Berita pertunangan Bonita membuat Maria cemburu dan merasa gagal memisahkan Bonita dari Benjamin. Maria sudah terlanjur merasa sangat senang saat mengetahui berita perselingkuhan Benjamin dengan Zayna. Walau sudah memiliki calon suami yang tampan dan kaya raya, hubungan Benjamin dan Bonita yang selalu terlihat mesra selama bertahun-tahun membuat Maria iri karena Tommy —calon suaminya, hampir selalu bersikap dingin.Semua biaya pernikahan sudah dilunasi oleh Tommy sebelum berita pertunangan Bonita sampai pada Maria. Tiba-tiba pikiran buruk menyusup hingga membuat Maria berniat membatalkan kerja sama dengan bridal Bonita untuk pernikahannya yang sudah dilunasi itu, tapi dia mengurungkan niat pada akhirnya karena Tommy pasti murka.Maria tahu betul berapa lama waktu yang dibutuhkan untuk mempersiapkan acara pernikahan. Tidak mungkin Bonita menikah lebih cepat dibanding dirinya walau Bonita memiliki bridal. Dia tahu semua slot gedung mewah yang kosong di musim itu tidak mungkin membuat Bon
"Aku sudah menghubungi ibu Zayna dan memintanya menasehati putrinya, tapi sepertinya Zayna sangat keras kepala." Keluh Jenna melalui telepon dengan nada putus asa.Benjamin dan Bonita saling menatap. Telepon yang tersambung pada Jenna sudah diatur dengan suara yang diperbesar hingga mereka bisa mendengar dan berbincang dengan leluasa. Benjamin sudah memprediksi reaksi Zayna dan perkiraannya menjadi kenyataan, tapi hal itu tetap tidak bisa dibiarkan. Membiarkan Zayna bersikap sesuka hati akan membuat segalanya lebih rumit.Bonita merasa sedikit terganggu dengan telepon Jenna karena datang setelah Eddison meninggalkan bridal. Selama waktu yang berlalu setelah kepergian Eddison, Bonita dan Benjamin saling bercumbu untuk melepas rindu, juga meluapkan rasa cinta. Namun, suasana hati Bonita yang baru mencair, kembali gelisah karena kabar dari Jenna mengenai Zayna."Bolehkah aku meminta nomor telepon ibu Zayna? Mungkin dia akan mengerti jika aku menjelaskan apa yang terjadi." Ujar Bonita sete
Helga menepati janji dengan memastikan persiapan pernikahan Bonita berjalan mulus. Dia bahkan berkomunikasi dengan Eddison lebih intens karena tidak ingin Eddison memanfaatkan kesempatan untuk lebih dekat dengan Bonita. Momen menjelang pernikahan biasanya saat-saat masalah datang silih berganti. Helga tidak ingin masalah itu berasal dari Eddison."Kenapa kamu justru lebih bersemangat menyiapkan segalanya dibandingkan sang calon pengantin seolah kamu yang akan menikah?" Celetuk Kenzo dengan manik mata melirik ke arah Bonita yang sedang melamun menatap konsep pernikahan salah satu pelanggan mereka sore itu."Aku memang selalu bersemangat dengan rencana pernikahan semua orang. Termasuk pernikahanmu." Jawab Helga tanpa menoleh pada Kenzo.Tenggorokan Kenzo sempat tercekat sebelum mampu bicara kembali, "Sungguh, kamu harus mencari kekasih. Aku akan mengenalkan beberapa orang padamu dan mengatur kencan untuk kalian. Beritahu kapan kamu memiliki waktu dan aku akan mengatur semuanya.""Aku tid
Kedatangan Jeremy dan Melissa yang tiba-tiba, berhasil mengubah suasana kembali ramai. Sejak Jeremy pindah ke negara asal Melissa dan membangun bisnis bridal di sana, mereka hanya pulang dua kali dalam waktu empat tahun. Kali itu merupakan yang ketiga setelah kepulangan yang terakhir dan kejadian itu sudah setahun berlalu.Mereka membagikan dua kantong berisi buah tangan untuk Kenzo dan Helga masing-masing satu, lalu memaksa Bonita pulang. Mereka telah terlebih dulu menaruh banyak makanan dan barang di rumah sebelum pergi ke bridal untuk menjemput Bonita. Namun, dari semua barang itu, sebuah pajangan dinding eksotis berhasil membuat Bonita merasa sangat tertarik."Aku memburu dan menguliti mereka dengan kedua tanganku sendiri." Ujar Jeremy jumawa saat Bonita menatap pajangan berbentuk rakun dengan kepala utuh yang sudah menempel pada dinding ruang tamu.Bonita menoleh pada Jeremy. Kakak satu-satunya itu sedang menatap pajangan kulit rakun yang dianggap Bonita mati mengenaskan dengan ta
