Share

Bab 3

Penulis: Nona_Lyanna
last update Terakhir Diperbarui: 2024-08-14 09:37:57

Judul: Suami yang berpura-pura mencintaiku

 

Part: 3

 

POV Zacky.

 

Sejak kurang lebih sepuluh tahun yang lalu aku memelihara subur perasaanku. Perasaan yang tumbuh untuk wanita yang sangat akrab denganku di sekolah.

 

Dia adalah gambaran wanita sempurna di mataku. Pintar, ramah, baik, dan tidak sombong. Sundari Saraswati namanya.

 

Setelah lulus SMA, aku dan Sundari berpisah. Ia melanjutkan kuliah di luar negeri, sedangkan aku masih di Indonesia.

 

Selama dia menyelesaikan study-nya aku tak pernah sekali pun tertarik pada wanita lain. Aku menunggu kepulangan Sundari dan mempersiapkan segalanya untuk melamar dan hidup bahagia berdua dengannya.

 

Namun, tak kusangka, Sundari pulang dan membawa calon suaminya ke hadapanku.

 

“Hay, Zacky! Saya akan segera menikah dengan lelaki hebat ini. Kamu harus selalu ada menemani saya dalam mempersiapkan pesta nanti.” 

 

Kalimatnya itu masih terngiang-ngiang di kepalaku.

 

Sundari sama sekali tak menyadari akan cinta yang besar di hatiku ini. Dia hanya menganggapku sebagai sahabatnya saja. Tak lebih dan tak kurang dari itu.

 

Enam bulan setelah Sundari sah menjadi istri Pak Joni, aku pun dikenalkan Mama dengan salah satu pelanggan kuenya. 

 

Wanita cantik berparas paripurna itu tersenyum malu saat pertama kutatap matanya. Ariyana Rahwati.

 

Jujur, tak ada getaran apa-apa di hatiku saat berhadapan dengan wanita secantik Ariyana, karena seluruh ruang terdalam ini sudah dipenuhi dengan kesempuranaan Sundari.

 

“Selamat siang, Zacky!” sapa seseorang mengejutkan lamunan panjangku tentang masa silam.

 

Aku terkesima melihat sosok yang kupikirkan hadir di depan mata. Senyumku mengambang begitu saja.

 

“Sundari,” lirihku dengan nada-nada cinta yang menggema di benakku.

 

Ya, aku memang terlalu lebay setiap kali membayangkan Sundari. Dosa ini terlalu indah untuk segera aku hindari.

 

“Maaf, mengganggumu. Saya cuma ingin mengantarkan berkas penting dari Mas Joni. Beliau sedang sibuk sekali, jadi saya yang ke sini.”

 

“Saya bahkan lebih senang saat kau yang mengantarkannya, Sundari.”

 

“Baiklah, Zacky. Saya permisi dulu. Titip salam ya buat Ariyana. Ingat, kau tak boleh terlalu sibuk dengan dunia bisnismu saja! Ada Ariyana yang saat ini lebih membutuhkanmu di sisinya.”

 

Begitulah Sundari, setiap kali bertemu, dia selalu mengingatkan aku tentang Ariyana. Bahkan dia menepis semua pengakuanku yang selama puluhan tahun sudah mencintainya dengan tulus.

 

“Tunggu dulu, Sundari!” Aku refleks menahan tangannya.

 

“Jaga batasanmu, Zacky! Kita memang bersahabat, tapi bukan berarti bebas bersentuhan. Saya rasa kau jauh lebih paham agama, bukan?”

 

“Maaf, Sundari! Saya tidak sengaja. Saya cuma ingin bertanya, kenapa kau tak membalas email-email dari saya lagi?”

 

“Saya menghargaimu selama ini sebagai sahabat yang baik. Dan saya menjaga perasaan Ariyana, karena memang seharusnya begitu. Jika, suami saya tahu kau mengirim email dengan kalimat yang sangat tidak masuk akal itu, maka bayangkan apa yang akan terjadi dalam rumah tangga kami? Dan bayangkan pula, jika Ariyana tahu!”

 

Aku bergeming sesaat, Intonasi suara Sundari meninggi. Akan tetapi, lembut gayanya bicara tetap tak bisa berubah. Aku terlena dengan hal-hal kecil yang ada di diri Sundari.

 

“Saya siap dengan semua kemungkinan yang ada, jika suamimu, atau Ariyana yang tahu lebih dulu.”

