Share

Bu Jamilah, Oh Bu Jamilah

Terima kasih sudah meninggalkan jejak like dan komentarnya. Dengan meninggalkan jejak, author makin semangat nulisnya. 

🍀🍀🍀

Apakah ini balasan atau hanya sekedar teguran-Mu, ya Allah. 

Tanah kuburan paman Wahyu belumlah kering, tetapi tante Diah kembali mendapatkan cobaan. Kami masih terpaku di depan ruang ICU. Sudah empat jam berlalu, tetapi belum ada tanda-tanda dokter keluar dari ruangan. 

Tante Diah sudah tertidur di bangsal sebelah, karena tidak bisa diam dan diajak kompromi. Perawat berinisiatif menyuntikkan obat penenang. 

Sudah beberapa kali Taufik mengucek matanya, lelah dan kantuk menghampiri kami semua. Emak menyandarkan kepalanya pada bahuku. Sejenak, aku memejamkan mata, melepas penat. Intan masih menunggu di rumah. 

"Bagaimana?" Bapak sudah berdiri di depanku. 

"Belum selesai, Pak. Bapak dari mana saja?" Taufik mengikuti langkah bapak, duduk di seberang kursi tunggu. Emak sepertinya

Locked Chapter
Continue to read this book on the APP

Related chapters

Latest chapter

DMCA.com Protection Status