih tidak bisa diajak bicara

“Apa tidak lebih baik kita pulang saja La. Nanti kamu tanyakan sama mamamu tentang apa yang terjadi sebenarnya?”, saran Rendy

“Kamu gila! Ke sini saja aku tidak ijin sama mama. Melihat sikap warga dusun yang aneh, pasti ada kesalahan yang diperbuat mama ketika meninggalkan dusun ini”, teriak Carla

“Jadi harus bagaimana? Ada teman mamamu lagi yang mau kamu kunjungi?”, tanya Rendy lagi

“Kayaknya semua teman mama sama saja deh. Pasti aku disalahkan lagi datang ke Dusun Sentani. Bingung aku harus tanya ke siapa lagi?”, tutur Carla

“Terus saran kamu apa biar kita tahu masalah apa yang sebenarnya terjadi di Dusun Sentani ini. Kalau menurut aku sih kamu lupain saja kejadian hari ini dan kembali lagi di kehidupan biasa di kota”, saran Rendy lagi

Tiba-tiba Carla teringat teman masa kecilnya Jajang yang sering bermain dengannya. “Aku punya teman waktu kecil, namanya Jajang. Coba kita ke rumahnya yuk, mungkin saja dia punya jawaban atas semua kemisteriusan ini”, ajak Carla

“Kamu tahu rumahnya La?”

“Rumahnya tidak jauh dari rumah besar di ujung dusun ini. Aku dulu sering main ke rumah Bu Ningsih yang di ujung jalan dusun ini bersama Jajang. Semoga saja dia masih tinggal di sana”, harap Carla

"Ya sudah kalau maunya kamu begitu La. Tapi janji ya kalau sudah dapat jawaban kita pulang saja ke kota. Lama-lama di sini kok aku jadi merinding ya"

Mobil sedan ini melaju kencang menuju ujung dusun. Hari sudah sore saat mereka tiba di sebuah rumah kecil dari papan kayu tidak jauh dari rumah kosong dekat ujung dusun. 

Carla bergegas menuju rumah ini dan mengetuk pintu. “Permisi, apa ini rumahnya Jajang?”, sapa Carla

“Sebentar!”, terdengar jawaban dari dalam rumah ini

Pintu dibuka oleh pria kurus hitam tapi masih kelihatan ketampanannya. “Ini Carla bukan? Kemana saja sobat?”, tanya pria ini yang kaget dengan kedatangan Caarla yang tiba-tiba

“Jajang..Kamu masih tidak berubah dari kecil, tetap hitam..hehehe”, tegur Carla

“Sebenarnya aku ke sini mau menanyakan sesuatu sama kamu Jang”, lanjutnya

“Memangnya Carla mau nanya apa ke Jajang?”, tanya pria ini yang masih merasa kaget dengan kedatangan Carla ini

“Aku bingung dengan warga dusun ini terutama Bu Siti. Kamu tahu kan Bu Siti yang punya warung di pusat dusun ini? Bu Siti merasa aku seharusnya tidak boleh datang ke Dusun Sentani ini. Kamu tahu kenapa Jang?”

“Kalau itu Jajang tidak tahu. Mungkin Carla bisa tanya ke ibu nanti. Hari sudah mau malam. Saran Jajang kalian menginap di rumah Jajang saja karena jalanan di Dusun Sentani sekarang menyeramkan dan ada hantunya sejak kejadian Bu Ningsih”, kata Jajang

“Mana mungkin ada hantu sekarang bang”, kata Rendy yang tidak percaya dengan ucapan Jajang

“Oh iya Carla. Aku mau beli makanan dahulu di warung Bu Siti. Kamu mau titip apa?”, tanya Rendy

“Jangan lewat jalan dusun ini kalau malam Mas Rendy. Sekarang kalau malam warga tidak ada yang keluar. Warung Bu Siti juga sudah tutup kalau malam. Ibu sepertinya tidak jadi pulang malam ini. Kalian menginap di sini saja. Bahaya kalau keluar malam-malam begini”, pesan Jajang

Rendy tidak mengubris larangan Jajang karena menurutnya itu akal-akalan pemuda ini saja. “Kamu ikut tidak La?”, tanyanya

“Aku di sini saja sama Jajang”, jawab carla

“Kalau Mas Rendy tetap mau ke pusat desa, ingat ya selalu bunyikan klakson dan sesekali saja nyalakan lampu mobil untuk menghapal jalan, setelah itu jalan dalam kegelapan saja. Tapi tetap saran dariku jangan keluar ke jalanan dusun ini kalau sudah malam”, saran Jajang

“Aku jalan dahulu La. Kali saja warung makan tadi masih buka. Lapar perut belum makan dari tadi”, kata Rendy yang menuju ke arah mobilnya

Carla melihat Jajang mendekati mobil Rendy dan berbicara serius dengannya agak lama. Rendy hanya mengangukan kepalanya kemudian mulai menyalakan mesin mobilnya.