 

“Kau egois, Zacky! Bisa-bisanya kau hanya memikirkan tentang dirimu sendiri. Pernahkah kau merasakan bagaimana sakitnya Ariyana, jika dia tahu suami yang dibanggakannya selama ini begitu tega di belakangnya? Dan satu hal lagi, Zacky! Kau harus ingat ini baik-baik! Saya mencintai, Mas Joni. Sampai kapan pun tidak akan pernah menukarnya dengan cinta yang lain. Apa lagi cinta dari lelaki yang telah beristri!”

 

Aku tertampar-tampar dengan kalimat pedas Sundari. Sakit sekali rasanya mendengar ia mengatakan cinta untuk suaminya dan meyakinkan tak mungkin menyambut cintaku ini.

 

Detik berikutnya Sundari meninggalkan ruanganku tanpa permisi. Sepertinya dia marah, dan aku tak akan tenang setelah ini.

 

 

***

Tepat pukul lima sore aku pulang. Perubahan sikap Ariyana semenjak mengandung membuatku semakin merasa jenuh. Dia lebih banyak diam, dan tak terlalu menyambutku seperti biasa.

 

“Dik, Abang malam ini ingin mengunjungi Mama. Hem, Abang juga sudah mendapatkan asisten rumah tangga untuk membantumu di rumah. Habis magrib dia akan datang ke sini,” ujarku seraya menyerahkan tas kerja ke tangan Ariyana.

 

“Baiklah, Bang. Sampaikan salamku pada Mama!”

 

“Pasti, Dik. Sebenarnya Abang ingin sekali mengajakmu, tapi rasanya tak baik membawa Adik keluar malam-malam dengan perjalanan cukup jauh. Jadi, besok-besok siang saja kita pergi bersama, ya!”

 

“Iya, Bang.”

 

Entah apa yang merasuki Ariyana hingga kalimat yang keluar dari mulutnya sedikit sekali.

 

 

Ah, aku semakin kesal.

 

 

***

Setelah shalat magrib, Mbok Darmi datang. Aku bisa tenang meninggalkan Ariyana di rumah, karena sekarang dia sudah ada yang menemani.

 

Kepulanganku ke rumah Mama semata-mata hanyalah ingin menyendiri. Suasana hatiku sangat kacau, karena kejadian siang tadi di kantor.

 

Bayangan Sundari menari-nari di kepala. Bahkan sampai aku melajukan mobil pun ia tetap ikut bersamaku di benak ini. 

 

Aku sadar aku telah berdosa karena memikirkan wanita lain. Wanita yang jelas-jelas sudah memiliki kehidupannya sendiri. 

 

Sementara aku juga telah mempunyai seorang istri yang jelita. 

 

Ariyana adalah wanita tanpa celah dalam fisiknya, pun dalam pengabdiannya selama tiga tahun ini. Maka, karena itu pula aku juga tak pernah menyakiti hatinya secara langsung. Aku menjaganya, aku memenuhi segala keinginannya. Aku upayakan apa saja untuk membuatnya bahagia. Namun, semakin ke sini, aku sendiri yang semakin tersiksa.

 

Sekitar jam delapan malam aku sampai di rumah Mama.

 

“Kamu sendirian? Ariyana nggak ikut?” tanya Mama seraya memastikan dengan celingukan melihat ke arah luar.

 

“Enggak, Ma. Ariyana hamil muda, jadi saya sengaja tak mengajaknya bepergian jauh.”

 

“Hamil? Kenapa berita sebesar ini kamu baru kasih tahu sekarang? Harusnya digelar syukuran untuk merayakan apa yang selama ini kalian impikan,” papar Mama antusias.

 

“Justru itu saya ke sini memberitahu, Mama. Saya mau istirahat dulu, Ma. Besok Mama ikut saja ke rumah ketemu Ariyana!”

 

“Tunggu, Zacky! Kenapa kau meninggalkan Ariyana sendirian dalam kondisi dia hamil begini? Kau bisa menelepon Mama, dan Mama akan ke sana tanpa harus merepotkanmu.”

 

“Ma, saya lelah. Izinkan saya beristirahat dulu, ya! Besok kita bicara lagi.” Aku berlalu begitu saja dari hadapan Mama.

 

Aku tahu, beliau sangat menyayangi Ariyana, karena memang istriku itu juga layak disayangi. Hanya saja aku yang belum mampu menumbuhkan perasaan itu untuknya.

 

‘Ah, Sundari … takdir benar-benar menguji kita. Aku yakin, sebenarnya  kau juga merasakan getaran yang sama walau sedikit saja.’

 

 

***

Saat aku berbaring di atas ranjang, bayangan Sundari kembali menyerang kewarasanku. Dengan rasa bersalah atas kejadian tadi siang, aku pun mencoba mengirim pesan di aplikasi hijau. 