"Sikap Bee membuatku bingung. Dia memang bersedia menikahi denganku, tapi saat kami sedang bersama, dia terasa jauh seolah jiwanya sedang melayang entah ke mana. Aku tahu itu mungkin terdengar aneh dan terkesan seolah aku tidak percaya diri dengan pernikahan kami. Aku merasa ada sesuatu yang sedang dia pikirkan dan dia berusaha menyembunyikannya dariku.""Kamu pernah mencoba bertanya apa yang sedang dia pikirkan?""Tidak. Aku tidak ingin merusak suasana. Tanggal pernikahan kami semakin dekat dan aku tidak ingin membuatnya berubah pikiran hanya karena pertanyaanku yang aneh. Aku tahu hal itu akan terlihat bodoh untuk orang lain karena tidak ada yang percaya dengan apa yang kurasakan.""Apa yang kamu rasakan? Percayalah padaku. Tidak akan ada orang yang menganggapmu aneh. Aku juga wanita dan aku tahu beberapa firasat yang tidak mungkin dimengerti orang lain."Bonita menatap Melissa lama sekali sebelum bicara, "Aku merasa Bee ragu untuk menikah denganku. Mungkin jika benar dia mencintai w
Bonita menatap ponsel dengan sesuatu yang terasa aneh berdenyut di jantungnya. Pikirannya bersahutan hingga membuat telinganya berdenging. Ada sesuatu yang salah dan ganjil yang dia rasakan. Terasa sangat salah, tapi juga benar.'Bee tidak mungkin ...? Mungkinkah dia masih memikirkan cinta pertamanya? Namun, Mario berkata rasa itu tidak pernah terbalas.'Bonita mencari nama Mea Loza di peramban ponselnya. Berbeda dengan Zayna yang sangat mudah ditemukan, nama Mea Loza tidak ada di manapun. Bonita memang menemukan orang-orang bernama Mea, tapi mereka berada di negara yang berbeda dan tidak ada tanda-tanda pernah tinggal di lingkungan yang sama dengan Benjamin. Ketukan jari di ponsel Bonita yang di luar kendali membuat Kenzo merasa terganggu. Ketukan itu bahkan bukan karena Bonita sedang mengetik sesuatu. Itu gestur yang membuktikan rasa resah selama beberapa minggu menjelang pernikahan. Kenzo mengambil ponsel Bonita dan meletakkannya di dekat sikunya agar Bonita berhenti mengetuk pons
"Coba lihat. Dia seksi sekali. Sangat memesona." Puji Velica seraya menunjuk pada layar promosi besar di depan gerai Kith. Ada foto Zayna yang sedang memakai bikini merah berpadu garis emas dipajang di sana.Bonita menoleh ke arah yang ditunjuk Velica, "Tidak mengherankan kenapa dia sangat populer.""Dia populer karena berhasil memanfaatkan calon suamimu." Bisik Velica saat beberapa pengunjung lain berpapasan dengan mereka. Mereka sedang berada di salah satu pusat perbelanjaan untuk mencari restoran. Kemarin Melissa memaksa Bonita pergi bersenang-senang dengan Velica. Melissa bahkan memesan tiket film untuk mereka berdua dan mengatur jadwal di salon di pusat perbelanjaan yang sama."Kamu sudah melihat foto terbarunya yang diunggah pagi ini?" tanya Velica seraya menarik Bonita menjauh dari gerai Kith yang memamerkan foto Zayna."Aku tidak akan dengan sengaja mencari tahu tentang wanita yang berusaha merusak hubunganku dengan calon suamiku." Desis Bonita kesal."Betul juga." Celetuk Vel
"Kamu serius?" tanya Helga dengan mata terbelalak."Ya. Aku yang akan membuatkannya gaun. Batalkan semua janjiku pada pelanggan. Tolong urus mereka untukku, itu termasuk janji untuk bertemu Maria. Kurasa aku bisa menyelesaikannya dalam waktu seminggu. Beritahu Theo untuk bekerja untukku selama aku menyelesaikan gaun ini."Helga dan Kenzo saling bertatapan. Terdapat raut tidak percaya pada wajah keduanya saat Bonita mengambil lembaran kertas kosong dan mulai membuat sketsa. Mereka tahu saat Bonita bersikap seperti itu merupakan saat mereka harus benar-benar patuh —atau nasib pekerjaan mereka yang akan menjadi taruhannya. Bonita memang selalu bersikap profesional saat bekerja, tapi jika sikap itu muncul, maka siapapun tidak akan mampu mengganggu atau menggoyahkan niatnya.Sementara kedua asistennya berpikir untuk mengatur ulang semua jadwal yang sudah sempurna menjadi kepingan puzzle yang berantakan, Bonita larut dalam berbagai ide. Goresan demi goresan tertoreh dari pensil di sela jarin