Perlahan-lahan mobil sedan Rendy meninggalkan rumah kayu Jajang menuju ke pusat desa.

“Semoga temanmu ini tidak mengalami kejadian aneh di jalan dusun”

“Memangnya ada apa di jalanan dusun ini Jang?”, tanya Carla lagi yang sepertinya tidak mendengar penjelasan Jajang sebelumnya

“Sejak kejadian Bu Ningsih itu, dusun ini jadi aneh dan menyeramkan. Jalanan dusun jadi banyak hantunya kalau malam sudah menjelang, yang sering disebut warga dusun ini sebagai Hantu Jalanan”

Continue to read this book for free
Scan code to download App

Latest chapter

  • Rumah Kosong di Dusun Angker   Ending

    Kampus ternama di Jakarta tampak mulai sepi saat seorang gadis cantik melintasi kampus hendak pulang dari kuliah malamnya.Gadis ini berjalan dengan wajah ceria.Tidak tampak kalau sebelumnya gadis ini mengalami kejadian mengerikan yang hampir merenggut nyawanya ini.Gadis ini baru mulai melanjutkan kuliahnya yang tertunda setelah berhasil keluar dari dusun kelahirannya dengan susah payah.Gadis cantik ini bernama Clara.Sudah setahun sejak kejadian di Dusun Sentani.Clara tetap tidak mampu memaafkan Jajang yang telah berdusta kepadanya, walaupun pemuda dusun inilah yang telah menolongnya mati-matian agar terlepas dari pengaruh nyai ratu siluman harimau putih yang menguasai Hutan Ritual di ujung Dusun Sentani.Rendy telah keluar dari rumah sakit jiwa berkat rekomendasi Clara beserta ayah sambungnya, yang menjamin kalau Rendy sebenarnya tidak gila.Hubungan Clara dan Rendy juga sudah berakhir, karena Clara juga tidak bisa memaafkan Rendy yang telah berselingkuh dengan siluman ular saat

  • Rumah Kosong di Dusun Angker   64. Dusun Kenangan

    DUUAAAR ... DUUAAAR ... DUUAAAR ...!!!Energi supranatural Clara yang meningkat sampai maksimum menghancurkan tubuh nyai ratu siluman harimau putih ini tanpa ampun, saat pukulan dari nyai ratu ini mendekati Clara."TIIDAAAK ...!!!"Teriakan terakhir nyai ratu yang tidak menerima kekalahannya dari seorang gadis bernama Clara, sebelum tubuh nyai ratu ini meledak akibat energi besar yang tidak bisa dibendungnya.Ningsih yang ternyata masih hidup, berusaha melarikan diri, ditarik nyai ratu ikut bersamanya."Tolong aku, Jang!" teeriak Ningsih yang masih mengharapkan bantuan Jajang.Tapi pemuda dusun ini tidak bergeming, dan hanya menyaksikan tubuh Ningsih ikut hancur bersama nyai ratu."Dia pantas menerimanya akibat perbuatannya padamu, Clara!" seru Jajang.Clara hanya terdiam melihat kehancuran nyai ratu yang telah berrkuasa lama di Dusun Sentani, yang membuat semua penduduk dusun takut terhadapnya."Usai sudah! Sekarang penduduk Dusun Sentani dapat hidup normal tanpa takut terhadap nyai

  • Rumah Kosong di Dusun Angker   63. Pertarungan Terakhir

    Clara berhasil dibebaskan oleh Jajang dengan kemampuannya memanipulasi waktu.Ningsih tertipu dengan ketidak berdayaan Jajang saat dia melakukan ritual pemindahan kepada Clara."Tunggu! Jangan lari kamu, Jang!" kejar Ningsih dari masa lalu ini.BLAASST!Sebuah tembakan sinar hampir saja mengenai tubuh Jajang yang sedang menarik Clara berlari sekencang mungkin untuk keluar dari Hutan Ritual."Jangan harap bisa keluar hidup-hidup dari hutan ini!" seru nyai ratu yang tadi melepaskan tembakan sinar."Biarkan kami pergi, nyai ratu! kami tidak akan menganggu kalian lagi!" sahut Jajang."Tidak semudah itu! Clara harus tetap di sini! Ritual pemindahan Ningsih harus terlaksana! Aku akan membebaskanmu Jajang, atas permintaan Ningsih!" seru nyai ratu yang semakin mendekati Jajang."Jangan mendekat!" teriak Clara yang bersiap mengeluarkan kekuatan supranaturalnya.Nyai Ratu tidak mengubris peringatan Clara dan terus bergerak mendekati Clara.Kekuatan supranatural Clara masih sulit dikendalikan ol