 

[Saya minta maaf untuk yang terjadi tadi siang.]

 

Pesanku dibaca dengan cepat, dan tak lama aku menerima sebuah balasan. Awalnya aku bersorak riang, tapi setelah membaca balasannya membuatku terdiam.

 

[Apa yang terjadi, Pak Zacky? Maaf,  Sundari sudah tidur, jadi saya yang memegang handphonenya.]

 

Gawat, aku harus menyiapkan jawaban yang tak menimbulkan kecurigaan bagi Pak Joni. Jika, tidak, maka Sundari akan semakin marah padaku.

 

Bersambung

Lanjutkan membaca buku ini secara gratis
Pindai kode untuk mengunduh Aplikasi

Bab terbaru

  • SUAMI YANG BERPURA-PURA MENCINTAIKU   Bab 29

    Judul: Suami yang Berpura-pura MencintaikuPart: 29***POV AriyanaAku mencoba berterus-terang pada suamiku tentang apa yang terjadi beberapa hari belakangan ini. Namun, respon Bang Zacky sungguh diluar prediksiku. Dia tampak tak percaya dan menatapku penuh curiga."Dik, ada apa denganmu? Kenapa Adik bisa punya pemikiran seperti itu?" tanyanya."Apa maksudmu, Bang? Aku mengatakan hal yang sebenarnya. Kenapa Abang malah balik bertanya dan seolah tak mempercayai aku?" Suaraku mulai bergetar. Aku ini mudah sekali menangis. Sakit saja rasanya saat suami meragukan ucapan istrinya sendiri. Apa Sundari benar masih di hatinya?"Bukan begitu, Dik! Sungguh Abang bingung. Cerita tentang Sundari sudah berlalu. Mana mungkin dia mengatakan hal demikian. Abang juga tak ingin memikirkan perkara itu. Bagaimana kalau kita ke Dokter saja, Dik? Mungkin Adik lelah hingga berpikir yang bukan-bukan.""Ke Dokter?""Ya, Dik. Sepertinya Adik terkena gejala gangguan kecemasan hingga berhalusinasi sesuatu yang

  • SUAMI YANG BERPURA-PURA MENCINTAIKU   Bab 28

    Judul: Suami yang berpura-pura mencintaikuPart: 28***POV Zacky.Jam pulang kantor, lagi-lagi Sundari hadir. Entah kebetulan atau suatu pertanda apakah ini?Astaghfirullah, aku jadi serba salah sendiri. "Sundari, belum pulang dari tadi siang?" tanyaku memastikan."Ah, mana mungkin. Saya baru saja selesai janjian sama temen, tapi beliau malah ada urusan lain yang mendadak. Jadi saya mau pesan taksi saja," jawabnya diiringi dengan senyum ramah itu."Mau sekalian?" "Boleh. Ayo!" Aku terdiam sebentar. Tadinya aku menawarkan hanya sekedar basa-basi karena biasanya Sundari enggan semobil denganku jika tanpa Ariyana atau tanpa izin istriku terlebih dahulu. Akhirnya aku masuk ke dalam mobil dengan kaku, bahkan Sundari duduk di sebelahku. Ya Allah ... tenangkan diriku. Kuatkan imanku. Sundari hanyalah Adik iparku dan telah menjadi cerita yang berlalu. Dia tak memiliki tempat sedikitpun di hati ini sekarang. Hanya ada Ariyana. Ya, Ariyana saja."Zacky," lirih Sundari memecahkan keheninga

  • SUAMI YANG BERPURA-PURA MENCINTAIKU   Bab 27

    Judul; Suami yang berpura-pura mencintaikuPart: 27***POV Zacky.Belakangan ini keadaan Ariyana sangat meresahkan. Dia selalu lemah ketika tertekan atau merasa cemas. Padahal dulu dia tak pernah seperti itu. Aku mengenalnya sebagai wanita yang kuat. "Dik, Abang ke kantor dulu, ya! Jika, Adik merasa masih kurang sehat hari ini segera hubungi, Abang!""Hati-hati di jalan, Bang. Aku InsyaAllah baik-baik saja."Aku mengangguk sambil mengusap lembut kepalanya. Wanita cantik yang bergelar sebagai seorang istri ini telah meluluhkan kerasnya hatiku yang membatu dulu.Kini, aku berjalan keluar rumah menuju garasi mobil. Namun, tiba-tiba Sundari mengejar. Dia memang pernah mengisi relung jiwa ini terlalu lama, terlalu buta aku mencintainya, terlalu besar harapan untuk bisa bersamanya. Akan tetapi itu sudah berlalu. "Zacky, kamu mau ke kantor, ya?" tanyanya begitu lembut. Aku tersenyum sambil mengangguk. "Ya, Sundari. Aku titip Ariyana.""Kamu tenang saja. Saya pasti menjaganya. Lagian hari

  • SUAMI YANG BERPURA-PURA MENCINTAIKU   Bab 26

    Judul: Suami yang berpura-pura mencintaikuPart: 26.***POV Ariyana."Sundari ... aku tak tahu harus berkata apa lagi padamu. Sebagai seorang Kakak, aku memberikanmu nasihat sekaligus peringatan. Lupakan ambisimu dan sadarlah! Tak semua hal bisa dibagi dengan mudah apalagi soal perasaan. Kita sesama wanita, bahkan kita terikat hubungan darah. Aku menyayangimu jangan paksa aku untuk membencimu," paparku dengan intonasi suara yang mulai bergetar.Wajah Sundari memerah. Mata sendu itu juga berkaca-kaca. Semoga ucapanku mampu diterima dengan baik olehnya."Saya sadar, Ariyana. Saya hanya seorang wanita biasa. Sama seperti yang lainnya. Saya butuh dilindungi. Saya ingin dicintai. Sebelumnya saya pernah tulus mengabdikan diri sebagai istri yang setia walau lelaki itu usianya jauh di atas saya. Bahkan, saya mencoba menepis cinta Zacky yang meyakini saya sedemikian kerasnya saat itu. Sekarang, saya baru menyadari ternyata tak ada cinta yang lebih ikhlas melebihi cinta Zacky kepada saya. Apa

  • SUAMI YANG BERPURA-PURA MENCINTAIKU   Bab 25

    Judul: Suami yang berpura-pura mencintaikuPart: 25***POV Ariyana.Sampai di dalam kamar, aku dan Bang Zacky saling bungkam beberapa detik. Hingga satu pertanyaan suamiku itu memecah keheningan."Dik, apa Adik cemburu pada, Sundari?" Kedua alisku bertaut mencerna pertanyaan tersebut. "Kenapa, Bang? Apa aku terlihat seperti orang yang sedang cemburu?""Ya. Tampak sangat jelas kalau Adik memang cemburu. Tak apa, Dik. Abang justru merasa bahagia. Dan maaf kalau tadi Abang salah.""Hem, lupakan saja, Bang. Aku percaya Abang sudah bukan suami yang berpura-pura mencintaiku lagi seperti dulu. Sekarang hati Abang milikku saja, bukan?""InsyaAllah, Dik. Seluruh ruang di dalam jiwa Abang ini hanya akan dihuni wanita tercantik bernama, Ariyana."Aku tersenyum haru. Semoga ucapan-ucapan yang baik itu menjadi doa untuk kebahagiaanku selamanya."Abang bisa saja. Oya, Bang ... kenapa Sundari tidak dibawa ke rumah sakit langsung tadi malam? Bukannya dia sudah sangat kesakitan dari semalam?""Tadi

  • SUAMI YANG BERPURA-PURA MENCINTAIKU   Bab 24

    Judul: Suami yang berpura-pura mencintaikuPart: 24***POV Ariyana."Apa maksudmu, Sundari? Katakan kalau kau hanya bercanda saja!" Intonasi suaraku mulai meninggi. Aku terpancing emosi mendengar ucapan Sundari tadi.Sundari kembali tersenyum. Ya, senyum yang penuh arti."Saya serius, Ariyana. Kau pernah berkata ingin membagi semua yang kau punya dengan saya. Bukankah ini sangat adil? Saya hanya meminta setengah dari cinta suamimu, tidak seluruhnya."Ya Allah ... aku bagai melihat sisi lain di diri Sundari malam ini. Sungguh, aku tak mengenalinya lagi."Kau keterlaluan, Sundari! Istighfar!" ujarku yang semakin gemetaran."Saya ingin bahagia. Zacky mencintai saya, Ariyana. Saya yakin dia masih mencintai saya sampai detik ini, tapi karena dia lelaki baik dan mau membahagiakanmu, lalu dia mengorbankan perasaanya sendiri. Saya juga sudah mengalah selama ini. Sekarang, hati saya ... jiwa saya tersiksa. Saya menginginkan suamimu!"Plak! Sontak saja tanganku menampar pipi kanan, Sundari. "

Bab Lainnya
Jelajahi dan baca novel bagus secara gratis
Akses gratis ke berbagai novel bagus di aplikasi GoodNovel. Unduh buku yang kamu suka dan baca di mana saja & kapan saja.
Baca buku gratis di Aplikasi
Pindai kode untuk membaca di Aplikasi
DMCA.com Protection Status