  • Rumah Kosong di Dusun Angker   62. Menolong Clara

    Nasib Clara tidak berjalan dengan baik.Harapan adanya pertolongan makin sirna saat Ningsih mulai mempersiapkan dirinya untuk ritual pemindahan.Jajang yang diharapkannya menjadi dewa penolong baginya tidak kunjung muncul."Tamatlah riwayatku kali ini! Tidak ada bala bantuan sama sekali!" ujar Clara pasrah dalam hatinya."Jangan khawatir gadis cantik! Ritual pemindahan ini akan berlangsung cepat sehingga kamu tidak akan menyadari sudah berpindah ke tubuhku ini. Sayangnya tubuhku akan hancur setelah ritual selesai, sehingga kamu tidak akan lama berada di dalam tubuh utuhku ini!" kata Ningsih yang makin membuat Clara panik."Bagaimana cara melepaskan diri dari segel kekuatan nyai ratu ya?" pikir Clara yang memang harus berpikir cepat menyelamatkan dirinya tanpa bantuan orang lain.Harapan tinggal harapan.Kesempatan Clara untuk lolos semakin kecil saat Ningsih sudah siap memulai ritual pemindahan.Clara hanya pasrah dengan nasibnya, karena tidak ada jalan keluar sama sekali baginya.***

  • Rumah Kosong di Dusun Angker   61. Ritual Pemindahan

    Clara masih terkurung di dalam rumah kosong Ningsih di masa depan.Setelah sadar dan melihat kondisi kamar berdebu tempatnya berada, Clara menyadari kalau dia sudah berada di masa depan."Bagaimana Jajang bisa menolongku sekarang?" pikir Clara mulai putus asa.Tangan dan kakinya terikat, sedangkan mulutnya tersumpal kain membuat Clara tidak bisa berbuat apa-apa.Bahkan kekuatannya disegel oleh Ningsih atas bantuan nyai ratu yang membuat dirinya sama sekali tidak berdaya.Harapan satu-satunya adalah Jajang bisa kembali ke masa depan menolongnya, tapi Clara menyadari kalau harapannya sangat kecil, bahkan mustahil."Kamu sudah bangun, gadis cantik?" tegur Ningsih sambil tersenyum.Clara berteriak dan menggerakkan tubuhnya, tapi tidak ada hasil karena suaranya tersumpal kain yang menutupi mulutnya."Jangan berontak! Sebentar lagi kamu akan menjadi Clara yang baru dengan aku yang berada di dalam tubuhmu, hahaha!"Clara sedikit bergidik membayangkan wanita yang semula dikiranya sangat baik

  • Rumah Kosong di Dusun Angker   60. Muslihat Ningsih

    Clara masih saja tersesat di dalam padang ilalang setelah siluman ular meninggalkan dirinya. "Jang ... kamu ada di mana?" gumam Clara lirih. Tidak terasa air matanya menetes membasahi wajahnya. Clara sudah benar-benar putus asa tersesat selama-lamanya di padang ilalang ini tanpa ada yang bisa menolongnya. Jajang tidak kelihatan sama sekali olehnya. "Neng! Kenapa menangis?" Hati Clara langsung merasa lega begitu mendengar suara wanita yang menegurnya. "Ibu ini siapa?' tanya Clara terhadap wanita yag berada di hadapannya. "Kamu ini mirip sekali dengan Clara kecil! Apa tari punya anak lain selain Clara ya?" ujar wanita ini lagi membuat Clara kebingungan. "Aku ini Clara, Bu! memangnya ibu ini siapa?" tanya Clara penasaran. "Aku Ningsih, yang tinggal samping rumah kosong angker!" jawab wanita ini. "Bu Ningsih! Benarkah ini Bu Ningsih? Maafkan aku yang tidak mengenali wajah ibu!" teriak Clara sambil memeluk Ningsih. "Kamu siapa?' tanya Ningsih yang berpura-pura. "Aku Clara, Bu

More Chapters
Explore and read good novels for free
Free access to a vast number of good novels on GoodNovel app. Download the books you like and read anywhere & anytime.
Read books for free on the app
SCAN CODE TO READ ON APP
DMCA.com Protection Status